Anda di halaman 1dari 57

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Anemia merupakan salah satu kelainan darah yang umum terjadi

ketika kadar sel darah merah (eritrosit) dalam tubuh menjadi terlalu rendah.

hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan karena sel darah merah

mengandung hemoglobin, yang membawa oksigen ke jaringan tubuh.

Memiliki kadar sel darah merah yang normal dan mencegah anemia

membutuhkan kerjasama antara ginjal, sumsum tulang, dan nutrisi dalam

tubuh. Jika ginjal atau sumsum tulang tidak berfungsi ,atau tubuh kurang gizi,

maka jumlah sel merah dan fungsi normal mungkin sulit untuk di

pertahankan (Atikah 2011).

Banyak faktor yang dapat menyebabkan timbulnya anemia defisiensi

besi,antara lain kurangnya asupan zat besi dan protein dari makanan,

adanya gangguan absorpsi di usus, perdarahan akut maupun kronis, dan

meningkatkan kebutuhan zat besi seperti pada wanita hamil, masa

pertumbuhan dan masa penyembuhan dari penyakit ( Fadlun 2011 ).

Beberapa ibu hamil yang memiliki resiko tinggi ( risti ) dan

memerlukan pelayanan kesehatan karena terbatasnya kemampuan dalam

memberikan pelayanan. Resti atau komplikasi adalah keadaan

penyimpangan dari normal, yang secara langsung menyebabkan kesakitan

1
2

dan kematian ibu maupun bayi. Risti/ komplikasi kebidanan meliputi Hb < 8 g

%. ( Rukiyah 2011 )

Menurut WHO melaporkan bahwa prevalensi wanita hamil yang

mengalami defisiensi sekitar 35-75% serta semakin meningkat seiring

dengan bertambah usia kehamilan dan 40% kematian ibu di Negara

berkembang berkaitan dengan anemia pada kehamilan dan kebanyakan

anemia pada kehamilan di sebabkan oleh defisiensi besih dan perdarahan

akut, bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi.( Rukiyah 2010 )

Seperti Negara berkembang lainnya, di Indonesia anemia disebabkan

karena defisiensi zat gizi mikro (micron utrient) dengan penyebab terbanyak

defisiensi zat besi. Anemia defisiensi zat besi lebih cenderung berlangsung di

Negara sedang berkembang, ketimbang Negara yang sudah maju. 36% atau

kira-kira 1400 juta orang dari perkiraan populasi 3800 juta orang di Negara

sedang berkembang menderita anemia jenis ini, sedangkan prevalensi di

Negara maju hanya sekitar 8% (atau kira-kira 100 juta orang) dari perkiraan

populasi 1200 juta orang. ( Depkes RI 2012 )

Selain tablet tambah darah yang ada di pelayanan kesehatan

pemerintah, ada juga tablet tambah darah mandiri yang mengandung multi

vitamin dan mineral, minimal mengandung elemental zat besi dan asam folat

yang didapatkan. Dengan cara swadaya oleh ibu hamil. ( Kementerian

Kesehatan RI, 2012).

2
3

Bedasarkan survei anemia yang di laksanakan tahun 2013 di 4

kabupaten/kota di sumatera utara, yaitu kota medan ,binjai , Kabupaten. Deli

serdang dan langkat, cakupan ibu hamil yang mendapat 90 tablet besi di

sumatera utara menunjukkan kenaikan yaitu 33,03%tahun 2012, naik

menjadi 53,09% tahun 2011 dan menjadi 76,67% di tahun 2012 dan tahun

2013 turun menjadi 68,85%, angka ini masih jauh dari target yang di

tentukan yaitu 80% ( Dinkes sumut ,2013)

Dari data Rumah sakit Umum Daerah Rantau Prapat tahun 2014

terdapat 59 ibu hamil yang mengalami anemia. ( PKBRS RSUD 2014 )

Berdasarkan survei awal di klinik Hj. Nani Am.keb Jl. Nenas No. 3

Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu

pada bulan Februari terdapat 84 ibu hamil. Dan setelah dilakukan

wawancara 10 ibu hamil, 8 ibu hamil tidak mengetahui tentang anemia pada

kehamilan. Pada saat pemeriksaan ANC terdapat 15 ibu hamil dengan

conjung tiva pucat.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk meneliti

bagaimana “Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anemia Zat Besi di kinik

Bersalin Hj.nani Am.keb jl.nenas No. 3 kelurahan padang bulan kecamatan

rantau Utara Kabupaten Labuhan Batu tahun 2015.

3
4

1.2. Rumusan masalah

Berdasarkan uraian diatas maka penulis merumuskan masalah yaitu :

Bagaimana “Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anemia Dalam Kehamilan di

Klinik Bersalin Hj.Nani Am.keb jl. Nenas No. 3 Kelurahan Padang Bulan

Kecamatan Rantau Utara Kabupaten LabuhanBatu tahun 2015.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anemia di Klinik

Hj. Nani Am.keb Jl. Nenas No. 3 Kelurahan Padang Bulan Kecamatan

Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015.

1.3.2 Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui Pengetahuan ibu hamil tentang anemia

berdasarkan umur.

b. Untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil tentang anemia

berdasarkan pendidikan.

c. Untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil tentang anemia

berdasarkan pekerjaan.

e. Untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil tentang anemia

berdasarkan sumber informasi.

4
5

1.4 Mafaat Penelitian

Manfaat penelitian dapat dibagi 2, yaitu :

1.4.1 Secara Teoritis

a. Bagi penulis

Hasil penelitian ini menjadi pengalaman bagi penulis dan sebagai

sarana pengembangan diri dan penerapan diri dan penerapan pengetahuan

yang di peroleh di Yayasan Pendidikan Akademi Kebidanan Ika Bina

Labuhanbatu.

1.4.2 Secara Praktis

a. Bagi Institusi pendidikan Pendidikan

sebagai sumber bacaan diperpustakaan dan untuk sumber informasi

bagi peneliti selanjutnya

b. Bagi klinik Bersalin

Untuk memberikan masukan kepada petugas kesehatan di Klinik Hj.

Nani Am.keb tentang anemia dalam kehamilan.

c. Bagi Ibu Hamil

Di harapkan kepada ibu – ibu hamil di klinik Hj. Nani Am.Keb untuk

meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang resiko tentang anemia zat

besi dengan membaca artikel, menjadi informasi dari petugas kesehatan,

dan menghadiri jik ada penyuluhan khususnya tentang anemia zat besi.

5
6

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Pengetahuan (Knowledge)

2.1.1 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.

Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan ,

pendengeran, penciuman, rasa, dan raba, Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga (notoatmodjo, 2012)

Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan domain yang sangat

penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior)

(notoatmodjo , 2012)

2.1.2 Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mepunyai 6

tingkatan

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang telah di terimah.

Oleh sebab itu,tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling

rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang di

6
7

pelajari antara lain dapat menyebutkan , menguraikan , mendefenisikan ,

menyatakan dan sebagainya.

2. Memahami (comprehension)

Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek atau materi harus dapat menginterpretasikan

materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terdapat objek atau

materi harus dapat menjelaskan , menyebutkan contoh , menyimpulkan

meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang di pelajari.

3. Aplikasi (aplication)

Aplikation diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (senarnya). Aplikasi atau

penggunaan hukum- hukum, rumus, dan sebagainya dalam konteks atau

situasi yang lain metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi

yang lain.

4. Analisis (analysis)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

atau suatu objek ke dalam kompenen-kompenen, tetapi masih di dalam satu

struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata

kerja,seperti dapat menggambarkan (membuat bagan ), membedakan ,

memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

7
8

5. sintesis (synthesis)

sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruan yang

baru.dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun.formulasi yang ada.misalnya, dapat menyusun dapat

merencanakan , dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan dan sebagainya

terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

berkaitan dengan objek.penilaian-penilaian itu dihadap suatu materi atau

objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu criteria yang telah ada.

2.1.3 Cara mendapatkan pengetahuan

Cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan sepanjang sejarah, menurut notoadmojo (2012) dapat di

kelompokkan menjadi 2, yakni :

a. Cara tradisional untuk memperoleh pengetahuan

Cara kuno atau tradisional ini di pakai orang untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukannya metode ilmiah, atau

metode penemuan sistematis dan logis. Cara- cara penemuan

pengetahuan pada periode ini meliputi :

8
9

1. Cara cobah-salah (trial & error)

cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahka

mungkin sebelum adaya peradaban. Upaya pemecahannya dilakukan

dengan coba-coba saja. Cara coba-coba ini di lakukan dengan beberapa

kemungkinan dalam pencegahan masalah, apabila tidak berhasil, di coba

kemungkinan yang lain. Apabila kedua ini gagal pula, maka dicoba lagi

dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba

kemungkinan keempat dan seterusnya, masalah tersebut dapat terpecahkan.

2. Cara kekuasaan atau otoriter

Pengetahuan di peroleh berdasarkan pada otoritas atau kebiasaan,

baik tradisi,otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu

pengetahuan.

3. Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman adalah guru yang baik, yang bermakna bahwa

pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu, pengalaman pribadi pun dapat di

gunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini di lakukan

dengan cara mengulang kembali pengalaman yang di peroleh dalam

pemecahan permasalahan yang di hadapi pada masa yang lalu.

4. Melalui jalan pikiran

Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah

menggunakan jalan pikirannya melalui induksi atau dedunsi. Induksi yaitu :

proses penarikan kesimpulan yang di mulai dari pernyataan – pernyataan

9
10

khusus ke pertanyaan yang bersifat umum. Deduksi yaitu : pembuatan

kesimpulan dari pertanyaan umum ke pertanyaan yang bersifat khusus.

b. Cara modern

Cara baru atau cara modern dalam memperoleh pengetahuan lebih

sistematis, logis dan alamiah. Cara ini di sebut “ metode penelitian ilmiah “

atau lebih popular disebut metologi penelitian, yaitu dengan

mengembangkan metode berfikir induktif.

2.1.4 Faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Memperoleh notoadmojo (2012), pengetahuan seseorang dapat di

peroleh oleh beberapa faktor, yakni

a. Umur

Umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.

Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan

pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang di perolehnya semakin membaik.

Pada usia madya, indivdu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan

kehidupan social serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya

upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu, orang usia madya akan

lebih banyak menggunakan banyak waktu dalam membaca. Kemampuan

intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hamper

tidak ada penurunan pada usia ini (notoadmojo 2012).

Menurut singgih ( 2008 ), mengemukakan bahwa makin tua umur

seseorang maka proses – proses perkembangan mentalnya tidak secepat

umur belasan tahun. Selain itu juga mengemukakan bahwa memang daya

10
11

ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh umur. Dari uraian ini

maka dapat di simpulkan bahwa bertambahnya umur seseorang dapat

berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang dapat diperoleh, akan

tetapi dalam umur – umur tertentu menjelang usia lanjut kemampuan

penerimaan atau pengingatan suatu pengetahuan akan berkurang.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa semakin tua umur

seseorang maka semakin bertambah keinginannya untuk mengetahui

masalah kesehatan untuk dirinya dan keluarganya sehingga semakin

meningkat pula pengetahuannya.

b. Pendidikan

pendidikan adalah untuk megembangkan kepribadian dan

kemampuan di dalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan

seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi, baik dari

orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang

masuk, semakin banyak pula pengetahuan yang di dapat tentang kesehatan.

Pengetahuan sangat erat kitannya dengan pendidikan dimana seseorang

dengan pendidikan yang tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula

pengetahuannya.

Namun perlu di tekankan bahwa orang yang pendidikan renda tidak

berarti mutlak berpengetahuan renda pula. Peningkatan pengetahuan tidak

mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada

pendidikan non formal. (notoadmojo ,2012)

11
12

Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan

seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan

pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung mendapatkan informasi,

baik dari orang lain maupun dari media massa. Pengetahuan sangat erat

kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang berpendidikan

tinggi, maka orang tersebut semakin luas pengetahuannya. (Efendi, 2011)

Bahwa makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin mudah

menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki.

Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap

seseorang terhadap nilai – nilai yang baru diperkenalkan. ( Roslaini, 2007 )

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi

pendidikan seseorang maka semakin mudah ia mendapat informasi tentang

masalah kesehatan sehingga dari pendidikan yang dijalani, semakin banyak

pengetahuan yang di dapatnya.

c. Pekerjaan

Pada umumnya, penduduk yang tinggal di kota lebih makmur

dibandingkan penduduk yang tinggal di desa karena di kota banyak lapangan

pekerjaan tersedia, sedangkan jenis dan lapangan pekerjaan di desa

terbatas hanya pada pertanian dan peternakan.

Pekerjaan adalah aktivitas yang dilakukan sehari- hari dimana seluruh

bidang pekerjaan umumnya diperlukan adanya hubungan social dan

hubungan dengan orang lain. Setiap orang harus dapat bergaul dengan

orang lain. Setiap orang harus dapat bergaul dengan orang lain. Pekerjaan

12
13

dapat menggambarkan tingkat hidup seseorang karena dapat mempengaruhi

sebagai aspek kehidupan seseorang termasuk pemeliharaan kesehatan

(notoadmojo 2012)

Pekerjaan merupakan suatu kegiatan atau aktivitas seseorang untuk

memenuhi kebutuhan sehari – hari. Pada umumnya, orang yang bekerja

akan memperoleh kemudahan untuk mengakses informasi, dibandingkan

dengan orang yang tidak bekerja ( hanya bekerja dalam rumah ).

Kemudahan memperoleh informasi ini akan meningkatkan pengetahuan

orang tersebut terhadap objek tertentu. ( Walkito, 2007 )

d. Sumber informasi

Sumber informasi adalah sarana yang digunakan oleh seseorang dalam

memperoleh pengetahuan. Sumber informasi mempengaruhi dalam

memperoleh pengetahuan. Sumber informasi mempengaruhi pengetahuan

yang baik dari orang lain maupun indera, dengan pengetahuan itu akan

menyebabkan seseorang berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang

dimiliki. ( Andi Ktistanto 2006 )

Sumber informasi adalah data yang merupakan kenyataan yang

menggambarkan suatu kejadian – kejadian dan satuan nyata seperti.

1. Media cetak : Surat kabar, Majalah, Buku

2. Media elektronik : televisi, radio, internet

3. Tenaga kesehatan : Dokter, bidan, perawat, dan lain – lain

Dengan adanya sumber informasi di harapkan akan terjadi

peningkatan pengetahuan sikap dan perilaku dalam diri individu atau

13
14

kelompok sasaran yang berdasarkan kesadaran kemauan individu

yang diharapkan. Berdasarkan teori yang peneliti temukan dalam

pemberian pelayanan kebidanan bidan wajib memberikan pelayanan

kebidanan yang sesuai dengan perkembangan pengetahuan.

( Notoadmojo, 2005 )

2.2 Kehamilan

2.2.1 Defenisi kehamilan

Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologi. Setiap

wanita yang mempunyai organ reproduksi sehta, yang telah mengalami

menstruasi, dan melakukan seksual dengan pria yang reproduksinya sehat

sangat besar kemungkinannya akan mengalami kehamilan. Apabila

kehamilan ini direncanakan, akan memberikan rasa kebahagiaan dan penuh

harapan. ( Mandriwati, 2012)

Kehamilan adalah suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stres,

tetapi berharga karena wanita tersebut menyiapkan diri untuk memberi

perawatan dan mengemban tanggungjawab yang lebih besar. ( Yeyeh Ai,

2011)

2.3 Anemia

2.3.1 Defenisi Anemia

Anemia merupakan suatu keadaan adanya penurunan kadar

hemoglobin, hemotokrit dan jumlah eritrosit di bawah nilai normal.pada

penderita anemia,lebih sering disebut kurang darah, kadar sel darah merah

( Hemoglobin/ Hb ) di bawah nilai normal.penyebabnya bias karena

14
15

kurangnya zat gizi untuk pembentukan darah, misalnya zat besi,asam folat

dan vitamin B12. Tetapi yang terjadi adalah anemia karena kekurangan zat

besi.

Anemia definisi zat besi adalah anemia yang disebabkan oleh

kurangnya zat besi dalam tubuh, sehingga kebutuhan zat besi(fe) untuk

eritropoesis tidak cukup yang ditandai dengan gambaran sel darah merah

hipokrom-mikrositer,kadar besi serum (serum iron), dan jenuh transferin

menurun,kapasitas besi total meninggi dan cadangan besi dalam sumsum

tulang erta ditempat yang lain sangat kurang atau tidak ada sama sekali.

Banyak faktor yang dapat menyebabkan timbulnya anemia defisiensi

besi, antara lain kurangnya asupan zat besi dan protein dari makanan,

adanya gangguan absorpsi di usus, perdarahan akut maupun kronis, dan

meningkatnya kebutuhan zaat besi seperti pada wanita hamil, masa

pertumbuhan dan masa penyembuhan dari penyakit.( Rukiyah 2010 )

2.3.2 jenis – jenis Anemia

Secara umum, ada tiga jenis utama anemia, diklasifikasikan menurut

ukuran sel darah merah:

a. Jika sel darah merah lebih kecil dari biasanya, ini disebut anemia

mikrositik. Penyebab utama dari jenis ini defesiensi besi ( besi tingkat

rendah ) anemia dan thalassemia ( kelainan bawaan hemoglobin ).

b. Jika ukuran sel darah merah normal dalam ukuran (terapi rendah

dalam jumlah), ini disebut anemia normositik, seperti anemia yang

15
16

menyertai penyakit kronis atau anemia yang berhubungan dengan

penyakit ginjal.

c. Jika sel darah lebih besar dari normal, maka disebut anemia

makrositik. Penyebab utama dari jenis ini adalah anemia pernisiosa

dan anemia yang berhubungan dengan alkoholisme.( Atika 2011 ).

2.3.3 Penyebab Anemia

a. Penyebab anemia umumnya adalah :

1. Kurang gizi (malnutrisi )

2. Kurang zat besi dalam diet

3. Kehilangan darah yang banyak pada persaalinan yang lalu, Haid dan

lain-lain.

4. Penyakit kronik : TBC, paru , cacing usus , malaria, dll (esti 2011)

b. Penyebab anemia dalam kehamilan

Penyebab hemotologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh

karena perubahan sirkulasi yang semakin meningkat terhadap plasenta dan

pertumbuhan payudara.volume plasma meningkat 45-65% di mulai pada

trimester II kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke-9 dan

meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterm serta

kembali normal 3 setelah partus. Stimulasi yang meningkatnya volume

plasma seperti laktogen plasma, yang meyebabkan peningkatan sekresi

aklesteron ( rukiyah, 2010 )

16
17

2.3.4 Etiologi Anemia Defisiensi Besi pada Kehamilan

Dalam kehamilan, jumlah darah bertambah ( hipervolemia ) yang

dapat meyebabkan terjadinya pengenceran darah, pertambahan darah tidak

sebanding dengan pertambahan plasma, kurangnya zat besi dalam

makanan, kebutuhan zat besi meningkat.

Perbandingan pertambahan tersebut adalah :

a. Plasma darah bertambah 30%

b. Sel- sel darah bertambah 18%

c. Hemoglobin bertambah 19%

Frekuensi anemia dalam kehamilan 10-20 % ( Esti 2011 )

Wanita memerlukan zat besi lebih tinggi dari laki- laki karena terjadi

menstruasi dengan perdarahan sebanyak 50 sampai 80 cc setiap bulan dan

kehilangan zat besi sebesar 30 sampai 40 mg. Disamping itu, kehamilan

memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan humlah sel darah merah

dan sel darah merah janin dan plasenta. Makin sering seorang wanita

mengalami dan melahirkan akan semakin banyak kehilangan zat besi dan

menjadi makin anemis.

Pada kehamilan relatif terjadi anemia karenah darah ibu hamil

mengalami hemodusi ( pengenceran ) dengan meningkatkan volume

30%sampai 40% yang puncaknya pada kehamilan 32 sampai 34 minggu

17
18

jumlah peningkatan sel darah 18 sampai 30%, dan hemoglobin sekitar 19%

bila hemoglobin ibu sebelum hamil sekitar 11 g%, dengan terjadinya

hemodilusi akan mengakibatkan anemia hamil fisiologis, dan Hb ibu akan

menjadi 9,5 sampai 10 g%. ( Manuaba 2012 )

2.3.5 Gejala klinis Anemia Defisiensi Besi pada Kehamilan.

Manifestasi klinis dari anemia defisiensi besi sangat bervariasi, bias

hampir tanpa gejala,bisa juga gejala-gejala anemia bersama-sama dengan

gejala penyakit dasarnya.

Gejala –gejala dapat berupa kepala pusing,palpitasi,berkunang-

kunang, perubahan jaringan epitel kuku, gangguan system neurumukular,

lesu, lemah, lelah, disphagia, dan pembesaran kelenjar limpa. Bila kadar Hb

< 7 gr/dl maka gejala dan tanda- tanda anemia akan jelas.

Nilai ambang batas yang digunakan untuk menentukan status anemia

ibu hamil, didasarkan pada criteria WHO tahun 1972 di tetapkan 3 kategori

yaitu : normal > gr/dl, ringan 8-11 gr/dl, berat < 8 gr/ dl ( Rukiyah 2010 )

2.3.6 Dampak Anemia Defisiensi Zat Besi pada Kehamilan

Anemia pada ibu hamil bukan tanpa resiko. Menurut penelitian,

tingginya angka kemaatian ibu berkaitan erat dengan anemia. Anemia

juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani karena sel-sel tubuh

tidak cukup mendapat pasokan oksigen. Pada wanita hamil, anemia

meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Risiko

kematian perinatal meningkat. Perdarahan antepartum dan postpartum

lebih sering dijumpai pada wanita yang anemis dan lebih sering berakibat

18
19

fatal, sebab wanita fatal, sebab wanita yang anemis tidak dapat mentolerir

kehilangan darah.

Dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat

ringan hingga terjadi gangguan kelangsungan kehamilan (abortus, partus

immatur atau prematur), gangguan proses persalinan ( intertia, atonia, partus

lama, perdarahan atonis ), gangguan pada masa nifas (sub involusi rahim,

daya tahan terhadap infeksi dan stress, kurang produksi ASI rendah ), dan

gangguan pada janin ( abortus, dismaturitas, mikrosomi, BBLR, kematian

perinatal, dll) (Rukiyah 2010)

2.3.7 Klasifikasi Anemia dalam Kehamilan

1. Anemia defesiensi besi (62,3%)

Anemia jenis ini biasanya berbentuk normositik dan hipokromik serta

paling banyak dijumpai. Penyebabnya seperti penyebab anemia pada

umumnya.

2. Anemia megaloblastik (megaloblastik ( 29,0%)

Anemia jenis ini biasanya berbentuk makrositik atau pernisiosa.

Penyebabnya adalah karena kekurangan asam folik, jarang sekali akibat

karena kekurangan vitamin B12. Biasanya karena malnutrisi dan infeksi yang

kronik.

3. Anemia hipoplastik ( 8,0%)

Anemia ini di sebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk

sel-sel darah merah baru. Untuk diagnose diperlukan pemeriksaan-periksaan

19
20

1. Darah fungsi lengkap

2. Pemeriksaan pungsi eternal

3. Pemeriksaan retikulosit

Gambaran darah tepi normositik dan normokromik.sumsum tulang

memberikan gambaran normoblastik dan hipoplasia eritropoiesis. Penyebab

belum diketahui, kecuali yang disebabkan oleh infeksi berat ( sepsis ),

keracunan, dan sinar rontgen atau sinar radiasi.

4. Anemia hemolitik ( sel sickle ) (0,7%)

Anemia hemolitik disebabkan penghancuran/ pemecahan sel darah

merah yang lebih cepat dari pembuatannya. Ini dapat disebabkan oleh:

a. Faktor intrakorpuskuler dijumpai pada anemia hemolitik herediter:

talasemia, anemia sel sickle, hemoglobinopati dan paraksismal

hemoglobinuridapat menambahkan vitamin

b. Faktor ekstrakospukuler: disebabkan malaria, sepsis, keracunan zat

logam, dan dapat beserta obat-obatan: leukemia, penyakit Hodgkin,

dan lain-lain.( esti 2011)

2.3.8 Penatalaksanan

1. Memotivasi ibu untuk banyak memakan makanan yang

mengandung banyak zat besi seperti telur, susu, hati , ikan , daging, kacang-

kacangan, ( tempe, oncom, tahu, kedelai, kacang hijau ), sayuran berwarna

hijau tua ( kangkung,bayam, daun katu ), dan buah-buahan ( jeruk, jambu

biji, pisang ) dan perhatikan pula pola makan teratur 3 x sehari agar

kesehatan ibu dan janin baik.

20
21

2. Menganjurkan ibu untuk sering beristirahat yaitu tidur pada malam hari

kurang lebih 7-8 jam dan siang selama kurang lebih 1-2 jam juga hindari

istirahat yang berlebihan dan bekerja terlalu berat.

3. Menganjurkan ibu memperhatikan bodi mekanik ( sikap tubuh ) yaitu

bangun secara perlahan dari posisi istirahat, sayuran berwarna hijau tua

( kangkung,bayam, daun katu ), dan buah-buahan ( jeruk, jambu biji, pisang )

dan perhatikan pula pola makan teratur 3 x sehari agar kesehatan ibu dan

janin baik.

4. Memberikan ibu tablet Fe dengan dosis 1x1 diminum dengan air putih

satu gelas dan sebaiknya diminum menjelang tidur pada malam hari agar

mengurangi efek seperti mual dan feses menjadi merah.

Tablet Fe harus diminum teratur setiap hari untuk menambah darah.

Jelaskan juga bahwa ibu dapat menambahkan vitamin C ( air jeruk) sewaktu

meminumnya agar memudahkan penyerapan zat besi dan mengindari air the

dan kopi karena dapat menghambat penyerapan zat besi.

sewaktu meminumnya agar memudahkan penyerapan zat besi dan

mengindari air the dan kopi karena dapat menghambat penyerapan zat besi.

5. Memberitahu ibu tentang tanda- tanda bahaya pada kehamilan

seperti

perdarahan, sakit kepala lebih dari biasanya dan menetap, pandangan

kabur,

nyeri ulu hati. Jika ibu mendapatkan keluhan- keluhan tersebut segera

datang ke pelayanan kesehatan terdekat. ( Rukiyah 2010)

21
22

Anemia menggambarkan kondisi di mana jumlah sel darah merah

dalam darah rendah. Darah terdiri dari dua bagian, sebuah bagian cair yang

disebut plasma dan sebagian yang padat disebut sel darah. Bagian seluler

berisi beberapa jeis sel yang berbeda. Salah satu tipe yang paling penting

dan jenis sel yang paling banyak adalah sel darah merah. Jenis sel lainnya

adalah sel-sel darah putih dan trombosit. Tujuan dari sel darah merah adalah

untuk mengantarkan oksigen dari paru- paru ke bagian lain dari tubuh.

Sel darah merah diproduksi melalui serangkaian tahapan yang

kompleks dan spesifik. Sel ini dibuat dalam sumsum tulang ( bagian dalam

dari beberapa tulang yang membuat sebagian besar sel-sel dalam darah),

dan ketika semua tahap yang tepat dalam pematangan sel selaisai, maka sel

darah dilepaskan ke dalam aliran darah.molekul hemoglobin adala unit

fungsioal dari sel selesai darah merah dan merupakan struktur protein

kompleks yang berada di dalam sel darah merah.berawalan dengan

kebanyakan sel dalam tubuh manusia, sel darah merah tidak memilikih inti

( pusat metabolisme sel ).

Meskipun sel-sel darah merah (eritrosit) di buat di dalam sumsum

tulang, banyak faktor lain yang terlibat dalam produksinya.besi merupakan

komponen yang sangat penting dari molekul hemoglobin, dan hormone

erythropoietin, hormon yang dikeluarkan oleh ginjal, merangsang

pembentukan sel darah merah di sumsum tulang.

22
23

2.3.8 Tablet Tambah Darah

Tablet tambah darah adalah tablet besi folat yang setiap tablet

mengandung 200 mg ferro sulfat atau 60mg besi elemental dan 0,25 asam

folat. Wanita mengalami menstruasi sehingga memerlukan zat besih untuk

mengganti darah yang hilang. Wanita yang sedang hamil atau menyusui,

kebutuhan zat besinya sangat tinggi sehingga perlu dipersiapkan sedini

mungkin semenjak remaja. Minumlah 1 (satu) tablet tambah darah seminggu

sekali dan dianjurkan minum 1 tablet setiap hari selama haid. Untuk ibu

hamil, minumlah 1 (satu) tablet tambah darah setiap hari paling sedikit

selama hamil 90 hari masa kehamilan dan 40 hari setelah melahirkan.

2.4. Zat Besi

Zat besi merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat di

dalam tubuh manusia, yaitu sebanyak 3-5 gram. Pada tubuh, zat besi

merupakan bagian dari hemoglobin yang berfungsi sebagai alat angkut

oksigen dari paru- paru ke jaringan tubuh. Dengan berkurangnya Fe, sintesis

hemoglobin berkurang dan akhirnya kadar hemoglobin akan menurun.

Beberapa akibat dari kekurangan zat besi pada kehamilan adalah

hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak, kematian

janin, abortus, cacat bawaan, Bayi berat lahir rendah ( BBLR ), anemia pada

bayi yang dilahirkan, lahir prematur, perdarahan, dan rentan infeksi.( Fadlun

2011).

23
24

2.4.1 Pengobatan Anemia

Pengobatan harus ditujukan pada penyebab anemia, dan mungkin

termasuk:

1. Pemeriksaan hitung darah lengkap

Lakukan pemeriksaan hitung darah lengkap ( complete blood count )

untuk mengetahui apakah anda mengalami anemia atau tidak

Jika hasilnya positif mengalami anemia, anda bisa segera

menentukan cara terbaik untuk menangani.

Jumlah sel darah merah yang sangat rendah mengidenkasikan wanita

hamil membutuhkan suplemen tambahan untuk memastikan

perkembangan bayi yang sehat.

2. Konsultasi dengan dokter

Sebagian besar obat oral yang diesepkan untuk mengobati anemia

selama kehamilan aman digunakan asal di bawah pengawasan

dokter.

3. Mengubah diet

Melakukan sedikit perubahan pola makan bisa memilikih dampak bear

pada jumlah sel darah merah. Makanan yang kaya akan zat besi,

seperti daging, tahu, dan biji bijaian, akan sangat membutuhkan.

Namun Vitamin C dan asam folat juga akan membutuhkan

mengaktifkan zat besi dalam aliran darah.

24
25

4. Suplemen zat besi

Minum suplemen zat besi jika merasa pola makan buruk atau seorang

vegetarian yang ketat.

Minum suplemen menyebabkan mual, sembelit, dan efek sekunder

lainnya.

5. Suplemen multivitamin

Multivitamin karena banyak kasus anemia di sebabkan oleh

kurangnya berbagai mineral dan vitamin dalam tubuh, dan bukan

hanya kekurangan zat besi.

Dengan menyeimbangkan asupan mineral dan vitamin, anemia bisa

lebih mudah ditangani dengan cepat dan tepat

25
26

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep peneltian adalah suatu uraian dan visualisasi

hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya,

atau antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang

ingin diteliti (Notoatmodjo, 2010)

Bagan 3 .1

( variabel Independen ) ( variable Dependen )

Pengetahuan Ibu :
Pengetahuan ibu hamil tentang
 Umur anemia dalam kehamilan
 Pendidikan
 Pekerjaan
 Sumber informasi

Ket : kerangka konsep tidak menghubungkan variebel indevenden dengan

variabel dependen

26
27

3.2 Depisiensi Operasional variabel

Untuk membatasi ruang ingkup atau pengertian variabel- variabel

diamati/ diteliti, perluh sekali variabel tersebut diberi batasan atau “ definisi

operasional “ ini juga bermamfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran

atau pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta

mengembangan instrument (alat ukur). ( Notoadmojo 2012 )

1. Pengetahuan ibu hamil tentang anemi dalam kehamilan adalah

pemahaman ibu tentang anemia dan resiko anemia berdasarkan

pernyataan yang diajukan melalui kuesioner dengan tingkat

pengetahuan :

a. Baik : jika jawaban responden benar 21–30 nilai (70–100 %)

b. Cukup : jika jawaban responden yang benar 11–20 nilai (35 - 69%)

c. Kurang : jika jawaban responden yang benar 1-10 nilai ( 3 –34 %)

Skala ukur : Kuesioner

Alat ukur : Ordinal

2. Umur adalah lamanya hidup ibu yang di hitung sejak dilahirkan sampai

saat penelitian dilakukan, yang dikategorikan dengan :

a. 17 - 22 tahun

b. 23 – 28 tahun

c. 29 – 34 tahun

d. 35 – 40 tahun

3. Pendidikan adalah jenjang pendidikan terakhir yang diselesaikan ibu

ditandai dengan ijazah, yang dikategorikan dengan :

27
28

a. Dasar : SD / SMP

b. Menengah : SMA sederajat

c. Tinggi : Akademi, Pendidikan Tinggi

Skala Ukur : Ordinal

Alat Ukur : Kuesioner

4. Pekerjaan merupakan aktivitas yang dilakukan responden untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya dengan kategori :

1. Bekerja

a. Pegawai ( Negeri / Swasta )

b. Wiraswasta

2. Tidak bekerja

Skala Ukur : Nominal

Alat Ukur : Kuesioner

5. Sumber informasi adalah media yang digunakan responden untuk

mendapatkan pengetahuan. Sumber informasi dapat berasal dari:

1. Ada

a. media cetak (surat kabat, majalah, buku, pamflet)

b. media elektronik (televisi, radio, internet)

c. tenaga kesehatan (dokter, bidan, perawat)

2. Tidak ada

Skala Ukur : Nominal

Alat Ukur : Kuesioner

28
29

3.3 jenis penelitian

jenis penelitian ini bersifat deskriftif yaitu untuk mengetahui pengetahuan

Ibu Hamil Tentang Anemia di Klinik Bersalin Hj. Nani Am.Keb jl. Nenas No. 3

Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Rantau Utara Kabupaten Labuhan batu

Tahun 2015

3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.4.1Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di klinik Bersalin Hj. Nani Am.Keb Jl. Nenas No.

3 Kelurahan Padang Bulan Kecamatan rantau Utara Kabupaten Labuhan

batu.

3.4.2 Waktu

Penelitian ini akan dilakukan pada bukan Mei – sampai Juni di Klinik

Bersalin Hj. Nani Am.Keb Jl. Nenas No. 3 Kelurahan Padang Bulan

Kecamatan Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu tahun 2015

29
30

Tabel 3.1

Jadwal Penelitian

Jenis Januari Februari Maret April Mei Juni Juli


No.
Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan Judul

2 Survei awal

3 Izin penelitian

Penyusunan
4
proposal
Seminar
5
proposal
Perbaikan
6
proposal
Praktek belajar
7
lapangan
Pengumpulan
8
data
9 Pengelola data

10 Analisa data

11 Sidang KTI

12 Perbaikan KTI

30
31

3.5 Populasi dan Sampel

3.5.1 Populasi

Populasi merupakan keseluruan sumber data yang diperlukan dalam

suatu penelitian. Penentuan sumber data dalam suatu penelitian sangat

penting dan menentukan keakuratan hasil penelitian ( Sarwono, 2010 )

Pada penelitian ini populasinya adalah seluruh ibu hamil di klinik

Bersalin Hj. Nani Am.Keb Jl. Nenas No. 3 Kelurahan Padang Bulan

Kecamatan Rantau Utara kabupaten labuhanbatu Berdasarkan data yang

diperoleh, terdapat ibu hamil sebanyak 84 orang pada bulan Februari 2015

3.5.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karekter yang dimiliki oleh

populasi tersebut. ( Sugiono 2008 ). Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu

45 sampel dengan lama pengambilan sampel selama 2 minggu.

Tekhnik yang digunkan dalam penelitian ini adalah tekhnik accidental

sampling yaitu cara pengambilan sampel yang dilakukan dengan kebetulan

bertemu.

31
3.6 Jenis dan cara Pengumpulan Data

3.6.1 jenis data

jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan

data sekunder.

a. Data primer

Data rimer yaitu data yang diperoleh langsung di lapaangan oleh

orang yang melakukan penelitian ( Hidayat, 2007 ). Dalam hal ni data primer

diperoleh dari hasil jawaban kuesioner yang dibagikan kepada responden.

b. Data sekunder

Data sekunder yaitu data yang berasal langsung drari responden

( Hidayat, 2007 ). Dalam hal ini data sekunder yang peneliti peroleh langsung

dari Rumah sakit umum daerah rantau pprapat dan Klinik Hj. Nani Am.Keb ln

Nenas No. 3 Lelurahan padang bulan kecamatan rantau utara kabupaten

labuhanbatu adalah data ibu hamil.

3.6.2 Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan di klinik bersalin Hj. Nani Am.keb Jl.

Nenas No. 3 Kecamatan Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu berupa

kuesioner yang dibagikan langsung kepada responden. Peneliti datang ke

klinik bersalin Hj. Nani Am.Keb dan meminta izin kepada Ibu Hj. Nani am.Keb

untTk melakukan penelitian yang akan dilakukan selaama 2 minggu. Di mana

dalam 1 minggu di ambil 3 hari untuk melakukan penelitian yaitu pada

32
tanggal 02 mei smpai 10 mei 2015 . Penelitian ini dilakukan pada pukul 15.00

– 18.00 WIB.

Selanjutnya peneliti membagikan kuesioner kepada responden ( ibu

hamil ) yang kebetulan datang di klinik Hj. Nani Am.Keb untuk melakukan

speksi. Sebelum responden diminta untuk mengisi kuesioner responden

diberi penjelasan tentang cara pengisian kuesioner responden juga diminta

untuk mendatangi surat persetujuan menjadi responden yang dilampirkan

bersama kuesioner. Setelah responden selesai menjawab kuesioner, data di

kumpulkan kembali. Jika jumlah sampel belum mencukupi sampai batas

waktu yang di tentukan maka peneliti menambah waktu penelitian menjadi 3

minggu.

3.6.3 Alat pengumpulan data

Alat pengumpulan data adalah kuesioner dengan mengunakan pernyataan

tertutup berdasarkan berdasarkan pada kisi – kisi soal yang berisikan tentang

pengetahuan ibu hamil tentang anemia zat besi dalam kehamilan.

Kuesioner adalah suatu pengumpulan data atau suatu penelitian

mengenai suatu masalah. Kuesioner ini berbentuk formulir – formulir yang

berisikan pertanyaan – pertanyaan yang jawabannya benar dan salah.

Kuesioner yang di peroleh dari pengumpulan data yaitu terdapat 45

responden ( ibu hamil ) yang menjadi responden di klinik Hj. Nani Am.Keb.

33
3.6.4 Pengolahan dan Tehnik Analisa Data

Data yang telah terkumpul selanjutnya diolah secara manual dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

3.6.5 Pengelolah Data

1. Editing ( pengeditan )

Pada langkah ini peneliti melakukan pengecekan terhadap kuesioner

yang bertujuan agar data yang masuk dapat diolah secara benar

sehingga pengolahan data dapat memberikan hasil yang menggambarkan

masalah yang diteliti.

2. Coding ( Pengkodean )

Pada langka ini penulis menulis melakukan pengkodean numeric (angka)

terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian pengkodean ini

sangat penting bila pengelolaan dan analisa data menggunakan computer.

3. Scoring (Pemberianskor)

Melakukan pemeriksaan terhadap jawaban responden yang ada dan

memberikan skor yang diperoleh pada kuesioner, lalu mengelompokkan

sesuai kategori pengetahuan.

4. Tabuling ( Tabulasi )

Untuk mempermudah analisa dan serta mengambil kesimpulan, data

dimasukkan ke dalam bentuk table distribusi frekuensi, dan dihitung

persentasenya untuk setiap variabel yang diteliti.

34
3.6.6 Teknik Analisa Data

Tekhnik analisa data yang telah di tampilkan dalam tabel kemudia

di analisa secara deskriftif berdasarkan tabel distribusi frekuensi, dan

selanjutnya dilakukan dengan menggunakan teori dan kepustakaan yang

ada.

Proses analisa dalam penelitian ini adalah dengan melakukan tabulasi

terhadap data yang masuk dalam katagori yang benar dan salah, kemudian

dilakukan scoring. Proses selanjutnya adalah apakah hasil sekoring tersebut

masuk dalam kategori : baik, cukup, dan kurang penelitian acuan.

jumlah jawaban benar


x 100
jumlah jawaban soal

a. Baik, ( 70 – 100 % ) jika menjawab pertanyaan dengan benar 21

- 30 soal

b. Cukup, ( 35 – 69 % ) jika menjawab pertanyaan dengan benar 11

- 20 soal

c. Kurang, ( 0 – 34 % ) jika menjawab pertanyaan dengan benar 1

- 10 soal

BAB IV

35
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 GAMBARAN UMUM KLINIK BERSALIN HJ. NANI AM.KEB

Gambaran umum wilayah penelitian yang dilakukan sebagai berikut :

I. Data Demografis

a. Kelurahan : Padang Bulan

b. Kecamatan : Rantau Utara

c. Kabupaten : Labuhanbatu

d. Luas Klinik : 3 x 35 m2

e. Kondisi Gedung : Dataran rendah

f. Jenis Gedung : Permanen

II. Transportasi dan Komunikasi

a. Jaringan Transportasi : Menggunakan jalan darat

a. Sarana : Roda 2, mobil pribadi, tidak

terdapat ambulance

III. Pelayanan Kesehatan

Tenaga Kesehatan :

- Dokter : 1 orang

- Bidan :10 orang

- Perawat : 2 orang

a. Fasilitas Ibadah : 1 mushalla

b. Fasilitas :

36
- Ruang Bersalin ( VK ) : 2 ruang

- Ruang Bersalin : 3 ruang

- Ruang Rawat : 4 ruang

- Satpam : 1 orang

- Pembantu : 1 orang

c. kapasitas

- Tempat tidur : 24 buah

- Kamar mandi : 12 buah

- kursi : 26 buah

4.2 HASIL PENELITIAN

Setelah dilakukan penelitian terhadap ibu hamil Di Klinik

Bersalin Bidan Hj. Nani Am.keb Jl. Nenas No.3 Kelurahan Padang

Bulan Kecamatan Rantau Utara kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015

yang dilaksanakan pada bulan januari

Diagram 4.2.1

37
Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Berdasarkan Pengetahuan
Di Klinik Bersalin Hj. Nani Am.Keb
Kecamatan Rantau Utara
Kabupaten Labuhanbatu
Tahun 2015

45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
BAIK CUKUP KURANG

Berdasarkan diagram diatas terlihat pengetahuan responden tentang

pengetahuan anemia dimana 13 responden ( 28,89 % ) berpengetahuan

baik, 22 responden ( 48,89 % ) berpengetahuan cukup, 10 responden

( 22 % ) berpengetahuan kurang.

Diagram 4.2.2

38
Distribusi frekuensi Ibu Hamil Berdasarkan Umur
Di Klinik Bersalin Hj. Nani Am.Keb
Kecamatan Rantau Utara
Kabupaten Labuhanbatu
Tahun 2015

45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
17 - 22 tahun 23 - 28 tahun 29 - 34 tahun 35 - 40 tahun

Diagram diatas menjukkan responden yang berumur 17 – 22

tahun sebanyak 6 responden ( 13,33 % ), responden yang berumur 23

– 28 tahun 14 responden ( 31,11 % ), responden yang berumur 29 –

34 tahun 15 responden ( 33,33 % ), dan responden yang berumur 35 –

40 tahun 10 responden ( 22,22 % ).

Diagram 4.2.3

39
Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Berdasarkan
PendidikanDi Klinik Hj. Nani Am.Keb
Kecamatan Rantau Utara
Kabupaten Labuhanbatu
Tahun 2015

45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Dasar Menengah Tinggi

Diagram diatas menunjukkan ibu hamil yang berpendidikan Dasar

sebanyak 13 responden ( 28,89 % ), berpendidikan Menengah sebanyak 22

responden ( 48,89 % ) dan tinggi sebanyak 10 responden ( 22,22 % ).

Diagram 4.2.4

40
Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Berdasarkan
Pekerjaan di klinik Hj. Nani Am.Keb

45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Bekerja Tidak Bekerja

Kecamatan Rantau Utara


Kabupaten Labuhanbatu

Dari diagram di atas menunjukkan bahwa dari 45 responden yang

bekerja sebanyak 23 responden ( 51,11% ), dan tidak bekerja sebanyak 22

responden ( 48,89 % ).

Diagram 4.2.5

41
Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Berdasarkan
Sumber Informasi di Klinik Hj. Nani Am.Keb
Kecamatan Rantau Utara
Kabupaten Labuhanbatu
Tahun 2015

45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Ada Tidak ada X sumber inf

Diagram diatas menunjukkan ibu hamil yang mendapatkan sumber

informasi sebanyak 35 responden ( 77,78 % ) dan ibu hamil yang tidak

mendapatkan sumber informasi sebanyak 10 responden ( 22,22 % )

Tabel 4.2.2

42
Tabulasi Silang Antara pengetahuan dan Umur
Ibu Hamil Di Klinik Hj. Nani Am.Keb
Kecamatan Rantau Utara
Kabupaten Labuhanbatu
Tahun 2015

No Umur Pengetahuan Jumlah


Baik Cukup Kurang
F % F % F % F %
1 17 – 22 tahun _ _ 4 8,89 2 4,44 6 13,33
2 23 – 28 tahun 4 8,89 7 15,56 3 6,67 14 31,11
3 29 – 34 tahun 5 11,11 6 13,33 4 8,89 15 33,33
4 35 – 40 tahun 4 8,89 5 11,11 1 2,22 10 22,22
Total 13 28,89 22 48,89 10 22,22 45 100

Dari hasil penelitian pada table 4.2.2 diperoleh bahwa responden yang

berumur 17 – 22 tahun sebanyak 6 responden ( 13,33% ), yang terdiri dari 4

responden ( 8,89 % ) berpengetahuan cukup, 2 responden ( 13,33 % )

berpengetahuan kurang dan tidak ditemukan responden berpengetahuan

baik. Responden yang berumur 23 – 28 tahun sebanyak 14 responden (31,11

%), yang terdiri dari 4 responden ( 8,89 % ) yang berpengetahuan baik, 7

responden ( 15, 56 % ) berpengetahuan cukup, dan 3 responden ( 6,67 % )

berpengetahuan kurang. Responden yang berumur 29 – 34 tahun sebanyak

15 responden ( 33,33 % ), diantara 5 responden ( 11,11 % ) berpengetahuan

baik, 6 responden ( 13,33 % ) berpengetahuan cukup dan 4 responden ( 8,89

% ) yang berpengetahuan kurang. Responden yang berumur 35 – 40 tahun

sebanyak 10 responden ( 22,22 % ) diantara 4 responden ( 8,89 % )

43
berpengetahuan baik, 5 responden ( 11,11 % ) yang berpengetahuan cukup,

dan 1 responden ( 2,22 % ) yang berpengetahuan kurang.

Tabel 4.2.3

44
Tabulasi Silang Antara Pengetahuan dan Pendidikan
Ibu Hamil Di Klinik Hj. Nani Am.Keb
Kecamatan Rantau Utara
Kabupaten Labuhanbatu
Tahun 2015

No Pendidikan Pengetahuan Jumlah

Baik Cukup Kurang


F % F % F % F %
1 Dasar - 8 17,78 5 11,11 13 28,89

2 Menengah 10 22,22 12 26,67 5 11,11 27 60

3 Tinggi 3 6,67 2 4,44 - 5 11,11

Jumlah 13 28,89 22 48,89 10 22,22 45 100

Dari hasil penelitian pada tabel 4.2.3 menunjukkan bahwa 13

responden ( 28,89 % ) berpendidikan dasar, yaitu 8 responden ( 17,78

% ) berpengetahuan cukup, 5 responden ( 11,11 % ) berpengetahuan

kurang dan tidak ditemukan berpengetahuan baik. Berpendidikan SMA

sebanyak 27 responden ( 60 % ) yang terdiri dari 10 responden ( 22,22

% ) berpengetahuan baik, 12 responden ( 26,67 % ) berpengetahuan

cukup dan 5 responden ( 11,1 % ) berpengetahuan kurang.

Berpendidikan tinggi sebanyak 5 responden ( 11,11 % ) yaitu 3

responden ( 6,67 % ) berpengetahuan baik, 2 responden ( 4,44 % )

berpengetahuan cukup, dan tidak di temukan responden

berpengetahuan kurang.

45
Tabel 4.2.4

Tabulasi Silang Antara Pengetahuan dan Pekerjaan

46
Ibu Hamil Di Klinik Hj. Nani Am.Keb
Kecamatan Rantau Utara
Kabupaten Labuhanbatu
Tahun 2015

No Pekerjaan Pengetahuan
Baik Cukup Kurang Jumlah
F % F % F % F %
1. Karyawan 1 2,2% 3 6,6 % 2 4,4% 6 13,3%
2. PNS 5 11,11% _ 4,4% _ _ 5 11,1%
3. Wiraswast 3 6,6% 4 8,8% 2 4,4% 9 20%

a
4. IRT 4 8,8 % 14 31,1% 7 15,55% 25 55,5%
Jumlah 13 28,89% 21 46,67% 11 24,44% 45 100%

Tabel 4.3.3 menunjukkan bahwa pekerjaan sebagai karyawan sebanyak 6

responden ( 13,3 % ) yaitu 1 responden ( 2,2 % ) berpengetahuan baik, 3

responden ( 6,6 % ) berpengetahuan cukup, dan 2 responden ( 4( 13,3 % ) yaitu

1 responden (2,2%) berpengetahuan baik, 3 responden ( 6,6 % ) berpengetahuan

cukup, dan 2 responden ( 4,4 % ) berpengetahuan kurang. PNS sebanyak 5

responden ( 11,11 % ) dan tidak ditemukan responden berpengetahuan cukup

dan kurang. Wiraswasta sebanyak 9 responden ( 20 % ) yaitu 3 responden ( 6,6%

) berpengetahuan baik, 4 responden ( 8,8 % ) berpengetahuan cukup, dan 2

responden ( 4,4 % ) berpengetahuan kurang. IRT sebanyak 25 responden ( 55,5

% ) yaitu 5 responden ( 11,1 % ) berpengetahuan baik, 14 responden ( 31, 1 % )

berpengetahuan cukup, dan 6 responden ( 13,3 % ) berpengetahuan kurang.

47
Tabel 4.2.5

Tabulasi Silang Antara Pengetahuan dan Sumber informasi


Ibu Hamil Di Klinik Hj. Nani Am.Keb
Kecamatan Rantau Utara
Kabupaten Labuhanbatu
Tahun 2015

No Sumber Pengetahuan Jumlah


informasi Baik Cukup Kurang

48
F % F % F % F %
1 Ada 13 28,89 18 48,89 4 8,89 35 77,78
2 Tidak ada _ _ 5 11,11 5 11,11 10 22,22
Jumlah 13 28,89 23 51,11 10 22,22 45 100

Dari hasil penelitian pada tabel 4.2.5 menunjukkan responden

yang memperoleh sumber informasi tentang pengetahuan anemia

sebanyak 35 respoden ( 77,78 % ) yaitu 13 responden ( 28,89 % )

berpengetahuan baik, 18 reponden ( 48,89 % ) berpengetahuan

cukup, dan 4 responden ( 8,89 % ) berpengetahuan cukup.

Sedangkan yang tidak mendapatkan sumber informasi terdapat 10

responden ( 22,22 % ) yaitu 5 responden ( 11,11 % ) berpengetahuan

cukup, 5 responden ( 11,11 % ) berpengetahuan kurang, dan tidak

terdapat responden yang berpengetahuan baik.

4.3. PEMBAHASAN PENELITIAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan tentang Pengetahuan Ibu Hamil

Tentang Anemia Zat Besi Dalam Kehamilan Di Klinik Hj. Nani Am.Keb Jln

Nenas No. 3 Krelurahan Padang Bulan Kecamatan Rantau Utara Kabupaten

Labuhanbatu Tahun 2015 dikemukakan adanya variasi pengetahuan ibu

hamil berdasarkan umur, pendidikan , pekerjaan, dan sumber informasi.

49
4.3.1 Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anemia Zat Besi Dalam Kehamilan

Berdasarkan Umur

Dari data diatas dapat dilihat bahwa mayoritas pengetahuan dari 45

responden terdapat 5 responden ( 11,11 % ) berada pada kategori baik

dalam rentang umur 29-34 tahun, dan pada kategori kurang dalam rentang

umur 35–40 tahun sebanyak 1 responden ( 2,22 % ).

Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya

tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang di perolehnya

semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif

dalam masyarakat dan kehidupan social serta lebih banyak melakukan

persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain

itu, orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu dalam

membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan

verbal dilaporkan hamper tidak ada penurunan pada usia ini. ( Notoadmojo

2012 ).

Menurut singgih ( 2008 ), mengemukakan bahwa makin tua umur

seseorang maka proses – proses perkembangan mentalnya tidak secepat

umur belasan tahun. Selain itu juga mengemukakan bahwa memang daya

ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh umur.

Maka penelitian dapat menarik kesimpulan bahwa hasil penelitian ini

sesuai dengan pendapat Singgih bahwa memang daya ingat seseorang itu

50
salah satunya dipengaruhi oleh umur. Bahwa responden yang berumur 29-34

tahun lebih baik pengetahuannya di bandingkan dengan responden yang

berumur 35-40 tahun.

4.3.2 Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anemia Zat Besi Dalam Kehamilan

Berdasarkan Pendidikan

Dari data diatas dapat dilihat bahwa mayoritas berdasarkan

pendidikan dari 45 responden berpengetahuan baik terdapat di pendidikn

Menengah yaitu terdapat 10 responden ( 22,22 % ) dan responden yang

berpengetahuan kurang terdapat di pendidikan Dasar yaitu terdapat 5

responden ( 11,11 % ).

Menurut effendi ( 2011 )Pendidikan mempengaruhi proses belajar,

makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk

menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan

cenderung mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media

massa. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana

diharapkan seseorang berpendidikan tinggi, maka orang tersebut semakin

luas pengetahuannya.

Namun perlu di tekankan bahwa orang yang pendidikan renda tidak

berarti mutlak berpengetahuan renda pula. Peningkatan pengetahuan tidak

mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada

pendidikan non formal. (notoadmojo ,2012)

51
Maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa hasil penelitian ini

sesuai dengan pendapat effendi makin tinggi pendidikan seseorang makin

mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Hal ini menunjukkan bahwa

responden yang pendidikan tinggi lebih baik pengetahuannya dibandingkan

pendidikan dasar.

4.3.3 Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anemia Zat Besi Dalam

Kehamilan Berdasarkan Pekerjaan

Dari data diatas dapat dilihat bahwa mayoritas berdasarkan pekerjaan

yang terdapat dari 45 responden terdapat 5 responden ( 11,11 % ) yang

berpengetahuan baik dan terdapat 2 responden (4,4%) yang berpengetahuan

kurang.

Pekerjaan adalah aktivitas yang dilakukan sehari- hari dimana seluruh

bidang pekerjaan umumnya diperlukan adanya hubungan social dan

hubungan dengan orang lain. Setiap orang harus dapat bergaul dengan

orang lain. Setiap orang harus dapat bergaul dengan orang lain. Pekerjaan

dapat menggambarkan tingkat hidup seseorang karena dapat mempengaruhi

sebagai aspek kehidupan seseorang termasuk pemeliharaan kesehatan

(notoadmojo 2012)

Pekerjaan merupakan suatu kegiatan atau aktivitas seseorang untuk

memenuhi kebutuhan sehari – hari. Pada umumnya, orang yang bekerja

akan memperoleh kemudahan untuk mengakses informasi, dibandingkan

dengan orang yang tidak bekerja ( hanya bekerja dalam rumah ). Kemudahan

52
memperoleh informasi ini akan meningkatkan pengetahuan orang tersebut

terhadap objek tertentu. ( Walkito, 2007 ).

Maka penulis dapat menarik kesimpulan hasil penelitian ini sejalan

dengan teori yang dikemukakan oleh Walkito yang menyatakan bahwa orang

yang bekerja diperkantoran maka akan mudah mengakses informasi

sehingga pengetahuanya akan lebih baik dibandingkan orang yang tidak

bekerja. Hal ini dapat disimpulkan bahwa responden yang bekerja sebagai

pewagai lebih baik dibandingkan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga.

4.3.5 Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anemia Zat Besi Dalam Kehamilan

Berdasarkan Sumber Informasi

Dari data diatas dapat dilihat berdasarkan sumber informasi yang

terdapat dari 45 responden terdapat 13 responden ( 28, 89 % ) yang

berpengetahuan baik dan 5 responden ( 11,11 % ) yang berpengetahuan

kurang.

Sumber informasi adalah sarana yang digunakan oleh seseorang

dalam memperoleh pengetahuan. Sumber informasi mempengaruhi dalam

memperoleh pengetahuan. Sumber informasi mempengaruhi pengetahuan

yang baik dari orang lain maupun indera, dengan pengetahuan itu akan

menyebabkan seseorang berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang

dimiliki. ( Andi Ktistanto 2006 )

Dengan adanya sumber informasi di harapkan akan terjadi

peningkatan pengetahuan sikap dan perilaku dalam diri individu atau

53
kelompok sasaran yang berdasarkan kesadaran kemauan individu yang

diharapkan. Berdasarkan teori yang peneliti temukan dalam pemberian

pelayanan kebidanan bidan wajib memberikan pelayanan kebidanan yang

sesuai dengan perkembangan pengetahuan. ( Notoadmojo, 2005 )

Maka peneliti dapat menarik kesimpulan hasil penelitian ini sejalan

dengan teori yang di ungkapkan Andi Kristanto yang menyatakan bahwa

sumber informasi mempengaruhi dalam memperoleh pengetahuan. Hal ini

dapat disimpulkan bahwa responden yang mendapat sumber informasi lebih

baik pengetahuannya disbanding responden yang tidak mendapat informasi.

Dari varibel – variabel yang diteliti berdasarkan umur, pendidikan,

lama bekerja, dan sumber informasi dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat

Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anemia Zat Besi Di Klinik Hj. Nani Am.Keb

Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 Mayorita Berpengetahuan Cukup.

BAB V

KESIMPULAN

54
5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dengan judul

pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anemia Zat Besi Dalam Kehamilan Di

Klinik Bidan Hj. Nani Am.keb Jl. Nenas No.3 Kelurahan Padang Bulan

Kecamatan Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015, dapat

disimpulkan bahwa :

5.1.1 dari keseluruan responden yang berjumlah 4dari keseluruan

responden yang berjumlah 45 responden diperoleh mayoritas

berpengetahuan cukup tentang pengetahuan ibu hamil tentang

anemia zat besi dalam kehamian sebanyak 22 respoden ( 22,22% ).

5.1.2 Berdasarkan umur diperoleh mayoritas pengetaahuan

responden berada pada kategori diperoleh mayoritas pengetaahuan

responden berada pada kategori cukup pada umur 23 – 28 tahun

sebanyak 7 responden ( 15,56 % ).

5.1.3 berdasarkan pendidikan diperoleh mayoritas pengetahuan

responden berada pada kategori cukup berada pada pendidikan

menengah sebanyak 12 responden ( 26,67 % ).

5.1.4 berdasarkan pekerjaan diperoleh mayoritas pengetahuan

responden berada pada kategori cukup berada pada responden yang

tidak bekerja sebanyak 14 responden ( 31,1 % ).

55
5.1.5 Berdasarkan informasi diperoleh mayoritas pengetahuan

responnden berada pada kategori cukup berada pada responden yang

pernah mendapatkan informasi sebanyak 18 respoden ( 48, 89 % ).

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan, maka saran yang dapat diberikan sehubungan

dengan penelitian ini adalah :

5.2.1 Bagi ibu hamil

Diharapkan kepada ibu – ibu hamil di klinik Hj. Nani Am.Keb untuk

meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang resiko tentang

anemia zat besi dengan membaca artikel, mengali informasi dari

petugas kesehatan, dan menghadiri jika diadakan penyuluhan

khususnya tentang anemia zat besi.

5.2.2 Bagi Tempat Penelitian ( Klinik Bersalin Hj. Nani Am.Keb )

Di sarakan pada tempat penelitian agar di adakan pasilitas

pemeriksaan HB pada ibu hamil dan agar dapat menjadi bahan

masukan bagi petugas kesehatan di Klinik Hj. Nani Am.Keb Jln

Nenas No.3 kelurahan Padang Bulan Kecamatan Ratau Utara

kabupaten Labuhanbatu tentang Pengetahuan Anemia Zat Besi

Dalam Kehamilan.

5.2.2 Bagi Penelitain selajutnya

56
Karena terbatasnya penelitian baik dari segi waktu, tenaga, dan

biaya serta penelitian ini masih bersifat sederhana, maka

diharapkan kepada peneliti selanjutnya dapat melanjutkan

penelitian ini tempat lain dengan jumlah sampel yang lebih besar.

5.2.3 Bagi instutusi pendidikan

Diharapkan pada pihak instutusi untuk menambah referensi buku –

buku khususnya tentang anemia zat besi di perpustakaan AKBID

Ika Bina.

57

Anda mungkin juga menyukai