Oleh :
Pembimbing :
dr. Ida Bagus Ngurah Swabawa, Sp.THT-KL
Halaman
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
PENDAHULUAN
efusi (OME) atau sering dikenal juga dengan otitis media non supuratif, otitis
media musinosa, otitis media secretoria, dan otitis media mucoid (glue ear). Otitis
media efusi terjadi karena terdapat proses inflamasi pada telinga tengah ditandai
adanya kumpulan sekret dengan membran timpani yang utuh. Otitis media efusi
terjadi pada keadaan infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh disfungsi
tuba eustachius ataupun pada peradangan yang terjadi setelah otitis media akut.
Ada tiga fungsi tuba, yaitu fungsi regulasi, proteksi, dan sekresi.1,2
menjadi dua, yaitu faktor fungsional dan mekanik. Faktor mekanik disebabkan
diakibatkan infeksi, alergi, atau trauma. Bila gangguan fungsi tuba terjadi, maka
Otitis media efusi mengeluarkan sekret yang menetap selama 3 bulan atau
lebih berupa sekret serous atau mukoid ke meatus media (telinga tengah). Adanya
cairan di telinga tengah dengan membran timpani utuh tanpa tanda-tanda infeksi
disebut juga otitis media dengan efusi. Apabila efusi tersebut encer disebut otitis
media serosa dan apabila efusi tersebut kental seperti lem disebut otitis media
mukoid (glue ear). Beberapa mediator inflamasi telah diidentifikasi pada OME,
1
2
terlibat dalam proses inflamasi dan reaksi imun pada berbagai penyakit termasuk
OME.1,3,4
Otitis media dengan efusi (OME) adalah kondisi umum yang terjadi pada
anak usia 1 tahun hingga 3 tahun, diikuti pada usia masuk sekolah, yaitu 4 tahun
mengalami satu kali episode OME. Banyak kasus yang dapat sembuh secara
spontan, tetapi 30% sampai 40% mengalami rekurensi setelah 3 bulan dan 10%
kasus bertahan hingga 1 tahun. Pada orang dewasa, OME kurang lazim, tetapi
pernah menjadi subjek yang diabaikan dalam upaya penelitian, sekarang tidak lagi
patogenesis kondisi ini. Rata-rata insiden OME sebesar 14%- 62%, namun
52%. Salah satu penelitian di Indonesia menyatakan angka kejadian otitis media
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi
Telinga dibagi menjadi 3 bagian, yaitu telinga luar, tengah dan dalam.
Telinga tengah terdiri dari membran timpani, otot tensor timpani, otot stapedius
dan 3 tulang kecil yaitu maleus, inkus dan stapes. Membran timpani berbentuk
oval dan merupakan selaput tipis pada ujung liang telinga. Bagian atas membran
timpani disebut pars flaksida dan bagian bawah dari membran timpani disebut
(landasan), dan tulang stapes (sanggurdi) yang tersusun dari luar kedalam seperti
rantai yang bersambung dari membrana timpani menuju rongga telinga dalam.
Prosesus longus maleus melekat pada membran timpani, maleus melekat pada
inkus, dan inkus melekat pada stapes. Stapes terletak pada tingkap lonjong yang
timpani dan inferior oleh bulbus jugularis dan n. fasialis. Kavum timpani terutama
3
4
termasuk hidung, nasofaring, telinga tengah dan rongga mastoid. Tuba Eustachius
tidak hanya berupa tabung melainkan sebuah organ yang mengandung lumen
veli palatine, levator veli palatini, salpingofaringeus dan tensor timpani dan di
bagian superior didukung tulang. Tuba Eustachius adalah suatu saluran yang
terdiri dari mukosa, kartilago, jaringan lunak, otot-otot perituba dan sulkus tulang
sfenoid di 10 superiornya. Tuba Eustachius terdiri atas tulang rawan pada dua
pertiga anterior ke arah nasofaring dan sepertiga posterior terdiri atas tulang ke
arah kavum timpani. Bentuk Tuba Eustachius seperti dua buah kerucut yang
bertemu di bagian puncak. Tempat pertemuan ini disebut ismus yang biasanya
berlokasi pada pertemuan bagian tulang dan tulang rawan. Ismus ini berukuran
tinggi 2 mm dan lebar 1 mm. Saluran yang kearah nasofaring tinggi lumen
menjadi 8-10 mm, dengan lebar 1-2 mm.5 Tuba Eustachius berkembang hingga
mencapai ukuran seperti dewasa pada usia 7 tahun dengan panjang sekitar 36 mm,
sedangkan pada bayi sekitar 18 mm. Pada orang dewasa, Tuba Eustachius
membentuk sudut 45° terhadap bidang horizontal, sedangkan pada bayi bervariasi
dari horizontal hingga membentuk sudut sekitar 10° terhadap bidang horisontal
serta tidak membentuk sudut pada ismus tetapi menyempit. Sudut yang
menghubungkan antara tensor veli palatini dan kartilago bervariasi pada bayi,
sedangkan relatif stabil pada dewasa.5Panjang tuba pada anak setengah dari
panjang tuba dewasa, sehingga sekret nasofaring lebih mudah refluks ke dalam
telinga tengah melalui tuba yang pendek. Arah tuba bervariasi pada anak, sudut
5
antara tuba dengan bidang horizontal adalah 10o. Sedangkan pada dewasa 45o.
Sudut antara tensor veli palatine dengan kartilago bervariasi pada anak-anak tetapi
pembukaan lumen tuba (kontraksi tensor veli palatini) yang tidak efisien pada
anak-anak. Masa kartilago bertambah dari bayi sampai dewasa. Densitas elastin
pada kartilago lebih sedikit pada bayi tetapi densitas kartilago lebih besar. Pada
(Ostmann’s fat pad) yang ikut membantu proses menutupnya Tuba dan
perlindungan telinga tengah terhadap sekret nasofaring. Lapisan lemak ini pada
bayi volumenya lebih kecil, tetapi lebarnya sama dengan dewasa. Ostmann fat pad
lebih kecil volumenya pada bayi. Pada anak-anak banyak lipatan mukosa di lumen
tuba Eustachius, hal ini dapat menjelaskan peningkatan compliance tuba pada
anak-anak.4
termasuk hidung, nasofaring, telinga tengah dan rongga mastoid. Tuba Eustachius
tidak hanya berupa tabung melainkan sebuah organ yang mengandung lumen
veli palatine, levator veli palatini, salpingofaringeus dan tensor timpani dan di
bagian superior didukung tulang. Perbedaan tuba Eustachius pada anak dan
Panjang tuba pada anak setengah dari panjang tuba dewasa, sehingga sekret
nasofaring lebih mudah refluks ke dalam telinga tengah melalui tuba yang pendek.
Arah tuba bervariasi pada anak, sudut antara tuba dengan bidang horizontal adalah
10o. Sedangkan pada dewasa 45o. Sudut antara tensor veli palatine dengan
kartilago bervariasi pada anak-anak tetapi relatif stabil pada dewasa. Perbedaan ini
palatini) yang tidak efisien pada anak-anak. Mukosa Tuba Eustachius merupakan
kelanjutan dari mukosa nasofaring dan telinga tengah yaitu menyerupai epitel
saluran napas, terdiri atas epitel kolumnar bersilia, sel-sel goblet dan kelenjar
mukus. Lapisan paling luar adalah epitel bersilia yang bergerak ke arah
nasofaring. Semakin dekat ke telinga tengah terlihat sel-sel goblet dan kelenjar
mukus makin berkurang, mukosa bersilia juga menghilang. Sel-sel goblet dan
kelenjar serosa pada bayi lebih sedikit dibandingkan dewasa. Bayi juga memiliki
lumen dengan mukosa yang lebih berlipat-lipat dibandingkan dewasa. Hal ini
Otot pada Tuba Eustachius terdiri atas M. tensor veli palatini, M. levator veli
untuk membuka dan menutup Tuba. Otot tensor veli palatini paling berperan pada
proses dilatasi aktif Tuba. Tuba Eustachius memiliki tiga fungsi fisiologi terhadap
telinga yaitu sebagai ventilasi dari kavum timpani dan sel-sel udara mastoid di
telinga tengah, drainase sekret telinga tengah serta proteksi infeksi yang berasal
1. Ventilasi kavum timpani dan sel-sel udara mastoid di telinga tengah Fungsi
ventilasi mengatur agar tekanan udara di telinga tengah sama dengan tekanan
udara luar dengan cara kontraksi dari M. tensor veli palatini saat menelan yang
ventilasi Tuba Eustachius ini berkembang sesuai usia dimana pada anak tidak
pergerakan silia yang bermula dari bagian telinga tengah kemudian makin ke
drainase sekret dari telinga tengah ke nasofaring yang terjadi pada saat Tuba
3. Proteksi infeksi yang berasal dari daerah nasofaring Proteksi ini dapat terjadi
Seperti pada saat kita mengunyah maka bagian akhir proksimal Tuba
Eustachius akan terbuka, namun sekret yang berasal dari nasofaring tidak
dapat masuk ke telinga tengah karena terdapat ismus pada Tuba Eustachius.
adanya gangguan fungsi Tuba Eustachius. (Krouse dkk,2006). Etiologi yang bisa
dan sinusitis. Obstruksi secara intraluminer seperti pada keadaan alergi atau
infeksi yang dapat menyebabkan edema mukosa Tuba Eustachius dan obstruksi
secara ekstraluminer seperti tumor nasofaring, polip nasal dan hipertropi adenoid
C. Definisi
Otitis Media Efusi (OME) adalah suatu kondisi di mana terdapat cairan di
telinga tengah, tetapi tidak ada tanda-tanda infeksi akut. Saat cairan menumpuk di
telinga tengah dan tuba Eustachius, cairan tersebut memberi tekanan pada
D. Epidemiologi
OME adalah salah satu penyakit menular yang paling sering terjadi pada
yang didapat pada masa kanak-kanak. Penyakit ini biasanya menyerang anak-anak
antara usia 1 dan 6 tahun. Prevalensinya lebih tinggi pada usia 2 tahun, yang
menurun setelah usia 5 tahun. OME lebih banyak terjadi selama musim dingin,
E. Etiologi
Etiologi OME bersifat multipel. OME terjadi karena interaksi berbagai faktor
host, alergi, faktor lingkungan, dan disfungsi tuba Eustachius. Tekanan telinga
sinusitis atau rinitis. OME bisa juga terjadi saat fase resolusi OMA. Saat proses
inflamasi akut sudah sembuh, 45% pasien OMA mengalami efusi persisten
F. Patofisiologi
1. Hipotesis Inflamasi
Patologi ini diduga diinisiasi oleh reaksi peradangan dan kekebalan tubuh
virus, telah ditemukan hubungan antara kadar sitokin fase akut dan virus
Hal ini diduga menjadi penyebab pathogenesis OME. Mikroba dapat melepaskan
10
selama proses inflamasi telinga tengah adalah TNF- α, IL-1, IL- 6, IL-8,
pars flaccida adalah area yang paling rapuh (mengingat kurangnya lapisan
fibrous), retraksi paling sering dimulai di situs ini. Jika penurunan tekanan tidak
diferensiasi sel dan peningkatan jumlah sel mukus. Eksudat mengisi rongga
tengah. Dahulu OME dianggap sebagai infeksi steril karena sampel cairan efusi
memberikan hasil kultur bakteri negatif. Namun, pada tahun 1990-an, tes PCR
menunjukkan bahwa DNA dan RNA dari patogen utama pada otitis media akut
11
juga terdapat pada sampel OME. Pada tahun 2006, Stoodley et al. menggunakan
confocal microscopy untuk menunjukkan bahwa 92% dari populasi anak yang
terbanyak ditemukan dalam telinga tengah. Meskipun hasil yang didapat dari
kultur lebih rendah yang diduga karena penggunaan antibiotik jangka lama
sekresi immunoglobulin dan lisosim dalam efusi telinga tengah akan menghambat
proliferasi patogen, bakteri dalam efusi telinga tengah berlaku sebagai biofilm.
Selain bakteri, infeksi virus di saluran pernafasan atas dapat menginvasi telinga
2. Biofilm
biofilm. Pembentukan biofilm pada mukosa telah dibuktikan pada OME. Biofilm
dihasilkan dari sel-sel yang terperangkap dalam matriks yang melekat pada
permukaan yang abiotik atau biotik. Film tersebut dapat mengandung sel bakteri
atau jamur yang bersentuhan satu sama lain. Matriks tersebut mengandung
polisakarida, asam nukleat, dan protein. Biofilm dibuat dari "jangkar" bakteri
Bakteri ini juga membutuhkan lebih sedikit oksigen dan nutrisi. Mereka dapat
12
pemberantasan biofilm.8
reflux (GER), polusi, alergi pernafasan, dan faktor genetic. Hubungan antara GER
dan OME telah diduga sejak pepsin dan Helicobacter pylori ditemukan pada
sampel efusi telinga tengah. Namun, hubungan kausal langsung antara GER dan
4. Alergi
Faktor alergi juga berperan dalam terjadinya OME meskipun masih belum
penelitian kadar Ig E yang menjadi kriteria alergi atopik, baik kadarnya dalam
penyebab.8 Etiologi dan patogenesis otitis media oleh karena alergi mungkin
disebabkan oleh satu atau lebih dari beberapa mekanisme, antara lain mukosa
telinga tengah sebagai target organ, pembengkakan oleh karena proses inflamasi
pada mukosa tuba Eustachius, obstruksi nasofaring karena proses inflamasi dan
13
aspirasi bakteri nasofaring yang terdapat pada sekret alergi ke dalam ruang telinga
tengah. Anak-anak dengan rinitis kronis, hipertrofi konka, asma atau alergi harus
diskrining untuk OME. Sebaliknya, skrining alergi hanya dibenarkan jika pada
Otitis media dengan efusi dapat dimulai dengan aktivasi gen musin, dimana
12 di antaranya telah diidentifikasi hingga saat ini. MUC1, MUC3 dan MUC4
adalah protein yang terikat membran, dan mungkin berperan dalam adhesi
akumulasi mucus di rongga telinga tengah. Selain itu, gejala sisa Otitis media akut
juga dapat menyebabkan OME. Pada anak-anak yang mengalami OMA, 45%
ditemukan menderita Otitis media efusi pada 1 bulan setelahnya dan 10% pada 3
bulan setelahnya. Hal ini bisa terjadi diperkirakan bahwa pepsin pada 60% efusi
peningkatan sekresi musin yang bisa menjadi tempat berkembang biak bagi
Eustachius pada anak tidak mampu melindungi telinga tengah secara memadai
dari variasi tekanan nasofaring yang terkait dengan kontaminasi telinga tengah
oleh kuman rinofaring. Disfungsi ini disebabkan oleh tiga faktor yang berkaitan
dengan usia: sudut, panjang, dan kemampuan tuba Eustachius untuk menutup.1,8
14
menyebabkan terjadinya disfungsi. Selain dari angulasi tuba, obstruksi fisik juga
disfungsi ini.1
dan gangguan mekanisme proteksi rongga telinga tengah terhadap refluks dari
terjadi infiltrasi populasi sel-sel inflamasi dan sekresi kelenjar. Akibatnya terdapat
akumulasi sekret di rongga telinga tengah. Inflamasi kronis di telinga tengah akan
telinga tengah yang diikuti retraksi membran timpani. Orang dewasa biasanya
mengeluh adanya rasa tak nyaman, rasa penuh atau rasa tertekan dan akibatnya
muncul gejala seperti ini. Jika keadaan ini berlangsung dalam jangka waktu lama
cairan akan tertarik keluar dari membran mukosa telinga tengah, menimbulkan
keadaan yang kita sebut dengan otitis media serosa. Kejadian ini sering timbul
pada anak-anak berhubungan dengan infeksi saluran nafas atas dan sejumlah
Kondisi dan sindrom yang mempengaruhi bentuk sepertiga tengah wajah dan
pangkal tenggorok seperti sindrom down dan bibir sumbing juga dapat
G. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis dari otitis media efusi yang paling umum adalah penurunan
pendengaran. Keluhan ini biasanya ringan dan bahkan bisa tidak muncul. Otalgia
intermiten dan sensasi seperti telinga mau pecah juga dapat terjadi. Pada orang
dewasa, OME lebih sering terjadi unilateral. Orang dewasa juga dapat
mengeluhkan adanya tinnitus dan sensasi benda asing pada saluran pendengaran
eksternal.6
16
Pada anak, anak juga mengeluh rasa tersumbat pada telinga atau suara sendiri
terdengar lebih nyaring atau berbeda (diplacusis binauralis) pada telinga yang
sakit. Otalgia sering ringan. Pada anak balita, gejala sulit dikenali, tetapi timbul
gangguan bicara dan bahasa karena pendengaran berkurang, kadang orang tua
mengeluh anaknya berbicara dengan suara keras dan tidak respons saat dipanggil.
Kadang tidak ada gejala pada anak. Temuan lain yaitu adanya riwayat bepergian
Baik pada anak-anak atau orang dewasa, OME biasanya terjadi bersamaan
dengan infeksi saluran pernapasan atas. Oleh karena itu, sebaiknya tanyakan
kepada pasien tentang infeksi telinga sebelumnya atau berulang, sumbatan hidung,
membran timpani dan hilangnya refleks cahaya. Mungkin juga ada retraksi
H. Diagnosis
penunjang yang tepat. Dari anamnesis biasanya orang tua mengeluh adanya
gangguan wicara dan bahasa. Sering kali OME ditemukan secara tidak sengaja
Pada anak-anak dengan OME dari anamnesis keluhan yang paling sering
adalah penurunan pendengaran dan kadang merasa telinga merasa penuh sampai
dengan merasa nyeri telinga. Dan pada anak-anak penderita OME biasanya
mereka juga sering didapati dengan riwayat batuk pilek dan nyeri tenggorokan
saat menonton televisi di rumah. Orang tua juga sering mendengarkan keluhan
telinga anaknya terasa tidak nyaman atau sering melihat anaknya menarik-narik
daun telinganya.4
terdapat perubahan warna membran timpani akibat refleksi dari adanya cairan
timpani retraksi atau atelektasis, didapatkan air fluid levels atau buble atau
dengan membran timpani yang agak tipis, atropi dan mungkin menempel pada
inkus, stapes dan promontium, khususnya pada kasus-kasus yang sudah lanjut,
18
biasanya kasus yang seperti ini karena disfungsi tuba Eustachius dan OME yang
sudah lama. Membran timpani dengan sikatrik, suram sampai retraksi berat
disertai bagian yang atropi didapatkan pada otitis media adesiva oleh karena
terjadi jaringan fibrosis di telinga tengah sebagai akibat proses peradangan yang
berlangsung lama.4
Siegle, bentuknya relatif tidak berubah sejak pertama diperkenalkan pada tahun
jaringan patologi dan untuk membran timpani yang masih utuh bisa juga dilihat
timpani akan bergerak ke medial dan bila diberi tekanan negatif maka membran
jadi berguna dalam mengetahui gangguan konduksi dan fungsi tuba Eustachius.
variasi bentuk timpanogram akan tetapi pada prinsipnya hanya ada tiga tipe, yakni
tipe A, tipe B dan tipe C. Pada penderita OME gambaran timpanogram yang
19
sering didapati adalah tipe B. Tipe B bentuknya relatif datar, hal ini menunjukan
gerakan membran timpani terbatas karena adanya cairan atau pelekatan dalam
kavum timpani. Grafik yang sangat datar dapat terjadi akibat perforasi membran
timpani, serumen yang banyak pada liang telinga luar atau kesalahan pada alat
cairan didalam kavum timpani yang lebih baik dibanding dengan pemeriksaan
otoskopi saja.4
dan hantaran udara. Gangguan pendengaran lebih sering ditemukan pada pasien
OME dengan cairan yang kental (glue ear). Meskipun demikian beberapa studi
mengatakan tidak ada perbedaan yang signifikan antara cairan serous dan kental
dalam telinga tengah adalah lebih berpengaruh. Pasien dengan OME ditemukan
gangguan pendengaran dengan tuli konduksi ringan sampai sedang sehingga tidak
berbicara anak. Bila hal ini dibiarkan, bisa saja ketulian akan bertambah berat
yang dapat berakibat buruk bagi pasien. Akibat buruk ini dapat berupa gangguan
lokal pada telinga maupun gangguan yang lebih umum, seperti gangguan
tuli konduksi yang lebih berat mungkin sudah didapatkan fiksasi atau putusnya
rantai osikel.4
selama 3 bulan atau lebih, kelambatan berbahasa, gangguan belajar atau dicurigai
sensitif namun tidak diperlukan untuk diagnosis. Meskipun CT scan penting untuk
adanya massa di nasofaring.4 OME perlu dibedakan dengan otitis media akut dan
terjadi pada orang dewasa, OME pada orang dewasa sering kali dapat disebabkan
I. Tata laksana
faktor risiko yang akan menjadi predisposisi sekuele atau memprediksi OME
persisten.7
7. Gangguan pertumbuhan
dibedakan dengan otitis media akut dan terjadi pada orang dewasa, OME pada
22
orang dewasa sering kali dapat disebabkan oleh karsinoma nasofaring yang
atas. Tes pendengaran disarankan jika OME menetap selama 3 bulan atau lebih.
Pada anak-anak tanpa risiko, disarankan evaluasi setiap 3-6 bulan sampai efusi
25.442 pada tahun 2009-2010. Otitis media dengan efusi umumnya sembuh secara
spontan dengan observasi ketat.7 Jika keputusan tercapai untuk mengelola OME
pada anak kurang dari 4 tahun dengan operasi, maka penyisipan tabung
awal pedoman OME. Adenoidektomi saat ini digunakan pada kasus OME yang
tambahan yang penting pada pasien dengan OME.10 Penatalaksanaan OME yang
atau keduanya
pneumatik
pada bayi baru lahir rekam medis konseling orang tua dari bayi
perilaku awal.
18 bulan (jika
5. Skrining anak sehat Dokter tidak boleh secara rutin menyaring Rekomendasi
telinga.
(dihindari)
berisiko.
10. Bicara dan Berbahasa Dokter harus menasihati keluarga anak- Rekomendasi
mendokumentasikan gangguan
perkembangan bahasa
telinga tengah.
tahun; adenoidektomi
OME
lebih.
13. Penilaian hasil Saat mengelola anak dengan OME, dokter Rekomendasi
hidup.
Anti-histamin/ dekongestan
pembengkakan pada atau dekat lubang tuba eustachius, meningkatkan fungsi tuba
mengurangi cairan pada liang telinga, obat ini tidak dianjurkan untukanakanak
tidak dapat dibuktikan. Meta-analisis dari 3 uji coba acak yang membandingkan
perbedaan (0%, confidence interval 95%:-7 s/d 7%). Tidak ada bukti untuk
mendukung pemberian obat ini pada OME. Penelitian pada 1880 partisipan tidak
Kortikosteroid
pengosongan cairan dari telinga tengah dan menekan produksi musin dengan cara
dalam 2 minggu, tetapi steroid oral dengan antimikroba lebih bermanfaat jangka
Antibiotik
melaporkan pada 518 pasien anak dengan OME, penyembuhan dengan amoksilin
untuk otitis media persisten dengan efusi (OME), dan jelas efektif. Intervensi
utama otitis media dengan efusi.13 Sebelumnya, intervensi bedah dianjurkan jika
cairan bertahan lebih dari 3 bulan. Namun, 2 penelitian jangka panjang yang
perbedaan dalam kualitas hidup atau pendengaran secara keseluruhan, ucapan dan
kemampuan bahasa. Oleh karena itu, dengan adanya ambang pendengaran yang
lebih baik dari 20 dB, observasi merupakan pilihan. Namun, hanya 30% pasien
yang mengalami otitis media dengan efusi setelah durasi 3 bulan akan sembuh
dari efusi tersebut selama 12 bulan berikutnya; oleh karena itu, pemantauan
gangguan pendengaran dan otitis media dengan efusi, kehilangan 40 dB atau lebih
Jika keputusan dicapai untuk mengelola OME pada anak kurang dari 4 tahun
pilihan. Rekomendasi ini konsisten dengan versi awal pedoman OME dan
indikasi utama OME pada anak di bawah usia 4 tahun karena manfaatnya terbatas
ini didasarkan pada bukti terbatas yang ditentang oleh publikasi selanjutnya. Oleh
karena itu, kami memiliki ambang untuk adenoidektomi sebagai operasi ulang
dipilih, memilih prosedur yang sesuai. Kandidat bedah untuk OME sangat
anak dan peluang yang diantisipasi dari resolusi efusi spontan yang tepat waktu.
Tingkat resolusi spontan paling buruk untuk OME terjadi ketika efusi kronis (3
yang paling dapat diandalkan terkait dengan OME, memiliki komplikasi kecil
seperti. Anak-anak dengan keterlambatan bicara dan bahasa dan OME merasakan
anak-anak berisiko.
Adenoidektomi
ventilasi direkomendasikan pada anak usia 4 tahun atau lebih. Untuk anak usia di
ini digunakan pada kasus OME yang melibatkan pembesaran kelenjar gondok dan
Pasien OME usia 2-11 tahun yang menjalani adenoidektomi atau miringotomi
dengan pemasangan pipa ventilasi hasilnya lebih baik daripada tanpa pipa.7,10
pertama untuk terapi OME kronik pada anak dengan usia ≥4 tahun.7
Pada pasien usia 6 bulan hingga 12 tahun dengan diagnosis OME persisten
(≥3 bulan) dilakukan tes pendengaran. Apabila didapatkan hasil OME kronik
pemasangan pipa ventilasi; jika orang tua tidak setuju, pasien anak dievaluasi
setiap 3 bulan hingga 6 bulan sampai efusi tidak ada lagi, terdapat gangguan
Pada pasien OME usia 6 bulan hingga 12 tahun dengan faktor risiko,
diperiksa lagi dengan timpanogram tipe B. Jika didapatkan OME kronis unilateral
tidak, anak dievaluasi hingga OME-nya sembuh; OME dapat menjadi persisten
Mencakup aspirasi efusi dan kemungkinan bilas ruang telinga tengah dengan
larutan garam, memiliki hasil yang sebanding dengan tuba dengan gejala sisa
otorrhea dan membran timpani yang lebih sedikit. Namun, penyisipan tabung
32
tengah yang lebih andal, membuatnya lebih disukai daripada miringotomi ketika
atau ketika terjadi peradangan pada membran timpani dan ada mukosa telinga
tengah.
khusus pada anak-anak dengan sumbatan hidung atau infeksi sinonasal berulang
Miringotomi
miringotomi dan pemasangan pipa ventilasi. Pipa ventilasi dipasang pada daerah
kuadran antero inferior atau postero inferior. Pipa ventilasi akan dipertahankan
sampai fungsi tuba ini paten. Penatalaksanaan secara operatif meliputi mirigotomi
dengan atau tanpa pemasangan pipa ventilasi dan adenoidektomi dengan atau
dalam 2 tahun. Untuk kasus OME unilateral dengan pendengaran normal pada
Tatalaksana Lainnya
OME perlu dibedakan dengan otitis media akut dan terjadi pada orang
dewasa, OME pada orang dewasa sering kali dapat disebabkan oleh karsinoma
yang terkait dengan OME, 5,7% pasien mengalami OME karena obstruksi yang
akustik eksternal, disarankan pada pasien OME. Jika kelainan diamati dalam
nasofaring, OME dapat diinduksi dengan pengobatan radiasi. Jenis OME ini dapat
umum adalah xerostomia (yaitu mulut kering yang disebabkan oleh kekurangan
air liur). Dalam beberapa kasus, OME persisten dapat berkembang, memfasilitasi
J. Komplikasi
Salah satu komplikasi dari otitis media efusi yaitu gangguan pendengaran,
meskipun tidak selalu jelas namun pada anak-anak usia dini dapat menimbulkan
keadaan seperti speech delay, dan jika keadaan ini timbul pada anak usia sekolah
maka akan menimbulkan masalah dalam proses belajar mengajar, tingkah laku
yang kurang mencerminkan anak seusianya dan sangat mengganggu anak dalam
36
pada kedua telinga, apabila volume cairan sedikit, maka gangguan pendengaran
timpani dapat terjadi dengan OME yang persisten, yang mengakibatkan gangguan
mencegah komplikasi jangka panjang ini. Namun, bahkan pada pasien yang
entitas yang juga dapat didefinisikan sebagai luaran akhir yang tidak dapat diubah,
meskipun tidak berubah, setiap proses inflamasi yang belum selesai akan
K. Pencegahan
L. Prognosis
Sebagian besar kasus OME sembuh dengan sendirinya. Dalam kasus yang
mendengar. Oleh karena itu, komunikasi dan sosialisasi dapat terpengaruh. Pada
27,5 desibel (dB), tetapi otitis media dengan efusi juga bisa menyebabkan
dengan efusi baik. Sebagian besar episode sembuh secara spontan tanpa
intervensi, dan banyak yang sembuh tanpa terdiagnosis. Namun, 5% anak yang
tidak dirawat dengan pembedahan mengalami otitis media persisten dengan efusi
efusi telinga tengah pada populasi ini, namun manfaat untuk perkembangan bicara
dan bahasa serta kualitas hidup masih kontroversial. Setelah ekstrusi tabung
spontan, 20-50% pasien akan mengalami kekambuhan otitis media dengan efusi,
PENUTUP
Otitis Media Efusi (OME) adalah suatu kondisi di mana terdapat cairan di
telinga tengah, tetapi tidak ada tanda-tanda infeksi akut yang sering terjadi pada
anak-anak antara usia 1 sampai 6 tahun. Cairan yang berada di membrane timpani
adanya terasa sumbatan pada telinga, suara terdengar lebih nyaring, dan bisa juga
terjadi speech delay apabila terjadi pada anak dan berlangsung lama.
adanya sindrom yang memengaruhi bentuk wajah dan pangkal tenggorok, gejala
sisa otitis media akut, bisa juga karena infeksi bakteri, dan juga berhubungan
dengan penyakit gastroesophageal reflux. Otitis media efusi terjadi karena adanya
endotoksin yang memicu produksi TNFα dan IL-β yang menyebabkan terjadinya
peradangan. Namun, untuk tatalaksana otitis media efusi ini bisa didapatkan
dengan mudah bahkan bisa sembuh secara spontan, bisa juga dengan penggunaan
obat-obatan seperti steroid hidung dan oral, dekongestan dan antihistamin, atau
adenoktomi.
38
DAFTAR PUSTAKA
1. Dewi BS, Christy AP, Sagia NA, Sangging PRA, Himayani R. Otitis media
efusi: etiologi, patofisiologi, patogenesis, epidemiologi, diagnosis,
tatalaksana, komplikasi. Medula. 2023;13(4.1):87-92.
2. Galic MZ, Klancnik M. Adenoid size in children with otitis media with
effusion. Acta Clin Croat. 2021;60(3):532-9.
3. Karyanta M, Satrowiyoto S, Wulandari DP. Rasio prevalensi otitis media
dengan efusi di refluks laringofaringeal. International Journal of
Otolaryngology. 2019;1-3.
4. Simbolon RP. Laporan Penelitian Distribusi Penderita Otitis Media Efusi
Pada Siswa Sekolah Dasar Di Kabupaten Karangasem. Denpasar: Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana; 2019.
5. Farhat. Buku Ajar Penyakit Pada Telinga Hidung Tenggorok dan Bedah
Kepala Leher. Medan: Universitas Sumatra Utara; 2019.
6. Searight FT, Singh R, Peterson DC. Otitis Media With Effusion. Treasure
Island (FL): StatPearls Publishing; 2023.
7. Aquinas R. Tatalaksana otitis media efusi pada anak. CDK. 2017;44(7):472-
7.
8. Vanneste P, Page C. Otitis media with effusion in children: Patophysiology,
diagnosis, and treatment. A review. Journal of Otology. 2019;14:33-9.
9. Qureishi A, Lee Y, Belfield K, Birchall JP, Daniel M. Update on otitis media
– prevention and treatment. Infect Drug Resist. 2014;7:15-24.
10. Miller BJ, Gupta G. Adenoidectomy. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2023.
11. Higgins TS. Otitis Media With Effusion [Internet]. Medscape. 2022 [cited 8
July 2023]. Available from: https://emedicine.medscape.com/article/858990-
overview?src=mbl_msp_android&ref=share
12. Rosenfeld RM, Shin JJ, Schwartz SR, Coggins R, Gagnon L, Hackell JM,
Hoelting D, Hunter LL, Kummer AW, Payne SC, Poe DS. Clinical practice
guideline: otitis media with effusion (update). Otolaryngology–Head and
Neck Surgery. 2016 Feb;154(1_suppl):S1-41.
13. Searight, Frederick T., Rahulkumar Singh, and Diana C. Peterson. "Otitis
media with effusion." (2019).
39