Anda di halaman 1dari 21

TUGAS

MINI PROJECT

GAMBARAN PENGETAHUAN PADA PENDERITA HIPERTENSI PROGRAM PROLANIS DI WILAYAH KERJA


PUSKESMAS TANAH TINGGI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Menyelesaikan Program Internsip Dokter Indonesia

Di Susun Oleh
dr. Lenny Sherlyna
dr. Nur Lela Elfrida Tambunan
dr. Surya Jaya
dr. Nicholas Pranada Sembiring

Pembimbing
dr. Andi Ra’uf Lubis

PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT TANAH TINGGI

KOTA BINJAI 2023


KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maa Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga laporan mini
project dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Laporan miniproject yang berjudul “ Gambaran Pengetahuan Pada Penderita
Hipertensi Program Prolanis Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Tinggi” berguna untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan
masyarakat mengenai Hipertensi. Sehingga dari hasil yang diperoleh upaya promosi kesehatan masyarakat dapat ditingkatkan lebih
baik lagi.Tidak lupa ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan mini project. Ucapan terimakasih
terutama kepada : dr.Andi Ra’uf Lubis sebagai pembimbing, yang telah meluangkan waktunya untuk membantu menyelesaikan mini
project ini. Pihak Puskesmas Tanah Tinggi yang telah membantu memberikan gambaran masalah kesehatan yang ada. Masyarakat
diwilayah kerja Puskesmas Tanah Tinggi atas kesediaanya menjadi responden dalam mini project ini. Rekan sejawat di Puskesmas
Tanah Tinggi : dr. Isnaini Dakhry, dr.E.N Yulianingsih, dr. Nurjana Nasution, dr. Samuel Sinaga, dr. Dona Frisca, dr. Tin Setiasih,
drg. Mhd Yusuf Bangun dan drg. Saut Ricky.
Namun tidak lepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa
maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka untuk menerima kritik dan saran sehingga dapat
menjadi bahan perbaikan laporan mini project ini kedepannya.

Binjai, Agustus 2023

PENULIS

ii
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul
Halaman Pengesahan i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
Daftar Tabel iv
Daftar Gambar v
BAB1. Pendahuluan 1
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 2
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 3
BAB 2. Tinjauan Pustaka 4
Konsep Pengetahuan 4
Pengertian Pengetahuan 4
Tingkat Pengetahuan 4
Hipertensi 5
Definisi Hipertensi 5
Etiologi Hipertensi 5
Klasifikasi Hipertensi8
Patofisiologi 8
Gejala Klinis Hipertensi 9
Komplikasi Hipertensi 10
BAB 3. Metode Penelitian 12
Desain Penelitian 12
Populasi dan Sampel Penelitian 12
Lokasi dan Waktu Penelitian 13
Instrumen Penelitian 13
Prosedur Penelitian 13
BAB 4. Hasil Penelitian 14
4.1. HasilPenelitian 14
BAB 5. Pembahasan 15
BAB 6. Kesimpulan dan Saran 17
Kesimpulan 17
Saran 18
Daftar Pustaka v
Lampiran vi

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Klasifikasi Tekanan Darah 8


Tabel 4.1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin 1

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Grafik Tingkat Pengetahuan 14

Gambar 4.2 Grafik 5 Teratas Kesalahan Responden 1

v
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Hipertensi merupakan masalah kesehatan besar diseluruh dunia sebab tingginya revalensi dan berhubungan dengan
peningkatan risiko penyakit kardiovaskuler (WHO, 2011). Menurut American Heart Association (AHA) tekanan darah tinggi
ditemukan satu darisetiap tiga orang atau 65 juta orang dan 28% atau 59 juta orang mengidap prehipertensi. Semua orang yang
mengidap hipertensi hanya satu pertiganya yang mengetahui keadaannya dan hanya 61% medikasi (Muhlisin&Laksono,2011).
Menurut WHO dan the International Society of Hypertension (ISH), saat ini terdapat 600 juta penderita hipertensi
diseluruh dunia, dan 3 juta diantaranya meninggal setiap tahunnya. Tujuh dari setiap 10 penderita tersebut tidak mendapatkan
pengobatan secara adekuat (Muhlisin & Laksono, 2011).
Hipertensi di Indonesia sendiri merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis, yakni 6,7% dari
populasi kematian pada semua umur. Hasil Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas) Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
(BaLitBangKes) tahun2007 menunjukan prevalensi hipertensi secara nasional mencapai 31,7% (Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia [KemenKes], 2012). Masalah hipertensi di Indonesia cenderung meningkat, Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) 2001 menunjukkan bahwa 8,3% penduduk menderita hipertensi dan meningkat menjadi 27,5% pada tahun 2004 (Muhlisin
& Laksono, 2011).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Guddad et al. (2012) di India, gaya hidup seseorang dipengaruhi oleh pengetahuan
yang didapatkannya. Pada peneliti-an ini disimpulkan para subyek mempunyai kebutuhan dalam peningkatan pengetahuan tentang
hipertensi. Pengetahuan merupakan halyang penting dalam manajemen suatu keadaan sakit dari seseorang dan juga dapat manajemen
diri agar dapat terhindar dari penyakit. Dari penelitian yang dilakukan oleh Karaeren et al. (2009) di Turkey, menunjukan bahwa
pasien dengan tingkat pengetahuan yang tinggi akan memiliki tingkat kepatuhan terhadap pengobatan yang tinggi juga. Pada
penelitian ini disimpulkan bahwa pengetahuan sangat penting dalam suatu pengobatan dan sangat berkaitan erat dengan kepatuhan
pasien dalam menjalankan pengobatannya.
Berdasarkan hasil laporan kunjungan Puskesmas Tanah Tinggi, tercatat hipertensi sebagai penyakit terbanyak kedua selama
tahun 2019. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Pada Penderita Hipertensi Program Prolanis Di
Wilayah Kerja UPT Puskesmas Tanah Tinggi.

2. Rumusan Masalah
Bagaimanakah gambaran pengetahuan pada penderita hipertensi program prolanis di wilayah kerja UPT Puskesmas Tanah
Tinggi?

3. Tujuan Penelitian
3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan pada penderita hipertensi program prolanis di wilayah kerja UPT
Puskesmas Tanah Tinggi.

3.2 Tujuan Khusus


Mengidentifikasi pengetahuan pada penderita hipertensi program prolanis di wilayah kerjaUPT Puskesmas Tanah
Tinggi.

6
4. Manfaat Penelitian
4.1 Bagi Masyarakat
Dapat digunakan sebagai bahan informasi untuk mensosialisasikan kepada masyarakat tentang pengetahuan yang
dimiliki oleh pasien hipertensi.

4.2 Bagi Puskesmas


Dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi Puskesmas untuk meningkatkan Case Detect Rate (CDR) di Wilayah
kerja Puskesmas Tanah Tinggi.

4.3 Bagi Penulis


Dapat digunakan sebagai prasyarat yang harus dipenuhi dalam tugas internsip dipuskesmas.

<
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Konsep Pengetahuan
Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek
tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia yaitu : indera penglihatan, pendengaran, penciuman,rasa dan raba.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Soekidjo, Notoadmodjo 2003).
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui, segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal (mata pelajaran) (Tim
penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002).

2. Tingkat Pengetahuan
Benjamin Bloom (1956), seorang ahli pendidikan, membuat klasifikasi pertanyaan- pertanyaan yang dapat dipakai
untuk merangsang proses berfikir pada manusia. Menurut Bloom kecakapan berfikir pada manusia dapat dibagi dalam 6
kategori yaitu:
1. Pengetahuan (knowledge)
Mencakup ketrampilan mengingat kembali faktor-faktor yang pernah dipelajari.
2. Pemahaman (comprehension)
Meliputi pemahaman terhadap informasi yang ada.
3. Penerapan (application)
Mencakup ketrampilan menerapkan informasi atau pengetahuan yang telah dipelajari ke dalam situasi yang baru.
4. Analisis (analysis)
Meliputi pemilahan informasi menjadi bagian-bagian atau meneliti dan mencoba memahami struktur informasi.
5. Sintesis (synthesis)
Mencakup menerapkan pengetahuan dan ketrampilan yang sudah ada untuk menggabungkan elemen-elemen menjadi
suatu pola yang tidak ada sebelumnya.
6. Evaluasi (eνaluation)
Meliputi pengambilan keputusan atau menyimpulkan berdasarkan kriteria-kriteriayang ada biasanya pertanyaan memakai
kata: pertimbangkanlah, bagaimana kesimpulannya.

3. Hipertensi
3.1 Definisi Hipertensi
Hipertensi juga sering disebut sebagai sillent killer karena termasuk penyakit yang mematikan. Bahkan, Hipertensi
tidak dapat secara langsung membunuh penderitanya, melainkan Hipertensi memicu terjadinya penyakit lain yang tergolong
kelas berat dan mematikan serta dapat meningkatkan resiko serangan gagal jantung, stroke dan gagal ginjal (Jill Lolong,
2016).
Hipertensi suatu penyakit tekanan darah tinggi adalah suatu keadaaan kronis yang ditandai dengan meningkatnya
tekanan darah pada dinding pembuluh darah arteri. Keadaan tersebut mengakibatkan jatung bekerja lebih keras untuk
mengedarkan darah keseluruh tubuh melalui pembuluh darah (Yunita, 2017).
Tekanan sistolik adalah tekanan darah ketika jantung berkontraksi atau berdetak memompa darah. Pada saat
beristirahat, sistolik dikatakan normal jika berada pada nilai 100/140 mmHg, sedangkan diastolik dikatakan normal jika
berada pada nilai 60-90 mmHg (Yanita, 2017). Kesimpulan dari Hipertensi adalah penyakit yang dapat menyerang siapa saja,
baik muda maupun tua.

7
3.2 Etiologi Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi di sebebakan oleh berbagai faktor yang sangat mempengaruhi satu sama lain.
Kondisi masing- masing orang tidak sama sehingga faktor penyebab hipertensi pada setiap orang sangan berkalinan (Yekti,
2011).
Berikut ini faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya hipertensi secara umum. Salah satu saja mengenai tubuh kita maka
dengan mudah kita akan menderita hipertensi (Yekti, 2011).
 Toksin
Toksin adalah zat- zat sisa pembuangan yang seharusnya di buang karena bersifat racun. Dalam keadaan biasa,
hati kita akan mengeluarkan sisa- sisa pembuangan melalui saluran usus dan kulit. Sementara ginjal mengeluarkan sisa-
sisa pembuangan melalui saluran kencing atau kantung kencing.
 Faktor Genetik
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga dengan orang tua hipertensi
mempunyai resiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi atau tekanan darah dari pada idividu yang tidak
mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi atau tekanan darah. Ada baiknya mulai sekarang kita memeriksa riwayat
kesehatan keluarga sehingga kita dapat melakukan antisipasi dan pencegahan.
 Umur
Kepekaan terhadap hipertensi akan meningkat seiring dengan bertambahnya umur seseorang. Individu yang
berumur diatas 60 tahun, 50- 60% mempunyai tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg. Hal itu
merupakan pengaruh degenerasi yang terjadi pada orang yang bertambah usianya. Proses menua adalah hal alami yang
tidak bisa kita hindari.Namun,menjaditua dengantetapsehatadalahhalyangbisa kita usahakansejak dulu. Kesehatan adalah
anugrah yang paling berharga bagi kehidupan kita selain iman.
 Jenis Kelamin
Setiap jenis kelamin memiliki struktur organ dan hormone yang berbeda. Demikian juga pada perempuan dan laki-
laki. Berkaitan dengan hipertensi atau tekanan darah, laki- laki mempunyai resiko lebioh tinggi untuk menderita
hipertensi lebih awal. Laki- laki juga mempunyai resiko yang lebih besar terhadap morbiditas dan mortalitas
kardioνaskuler. Sedangkan pada perempuan, biasanya lebih rentan terhadap hipertensi atau tekanan darah ketika mereka
sudah berumur diatas 50 tahun. Sangatlah penting bagi kita untuk menjaga kesehatan sejak dini. Terutama mereka yang
memiliki sejak keluarga atau riwayat keluarga terkena penyakit.
 Stres
Stres akan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah jantungsehingga akan menstimulasi aktivitas
saraf simpatetik. Stres yang dialami seseorang akan membangkitkan saraf simpatetis yang akan memicu kerja jantung dan
menyebabkan peningkatan tekanan darah.
 Kegemukan(Obesitas)
Penelitian epidemiologi menyebutkan adanya hubungan anatar berat badan dengan tekanan darah baik pasien
hipertensi maupun normotensi. Pada populasi yang tidak ada peningkatan berat badan seiring umur, tidak dijumpai
peningkatan tekanan darah sesuai peningkatan umur. Yang sangat mempengaruhi peningkatan tekanan darah adalah
kegemukan pada tubuh bagian atas dengan peningkatan jumlah lemak pada bagian perut atau kegemukan terpusar.
 Nutrisi
Sodium adalah penyebab penting terjadinya hipertensi primer. Asupan garam tinggi akan menyebabkan
pengeluaran berlebihan dari hormon natriouretik yang sacara tidak langsung akan meningkatkan tekanan darah. Asupan
garam tinggi dapat terdeteksi yaitu lebih dari 14 gram perhari atau jika dikonversi ke dalam takaran sendok makan adalah
lebih dari 2 sendok makan. Bukan berarti kita makan garam 2 sendok perhari tetapi garam tersebut terdapat dalam
makanan- makanan asin atau gurih yang kita makan setiap hari.

9
 Merokok
Merokok menjadi salah satu faktor resiko hipertensi atau tekanan darah yang dapat dimodifikasi. Merokok adalah
faktor resiko yang potensial untuk ditiadakan dalam upaya melawan arus peningkatan tekanan darah khususnya dan
penyakit kardiovaskuler secara umum di Indonesia.
 Alkohol
Penggunakan alkohol secara berlebihan juga akan memicu tekanan darah seseorang. Selain tidak bagus bagi
tekanan darah kita, alkohol juga membuat kita kecanduan yang akan sangat menyulitkan untuk lepas. Menghentikan
kebiasaan mengkonsumsi alkohol sangatlah baik, tidak hanya bagi hipertensi tetapi juga untuk kesehatan kita secara
keseluruhan.
 Kafein
Kopi adalah bahan minuman yang banyak mengandung kafein. Demikian pula dengan teh walaupun
kandungannya tidak sebanyak dari kopi. Kandungan kafein selain tidak baik padatekanan darah dalam jangkapanjang,
pada orang-orang tertentu jugamenimbulkan efek yang tidak baik seperti tidak bisa tidur, jantung berdebar-debar, sesak
nafas, dll.
 Kurang Olahraga
Zaman modern seperti saat ini, banyak kegiatan yang dapat dilakukan dengan cara cepat dan praktis, sehingga
secara otomatis tubuh akan tidak mudah bergerak. Selain itu, dengan adanya kesibukan yang luar biasa, manusia pun
merasa tidak punya waktu untuk berolahraga.Akibatnya, kondisi inilahyang memicu kolesterol tinggi danjuga adanya
tekanan darah yang terus menguat sehingga memunculkan tekanan darah atau hipertensi.
 Kolesterol Tinggi
Kandungan lemak yang berlebihan dalah darah dapat menyebabkan timbulnya kolesterol pada dinding pembuluh
darah. Hal ini dapat membuat pembuluh darah menyempitdan akibatnya tekanan darah akan meningkat.

3.3 Klasifikasi Hipertensi


Menurut American Heart Association (AHA) klasifikasi terbaru tekanan darah terbagi menjadi kelompok normal,
tinggi, hipertensi derajat 1, hipertensi derajat 2, dan krisis hipertensi (hipertensi emergensi dan hipertensi urgensi).

Tabel 2.1Klasifikasi Tekanan Darah MenurutAHA,2017

Kategori Sistolik(mmHg) Diastolik(m


Normal <120 <80

Elevated (Tinggi) 120-129 <80

Hipertensi derajat 1 130-139 80-89

Hipertensi derajat2 ≥140 ≥90

Krisis Hipertensi >180danatau >120

Sumber : Wheltonetal, 2018

10
Klasifikasi baru ini menghilangkan kategori prehipertensi, dan mengganti kategori pasientersebut menjadi kategori
Tinggi (Elevated) (sistolikantara 120-129 dan diastolickurang dari 80); hipertensi derajat I (130-139 atau 80-89). Sementara
pada pedomansebelumnya yang mengklasifikasikan 140/90 mm Hg sebagai hipertensi derajat 1, sekarang tingkat ini di
pedoman baru diklasifikasikan sebagai hipertensi derajat 2. Selain itu, pedoman tersebut menekankan pentingnya penggunaan
teknik yang tepat untuk mengukur tekanan darah; merekomendasikan penggunaan pemantauan tekanan darah di rumah
menggunakan perangkat yang sudah tervalidasi (Whelton, 2018).

3.4 Patofisiologi Hipertensi


Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla otak.
Dari pusat vasomotor ini bermula pada saraf simatis yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna
medulla spinalis ganglia simpatis toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang
bergerak kebawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron prengganglion melepaskan
asetikolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan di lepaskannya
norepinefrin mengakibatkan kontriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokontriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap
noreepineprin, meskipun tidak diketahui dengan jela mengapa hal tersebut terjadi (Padila, 2013).
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi,
kelenjar adrenal juga terangsan, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin,
yang menyebabkan vasokontriksi. Korteks ardenal mensekresi kontison dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respon
vasokontriktor pembuluh darah, Vasokontriksi yang mengakibatkan pelepasan renin. Renin merangsang membentukan
angiontensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokontriktor kuat, yang pada gilirannya merangsng
sekresi aldosteron oleh koerteks ardenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencentuskan hipertensi (Padila, 2013).
Untuk pertimbangan gerontologi. Pembuluh struktural dan fungsional pada sistem pembuluh perifer bertanggung
jawab pada perubahan tekanan darah usia tahan lanjut. Perubahan tersebut meliputi ateroslerosis, hilangnya elastisitas
jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan
distensi dan daya regang pembuluh dara. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam
mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curah jantung dan
peningkatan tahanan perifer (Padila, 2013).

3.5 Gejala Klinis Hipertensi


Hipertensi tidak memiliki gejala spesifik. Secara fisik, penderita hipertensi juga tidak menunjukkan kelainan apapun.
Gejala hipertensi cenderung menyerupai gejala atau keluhan kesehatan pada umumnya sehingga sebagian orang tidak
menyadari bahwa dirinya terkena hipertensi Yunita (2017).
Gejala umum yang terjadi pada penderita hipertensi antara lain jantung berdebar, penglihatan kabur, sakit kepala
disertai rasa berat pada tengkuk, kadang disetai dengan mual dan mutah, telinga berdenging, gelisah, rasa sakit di dada,
mudah lelah, muka memerah, serta mimisan (Yunita, 2017).
Hipertensi berat biasanya juga disertai dengan komplikasi dengan beberapa gejala antara lain gangguan penglihatan,
gangguan saraf, gangguan jantung, gangguan fungsi ginjal, gangguan serebral (otak). Gangguan serebral ini dapat
mengakibatkan kejang dan perdarahan perdarahan pembuluh darah otak, kelumpuhan, gangguan kesadaran, bahkan koma
(Yunita, 2017).
Kumpulan gejala tersebut tergantung pada seberapa tinggi tekanan darah dan seberapa lama tekanan darah tinggi tidak

11
terkontrol dan tidak mendapatkan penanganan. Selain itu gejala-gejala tersebut juga menunjukkan adanya komplikasi akibat
hipertensi yang mengarah pada penyakit lain, seperti penyakit jantung, stroke, penyakit ginjal,dan gangguan penglihatan
(Yunita, 2017).

3.6 Komplikasi Hipertensi


Apabila seseorang mengalami tekanan darah maka dia akan mengalami komplikasi dengan penyakit lainnya seperti:
(Yekti, 2011)
 Ginjal
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah salah satu penyebab penyakit ginjalkronis. Penyakit ginjal kronis
merupakan penyakit yang di derita oleh satu dari sepuluh orang dewasa yang harus membuat ginjal harus bekerja lebih
keras.
 Merusak kinerja otak
Kemampuan otak juga akan terpengaruh. Penderita tekanan darah tinggi pada usia tengah baya umumnya akan
mengalami kehilangan kemampuan kognitif-memori, kehilangan pemecahan masalah, kurang konsentrasi dan kehilangan
daya sehat pertimbangan selama 25 tahun kemudian.
 Merusak kinerja jantung
Tekanan darah tinggi yeng terus menerus menyebabkan jantung seseorang bekerja keras ektra. Pada akhirnya
kondisi ini berakibat terjadinya kerusakan pada pembuluh darah jantung, ginjal, otak dan mata. Jantung yang bertugas
mendistribusikan darah keseluruh tubuh tidak bisa lagi menjalankan fungsinya.
 Kerusakan mata
Adanya gangguan dalam tekanan darah akan menyebabkan perubahan-perubahan dalam retina pada belakang
mata. Pemeriksaan mata pada pasien dengan hipertensi berat dapat mengungkapkan kerusakan, penyempitan pembuluh
darah kecil, kebocoran darah kecil, pada retina dan pembengkakan retina mata.
 Resintensipembuluh darah
Peningkatan resistensi ini menyebabkan otot jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah melalui
pembuluh-pembuluh darah. Peningkatan beban kerja ini dapat menegangkan jantung yang dapat menjurus pada kelainan-
kelainan jantung yang umumnya pertama kali terlihat sebagai pembesaran otot jantung.
 Stroke
Stroke umumnya di sebabkan oleh suatu hemorrhage (kebocoran darah atau leaking blood) atau suatu gumpulan
darah (thrombosis) dari pembuluh- pembuluh darah yang mensuplay darah keotak. Gejala- gejala dan tanda- tanda pasien
dievaluasi untuk menilai kerusakan saraf. Stroke dapat menyebabkan kelemahan, kaki kesemutan, kesulitan bicara dan
penglihatan menjadi kabur atau tidak dapat melihat.Komplikasi hipertensi dapatmenyebabkan penyakit jantung koroner,
infark jantung, stroke dan gagal ginjal. Komplikasi dari hipertensi tersebut dapat menyebabkanangka kematian yang
tinggi. Dampak dari penyakit hipertensi para lansia dapat memicu terjadinya resiko serangan jantung, stroke, dan gagal
ginjal.

12
BAB III
METODE PENELITIAN

1. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan observasional deskriptif dengan menggunakan pendekatan studi cross sectional yang artinya
observasi tiap subjek hanya dilakukan satu kali saja dan pengukuran variable subjek di lakukan pada saat pemeriksaan
tersebut.

2. Populasi dan Sampel Penelitian


Populasi dalam penelitian adalah subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Populasi pada penelitian
adalah peserta program Prolanis di UPT Puskesmas Tanah Tinggi.

3. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi merupakan karakteristik atau standar umum subjek penelitian yang ditetapkan pada populasi target
sebelum penelitian. Kriteria inklusi meliputi:
 Peserta program Prolanis yang menderita Hipertensi
 Bisa membaca dan menulis
 Mengisi kuesioner dengan lengkap

4. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah sebagian subjek yang memenuhi kriteria inklusi tapi harus dikeluarkan dari penelitian karena
berbagai sebab. Adapun kriteria eksklusi meliputi:
 Tidak bisa membaca dan menulis
 Peserta program prolanis yang tidak menderita Hipertensi.

5. Teknik Sampling
Sampel dari penelitian ini adalah peserta program Prolanis yang menderita hipertensi di wilayah kerja UPT
Puskesmas Tanah Tinggi. Teknik pengambilan data yang dilakukan adalah dengan cara total random sampling.

6. Lokasi dan Waktu Penelitian


a) Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Aula UPT Puskesmas Tanah Tinggi.
b) Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada Kamis 15 Juni 2023 pukul 08.30 WIB – selesai.

7. Instrumen Penelitian
a. Metode
Data diperoleh dengan menggunakan kuisioner untuk memperoleh data mengenai tingkat pengetahuan pada lansia
yang menderita hipertensi.
b. Alat Pengumpulan Data
Untuk penilaian tingkat pengetahuan setiap responden diberikan sebuah kuesioner berisi jawab benar atau salah.
Setiap jawaban yang diberikan oleh responden akan diberi skor sebagai berikut:
 Skor 1: menjawab dengan jawaban yang benar
 Skor 0 : menjawab dengan jawaban yang salah

13
Dengan demikian nilai minimal 0 dan nilai maksimal 22. Pengetahuan responden dikategorikan Baik (Adequate)
jika perolehan total skor sekitar≥ 69,57 dari nilai maksimal,dikategorikan Cukup (Narginal) jika perolehan total skor
≥34,79% sampai <69,57% dari nilai maksimal, dan dikategorikan Buruk (Inadequate) jika perolehan total skor <
34,79% dari nilai maksimal.

8. Prosedur Penelitian
 Peneliti datang kelokasi penelitian dan membagikan inform consent dan kuesioner, lalu menjelaskan secara singkat
tentang isi kuesioner kepada responden.
 Peneliti berjaga-jaga apabila ada responden yang masih tidak paham tentang cara mengisi kuesioner.
 Peniliti membantu responden yang kesulitan untuk mengisi kuesioner.
 Setelah responden mengerjakan kuesioner, kuesioner dikumpulkan.

14
BAB IV
HASIL PENELITIAN

1. Hasil Penelitian
 Karakteristik Responden
Dari mini project yang dilakukan mengenai pengetahuan mengenai hipertensi pada peserta prolanis Puskesmas
Tanah Tinggi sebanyak 50 responden yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin
Laki-laki 21 42
Perempuan 29 58
Jumlah 50 100

Dari hasil kuesioner yang diisi oleh responden tampak bahwa 66% responden memiliki tingkat pengetahuan yang
baik mengenai hipertensi dan di dapatkan 5 teratas kesalahan responden mengenai pengetahuan tentang hipertensi.

WiohmjtQ`oh`tjeujo

44% Baik (33 orang)

66% Cukup (17 orang)

Gambar 4.1 Grafik Tingkat Pengetahuan

M`sjfjejoY`spkog`o
Hipertensiti dah butuh kontrol teratur jika
Tanpa keluhan (11 orang) 22%

Hipertensi hanya pada lansia (18 orang) 36%

Hipertensi bukan penyahit berbahaya (21


orang) 42%
Hipertensi tidak menimbulkan komplikasi (23 orang)
46%

Hipertensi dapat disembuhkan (36 orang) 72%

0%10%20%30%40%50%60%70%80%

Gambar 4.2 Grafik 5 Teratas Kesalahan Responden

15
BAB V
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil yang tertera pada gambar 4.1 dapat dilihat bahwa 66% responden (n=33) memiliki pengetahuan yang baik
mengenai hipertensi dan 44% responden (n=17) memiliki pengetahuan yang cukup mengenai hipertensi, serta tidak ada responden
yang memiliki tingkat pengetahuan yang buruk mengenai hipertensi. Hal-hal yang mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah
tingkat pendidikan, sumber informasi, budaya, pengalaman, dan keadaan sosial ekonomi (Notoatmodjo, 2007).
Tingkat pendidikan yang semakin baik akan memudahkan seseorang untuk mencari, menerima, menelaah dan memahami
pengetahuan yang di dapatkannya. Sumber informasi dan budaya setempat juga akan mempengaruhi pengetahuan seseorang, hal ini
dikarenakan semakin tinggi kepercayaan seseorang mengenai sumber informasi yang didapatkan, semakin mudah bagi orang tersebut
untuk memahami pengetahuan tersebut. Begitu pula dengan budaya masyarakat, kepercayaan masyarakat terhadap suatu hal akan
membentuk pemahaman seseorang terhadp suatu hal. Tingginya tingkat pengetahuan dari segi sosial ekonomi menurut Notoatmodjo
(2007) disebabkan oleh tanggung jawab seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup disesuaikan dengan penghasilan yang ada,
sehingga menuntut pengetahuan yang dimiliki harus dipergunakan semaksimal mungkin, begitupun dalam mencari bantuan ke sarana
kesehatan yang ada, mereka menyesuaikan dengan pendapatan keluarga. Dampak dari tingkat pengetahuan yang baik adalah
seseorang dapat memanajemen diri dari suatu keadaan sakit dan juga dapat memanajemen diri agar dapat terhindar dari penyakit
(Guddadetal.,2012).
Selain itu, seseorang dapat juga menilai risiko hipertensi, memotivasi mereka untuk mencari pengobatan, perawatan yang
tepat, dan mengilhami mereka untuk selalu berusaha memperbaiki dirinya dengan hal-hal yang dianggap mampu mengatasi
hipertensi secara baik dan benar untuk seumur hidup mereka, serta meningkatkan kepatuhan terhadap pengobatan (Karaeren et al.,
2009).
Walaupun tingkat pengetahuan peserta prolanis UPT Puskesmas Tanah Tinggi sudah dinilai baik atau cukup dari hasil
kuesioner, dapat dilihat dari grafik pada gambar 4.2 bahwa masih ditemukannya beberapa kesalah pahaman pengetahuan responden
mengenai ilmu hipertensi yang dibutuhkan. Penulis sudah mengurutkan seluruh kesalahan responden dan didapatkan hasil 5 teratas
kesalahan responden mengenai ilmu hipertensi. 72% responden (n=36) berpendapat bahwa hipertensi merupakan penyakit yang
dapat disembuhkan.46% responden (n=23) berpendapat bahwa hipertensi tidak menimbulkan komplikasi terhadap organ tubuh
lainnya dan 42% responden (n=21) mempercayai bahwa hipertensi bukan merupakan penyakit berbahaya. 36% responden (n=18)
juga berpendapat bahwa hipertensi hanya akan terjadi pada lansia dan masih ada 22% responden (n=11) yang berpendapat bahwa
hipertensi tidak membutuhkan kotrol tekanan arah teratur, terutama jika sudah tidak ada keluhan kesehatan.
Kesalah pahaman pengetahuan yang dimiliki responden menurut peneliti diakibatkan oleh beberapa hal, pertama, faktor
kebiasaan dan pengalaman responden akan mempengaruhi tingkat kepercayaan dan kemampuan responden menerima ilmu yang ada.
Sebagai contoh, seorang responden menyatakan ‘saya sudah terbiasa untuk meminum obat hanya jika mengalami gejala saja. Jika
saya tidak mengalami gejala, saya tidak perlu minum obat karena sayasedangsehat”. Hal ini sejalan dengan penelitian oleh
Sørensenetal (2012) bahwa motivasi juga mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mencari informasi tentang kesehatan dan
berusaha untuk memahami apa yang didapat pada informasi tersebut. Kedua, kuesioner pengetahuan yang digunakan pada penelitian
ini hanya mengukur pengetahuan dasar yang harus dimiliki seorang pasien hipertensi dalam hal membedakan antara tekanan darah
yang dikatakan normal dan yang dikatakan tinggi, faktor risiko, gaya hidup, gejala yang dialami, frekuensi pemakaian obat,
komplikasi, dan pola makan. Kuisioner ini mempunyai tingkat kesukaran yang cukup rendah dan tidak terlalu membutuhkan
pengetahuan yang sangat baik untuk bisa mendapatkan nilai yang tinggi atau berada pada rentang nilai dengan kategori baik yaitu
benar sebanyak ≥69,57% (>15 soal).
Pertimbangan peneliti menggunakan kuesioner ini adalah penelitian ini bertujuan untuk melihat potret profil dari pasien
prolanis yang memiliki riwayat hipertensi di UPT Puskesmas Tanah Tinggi, sehingga tingkat kesukaran yang digunakan pada
kuesioner tidak terlalu tinggi dan disesuaikan juga dengan kondisi lingkungan responden. Selain itu melalui pengetahuan tentang hal-
hal dasar yang berhubungan dengan hipertensi sudah dapat meningkatkan kepatuhan seseorang (Gazmararian et al., 2003).

16
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari mini project ini adalah:
 Tingkat pengetahuan responden mengenai Hipertensi sudah baik.
 Masih ditemukannya beberapa kesalah pahaman mengenai ilmu hipertensi yang dibutuhkan oleh peserta prolanis yang
memiliki riwayat hipertensi di wilayah kerja UPT Puskesmas Tanah Tinggi.

2. Saran
Untuk memperbaiki beberapa kesalah pahaman mengenai ilmu hipertensi yang dimiliki peserta prolanis yang
memiliki riwayat hipertensi di wilayah kerja UPT Puskesmas Tanah Tinggi dibutuhkan adanya penyuluhan ulang untuk
menyegarkan kembali pengetahuan peserta dan menyamakan persepsi mengenai ilmu-ilmu dasar mengenai hipertensi.
Diharapkan dengan sudah baiknya tingkat pengetahuan peserta terkait hipertensi akan memudahkan petugas kesehatan UPT
Puskesmas Tanah Tinggi untuk meluruskan kesalahpahaman peserta mengenai beberapa hal tentang hipertensi.
Media penyuluhan yang dapat dibawa pulang seperti leaflet, poster ataupun materi- materi sederhana yang bisa
dibagikan melalui grup sosial media diharapkan dapat membantu peserta untuk memperoleh ilmu hipertensi dalam jangka
panjang, dan memudahkan peserta untuk berbagi ilmu dengan anggota keluarga ataupun kenalannya demi meningkatkan
kualitas pengetahuan hipertensi pada masyarakat.

17
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI. 2012. Buletin Jendela: Data Dan Informasi Kesehatan: Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Pusat Data Dan
Informasi Kemenkes RI
Muhlisin, A., & Laksono, R. 2011. Analisis Pengaruh Faktor Stres Terhadap Kekambuhan Penderita Hipertensi Di
Puskesmas Bendosari Sukoharjo. ISSN : 2338-2694. 42-48
Padila. 2013. Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam.Yogyakarta: Nuha Medika.
Whelton et al, 2018. Guideline for the Preνention, Detection, Eνaluation, and Management of High Blood Pressure in
Adults. Journal Of The American College Of Cardiology Vol. 71, NO. 19, 2018
Yekti. 2011. Cara Jitu Mengatasi Hipertensi. Yogyakarta: C.VAndiOffset. Yunita. 2017. Berdamai dengan Hipertensi.
Jakarta: Bumi Medika.
Gazmararian JA, William MV, Peel Jetal, 2003, Health Literacy and Knowledge of Chronic Disease, Patient Education
and Counseling 51: 267—275.
Guddad S, Malagi U, Kasturiba B et al, 2012, Knowledge and Life Style Factors of Hypertensiνe Subjects, Karnataka J.
Arigc. Sci., 25 (3): (373-376).
Karaeren H, Yokusoglu M, Uzun S et al, 2009, The Effect of The Content of The Knowledge on Adherence to
Medication in Hypertensiνe Patients, Anadolu Kardiyol Derg, 9: (183-8).
Notoatmodjo, 2007, Metodologi Penelitian Kesehatan, PT Rineka Citra: Jakarta.
Sørensen K, Broucke SV, Fullam Jet al, 2012, Health Literacy and Public Health: A Systematic Reνiew and Integration
of Definitions and Models, BMC Public Health, 12:80.
World Health Organization, 2011, Hypertension Fact Sheet, Department of Sustainable Development and Healthy
Environments, Regional Office for South-East Asia.

v
INFORMED CONSENT/LEMBAR PERSETUJUAN

AssalamualaikumWr.Wb.

Peneliti : dr.Sherly, dr.Nurlela, dr.Surya, dr.Nicholas


Selaku : Dokter Internship di Puskesmas Tanah Tinggi

Kami selaku dokter dan peneliti dari Puskesmas Tanah Tinggi akan melakukan penelitian tentang gambaran pasien Hipertensi di
Puskesmas Tanah Tinggi, dengan detail penelitian:

-"Karakteristik Pasien Hipertensi di Puskesmas Tanah Tinggi"


-"Tingkat Pengetahuan Hipertensi pada Pasien Hipertensi di Puskesmas Tanah Tinggi"
-"Tingkat Kepatuhan Pengobatan pada Pasien Hipertensi di Puskesmas Tanah Tinggi"
-"Pola Hidup Pasien Hipertensi di Puskesmas Tanah Tinggi"
-"Tingkat Stress pada Pasien Hipertensi di Puskesmas Tanah Tinggi"

Oleh karena itu, peneliti meminta kesediaan bapak/ibu/ saudara-saudari untuk mengisi pertanyaan-pertanyaan yang tertera pada
kuisioner terlampir untuk disertakan dalam data penelitian. Adapun data individu dalam penelitian ini tidak akan dipublikasikan.
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :
Umur :

Tinggal di Asrama/Kost/Rumah* Alamat :

Dengan ini menyatakan SETUJU/MENOLAK untuk menjawab pertanyaan pada kuisioner yang tertera untuk disertakan ke
dalam data penelitian.

Binjai, Juni 2023


Responden

(…………………………………….)

*Coret yang tidak perlu

vi
Tingkat Pengetahuan Tentang Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

No Pernyataan Benar Salah

1. Penyakit Hipertensi merupakan nama lain


dari tekanan darah tinggi

2. Tekanan darah normal adalah 120/80 mmHg

Hipertensi merupakan suatu penyakit dimana


3. Tekanan darah mencapai lebih dari sama dengan
140/90 mmHg.

4. Hipertensi bukan penyakit yang berbahaya

5. Hipertensi dapat disembuhkan

Gejala yang ditemui pada penderita Hipertensi


6. adalah sakit kepala, rasa berat di tengkuk, kadang
mimisan,pandangan berkunang-kunang dan mudah
marah

7. Hipertensi hanya terjadi pada orang tua/lanju


usia saja

8. Orang tanpa faktor resiko bisa juga terkena Hipertensi

9. Hipertensi dapat di sebabkan oleh keturunan.

10. Mengkonsumsi garam berlebihan akan menyebabkan


tekanan darah meningkat.

11. Konsumsi alkohol dan kopi yang berlebih dapat


menyebabkan Hipertensi.
12. Merokok merupakan salah satu faktor penyebab
Hipertensi

13. Kurang istirahat dan banyak beban pikiran(stress)


dapat menyebabkan tekanan darah meningkat

14. Penderita kolesterol tinggi (hiperkolesterol) dan


obesitas beresiko menderita tekanan darah tinggi

vii
15. Hipertensi tidak menimbulkan komplikasi pada
organ tubuh yang lain.
16. Hipertensi dapat menyebabkan stroke

17. Hipertensi dapat mempengaruhi fungsi mata, jantung


dan ginjal

18. Makanbuah, sayur, susu rendah lemak dan makanan


rendah kolesterol merupakan makanan yang
dianjurkan

19. pada penderita Hipertensi Aktifitas fisik seperti jalan


cepat, bersepeda atau jogging secara rutin setiap hari
baik untuk penderita

20. Meminum obat anti Hipertensi secara teratur dan


mengontrol pola makan adalah usaha mencegah
kekambuhan penyakit tekanan darah tinggi

21. Menjaga berat badan dalam kisaran normal bisa


mengurangi risiko terjadinya penyakit Hipertensi

22. Penderita Hipertensi tidak perlu kontrol memeriksakan


tekanan darah jika sudah tidak ada keluhan

viii

Anda mungkin juga menyukai