Anda di halaman 1dari 15

Referat

FISTULA PREAURIKULAR

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dalam Menjalani


Kepaniteraan Klinik Senior Pada Bagian/SMF Ilmu THT-KL
Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh
Rumah Sakit Umum Cut Meutia
Aceh Utara

Oleh :
Hazma Wildani Hasibuan, S.Ked

Preseptor :

Dr. dr. Indra Zachraeini, Sp. T.H.T.B.K.LSuspK(K), FISCM

BAGIAN/SMF ILMU THT-KL

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALIKUSSALEH


RUMAH SAKIT UMUM CUT MEUTIA
ACEH UTARA
2023
DAFTAR PUSTAKA
Segala puji dan syukur yang tak terhingga penulis haturkan kepada Allah
SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang karena atas segala rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan referat yang berjudul “Fistula
preaurikular” Penyusunan referat ini sebagai salah satu tugas dalam menjalani
Kepaniteraan Klinik Senior pada Bagian/SMF Ilmu THT-KL di Rumah Sakit Umum
Cut Meutia Aceh Utara.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. dr. Indra Zachreini, Sp.
T.H.T.B.K.LSuspK(K), FISCM selaku preseptor selama mengikuti Kepaniteraan
Klinik Senior pada Bagian/SMF Ilmu THT-KL atas waktu dan tenaga yang telah
diluangkan untuk memberikan bimbingan, saran, arahan, masukan, semangat, dan
motivasi bagi penulis sehingga referat ini dapat diselesaikan.

Penulis menyadari bahwa referat ini masih banyak kekurangan. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan saran yang membangun untuk perbaikan di masa yang
akan datang. Semoga referat ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Aceh Utara, Februari 2023

Penulis

1 ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i


KATA PENGANTAR .............................................................................................ii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 2
2.1. Definisi .............................................................................................................. 2
2.2. Etiologi .............................................................................................................. 2
2.3. Epidemioligi ...................................................................................................... 3
2.4. Patofisiologi ....................................................................................................... 3
2.5. Manifestasi klinik ............................................................................................... 4
2.6. Diagnosis .......................................................................................................... 5
2.7. Penatalaksanaan ................................................................................................. 7
2.8. Diagnosis banding .............................................................................................. 9
2.9. Komplikasi....................................................................................................... 10
3.0. Prognosis ......................................................................................................... 10
BAB III KESIMPULAN ....................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 12

1 iii
BAB I
PENDAHULUAN

Fistula preaurikular terjadi ketika pembentukan daun telinga pada masa embrio.
kelainan ini berupa gangguan embrional pada arkus brakial 1 dan 2 Fistula preaurikular
sering di temukan pada suku bangsa di asia dan afrika, yang merupakan kelainan herediter
yang dominan. Fistula preaurikular juga bisa di sebut sebagai sinus preaurikular . (1)
Kelainan ini sering di temukan pada pemeriksaan fisik berupa lubang kecil yang
mengarah ketelinga luar,biasanya pada tepi anterior dari bagian ascending heliks.kelainan
ini sering terjadi di laporkan pada permukaan lateral crus heliks dan tepi posterior dan
superior dari heliks tragus atau lobulus secara anatomi kelainan ini terletak pada lateral
dan superior dari nervus facialis dan kelenjar parotis fitula dapat di temukan di depan
tragus atau di sekitarnya dan seringkali mengalami infeksi, pada keadaan tenang tampak
muara fistula terbentuk bulat atau lonjong ,berukuran seujung pensil, dari muara fistula
sering keluar secret yang berasal dari kelenjar sebasea. (2)
Fistula preaurikular di turunkan secara autosomal dominan inkomplit , kelainan ini
dapat muncul secara spontan. Fistula dapat terjadi secara bilateral ,terjadi pada 25-50%
kasus pada kasus yang terjadi secara unilateral ,preaurikular kiri lebih sering terkena. Biasa
pasien datang karena obstruksi dan infeksi fistula sehingga terjadinya pioderma atau
silulitis fasial bila ada keluhan ,oprasi tidak perlu dilakukan . akan tetapi jika terdapat
abses berulang dapat pembentukan sekret kronis maka perlu dilakukan pengangkatan
fistula seluruhnya karena bila tidak bersih akan menyebab kan ke kambuhan. (3)

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Fistula preaurikular merupakan kelainan herediter yang dominan. fistula
dapat ditemukan di depan Tragus. berbentuk bulat atau lonjong, dengan ukuran
seujung pensil. dari muara fistula sering keluar Sekret yang berasal dari kelenjar
sebasea.(2)
2.2 Etiologi
Fistula preaurikular terbentuk akibat gangguan penyatuan dan penutupan
Arcus brakialis pertama dan kedua dari hillocks of his pada usia Janin 4 minggu
Arcus berakhir alis tampak di permukaan Janin setelah minggu ke 6 hyoid dan
Arcus mandibular menyatu dan melintas di bawah kedudukan kanalis auricula
eksterna lalu kemudian menutup daerah penyatuan terletak di leher pada Region
sub mandibulare gangguan penutupan celah tersebut menyebabkan disitulah
preaurikular Kongenital sehingga pada umumnya muara fistula terletak pada
crus Helicis sebagian yang lain meluas dari pinggir bawah Heliks ke sudut mulut
fistula ini juga Bisa terbuka katas pada lantai meatus akustikus eksternus dan di
bagian pinggir depan bawah dari otot sternokleidomatoideus pada daerah
belakang sudut rahang bawah. (1,3,5)
Fistula ini sering menjadi infeksi dan bakteri yang menyebabkan
infeksi ini adalah Staphylococcus epidermis (31%), Staphylococcus
aureus (31%), Streptococcus viridians (15%), peptococcus spesiec
(15%) dan Proteus spesies (8%). (1)

2
2.3 Epidemiologi
Dalam sebuah studi, insidensi fistula preaurikular di amerika serikat sekitar
0-0.9% dan insidensinya di kota new york sekitar 0.23%. di taiwan, insidensinya
sekitar 1.6-2.5% di skotlandia sekitar 0.06% dan di hungaria sekitar 0.47%.
dibeberapa bagian asia dan afrika, insidennya sekitar 0.06% dan insidensinya
pada ras amerika, afrika dan asia adalah 1-10%. Baik laki-laki maupun perempuan
memiliki kemungkinan yang sama untuk penderita kelainan ini. Fistula
preaurikular muncul pada masa antenatal dan terlihat pada saat lahir. (3)
2.4 Patofisiologi
Selama embriogenesis, daun teliga (aurikula) muncul dari arkus
brakial 1dan 2 pada minggu keenam kehamilan. Arkus brakial adalah
struktur mesoderm yang di bungkus oleh ektoderm dan mengelilingi
endoderm. Arkus-arkus ini terpisah satu dengan lainnya oleh
celah brakial ektoderm kearah luar dan oleh kantong faringeal
endoderm kearah dalam.
Arkus brakial 1 dan 2 brakial masing-masing membentuk 3
tonjolan (hillocks) struktus ini disebut hillocks of his. Tiga hillocks
muncul dari tepi bawah arkus brakial 1 dan 3 lagi dari batas arkus
brakial kedua. hillocks ini seharusnya bergabung selama beberapa
minggu kemudia pada masa embriogenesis. Fistula pre aurikular terjadi
sebagai akibat dari kegagalan penggabungan tonjolan-tonjolan ini.
(1,3,5)
Fistula preaurikular biasanya sempit, panjangnya bervariasi
(biasanya pendek) dan salurannya biasanya kecil. Fistula preaurikular
biasanya ditemukan pada lateral, superior dan posterior dari nervus
fasialis dan kelenjar parotis. Pada hampirsemua kasus, salurannya
terhubung ke perikondrium dari kartilago daun telinga.Salurannya
dapat mengarah ke kelenjar parotis. (5)

3
2.5 Manifestasi Klinik
Kelainan ini biasanya asimptomatik. Penderita dengan fistula
preaurikular kongenital pada umumnya datang ke dokter setelah
terjadi obstruksi dan infeksi fistel ini baik infeksi yang pertama
ataupun infeksi yang berulang dengan keluhan-keluhan rasa sakit dan
bengkak di depan telinga serta demam. Penyebab infeksi tersering
adalah manipulasi penderita terhadap muara fistula karena timbulnya
rasa gatal atau keluarnya sekret. Sekret yang tidak dapat dikeluarkan
juga merupakan media yang baik untuk perkembangan bakteri
sehingga akan timbul suatu infeksi dan selanjutnya menjadi abses.
Dapat pula terjadi pioderma atau selulitis fasial. (1,2,3,5)

Gambar 1. Fistula Preaurikular.(6)

4
2.6 Diagnosis
Diagnosis fistula preaurikular dapat ditegakan berdasarkan empat cardinal
sign yakni berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
1. Anamnesis
Kebanyakan orang dengan kelainan ini biasanya asimptomatik.
Hanya sepertiga orang menyadari adanya kelainan ini. Dalam sebuah

studi terhadap 31 pasien, suatu lesi menjadi jelas, sekitar 9,2 tahun
(rata-rata) sebelum mereka mencari pertolongan medis. (3)

Beberapa pasien fistula preaurikular datang dengan drainase


kronik yang intermitten berupa material purulen dari tempatnya yang
terbuka. Drainase fistula ini menjadi mudah mengalami infeksi.
Sekali mengalami infeksi, fistula ini sering berkembang menjadi
eksaserbasi akut yang rekuren. Pasien mungkin datang dengan selulitis
fasial atau ulserasi yang berlokasi pada bagian depan telinga. Ulserasi
ini sering diobati tanpa mengetahui sumber primernya dan fistula
preaurikular menjadi tidak ketahuan. Perkembangan dari adanya
infeksi, lesinya mungkin dapat berkembang menjadi jaringan skar.(1,3)

2. Pemeriksaan fisik
Fistula preaurikular biasanya muncul sebagai sebuah celah kecil
dekat tepi anterior heliks bagian ascending. Jika fistula ini mengalami
infeksi yang aktif dapat ditemukan adanya tanda-tanda radang yang
biasanya disertai pengeluaran sekret, dan dapat meninggalkan gejala

sisa berupa jaringan parut ( scarring) . Pada pemeriksaan fisik dapat


pula ditemukan fistula branchiogenik dan atau penurunan pendengaran.
(3)
Choi et al, pada tahun 2007, mencatat bahwa apa yang
dikenal sebagai fistula preaurikular dapat terjadi di area postaurikula.
Fistula terjadi pada area postaurikula memperlihatkan angka
kekambuhan yang rendah setelah operasi (0%) daripada

area preaurikular (2.2%). (3)

5
3. Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium yang biasa dilakukan adalah kultur


pus yang berasal dari fistula. Pemeriksaan kultur ini digunakan
mengetahui jenis mikroorganisme penyebab infeksi pada saluran fistula,
sehingga dapat diberikan terapi antibiotik yang sesuai. (3)

4. Pemeriksaan Radiologi

Pemeriksaan radiologi dapat digunakan untuk mengetahui


bentuk dari saluran fistula. Fistulografi digunakan untuk melihat
bentuk dan sejauh mana saluran fistula ini. Sedangkan ultrasonograpi
dapat digunakan untuk mengetahui hubungan antara saluran fistula
dengan arteri temporal superfsial, krus anterior heliks, dan tragus. (3)

5. Gambaran histologis

Pada pemeriksaan makroskopis, fistula preaurikular terdiri dari


struktur tubular yang sederhana atau gambaran melingkar memiliki
dinding yang tipis dan berkilau, atau putih dan menebal. Saluran fistula
dapat melingkar atau dapat berliku-liku, dan lumennya berisi debris.
Fistula preaurikular sering penuh dengan keratin dan dikelilingi oleh
jaringan ikat longgar. Secara mikroskopis, duktus dari fistula
dikelilingi oleh epitel squamous berlapis dan mengandung banyak kista
sepanjang salurannya. Jaringan ikat yang mengelilingi duktus dapat
mengandung folikel rambut; kelenjar sebasea dan kelenjar keringat;
dan jaringan inflamasi, diantaranya limfosit, sel plasma dan leukosit
polimorfonuklear. (1,3)

6
2.7 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan fistula preaurikular kongenital ini tidak
diperlukan kecuali pencegahan terjadinya infeksi yaitu menghindari
manipulasi dan membersihkan muara dari sumbatan dengan alkohol
atau cairan antiseptik lainnya secara rutin. Pada kasus dengan infeksi
biasanya dapat diberikan antibiotik dan kompres hangat. (1,3,5)

Pembedahan fistula adalah dengan diseksi dan eksisi komplit dari


fistula dan salurannya, hanya dilakukan pada infeksi yang berulang oleh
karena sulitnya mengeluarkan fistula secara lengkap. Kesukaran
pembedahan disebabkan oleh adanya percabangan fistula sehingga sulit
untuk menentukan luas keseluruhan saluran tersebut. Selama
eksisi pembedahan, harus diingat bahwa salurannya dapat
berkelok-kelok dengan cabang-cabangnya di subkutaneus. Diseksi
sampai ke periosteum dari tulang temporal biasanya dibutuhkan, dan
semua cabang-cabang dari salurannya harus diangkat untuk mencegah
infeksi yang berulang. Pengangkatan yang tidak lengkap menimbulkan
sinus yang mengeluarkan cairan sehingga membutuhkan pengangkatan
yang lebih sulit dan lebih radikal. Untuk membantu pembedahan dapat
disuntikkan larutan methylen blue ke dalam saluran sebelum operasi
sehingga jaringan yang berwarna bisa digunakan sebagai petunjuk
panjang dan luasnya fistula. Harus diketahui bahwa zat warna tersebut
mungkin tidak memasuki seluruh cabang-cabang yang lebih kecil
sehingga diperlukan ketelitian selama diseksi untuk mencari saluran-
saluran kecil yang tidak berwarna. (1,3,5,6,7)

7
Gambar 2. Eksisi Fistula Preaurikular.(5)

Cara lain adalah dengan fistulografi, yaitu dengan cara


memasukkan zat kontras ke dalam muara fistula, lalu dilakukan
pemeriksaan radiologik. Pada pemeriksaan fistulografi tidak dapat
menggambarkan jalur traktus yang sebenarnya karena infeksi yang
berulang menimbulkan tersumbatnya traktus oleh jaringan fibrosis.
Pembedahan dilakukan apabila inflamasi sudah sembuh. (1)

Sewaktu pembedahan eksisi komplit harus diingat bahwa bahaya


terkenanya kelenjar parotis atau saraf fasialis. Keduanya harus
benar-benar diidentifikasi. Pada beberapa penderita kelainan ini,
salurannya dapat berjalan di medial atau lateral dari saraf fasialis, oleh
karena itu saraf fasialis harus dikenali pada waktu diseksi. Atau juga
salurannya sering berjalan di antara cabang saraf fasialis dan harus
di eksplorasi dengan sangat hati-hati sewaktu pembedahan. Sebelum
melakukan pembedahan, sangat penting untuk mengetahui letak anatomi
perjalanan saraf fasialis, terutama setelah keluar dari foramen
stilomatoideus. (1,8)

8
2.8 Diagnosis Banding
Diagnosis banding dari fistula preaurikular adalah:
a. Karsinoma sel basal

Karsinoma sel basal adalah keganasan yang berasal dari sel


pluripotensial pada lapisan basal dari epidermis atau folikel. Faktor
resisko yang paling sering mwnyebabkan basal sel karsinoma adalah
paparan sinar matahari.daerah predileksi pada daerah kepala dan leher.
Gambaran lesi biasanya muncul sebagai papul berwarna merah atau pink

yang perlahan membesar.(9)

Gambar 3. Papul berwarna merah muda translusen disertai telangiektasisdan erosi krusta. ( 9 )

b. Kista inklusi epidermal

Kista inklusi epidermal adalah kista kutaneus yang paling sering


terjadi. Kista ini dapat terjadi di badan, dan paling sering terjadi di
wajah, kepala, leher, dan punggung. Kista inklusi epidermal berasal
dari proliferasi dari sel epidermal. Gambaran umum kista inklusi
epidermal berupa benjolan berwarna kekuningan, berbentuk nodul
dengan berbagai ukuran. Dan memiliki pori di bagian sentralnya. (10)

9
Gambar 4. Kista epidermoid yang besar dengan punctum prominen.(10)

2.9 Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada fistula preaurikular adalah :

1. Pasien dapat mengalami infeksi pada salurannya dengan pembentukan


abses.
2. Infeksi dan ulserasi dapat terjadi pada bagian yang jauh dari tempat
yang terbuka.
3. Kekambuhan post operasi merupakan komplikasi dari ekstirpasi
saluran fistula.
Beberapa faktor yang berkontribusi untuk terjadinya
kekambuhan setelah operasi adalah usaha pengangkatan sebelumnya
pada saat dioperasi, operasi dengan menggunakan anestesi lokal,
pengangkatan yang tidak sempurna dari saluran fistula, infeksi yang
aktif pada saat operasi, drainase abses sebelum operasi, kurangnya
gambaran yang jelas dari traktus ketika dilakukan operasi, kegagalan
mengangkat kartilago aurikula pada dasar fistula, kegagalan untuk
mengidentifikasi nervus fasialis karena letaknya yangdekat dengan
fistula.(3)
2.10 Prognosis
Fistula preaurikular umumnya memilikiprognosis yang baik. Jika
fistula preaurikular ini ditangani dengan tepat maka hasilnya akan
memuaskan dan kecil kemungkinan untuk residif.(3)

10
BAB III
KESIMPULAN

Fistula preaurikular merupakan kelainan herediter yang dominan.


Fistula dapat ditemukan di depan tragus. Berbentuk bulat atau lonjong,
dengan ukuran seujung pensil. Fistula ini sering menjadi infeksi dan
bakteri yang menyebabkan infeksi ini adalah Staphylococcus

epidermidis, Staphylococcus aureus, Streptococcus viridians, Peptococcus

species, dan Proteus species.

Kelainan ini biasanya asimptomatik. Penderita dengan fistula


preaurikularpada umumnya datang ke dokter setelah terjadi obstruksi dan
infeksi fistel ini baik infeksi yang pertama ataupun infeksi yang berulang
dengan keluhan-keluhan rasa sakit dan bengkak di depan telinga, demam
disertai pengeluaran sekret, dan dapat meninggalkan gejala sisa berupa

jaringan parut ( scarring).

Penatalaksanaan fistula preaurikulartidak diperlukan kecuali


pencegahan terjadinya infeksi yaitu menghindari manipulasi dan
membersihkan muara dari sumbatan dengan alkohol atau cairan antiseptik
lainnya secara rutin. Pada kasus dengan infeksi biasanya dapat diberikan
antibiotik dan kompres hangat.
Pembedahan fistula adalah dengan diseksi dan eksisi komplit dari
fistula dan salurannya, hanya dilakukan pada infeksi yang berulang oleh
karena sulitnya mengeluarkan fistula secara lengkap. Fistula preaurikular
umumnya memiliki prognosis yang baik.

11
DAFTAR PUSTAKA

1. Mardhiah A. Fistula Preaurikular Kongenital. Majalah kedokteran


nusantara (serial online).2005. Desember.( cited 2014 April 30 th):
volume 38/hal.328-332. Available
fromURL:http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15598/1/mk
n-des2005- %20%2810%29.pdf

2. Hafil AF, Sosialisman, Helmi. Kelainan telinga luar. Dalam Soepardi EA,
Iskandarb N, Bashiruddin J, Restuti RD. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga,
Hidung, Tenggorok,

3. ScheinfeldNS. Preauricular Sinuses. 2010 (cited 2014 April 30 th); Available from
URL: http://emedicine.medscape.com/article/1118768-overview
4. Voll M, Wesker K. Ear and vestibular apparatus.In: Voll M, Wesker
K. Atlas of

5. Weerda H. Abnormalities. In: Weerda H. Surgery of the Auricle. Stutgart :


Thieme publishing group; 2007.p.106-117
6. Ostrower ST. Preauricular Cysts, Pits, and Fissures. 2010 (cited 2014 April
30 th); Available from URL: http://emedicine.medscape.com/article/845288-
overview
7. Bluestone CD, RosenfeldRM. Preauricular Pit or Fistula. In: Bluestone CD,
RosenfeldRM.Surgical Atlas of Pediatric Otolaryngology. Ontario : BC decker
inc; 2002.p.502-3

8. Skandalakis LJ, Skandalakis JE, Skandalakis PN. Brakial Cleft sinuses and cyst.
In: Skandalakis LJ, Skandalakis JE, Skandalakis PN. Surgical Anatomy and
Technique A

Pocket Manual . 3rd edition. New york : Springer science; 2009.p.47-51


9. Ramsey ML. Basal Cell Carcinoma. 2010 (cited 2014April30th); Available from
URL: http://emedicine.medscape.com/article/1100003-overview
10. Hanson LJ. Epidermal Inclusion Cyst. 2010 (cited 2014April30th); Available from
URL: http://emedicine.medscape.com/article/1061582-overview

12

Anda mungkin juga menyukai