TORSIO TESTIS
Oleh:
Dora Pitasari 18360061
Pembimbing :
dr. Abdi Gunawan, Sp. B
STASE BEDAH
RSUD DR. R. DJOELHAM BINJAI
CO-ASS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
MALAHAYATI
TAHUN 2020/2021
0
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat, hidayat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Referat yang
Penulis menyadari bahwa keberhasilan penulisan ini tidak lepas dari bantuan
dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan
ucapan terima kasih kepada dr. ......................, sebagai dosen pembimbing klinik
selama stase Bedah serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh
penulis.
Akhir kata, ”Tiada gading yang tak retak”. Oleh karena itu, penulis membuka
diri untuk berbagai saran dan kritik yang membangun guna memperbaiki laporan ini.
September, 2020
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... 2
DAFTAR ISI ....................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 4
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 32
2
BAB I
PENDAHULUAN
Torsio testis adalah suatu keadaan dimana funikulus spermatikus yang terpeluntir
yang mengakibatkan oklusi dan strangulasi dari vaskularisasi vena atau arteri ke testis
dan epididimis. Torsio testis merupakan suatu keadaan yang termasuk gawat darurat
dan butuh segera dilakukan tindakan bedah. Kondisi ini, jika tidak segera ditangani
dengan cepat dalam 4 hingga 6 jam setelah onset nyeri maka dapat menyebabkan
infark dari testis yang selanjutnya akan diikuti oleh atrofi testis (Sjamsuhidajat,
2014).
Torsio testis juga merupakan kegawat daruratan urologi yang paling sering
terjadi pada laki-laki dewasa muda, dengan angka kejadian 1 diantara 400 orang
dibawah usia 25 tahun dan paling banyak diderita oleh anak pada masa pubertas (12-
20 tahun). Janin yang masih berada di dalam uterus atau bayi baru lahir tidak jarang
testis baik unilateral ataupun bilateral. Torsio testis harus selalu dipertimbangkan
pada pasien-pasien dengan nyeri akut pada skrotum dan kondisi tersebut juga harus
dibedakan dari keluhan-keluhan nyeri pada testis lainnya agar tidak terjadi kesalahan
3
Penyebab dari akut skrotum biasanya dapat ditegakkan berdasarkan riwayat
tepat. Sekitar 2/3 pasien yang dicurigai menderita torsio testis dengan dilakukan
anamnesis dan pemeriksaan fisik cukup untuk menegakkan diagnosis yang tepat.
Keterlambatan dan kegagalan dalam dignosis dan terapi akan menyebabkan proses
torsio yang berlangsung lama, sehingga pada akhirnya menyebabkan kematian testis
dalam mencari pengobatan (58%), kesalahan dalam diagnosis awal (29%), dan
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dengan panjang 4 cm ukuran dari anterior ke posterior 3 cm dan lebar 2,5cm dan
ekstraabdomen tepat dibawah penis. Testis kiri terletak lebih rendah drpd yang
kanan. Dinding pada rongga yang memisahkan testis dengan epididimis disebut
5
Lapisan Pembungkus Testis (Orchis)
Testis terletak di dalam cavum scrota yg ditutupi oleh scrotum. Dimana lapisan
a. Cutis
b. Tunica dartos
d. M. Cremasterica
h. Tunica Albuginea
6
-- A. testicularis dextra ei sinistra cabang dr aorta abdominalis
Testis dipersarafi oleh serabut saraf dari plexus nervacus tertucularis. Plexus ini
untuk menumbuhkan ciri2 kelamin sejuder laki2. Sel ini juga sebagai
Endocrin
Eksocrin
3 sel ini dibagi 2 bagian yaitu Sel Leydig Sebagai Endocrin sedangkan
7
hormon testosterone yg berfungsi utk memacu perkembangan system
menyebabkan pergerakan yang berlebihan itu, antara lain adalah perubahan suhu
yang mendadak (seperti pada saat berenang), ketakutan, latihan yang berlebihan,
batuk, celana yang terlalu ketat, defekasi, atau trauma yang mengenai skrotum
(Graham, 2010).
Trauma dapat menjadi faktor penyebab pada sekitar 50% pasien, torsio
timbul ketika seseorang sedang tidur karena spasme otot kremaster. Kontraksi
otot ini karena testis kiri berputar berlawanan dengan arah jarum jam dan testis
kanan berputar searah dengan jarum jam. Aliran darah terhenti, dan terbentuk
2014).
8
Torsio testis terjadi bila testis dapat bergerak dengan sangat bebas.
berikut :
Selain gerak yang sangat bebas, pergerakan berlebihan pada testis juga dapat
celana yang terlalu ketat, defekasi atau trauma yang mengenai scrotum.
Pada masa janin dan neonatus, lapisan yang menempel pada muskulus dartos
9
2.3 Epidemiologi
sering.2 Insiden torsio testis adalah 1 dari 4000 laki-laki sebelum usia 25 tahun.
Torsio testis dapat terjadi pada usia berapapun, paling sering pada usia 12-16
tahun; sisi sebelah kiri lebih sering. Median usia pasien torsio testis adalah 15
10
2.4 Klasifikasi
sedangkan tipe intravaginal yang mencapai 90% kasus torsio testis, paling sering
pada anak dan remaja. Torsio testis juga dibagi menurut durasinya sejak onset.
sonografi.
testis normal dan simetris dengan testis yang sehat, hipoekogenik dan
hidrokel kecil.
hidrokel.
Musim dengan suhu lebih rendah dan lembap seperti musim semi dan
11
gestasional, kehamilan kembar, berat badan lahir besar, dan kelahiran per
vaginam menjadi faktor predisposisi torsio testis pada neonatus. Studi juga
tidak turunnya testis juga dikatakan meningkatkan 10 kali risiko torsio testis
berikut :
1. Nyeri hebat yang mendadak pada salah satu testis, dengan atau tanpa faktor
predisposisi
yang infark dapat menyebabkan perubahan pada scrotum. Scrotum akan sangat
menemukan posisi yang nyaman. Selain nyeri pada sisi testis yang mengalami
torsio, dapat juga ditemukan nyeri alih di daerah inguinal atau abdominal. Jika
testis yang mengalami torsio merupakan undesendensus testis, maka gejala yang
12
13
2.7 Patofisiologi Torsio Testis
ETIOLOGI
Iskemia testis
Nekrosis
Stimulasi mual-
muntah dari
otak
14
2.8 Penegakkan diagnosis
1. Pemeriksaan Fisik
torsio pada scrotum akan tampak bengkak dan hiperemis. Eritema dan edema
mengalami torsio juga akan terasa nyeri pada palpasi. Jika pasien datang pada
keadaan dini, dapat dilihat adanya testis yang terletak transversal atau
horisontal. Seluruh testis akan bengkak dan nyeri serta tampak lebih besar bila
bila dilakukan elevasi testis (Prehn sign) (Ringdahl & Teague, 2016).
Pemeriksaan fisik yang paling sensitif pada torsio testis ialah hilangnya
15
2. Pemeriksaan Penunjang
darah ke testis. Penilaian aliran darah testis secara nuklir dapat membantu,
darah, dan dapat membedakan aliran darah intratestikular dan aliran darah
16
dinding scrotum. Alat ini juga dapat digunakan untuk memeriksa kondisi
pada torsio yang sudah lama dan mengalami keradangan steril (Purnomo,
2012).
torsio testismasih meragukan atau bila pasien tidak menunjukkan bukti klinis
1. Pemeriksaan Laboratorium
2. Pemeriksaan Radiologis
testikularis.
17
b) Merupakan Gold Standar untuk pemeriksaan torsio testis dengan
hidrokel.
d) Pada torsio testis, akan timbul keadaan echotexture selama 24-48 jam
Nuclear Scintigraphy :
d) Pada keadaan skrotum yang hiperemis akan timbul diagnosis negatif palsu
e) Adanya daerah yang mengandung sedikit proton pada salah satu skrotum
18
Pemeriksaan ultrasonogram “Doppler“ berwarna menunjukkan torsi akut
mempengaruhi testis kiri pada anak laki-laki berusia 14 tahun yang memiliki rasa
sakit akut selama empat jam.
19
Warna Doppler ultrasonogram menunjukkan peradangan (epididymitis) pada anak laki-laki berusia 16
tahun yang memiliki rasa sakit di testis kiri selama 24 jam
20
2.6 Dianosis Banding
sebagai penyebab dari akut scrotum, antara lain (Minevich, 2017; Ringdahl &
Teague, 2016) :
a. Epididimitis akut
Penyakit ini secara umum sulit dibedakan dengan torsio testis. Nyeri
dibedakan dengan Prehn’s sign, yaitu jika testis yang terkena dinaikkan,
positif), sedangkan pada torsio testis nyeri tetap ada (Prehn’s sign
bakteriuria
b. Hidrokel
cairan yang berada di dalam rongga itu memang ada dan berada dalam
sekitarnya.
21
Hidrokel yang terjadi pada bayi baru lahir dapat disebabkan karena:
ultrasonografi.
22
c. Hernia incarserata
dari kecil sampai besar, Bila hernia sudah mengalami inkarserta maka
gejala yang timbul dapat berupa mual, nyeri kolik abdomen, konstipasi,
keerahan pada skrotum, dan bila di auskultasi dapat didengat bunyi bising
23
d. Tumor testis
Pembesaran testis yang tidak nyeri, biasanya terjadi pada usia 20-
24
e. Torsio appendix testis/epididymis
Apendiks testis adalah sisa embriologi di atas testis yang juga bisa
mengalami torsio. Hal ini dapat di deteksi sebagai titik hitam pada
transluminasi
2.7 Terapi
1. Non operatif
berlawanan dengan arah torsio. Karena arah torsio biasanya ke medial maka
dianjurkan memutar testis ke arah lateral terlebih dahulu, kemudian jika tidak
25
tetapi tidak dapat menghindarkan dari prosedur pembedahan. Jika detorsi
manual sulit dan jarang dilakukan. Di unit gawat darurat, pada anak dengan
scrotum yang bengkak dan nyeri, tindakan ini sulit dilakukan tanpa anestesi.
Selain itu, testis mungkin tidak sepenuhnya terdetorsi atau dapat kembali
menjadi torsio tak lama setelah pasien pulang dari RS. Sebagai tambahan,
2. Operatif
lamanya iskemia, oleh karena itu, waktu sangat penting. Biasanya waktu
operasi ini dimaksudkan untuk mengembalikan posisi testis pada arah yang
benar (reposisi) dan setelah itu dilakukan penilaian apakah testis yang
mengalami torsio masih viable (hidup) atau sudah mengalami nekrosis. Torsio
iskemia, oleh karena itu, waktu sangat penting. Biasanya waktu terbuang
26
untuk pemeriksaan pencitraan, laboratorium, atau prosedur diagnostik lain
masih viable
27
diserap pada 3 tempat untuk mencegah agar testis tidak terpluntir
lamanya iskemia, oleh karena itu, waktu sangat penting. Biasanya waktu
28
29
Jika testis masih viable, dilakukan orkidopeksi (fiksasi testis) pada tunika
menggunakan benang yang tidak diserap pada tiga tempat untuk mencegah agar
testis tidak terpuntir kembali. Sedangkan pada testis yang sudah mengalami
orkidopeksi kontralateral. Testis yang telah mengalami nekrosis jika tetap berada
30
2.8 Komplikasi
Torsio testis dan spermatic cord akan berlanjut sebagai salah satu kegawat
daruratan dalam bidang urologi. Nekrosis tubular pada testis yang terlibat jelas
terlihat setelah 2 jam dari torsi. Keterlambatan lebih dari 6-8 jam antara onset
gejala yang timbul dan waktu pembedahan atau detorsi manual akan menurunkan
angka pertolongan terhadap testis hingga 55-85%. Putusnya suplai darah ke testis
dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan atrofi testis. Atrofi testikular
dapat terjadi dalam waktu 8 jam setelah onset iskemia. Insiden terjadinya atrofi
testis meningkat bila torsio telah terjadi 8 jam atau lebih. Komplikasi klinis dari
tersebut tidak diperbaiki dengan cukup cepat. Tingkat yang lebih ekstrim dari
Komplikasi torsi testis yang paling signifikan adalah infark gonad. Kejadian
ini bergantung pada durasi dan tingkat torsi. Analisis air mani abnormal dan
dibicarakan dengan pasien. Testis yang telah mengalami nekrosis jika tetap
Komplikasi lain yang sering timbul dari torsio testis meliputi yaitu hilangnya
31
2.9 Prognosis
32
BAB III
KESIMPULAN
2. Dari anamnesis biasanya pasien mengeluh nyeri hebat di daerah skrotum serta
testis membengkak, letaknya lebih tinggi dan lebih horizontal daripada testis
3. Terapi pada torsio testis dengan detorsi manual, yaitu mengembalikan posisi
atrofi, dimana hal tesebut berhubungan secara langsung dengan durasi dan
33
DAFTAR PUSTAKA
Cuckow, PM. 2011. Torsion of Testis. BJU International. The Hospital for Sick
Children ; Bristol, United Kingdom
Graham; Townell, Nick. 2010. Testicular Torsion. British Medical Journal (Overseas
& Retired Doctors Edition;7/31/2010, Vol. 341 Issue 7767, p249
Greenberg, Michael. 2015. Testicular Torsion page 329. Greenberg’s Text Atlas of
Emergency Medicine. Lippicott Williams – Willkins : Philadelphia
Ringdahl, Erika MD ; Teague, Lynn MD. 2016. Testicular Torsion. American Family
Physician. University of Missouri–Columbia School of Medicine: Columbia,
Missouri 15;74(10):1739-1743.
Scott, Roy, Deane, R.Fletcher. Urology Ilustrated. London and New York : Churchill
Livingstone. 2015. 324-325.
34