Oleh:
Husnul Khotimah, S. Ked 04054821820057
Rulitia Nairiza, S.Ked. 04054821820092
Faris Naufal Afif, S.Ked. 04054821719005
Nopasari, S.Ked. 04084821921071
Fajri Irwinsyah Manalu, S.Ked. 04011181520086
Alyssa Poh Jiawei, S.Ked. 04011381520183
Pembimbing:
dr. Puspa Zuleika, Sp.T.H.T.K.L (K), M.Kes., FICS
BAGIAN/DEPARTEMEN THT-KL
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
RUMAH SAKIT DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
2019
HALAMAN PENGESAHAN
Referat
Benda Asing Esofagus
Disusun oleh:
Husnul Khotimah, S. Ked 04054821820057
Rulitia Nairiza, S.Ked. 04054821820092
Faris Naufal Afif, S.Ked. 04054821719005
Nopasari, S.Ked. 04084821921071
Fajri Irwinsyah Manalu, S.Ked. 04011181520086
Alyssa Poh Jiawei, S.Ked. 04011381520183
Pembimbing:
dr. Puspa Zuleika, Sp.T.H.T.K.L. (K), M.Kes., FICS
Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti
Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian/Departemen THT-KL Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya/Rumah Sakit Dr. Mohammad Hoesin Palembang periode 11
Maret – 15 April 2019.
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Benda asing atau corpus alienum adalah benda yang berasal dari luar
tubuh (eksogen) atau dalam tubuh (endogen), yang pada keadaan normal tidak
ada.1 Dari semua kasus benda asing yang masuk kedalam saluran cerna dan
pernapasan anak-anak, sepertiganya tersangkut di saluran pernapasan. Benda
asing esofagus adalah benda yang tajam maupun tumpul atau makanan yang
tersangkut dan terjepit di esofagus karena tertelan, baik secara sengaja maupun
tidak sengaja.1-3
Kasus benda asing tertelan dan impaksi makanan di saluran cerna
merupakan kasus yang sering dijumpai. Tertelan benda asing relatif menjadi kasus
emergensi di bidang otorinolaringologi.4 Kebanyakan kasus benda asing dapat
tertelan secara spontan, 10-20% memerlukan intervensi endoskopi dan 1%
memerlukan tindakan pembedahan,5 namun didapatkan sekitar 1500-2750 pasien
meninggal tiap tahunnya di Amerika Serikat akibat tertelan benda asing.6 Di
RSUP Dr Mohammad Husein (RSMH) Palembang selama periode Januari 2013
sampai dengan Desember 2015 terdapat 43 pasien yang berobat ke bagian THT-
KL dengan keluhan benda asing tertelan di esofagus.7 Anak-anak lebih banyak
dijumpai pada kasus ini dibandingkan dewasa. Menurut data American
Association of Poison Control Centers tahun 2000, sebanyak 75% merupakan
anak-anak dari 116.000 kasus.1,8 Populasi dewasa pada kasus ini biasanya
berkaitan dengan kondisi tertentu seperti retardasi mental, kelainan psikiatri,
penggunaan alkohol, dan pasien edentulous.9
Benda asing esophagus sering ditemukan di daerah penyempitan fisiologis
esophagus. Tujuh puluh persen dari 2394 kasus benda asing esofagus ditemukan
di daerah servikal, dibawah sfingter krikofaring, 12% didaerah hipofaring dan
7,7% didaerah esofagus torakal. Dilaporkan 48% kasus benda asing yang
tersangkut di daerah esofagogaster menimbulkan infeksi lokal. Gejala yang timbul
berupa rasa tercekik (choking), rasa tersumbat di tenggorok (gagging), disfagia
dan muntah. Kejadian ini membutuhkan kecepatan diagnosis dan intervensi,
1
dimana keterlambatan tindakan akan menyebabkan morbiditas yang nyata hingga
kematian.1
Kasus benda asing di esofagus pada dewasa merupakan kondisi serius
yang dapat menyebabkan komplikasi seperti ulserasi mukosa, perforasi esofagus,
mediastinitis, trauma vaskular, fistula aortaesofageal, pneumothorax,
pseudoaneurisma, fistula trakeoesofageal, perikarditis, dan kondisi serius lainnya.
Komplikasi ini berkaitan dengan tingginya tingkat mortalitas pada usia dewasa,
dan lebih meningkat lagi pada pediatri.4
Mengingat tingginya angka kejadian benda asing di esofagus terutama
pada anak-anak dan bahaya yang ditimbulkan, penulis tertarik untuk mengangkat
masalah tersebut dalam referat ini.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
4
disebabkan oleh persilangan arkus aorta (setinggi Th 1). Penyempitan yang ketiga
disebabkan oleh persilangan bronkus kiri (setinggi Th 4), dan yang keempat
disebabkan oleh mekanisme sfingter gastroesofageal (setinggi Th 10).12,13
daerah bertekanan tinggi. Daerah tekanan tinggi ini berfungsi untuk mencegah
aspirasi dan refluks isi lambung. Tekanan menurun bila masing-masing sfingter
relaksasi sewaktu menelan dan kemudian meningkat bila gelombang peristaltik
melewatinya. Rangkaian gerakan kompleks yang menyebabkan terjadinya proses
menelan mungkin terganggu bila ada sejumlah proses patologis. Proses ini dapat
mengganggu transport makanan maupun mencegah refluks lambung.10,14
2.3.2 Epidemiologi
Sebanyak 80% kasus datang ke emergensi karena benda asing di
esofagus adalah anak-anak, dengan rentang usia 6 bulan sampai 3 tahun. Biasanya
datang akibat tidak sengaja tertelan koin, benda berujung tajam (pin,jarum), batre,
mainan, krayon, tulang ikan dan ayam, potongan makanan yang besar, perhiasan,
dan benda lain. Koin adalah benda asing terbanyak tertelan oleh anak-anak. Pada
usia dewasa, kejadian yang sama akibat benda asing di esofagus adalah impaksi
makanan, terutama daging. Perkiraan insiden impaksi makanan pertahun yaitu 13
sampai 16 dari 100.000 kasus. Abnormalitas seperti peptic stricture dan esofagitis
eosinofilik diduga berhubungan dengan impaksi makanan. Di Amerika Serikat
kejadian impaksi makanan terbanyak diakibatkan oleh daging seperti hot dog,
pork, dan ayam. Sedangkan di Asia dan negara di sekitar pantai terbanyak
diakibatkan oleh ikan dan tulang ikan.6,13 Sekitar 80%-90% benda asing yang
9
eosinofil, pada anak, impaksi makanan bisa disebabkan oleh anomali vaskular
atau kelainan kongenital lain.1,17
2.3.4 Patofisiologi
Pederita biasanya dapat melokalisasi jika tertelan benda asing pada
esophagus atas, tetapi tidak akan bisa jika lokasi di dua pertiga bawah dari
esophagus. Ketika benda asing masuk ke esophagus, hal ini dapat menyebabkan
terbentuknya peradangan sehingga menimbulkan efek trauma pada esophagus.
Peradangan tersebut menyebabkan edema yang menimbulkan rasa nyeri. Efek
lebih lanjut adalah terjadi penumpukan makanan, rasa penuh di leher dapat
menganggu sistem pernapasan sebagai akibat trauma yang juga mempengaruhi
trakea, dimana trakea memiliki jarak yang dekat dengan esophagus.1,15
Lokasi benda asing tersering adalah esofagus bagian proksimal,
krikofaring atau sfingter esofagus atas. Hal ini disebabkan karena adanya
perubahan otot bergaris menjadi otot polos. Muskulus kontriktor faringeus
mempunyai kontraksi yang lebih kuat untuk mendorong benda asing melalui
sfingter esofagus atas kemudian diteruskan ke muskulus esofagus yang
kontraksinya relatif lebih lemah sehingga menyebabkan benda asing impaksi tepat
dibawah sfingter esofagus atas atau krikofaring.1,10 Pada anak-anak, sekitar 74%
benda asing terjadi di proksimal, yaitu krikofaring. Sedangkan usia dewasa,
sekitar 68% obstruksi terjadi di esofagus distal yang berkaitan dengan
abnormalitas.13
Benda asing yang terhenti dalam esofagus dalam waktu lama akan
menimbulkan lesi atau nekrosis akibat adanya penekanan atau pressure necrosis
dan selanjutnya timbul jaringan granulasi. Bila ada bagian yang tajam dapat
timbul perforasi esofagus. Gejala yang ditimbulkan akibat perforasi esofagus
adalah nyeri dada, emfisema subkutis di leher dan dada, pneumomediastinum
yang dapat diikuti mediastinitis.1,6
12
2.3.5 Diagnosis
Diagnosis benda asing di esofagus ditegakkan berdasarkan anamnesis,
gambaran klinis dengan gejala dan tanda, pemeriksaan radiologik dan endoskopik.
Tindakan endoskopi dilakukan untuk tujuan diagnostik dan terapi.1
1) Anamnesis
Waktu kapan pasien menelan benda asing, tipe benda yang tertelan, dan
onset gejala penting diketahui. Diagnosis tertelan benda asing harus di
pertimbangkan pada setiap orang dengan riwayat tercekik (choking), tersumbat di
tenggorokan, batuk, muntah, tidak bisa menelan makanan padat atau cairan
(disfagia), berat badan menurun, demam, gangguan nafas, rasa tidak nyaman saat
menelan (odinofagia), sensasi benda asing, dan regurgitasi makanan yang belum
dicerna. Obstruksi esofagus parsial maupun komplit hampir semuanya
menimbulkan gejala, seperti nyeri dada substernal, difagia, gagging, vomit,
sensasi tercekik (choking), dan drooling. Pada pasien dengan disfagia, disfonia,
dan odinofagia, hampir 80% kemungkinan terdapat benda asing maupun impaksi
makanan. Jika gejala berupa nyeri retrosternal atau rasa mengganjal pada faring,
didapatkan kurang dari 50% pasien teridentifikasi benda asing di esofagus.6,18
Gejala disfagia bervariasi bergantung pada ukuran benda asing. Disfagia lebih
berat jika terdapat edem mukosa yang memperberat sumbatan, sehingga timbul
rasa sumbatan esophagus yang persisten.1
Pada kasus benda asing di esofagus, 20%-38% anak asimptomatis. Gejala
sulit dinilai, biasanya hanya drooling, sulit makan, saliva dengan bercak darah,
hingga gagal pertumbuhan. Riwayat penyakit perlu diketahui untuk mengetahui
riwayat pernah atau tidak tertelan benda asing, khususnya impaksi makanan,
karena berkaitan dengan dilatasi esofagus sehingga meninbulkan episode rekuren.
Riwayat alergi (asma, rinitis alergi, urtikaria, dermatitis atopik, dan alergi
makanan atau obat) bisa menjadi petunjuk pada pasien yang memiliki esofagitis
eosinofilik.6,18
2) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dibutuhkan untuk menentukan perkiraan lokasi benda
asing, terutama untuk mengidentifikasi kemungkinan komplikasi. Memastikan
13
jalan nafas dan tingkat kesadaran adalah hal yang paling penting sebelum
memutuskan untuk melakukan intervensi endoskopi atau tidak.6
Pada pemeriksaan fisik, terdapat kekakuan lokal pada leher bila benda
asing terjepit akibat edema yang timbul progresif. Bila benda asing tersebut
ireguler menyebabkan perforasi akut, dan didapatkan tanda-tanda
pneumomediastinum, emfisema leher berupa bengkak, kemerahan, atau krepitus
pada regio leher atau dada. Pada uskultasi terdengar suara getaran di daerah
prekordial atau di antara skapula.1,6
Pada anak-anak, gejala nyeri atau batuk dapat disebabkan oleh
aspirasi dari air liur atau minuman dan pada pemeriksaan fisik didapatkan ronki,
mengi, demam, abses leher atau tanda-tanda emfisema subkutan. Selain itu, bisa
didapatkan tanda-tanda lanjut seperti berat badan menurun dan gangguan
pertumbuhan. Benda asing yang berada di daerah servikal esofagus dan di bagian
distal krikofaring, dapat menimbulkan gejala obstruksi saluran nafas dengan bunyi
stridor, karena menekan dinding trakea bagian posterior, dan edema
periesofagus.1,19
3) Pemeriksaan Penunjang
Pasien yang diduga kasus benda asing di esofagus perlu dilakukan
pemeriksaan rontgen anteroposterior dan lateral pada dada dan abdomen untuk
mengidentifikasi jenis dan lokasi benda asing. Benda asing radiopak seperti uang
logam, mudah diketahui lokasinya dan harus dilakukan sesaat sebelum tindakan
esofagoskopi untuk mengetahui kemungkinan benda asing berpindah ke arah
distal. Letak uang logam umumnya koronal, maka pada hasil foto rontgen
servikal/torakal posisi PA akan dijumpai bayangan radioopak berbentuk bundar,
sedangkan pada posisi lateral berupa garis radioopak yang sejajar dengan kolumna
vertebralis. Benda asing seperti tulang, kulit telur, dan lain-lain cenderung berada
pada posisi koronal dalam esofagus, sehingga lebih mudah dilihat dalam posisi
lateral. Benda asing radiolusen seperti plastik, aluminium dan lain-lain, dapat
diketahui dengan tanda inflamasi periesofagus atau hiperinflamasi hipofaring dan
esofagus bagian proksimal.1,6
14
faktor risiko impaksi makanan. Endoskopi juga digunakan untuk menilai laserasi
atau kerusakan setelah benda asing sudah tidak ada secara spontan.6
Terdapat pemeriksaan penunjang lain berupa xeroradiografi yang
menunjukkan gambaran penyangatan (enhancement) pada daerah pinggir benda
asing. Computed tomography scan (CT Scan) esofagus dapat menunjukkan
gambaran inflamasi jaringan lunak dan abses. Magnetic resonance imaging (MRI)
dapat menunjukkan gambaran semua keadaan patologik esofagus.1
2.3.6 Tatalaksana
Urgensi tatalaksana benda asing esofagus bergantung pada usia, gejala
klinis, bentuk, ukuran, jenis, lokasi benda asing, dan waktu tertelan. Pertama kali
yang dilakukan saat pasien datang adalah mengevaluasi jalan napas dan
kemampuan ventilasi. Pasien yang memiliki risiko tinggi aspirasi membutuhkan
tatalaksana segera. Pasien yang stabil tanpa gejala obstruksi tidak memerlukan
endoskopi segera namun harus tetap diobservasi. Terapi ini dilakukan pada kasus
benda asing tumpul, pendek (panjang < 6cm), dan kecil (diameter <2,5cm). Benda
asing akan berlalu dengan spontan dalam waktu 4-6 hari.8,22
Pada kasus benda asing di esofagus antibiotik intravena dan steroid perlu
diberikan.21 Terapi glukagon dosis 0.5-2.0 mg dapat merelaksasi otot polos
esofagus dan spingter esofagus bawah, sehingga diharapkan benda asing dapat
lewat. Keberhasilan terapi glukagon mencapai 12%-58% untuk kasus impaksi
makanan. Penggunaan glukagon kombinasi dengan endoskopi dapat
meningkatkan keberhasilan terapi impaksi makanan. Nifedipin dan nitrogliserin
tidak dianjurkan karena efek samping hipotensinya.7
Benda asing di esofagus dapat dikeluarkan dengan tindakan endoskopi
yaitu esofagoskopi dengan menggunakan cunam yang sesuai dengan benda asing
tersebut. Esofagoskopi dapat dilakukan dalam 24 jam kasus tertelan benda asing
tanpa obstruksi komplit, yang sebaiknya dilakukan dalam waktu 6-12 jam setelah
kejadian.6,21 Esofagoskopi juga merupakan indikasi absolut untuk benda asing
tajam, tidak radioopak, panjang dan jumlah lebih dari satu atau pada pasien
dengan kelainan esofagus.10 Benda asing tajam yang tidak berhasil dikeluarkan
16
2.3.7 Komplikasi
Benda asing dalam esofagus dapat menimbulkan laserasi mukosa,
perdarahan, nekrosis, dan terbentuknya striktur. Komplikasi serius lain yaitu
obstruksi jalan napas, perforasi esofagus, fistel trakeo-esofagus, injuri vaskular
(fistula aortaesofageal), abses retrofaringeal, mediastinitis, perikarditis, dan injuri
pita suara. Benda asing esofagus juga dapat menyebabkan dehidrasi karena
terganggunya makan dan minum.1,13
Terdapat tiga jenis benda asing yang dianggap memiliki risiko tinggi
komplikasi, yaitu batere jam (button batteries), multipel magnet, dan benda
dengan ujung tajam. Batere jam dapat menyebabkan injuri termal sekaligus
memproduksi ion hidroksida menyebabkan injuri alkalin. Injuri terjadi dalam 15
menit dan menjadi perforasi dalam hitungan jam. Lebih dari 90% komplikasi
serius terjadi pada anak usia kurang dari 5 tahun akibat batere berdiameter 20 mm
atau lebih dan impaksi yang tidak diketahui. Multipel magnet dapat menimbulkan
komplikasi serius menjadi iskemia, perforasi, pembentukan fistula, dan obstruksi,
dibandingkan dengan hanya menelan satu magnet yang kemungkinan kecil
19
Benda asing esofagus adalah benda yang dalam keadaan normal tidak ada.
Benda asing ini tersangkut dan terjepit di esofagus. Benda asing dapat berasal dari
luar tubuh (eksogen) seperti atau dari dalam tubuh (endogen), yang disengaja
maupun tidak sengaja. Kasus benda asing esofagus lebih banyak terjadi pada
anak-anak daripada orang dewasa yang kejadian tersering pada rentang usia 6
bulan-3 tahun. Lokasi tersering benda asing esofagus adalah pada sfingter
krikofaringeus.
Penegakan diagnosis benda asing didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan radiologi dan endoskopi. Gejala sumbatan benda asing
tergantung pada pada ukuran, bentuk dan jenis benda asing, lokasi tersangkutnya
benda asing, komplikasi yang timbul akibat benda asing tersebut dan lama benda
asing tertelan.
Tatalaksana benda asing esofagus dapat dilakukan observasi, ekstraksi
dengan esofagoskopi, dan tindakan pembedahan. Pasien yang memiliki risiko
tinggi aspirasi membutuhkan tatalaksana segera. Benda asing seperti baterai,
benda asing tajam, dan bolus makanan yang menimbulkan obstruksi komplit
memerlukan tindakan ekstraksi emergensi. Sedangkan benda asing esofagus
berupa magnet dan benda asing ukuran kecil hingga besar yang berujung tidak
tajam merupakan keadaan urgensi.
Benda asing dalam esofagus dapat menimbulkan laserasi mukosa,
perdarahan, nekrosis, dan terbentuknya striktur. Komplikasi serius lain yaitu
obstruksi jalan napas, perforasi esofagus, fistel trakeo-esofagus, injuri vaskular
(fistula aortaesofageal), abses retrofaringeal, mediastinitis, perikarditis, dan injuri
pita suara. Benda asing esofagus juga dapat menyebabkan dehidrasi karena
terganggunya makan dan minum.
20
DAFTAR PUSTAKA
21
22
25. Theissing J, Rettinger G, Werner JA. ENT - head and neck surgery:
essential procedures. New York: Thieme; 2011.
26. Sidney University. Esophageal foreign body. 2012. [diakses 17 Maret 2018
dari http://www.vetbook.org/].