GAWAT JANIN
Pembimbing :
Oleh :
Referat :
GAWAT JANIN
Disusun oleh :
Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian Kepaniteraan Ilmu Obstetri dan Ginekologi RSUD
Ciawi
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia yang dilimpahkan-
Nya sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan referat dengan judul “GAWAT JANIN”.
Dalam menyusun referat ini penulis menggunakan referensi dan jurnal yang terkait.
Begitu pula penulis menyadari referat ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, dengan hati terbuka penulis menerima segala kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan referat ini.
Selama proses penyusunan referat ini penulis menemui berbagai keterbatasan. Oleh karena itu,
ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :
1. dr. Gioseffi Purnawarman, Sp.OG selaku pembimbing dalam penulisan referat ini.
2. Teman-teman sejawat yang mengikuti kepaniteraan ilmu kebidanan dan penyakit kandungan
di RS Umum Daerah Ciawi, Kabupaten Bogor periode 4 Desember 2017- 10 Febuari 2018.
Yang telah memberikan dukungan, masukan, kritik, dan saran dalam penyusunan referat ini.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis berharap semoga referat ini dapat memberikan
manfaat bagi para pembacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I ........................................................................................................................ 1
Pendahuluan ....................................................................................................... 1
BAB II ...................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN
Proses kehamilan dan persalinan ibaratnya seperti akan melakukan suatu perjalanan.
Banyak hal yang harus dipersiapkan, terutama oleh calon ibu. Seorang calon ibu tentunya
akan mengharapkan suatu keadaan optimal supaya dirinya dan bayi yang dikandungnya dapat
melalui proses persalinan dengan aman dan selamat.1 Menurut WHO, tujuan pelayanan
kebidanan adalah menjamin agar setiap wanita hamil dan wanita yang menyusui bayinya
dapat memelihara kesehatannya sesempurna-sempurnanya agar wanita hamil melahirkan bayi
sehat tanpa gangguan apapun dan kemudian dapat merawat bayinya dengan baik. Oleh
karena itu, para tenaga medis dituntut untuk mampu mengenali dengan cepat serta menangani
keadaan-keadaan yang dinilai dapat membahayakan ibu maupun janin.2
Umumnya ukuran yang dipakai untuk menilai baik buruknya suatu pelayanan
obstetric dalam suatu Negara atau daerah adalah kematian maternal, namun sekarang
kematian bayi dianggap sebagai ukuran yang lebih baik serta lebih peka untuk menilai
kualitas pelayanan kebidanan. Angka kematian bayi di Indonesia pada tahun 2003 mencapau
350 per 10.000 kelahiran hidup.2
Tujuan dari penulisan referat ini adalah supaya sebagai tenaga medis mampu untuk
memberikan pelayanan medis yang semaksimal mungkin di bidang obstetri, yaitu dengan
mampu mendeteksi keadaan yang dinilai membahayakan dan menanganinya sesuai dengan
prosedur yang berlaku, dalam hal ini secara khusus adalah keadaan gawat janin.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2 Patofisiologi
1. Dahulu janin dianggap mempunyai tegangan oksigen yang lebih rendah karena janin
dianggap hidup di lingkungan hipoksia dan asidosis yang kronik, tetapi sebenarnya
janin hidup dalam lingkungan yang sesuai dan konsumsi oksigen per gram berat badan
sama dengan orang dewasa, kecuali bila janin mengalami stress.
2. Afinitas terhadap oksigen, kadar hemoglobin dan kapasitas angkut oksigen pada janin
lebih besar dibandingkan dengan orang dewasa. Demikian juga halnya dengan curah
jantung dan kecepatan arus darah lebih besar daripada orang dewasa. Dengan
demikian penyaluran oksigen melalui plasenta kepada janin dan jaringan perifer dapat
terselenggara dengan relatif baik. Sebagai hasil metabolisme oksigen akan terbentuk
asam piruvat, sementara CO2 akan terganggu yang berakibat penurunan pH atau
timbulnya asidosis. Hipoksia yang berlangsung lama menyebabkan janin harus
mengolah glukosa menjadi energi melalui reaksi anaerobik yang tidak efisien, bahkan
menimbulkan asam organik yang menambah asidosis metabolik. Pada umumnya
asidosis janin disebabkan oleh gangguan arus darah uterus atau darah tali pusat.
3. Bradikardi janin tidak harus berarti merupakan indikasi kerusakan jaringan akibat
hipoksia, karena janin mempunyai kemampuan redistribusi darah bila terjadi hipoksia,
sehingga jaringan vital (otak dan jantung) akan menerima penyaluran darah yang lebih
banyak dibandingkan jaringan perifer. Bradikardia mungkin merupakan mekanisme
perlindungan agar jantung bekerja lebih efisien ssebagai akibat hipoksia.4
2.1.3 Etiologi
Gawat janin dapat disebabkan oleh bermacam-macam hal. Beberapa penyebab yang
umum dan sering terjadi:
- Kontraksi
Pencegahan otot uterus secara involunter untuk melahirkan bayi. Kontraksi secara
langsung mengurangi aliran darah ke plasenta dan dapat mengkompresi tali pusat sehingga
penyaluran nutrisi terganggu. Hal ini dapat terjadi pada keadaan:
Bila tekanan darah ibu menurun selama persalinan, jumlah aliran darah ke fetus akan
berkurang. Hipotensi dapat disebabkan oleh:
Anestesi epidural
posisi supine
Hal tersebut terjadi karena adanya pengurangan jumlah aliran darah dari vena cava ke
jantung
Penyebab yang paling utama dari gawat janin dalam masa antepartum adalah insufisiensi
uteroplasental. Faktor yang menyebabkan gawat janin dalam persalinan/intrapartum adalah
kompleks, contohnya seperti: penyakit vaskular uteroplasental, perfusi uterus yang
berkurang, sepsis pada janin, pengurangan cadangan janin, dan kompresi tali pusat.
Pengurangan jumlah cairan ketuban, hypovolemia ibu dan pertumbuhan janin terhambat
diketahui mempunyai peranan.5
Ada beberapa faktor resiko yang diduga berhubungan dengan kejadian gawat janin:6
Gejala yang dirasakan oleh ibu adalah berkurangnya gerakan janin. Ibu dapat
melakukan deteksi dini dari gawat janin ini, dengan cara menghitung jumlah tendangan janin/
‘kick count’. Janin harus bergerak minimal 10 gerakan dari saat makan pagi sampai dengan
makan siang. Bila jumlah minimal sebanyak 10 gerakan janin sudah tercapai, ibu tidak harus
menghitung lagi sampai hari berikutnya. Hal ini dapat dilakukan oleh semua ibu hamil, tapi
penghitungan gerakan ini terutama diminta untuk dilakukan oleh ibu yang beresiko terhadap
gawat janin atau ibu yang mengeluh terdapat pengurangan gerakan janin. Bila ternyata tidak
tercapai jumlah minimal sebanyak 10 gerakan maka ibu akan diminta untuk segera datang ke
RS atau pusat kesehatan terdekat untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.7
Mekonium kental berwarna hijau terdapat di cairan ketuban pada letak kepala
Takikardi/bradikardi/iregularitas dari denyut jantung janin
Asidosis janin
2.1.6 Diagnosis
Kardiotokografi
Kardiotokografi adalah alat elektronik yang digunakan untuk tujuan memantau atau
mendeteksi adanya gangguan yang berkaitan dengan hipoksia janin dalam rahim, seberapa
jauh gangguan tersebut dan menentukan tindak lanjut dari hasil pemantauan tersebut.
Pemantauan dilakukan melalui penilaian pola denyut jantung janin dalam hubungan dengan
adanya kontraksi ataupun aktivitas janin dalam rahim. Kardiotokografi merupakan suatu
metode pemeriksaan yang telah ditetapkan sebagai suatu pemeriksaan standar rutin untuk
menentukan kesejahteraan janin. Meskipun pemeriksaan kardiotokografi menunjukkan hasil
dengan tingkat positif palsu yang tinggi, yaitu sekitar 64% dan evaluasinya juga sangat
subyektif, tetapi saat ini tetap menjadi metode penapisan diagnosis hipoksia akut pada janin,
karena tidak ada cara pemeriksaan lain yang lebih obyektif dan non invasif.9
Pengukuran eksternal
Dengan menggunakan alat yang dipasang pada dinding perut ibu, terdapat 2
elektroda: elektroda jantung yang ditempatkan tepat di tempat terdengarnya denyut
jantung janin dan elektroda kontraksi yang ditempatkan untuk mengukur tegangan dinding
perut, yang merupakan cara pengukuran tekanan intra uterus secara tidak langsung. Kedua
elektroda dipasang dengan menggunakan suatu sabuk, untuk mendapatkan hasil yang
maksimal, sebelumnya digunakan jeli dengan tujuan menghilangkan pengaruh udara. Cara
pengukuran ini harus lebih cermat, karena dapat dikacaukan oleh denyut aorta ibu. Cara
eksternal lebih popular karena bisa dilakukan selama antenatal maupun intranatal, praktis,
aman (mencegah terjadinya ruptur membran dan invasi uterus), dengan nilai prediksi
positif yang kurang lebih sama dengan cara internal yang lebih invasif.8
Pengukuran internal
Cara ini lebih invasif, alat pemantau dimasukkan ke dalam rongga rahim ibu dan
membutuhkan dilatasi serviks, dan memasukkan kateter bertekanan serta menempelkan
elektroda spiral ke kulit kepala janin. Elektroda bipolar diletakkan pada kulit janin bagian
terdepan secara langsung. Pengukuran internal lebih tepat dan mungkin lebih dipilih pada
keadaan tertentu dimana diperkirakan akan terjadi persalinan yang terkomplikasi.8
Pengambilan darah janin harus dilakukan di laur his dan sebaiknya ibu dalam posisi
tidur miring.
Pemeriksaan darah janin ini dilakukan bila terdapat indikasi sebagai berikut:
Deselerasi lambat berulang
Deselerasi variabel memanjang
Mekonium pada presentasi kepala
Hipertensi ibu
Osilasi/variabilitas yang menyempit
Kontraindikasi:
Syarat:
Tabel 1. Interpretasi dari sampel pH darah janin berdasarkan pedoman RCOG dan
NICE yang terbaru:9
Semua perkiraan hasil sampel tersebut harus diinterpretasi bersama dengan hasil
pengukuran pH terdahulu, tingkat kemajuan dalam persalinan dan gambaran klinis ibu dan
janin.
Dalam interpretasi, dapat terjadi hasil yang abnormal atau normal palsu.
Asidosis ibu
Respons susunan saraf pusat janin terhadap asidosis
Kontaminasi sampel darah
Sampel darah terlalu lama didiamkan sebelum dianalisis
Narkose
Infeksi
Asfiksia saat pengambilan sampel
Prematuritas
Obstruksi jalan nafas neonatal
Trauma persalinan
Anomali kongenital
Recovery incomplete asphyxia
Perdarahan
Insisi terlalu dalam
Infeksi
NST adalah pemeriksaan kesehatan janin dengan menggunakan kardiotokografi pada umur
kehamilan 32 minggu. Menurut American Pregnancy Association, NST dilakukan pada
umur kehamilan lebih atau sama dengan 28 minggu. Sebelum usia 28 minggu, janin belum
cukup berkembang untuk memberikan respons terhadap tes. Pemeriksaan ini dilakukan
dengan maksud menilai kesehatan janin melalui hubungan perubahan denyut jantung janin
dengan gerakan janin yang dirasakan oleh ibu.
Indikasi:
Semua kondisi yang dapat menyebabkan janin lahir dalam keadaan buruk, antara lain:
Kondisi ibu:
Hipertensi kronis
Diabetes mellitus
Anemia berat (Hb < 8 gr % atau Ht < 26 %)
Penyakit vaskuler kolagen
Gangguan fungsi ginjal
Penyakit jantung
Pneumonia dan penyakit paru-paru berat
Penyakit dengan kejang
Kondisi janin:
Kehamilan multipel
Ketuban pecah pada kehamilan kurang bulan
Polihidramnion
Oligohidramnion
Plasentasi abnormal
Solusio plasenta
Kehamilan lewat waktu
Prosedur:
Ada juga hasil yang meragukan (non reassuring), keadaan ini interpretasinya sukar, dapat
disebabkan oleh pemakaian obat yang mendepresi susunan saraf pusat. Pada keadaan hasil
yang meragukan dimana pasien sudah dipastikan tidak sedang dalam pengaruh obat,
dianjurkan agar NST diulang keesokan harinya. Bila reaktivitas tidak membaik, dilakukan
pemeriksaan uji beban kontraksi (OCT).
Deselerasi variabel dapat terdeteksi selama pemantauan. Apabila tidak berulang dan lamanya
tidak lebih dari 30 menit, biasanya tidak menunjukkan keadaan janin yang buruk dan tidak
memerlukan intervensi obstetri. Deselerasi lambat yang berlangsung lebih dari 1 menit pada
pemeriksaan NST biasanya berhubungan dengan keadaan janin yang buruk.
Uji Beban Kontraksi (Contraction Stress Test/ CST) atau Uji Dengan Oksitosin
(Oxytocin Challenge Test/ OCT)
CST/ OCT adalah pemeriksaan kesehatan janin dengan menggunakan kardiotokografi yang
menilai perubahan denyut jantung janin pada saat kontraksi rahim. Tujuan dilakukannya tes
ini adalah untuk memantau kondisi janin pada kehamilan usia lanjut sebelum janin
dilahirkan, menilai apakah janin sanggup mentolerir beban persalinan normal serta menilai
fungsi plasenta.
Indikasi:
Positif
Terjadi deselerasi lambat yang menetap pada sebagian besar kontraksi rahim,
meskipun tidak selalu disertai dengan variabilitas yang menurun dan tidak ada
akselerasi pada gerakan janin
OCT positif menunjukkan adanya insufisiensi uteroplasenta. Kehamilan harus segera
diakhiri, kecuali bila paru-paru belum matang
Mencurigakan
Terjadi deselerasi lambat yang tidak menetap, atau deselerasi variabel yang terus-
menerus
Deselerasi lambat terjadi hanya bila ada kontraksi rahim hipertonus
Bila dalam 10 menit meragukan ke arah positif atau negatif
Adanya takikardi
Bila hasilnya mencurigakan, maka harus dilakukan pemeriksaan ulang 1-2 hari kemudian
Tidak memuaskan
Kontraksi rahim kurang dari 3 kali dalam 10 menit
Pencatatan tidak baik, terutama pada akhir kontraksi
Bila demikian, pemeriksaan harus diulang pada hari berikutnya
Hiperstimulasi
Profil Biofisik
Konsep dasar dari profil biofisik adalah penilaian beberapa variabel dari kegiatan
biofisik fetus yang lebih sensitif dan lebih dapat diandalkan daripada pemeriksaan satu
parameter saja. Pemantauan kegiatan biofisik fetus, memainkan peranan dalam
mengidentifikasi janin yang mengalami asfiksia.
Profil biofisik terdiri dari 5 komponen, salah satunya adalah standar tes non stress.
Setiap komponen diberi nilai 0 sampai dengan 2, sehingga skor total minimal adalah 0 dan
maksimal 10.
Normal : 8 atau 10
Ragu-ragu : 4 atau 6
Profil biofisik kurang begitu menyita waktu bila dibandingkan dengan OCT (Oxitocin
Contraction Test), dan ada beberapa peneliti yang menganjurkan pemeriksaan biofisik
sebagai langkah selanjutnya setelah tes non stress dan bukannya OCT.
Bila tes kedua setelah NST yang non reaktif adalah skor biofisik, maka pengelolaannya
sebagai berikut:
1. Skor 0-2 biasanya merupakan indikasi adanya gangguan terhadap janin dan cukup
alasan untuk melahirkan janin
2. Skor 4-6 setelah NST yang non reaktif, hendaknya tes diulangi atau lakukan OCT
3. Skor 8 atau lebih setelah NST yang non reaktif menunjukkan janin tersebut sehat
dimana NST dapat diulangi pada interval tertentu
2.1.7 Tatalaksana
- Asfiksia
- Menyebabkan kematian janin dalam kandungan (IUFD) jika tidak segera ditangani
dengan baik.
2.1.9 Prognosis
Dubia ad malam
BAB III
Kesimpulan
1. Gawat janin merupakan suatu keadaan yang membahayakan bagi ibu dan janin.
Saat ini, kriteria diagnosis gawat janin adalah: mekonium berwarna hijau kental,
hasil NST non reaktif, asidemia janin
2. Penting untuk mengenali tanda-tanda gawat janin sedini mungkin, adapun banyak
pemeriksaan yang bisa dimanfaatkan
3. Penting bagi tenaga medis untuk memahami dan menangani pasien dengan gawat
janin sesuai prosedur yang berlaku
DAFTAR PUSTAKA