TORSIO TESTIS
Oleh :
Bayu Eka Surya 1710070100104
Preseptor :
dr. M. Nurhuda, Sp.B
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat-Nya kepada penulis hingga dapat menyelesaikan tugas case report ini
dengan judul Torsio Testis. Case report ini dibuat untuk memenuhi syarat
kepaniteraan klinik senior dibagian Ilmu Bedah di Rumah Sakit Islam Siti
Rahmah Padang.
dan nasehat dalam penyelesaian case report ini. Semoga case report ini
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................i
Daftar Isi........................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan.......................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang..................................................................................1
1.2. Tujuan Penulisan.............................................................................. 2
BAB IV Penutup...............................................................................................22
Daftar Pustaka...................................................................................................23
ii
BAB I
PENDAHULUAN
permanen. Torsio testis adalah keadaan darurat bedah yang mempengaruhi 1 dari
4.000 anak laki-laki di bawah usia 25 tahun dan terhitung hingga 25% dari
Torsio testis dapat terjadi pada usia berapapun tetapi umumnya terjadi
segera setelah lahir atau antara usia 12-18 tahun dengan puncak kejadian pada usia
13-14 tahun. Insiden torsi pada laki-laki di bawah usia 25 tahun adalah sekitar 1
dari 4000. Sebuah studi yang berbasis di AS melaporkan bahwa torsio testis
didiagnosis pada 10-15% pasien anak yang mengalami nyeri skrotum akut dan
orkidektomi dilakukan pada 42% pasien yang menjalani eksplorasi skrotum untuk
torsio testis. Studi tersebut juga mencatat bahwa interval waktu untuk
Gejala torsio testis biasanya tiba-tiba ada rasa sakit yang menyiksa di
selangkangan dan perut bagian bawah dan pasien merasa mual dan mungkin
muntah. Torsi testis yang turun penuh biasanya mudah dikenali. Skrotum bengkak
dan lunak, sedangkan kulit biasanya tidak eritematosa pada awalnya (walaupun
bisa menjadi demikian dengan riwayat yang lama) dan pasien apireksia. Testis itu
sendiri bengkak dan lunak dan tampak tinggi di dalam skrotum, sedangkan tali
pusar yang lunak sering dapat diraba di atasnya. Refleks kremaster hilang.3
1
1.2. Tujuan Penulisan
Klinik Senior (KKS) bagian Ilmu Bedah RSI Siti Rahmah Padang.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
cm, ukuran anterior - posterior 3 cm, dan ukuran lebar 2,5 cm. Setiap testis
mempunyai facies medialis dan facies lateralis yang berbentuk konveks, bertemu
di bagian anterior dan posterior membentuk margo anterior dan margo posterior
yang juga berbentuk konveks bulat. Ujung-ujungnya berbentuk bulat dan disebut
mempunyai capsula yang terdiri atas tiga lembar lapisan, dan superficial ke
albuginea, membagi testis kedalam 250 buah rongga-rongga kecil (= lobuli testis).
Di dalam setiap rongga tersebut terdapat dua buah tubuli seminiferi contorti atau
lebih. Setiap tubuli tadi mempunyai ukuran dua feet (60 cm). Ke arah mediatinum
3
testis tubuli tadi saling berhubungan dan berbentuk lurus, disebut tubuli seminiferi
membentuk rete testis. Dari rete testis terdapat 6 – 12 buah ductuli efferentes testis
abdominalis.4
4
Funiculus spermaticus terletak mulai dari anulus inguinalis internus,
berjalan melalui canalis inguinalis sampai pada margo posterior testis. Di bagian
vaginalis peritonei.4
5
2.2. Torsio Testis
2.2.1. Definisi
permanen.1
2.2.2. Epidemiologi
Torsio testis dapat terjadi pada usia berapapun tetapi umumnya terjadi
segera setelah lahir atau antara usia 12-18 tahun dengan puncak kejadian pada usia
13-14 tahun. Insiden torsio pada pria di bawah usia 25 tahun adalah sekitar 1 dari
didiagnosis pada 10-15% pasien anak dengan nyeri skrotum akut dan orkidektomi
dilakukan pada 42 % pasien yang menjalani eksplorasi skrotum untuk torsio testis.
Studi tersebut juga mencatat bahwa interval waktu untuk perkembangan iskemia
2.2.3. Etiopatogenesis
Sebagian besar kasus terjadi pada pasien yang lebih muda (<25 tahun)
dan biasanya disebabkan oleh kelainan bawaan pada prosesus vaginalis. Keluhan
spontan, dipengaruhi aktivitas, atau, dalam kasus yang lebih sedikit, dikaitkan
dengan trauma. Torsi testis menyumbang sekitar seperempat dari keluhan skrotum
Torsi testis jarang terjadi karena testis normal berlabuh dan tidak dapat
berputar. Agar torsi terjadi, salah satu dari beberapa kelainan harus ada:3
6
Tunika vaginalis yang tinggi menyebabkan testis menggantung di dalam
tunika seperti a clapper in a bell. Ini adalah penyebab paling umum pada
Gambar 2.5. (a) testis normal, (b) perlekatan tunika vaginalis yang tinggi secara
Gambar 2.6. Torsi testis. Pemisahan testis dari epididimis - torsi di sekitar pedikel
di antara keduanya.
putaran dan durasi episode. Putaran 720° menyebabkan iskemia lebih cepat
daripada putaran 360° atau kurang, sementara jika testis dapat terlepas dalam
7
waktu 6 jam setelah torsi terjadi, ada kemungkinan hampir 100% penyelamatan
testis dibandingkan dengan tingkat penyelamatan 20% jika operasi ditunda selama
24 jam.3
testis dan di dalamnya, korda spermatika tidak bergerak. Jika perlekatan tunika
vaginalis tinggi, maka hal ini memungkinkan korda spermatika berputar ke dalam,
menyebabkan torsi intravaginal. Cacat ini disebut sebagai kelainan bell clapper
berkurang, menyebabkan menurunnya aliran vena dan iskemia pada testis. Testis
akan menjadi lunak, bengkak, dan mungkin eritematosa. Saat testis semakin
berputar, suplai darah arteri terputus yang menyebabkan iskemia testis lebih lanjut
8
2.2.4. Gejala Klinis
Gejala torsio testis biasanya tiba-tiba ada rasa sakit yang menyiksa di
selangkangan dan perut bagian bawah dan pasien merasa mual dan mungkin
muntah. Torsi testis yang turun penuh biasanya mudah dikenali. Skrotum bengkak
dan lunak, sedangkan kulit biasanya tidak eritematosa pada awalnya (walaupun
bisa menjadi demikian dengan riwayat yang lama) dan pasien apireksia. Testis itu
sendiri bengkak dan lunak dan tampak tinggi di dalam skrotum, sedangkan tali
Gejala klasik yaitu nyeri akut, menetap, intensitas berat pada skrotum,
walaupun istirahat (bahkan saat tidur), atau saat aktivitas fisik atau setelah trauma.
Ada sejumlah kasus dengan keluhan berulang dengan keluhan yang lebih ringan,
nyeri lebih ringan atau dengan keluhan nyeri inguinal atau perut. Mual dan
muntah ditemukan pada 10-60% anak laki-laki. Skrotum yang bengkak dan
kemerahan dapat muncul, tergantung durasi dan keparahan. Keluhan jarang yaitu
demam, disuria.5
2.2.5. Diagnosis
1. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang paling banyak ditemukan adalah nyeri tekan pada
testis, perubahan posisi testis dan hilangnya reflex cremaster. Namun bila reflex
cremaster masih ada berhubungan dengan adanya aliran darah ke testis akan tetapi
tidak memastikan perfusi testicular baik, khususnya bila tanda klinis torsio nyata.
Inspeksi ditemukan testis yang lebih tinggi dengan letak testis yang horizontal.
Testis tepuntir ke arah antero-medial. Jadi dilihat dari arah kaki, testis kanan
terpuntir sesuai putaran jarum jam dan yang kiri terpuntir berlawanan arah jarum
9
jam. Testis terlihat terpuntir letaknya lebih tinggi daripada testis yang abnormal
(Deming’s Sign) dan posisi lebih horizontal daripada yang normal (Angell’s sign).
2. Pemeriksaan Penunjang
A. Ultrasonography
untuk menilai testis, aliran darah intraparenkim dan kelainan lainnya misalnya
nilai prediktif positif 80,4% dan nilai prediktif negatif 100% dalam diagnosis
10
Gambar 2.9. Imaging torsio testis intravaginal
flow arteri ke testis 12 jam nyeri dan hilangnya flow dan heterogenitas parenkim
pada pasien datang kembali dengan nyeri yang lebih berat. (B) torsio akut dengan
menurunnya flow arteri. Gambar (C) Torsio yang lama. CDUS menunjukkan
heterogenitas testis tanpa flow arteri dan vena dan hiperehoid cincin parenkim.5
11
Pada gambar B (kiri) dan color doppler (kanan) menunjukkan hiperehoik
central body dari siput dan lingkaran darah dalam distal spermatic cord sekitar
evaluasi skrotum akut. Namun, ini adalah investigasi pilihan dalam penilaian
hernia skrotum yang melibatkan ureter, gangren Fournier, trauma akut, dan
stadium kanker. CT juga berguna untuk mendeteksi kerusakan perfusi pada kasus
melibatkan radiasi pengion dan hanya boleh digunakan untuk pencitraan skrotum
C. Pencitraan Nuklir
diragukan. Namun, modalitas pencitraan ini tidak selalu mudah diakses dan dapat
dugaan torsi testis tidak lengkap. Sebuah studi retrospektif menunjukkan bahwa
MRI dengan kontras dalam evaluasi torsi memiliki sensitivitas dan spesifisitas
ultrasonografi, sulit digunakan pada pasien anak dan tidak efektif biaya. MRI
12
mungkin memiliki beberapa nilai dalam kasus tertentu tetapi tidak
nyeri, bengkak dan kemerahan pada testis disebabkan oleh infeksi. Urinalisis
sederhana tanpa leukosit dan kultur negatif biasanya menyingkirkan kondisi ini.
berhubungan dengan trauma langsung. Massa skrotum akut termasuk tumor (mis.,
terkadang muncul sebagai testis unilateral dan nyeri. Varicocel yang alami
prevalensi sekitar 10% sampai 15%, umumnya tidak menimbulkan rasa sakit.5
Hernia juga bisa muncul diawali benjolan hilang timbul di lipat paha
kemudian nyeri dan pembengkakan skrotum. Ada bising usus di skrotum jika
hal ini. Torsi dari usus buntu testis, sebagai lawan dari seluruh testis, juga dapat
menyerupai torsi testis yang sebenarnya. Sekali lagi, pencitraan diperlukan untuk
melihat kondisi ini. Terakhir, abses skrotum bisa juga muncul sebagai nyeri dan
dan 12 tahun dan harus dibedakan dengan torsi. Skrotum sangat bengkak tetapi
ada sedikit rasa sakit atau nyeri. Pembengkakan biasanya bilateral dan dapat
13
alergi dan terkadang ada eosinofilia. Pembengkakan mereda setelah satu atau dua
hari tetapi bisa kambuh lagi. Sangat jarang, torsi dapat secara meyakinkan ditiru
oleh hernia inguinalis strangulata kecil yang menekan korda dan menyebabkan
2.2.7. Tatalaksana
dioperasikan antara 7 dan 12 jam dapat diselamatkan. Studi lain mencatat bahwa
tingkat penyelamatan testis menurun dari 100% menjadi 90% ketika waktu
1. Detorsi Manual
dengan jalan memutar testis ke arah berlawanan dengan arah torsio. Karena arah
torsio biasanya ke medial maka dianjurkan untuk memutar testis ke arah lateral
dahulu, kemudian jika tidak terjadi perubahan, dicoba detorsi ke arah medial.
Hilangnya nyeri setelah detorsi menandakan bahwa detorsi telah berhasil. Jika
2. Surgical Exploration
Testis yang tidak dapat hidup harus diangkat (orchiectomy) untuk mencegah
kontralateral yang sehat. Viabilitas testis selama eksplorasi bedah dapat ditentukan
berdasarkan alasan klinis dalam banyak kasus. Dalam kasus yang meragukan,
14
pewarna fluoresen dapat digunakan untuk menilai adanya iskemia. Sebuah testis
yang layak harus diperbaiki ke dinding skrotum bagian dalam untuk mencegah
torsi balik (orchidopexy). Selain itu, orkidopeksi testis yang berlawanan juga
harus dilakukan.1
spermatika dilakukan dan penilaian viabilitas testis. Satu sampai tiga jahitan
2.2.8. Komplikasi
dan gangren, atrofi testis, infertilitas, dan spermatogenesis abnormal. Testis yang
terpapar ke sistem kekebalan tubuh. Hal ini dapat menyebabkan produksi antibodi
15
tahun setelah torsi; namun, kebanyakan ahli urologi akan menyimpan testis
marginal.5
2.2.9. Prognosis
Prognosis tergantung pada usia pasien dan durasi torsi. Secara umum,
anak-anak yang lebih kecil prognosis lebih baik daripada remaja dan orang
dewasa dan semakin lama torsi semakin besar kerusakannya. Jika torsi teratasi
dalam 4 hingga 6 jam, pemulihan total dapat diharapkan. Testis tidak dapat hidup
setelah 24 jam dan hanya memiliki viabilitas minimal pada 12 jam (20%).5
16
BAB III
LAPORAN KASUS
Nama : An. B
Umur : 7 Tahun
Agama : Islam
Alamat : Padang
3.2. Alloanamnesis
Keluhan Utama
Laki-laki usia 7 tahun datang ke IGD RSI Siti Rahmah dengan keluhan
Nyeri pada buah pelir kanan sejak 6 jam SMRS. Menurut orang tua
pasien, awalnya pasien mengeluhkan nyeri saat terbangun dari tidur yang
timbul mendadak pada buah pelir, nyeri dirasakan terus menerus dan
Mual dan muntah sejak 2 jam yang lalu, muntah apa yang dimakan,
disertai darah.
17
Pasien menyangkal adanya gangguan BAK selama sakit yang dirasakan, ,
Keluarga utama pasien tidak ada yang pernah mengalami sakit yang serupa
dengan pasien
Kesadaran : CM
Napas : 23 kali/menit
Suhu : 36,8 o C
A. Status Generalisata
Telinga : Nyeri tekan tragus (-/-), nyeri Tarik aurikula (-/-), nyeri ketuk
18
Leher : Pembesaran tiroid (-), pembesaran KGB (-)
Paru :
(-)
o Palpasi : Vocal fremitus (+/+), nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), massa (-)
Cor :
Abdomen :
o Palpasi : Deffense muscular (-), Nyeri tekan (+) Nyeri lepas (+) di regio
iliac sinistra
o Perkusi : Hipertimpani
Ekstremitas superior :
Ekstremitas inferior :
19
B. Status Lokalis : Regio Genitalia
Regio Penis :
Palpasi : Teraba glands penis, fimosis (-), parafimosis (-), nyeri (-)
Regio Testis :
Inspeksi : Tampak skrotum kanan bengkak dan lebih tinggi daripada skrotum
Palpasi : Nyeri di skrotum kanan (+) nyeri menetap saat scrotum diangkat
20
Ultrasonografi (7/12/2022)
3.5. Diagnosis
Orkitis Akut
3.7. Tatalaksana
Non Medikamentosa :
Bed Rest
Pemasangan NGT
Pemasangan Kateter
Pasien dipuasakan
Medikamentosa :
Inj. Ceftriaxone
Inj. Ondansetron
Rencana Tindakan :
21
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
permanen. Torsio testis dapat terjadi pada usia berapapun tetapi umumnya terjadi
segera setelah lahir atau antara usia 12-18 tahun dengan puncak kejadian pada usia
13-14 tahun.
Gejala torsio testis biasanya tiba-tiba ada rasa sakit yang menyiksa di
selangkangan dan perut bagian bawah dan pasien merasa mual dan mungkin
muntah. Pemeriksaan fisik yang paling banyak ditemukan adalah nyeri tekan pada
testis, perubahan posisi testis dan hilangnya reflex cremaster. Ultrasound (USG)
adalah pemeriksaan yang cepat, mudah dan aman untuk menilai testis, aliran
skrotum.
22
DAFTAR PUSTAKA
23