10.08 |
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekitar 125 juta Balita di dunia mengalami kekurangan vitamin A subklinis,
sementara 1,3 juta dari itu telah menampakkan xeroftalmia (menurut WHO 1997). Itu
berarti bahwa mereka yang terjangkit penyakit ini meningkat sebesar 20 kali
(Depkes, 2003).
masalah yang di hadapi. Berdasarkan survey yang dilakukan WHO di afrika dan di
India masalah yang tidak diketahui besarnya ini disebabkan oleh beberapa hal
yaitu: pencatatan yang dilakukan oleh Negara berkembang biasanya sering tidak
lengkap, survey yang dilakukan di afrika dan India biasanya tidak mencatat anak
yang berada di panti cacat, beberapa masalah kebutaan tentu berkaitan dengan
angka kematian yang tinggi, anak yang menderita kecacatan majemuk termasuk
buta sering tidak dicatat sebagai buta, setidaknya belum dicatat sampai mereka
lainnya baik pada tingkat propinsu maupun tingkat kabupaten, sehingga sangat
pangan sampai dengan tingkat rumah tangga. Defisiensi terhadap zat gizi mikro
terutama vitamin A, iodium dan zat besi sudah diketahui diderita banyak pendududk
di indonesia. Analisis pemantauan konsumsi gizi (PKG) 1995 sampai dengan 1998
Penduduk yang tidak cukup mengkonsumsi pangan atau mungkin konsumsi pangan
sudah mencukupu akan tetapi jika pada konsumsi sehari-hari tidak seimbang akan
intan jaya, terdapat 30 ibu yang memiliki balita. Dan ibu yang memiliki balita yang
tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini yang berjudul, Pengetahuan
ibu yang memiliki balita tentang pemberian vitamin A di posyandu Cermai Desa
Intan Jaya Kecamatan Kunto Darusalam Kabupaten Rokan Hulu Jaya Tahun 2011.
B. Perumusan Masalah
yang memiliki balita tentang pemberian vitamin A di Cermai Desa Intan Jaya
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini adalah sebagai aplikasi yang telah didapat selama perkuliahan. Dan
peneliti.
2. Bagi Responden
Penelitian ini adalah sebagai masukan bagi para ibu untuk meningkatkan
3. Bagi Pembaca
4. Bagi Pendidikan
Universitas Prima Medan, serta sebagai masukan bagi mahasiswa yang akan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
datang dari pengindraan yang terjadi melalui panca indra manusia, yaitu: indra
manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan
2003).
Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang
mengadopsi perilaku baru dalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan, yakni :
2. Interest (merasa tertarik) dimana responden mulai tertarik dengan stimulus atau
dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
( Notoatmodjo, 2003 ).
a) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan
b) Memahami (Comprehention)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasi kan materi tersebut
secara benar
c) Aplikasi (Application)
Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada
d) Analisis (Analilysis)
e) Sintesis (Synthesis)
f) Evaluasi (Evaluation)
terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu berdasarkan suatu criteria yang
Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh
mengadopsi perilaku baru, didalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan , hal
dirinya..
4. Pengukuran pengetahuan
alat tes/ kuisioner tentang objek pengetahuan yang mau diukur, selanjutnya
B. Balita
Balita adalah anak usia 1-5 tahun. Usia balita adalah usia penting dalam
terhadap berbagai jenis pertumbuhan, baik jasmani maupun rohani. Salah satu
faktor yang menentukan daya tahan tubuh seorang anak adalah keadaan gizinya.
Pada usia, kondisi pertumbuhan anak sangat pesat sehingga membutuhkan gizi
yang relative lebih tinggi dari orang dewasa. Disisi lain, alat-alat pencernaannya
belum sempurna. Oleh karena itu, pengaturan makan dan perencanaan menu harus
C. Vitamin A
1. Pengertian Vitamin A
Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat
diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata (agar dapat melihat
dengan baik). dan untuk kesehatan tubuh (meningkatkan daya tahan tubuh untuk
melawan penyakit misalnya campak, diare dan penyakit infeksi lain) (Depkes, 2005).
cahaya redup. Vitamin A juga memberi kekebalan tubuh, dan dengan alas an ini,
Gambar 2.1
Jenis kapsul vitamin A
a. Kapsul vitamin A warna biru dengan dosis 100.000 IU hanya diberikan untuk bayi
b. Kapsul vitamin A berwama merah dengan dosis 200.000 IU diberikan untuk balita
(sediaoetama, 2008).
3. Manfaat Vitamin A
dari zat penglihatan Rhodopsin (zat yang dapat menerima rangsangan cahaya dan
(Paath, 2005).
terutama yang berasal dari ektoderm. Epitel kulit menebal dan tedadi hyperkeratosis.
pertumbuhan ini karena sintesa proein. Adanya hambatan absorbsi vitamin A dan
lemak dan protein yang diperlukan oleh tubuh dan metabolisme vitamin A. Balita
dan kurus, juga mudah terserang penyakit seperti diare, campak, dan lain-lain.
A konsentrasi zat-zat gizi dalam sel yang dipergunakan untuk metabolisme sel.
4). Pertumbuhan gigi.
Amenoblas yang membentuk email gigi sangat dipengaruhi oleh vitamin A. Pada
(sediaoetama, 2008).
Sel ootid tidak padat berkembang menjadi sel ovum dan sel spermatid juga
berkembang lebih jauh menjadi spermatozoa, sel tersebut berhenti berkembang dan
A mampu hamil, tetapi dengan resiko mudah terjadi keguguran dan kesulitan
Kurang vitamin A atau disebut juga dengan Xeroftalmia adalah kelainan pada
mata akibat Kurang Vitamin A. Kata Xeroftalmia ini diartikan sebagai mata kering
dengan teliti (bisa dilakukan oleh seorang ibu balita), terlihat terjadi kekeringan pada
selaput lendir (konjungtiva) dan selaput bening (kornea) mata (Situmorang,, 2009).
Untuk mengenal mata yang kering (xeroftalmia), akan lebih jelas bila terlebih
dahulu dikenal mata yang sehat, dapat dilihat dari bagian-bagian organ mata
sebagai berikut
Setelah ditahu mata yang sehat, maka selanjutnya dengan muda dapat dilihat
mata yang tidak sehat atau akibat dari mata yang mengalami kekurangan vitamin A.
Terjadinya akibat atau kerusakan mata karena kekurngan vitamian A akan terjadi
vitamin A dapat dimulai atau diklasifikasikan XN, X1A, X1B, X2, X3A, X3B dan XS
a). PERTAMA: Dimulai dari gangguan pada sel batang retina, yang sulit beradaptasi
diruang yang remang setelah terang, ini sangat jelas terlihat ketika sore hari, dimana
penglihatan menurun pada sore hari, anak-anak biasa masuk rumah menabrak
barang yang ada dihadapannya. Istilah ini biasa disebut dengan buta senja atau
Gambar 2.2
b). KEDUA ; Bila buta senja terus terjadi dan konsumsi vitamin A sangat rendah
bahkan tidak ada dalam makanan sehari-hari atau pada bulan februari dan agustus
tidak mendapatkan vitamin A (200.000 IU), maka tahap selanjutnya akan terjadi
bagian putih mata akan kering, kusam, tak bersinar (Xerosis Konjungtiva-X1A). Ibu
balita bisa melihat dengan jelas ketika mencoba membuka sedikit mata anaknya dan
melihat bagian putihnya akan terlihat dengan jelas bagian putihnya kering, kusam
Gambar 2.3
Xerosis Konjungtiva-X1A
c). KETIGA : Setelah bagian putih mata kering,kusam dan tak bersinar, bila
konsumsi vitamin A dari makanan rendah dan tidak mendapatkan kapsul vitamin A
rutin, selanjutnya akan terjadi penimbunan sel epitelnya dan adanya timbunan
keratin (Bercak Bitot= X1B) maka petugas yang menemukannya harus merujuk ke
klinik mata, kalau tidak ditangani segera dan dirujuk ke klinik mata atau dokter mata
akan merambat pada bagian hitam mata terlihat kering, kusam dan tak bersinar
(Xerosis Kornea-X2). Dan ini merupakan tahapan pertama terjadi kebutaan bila tidak
ditemukan atau tidak tercakup dalam pemberian vitamin A, kalau tidak ada penyakit
lain yang menyertai mungkin masih bisa tertolong secara medik. Secara
keseluruhan Anak dengan gejala Buta senja (XN), Xerosis Konjungtiva hingga
Xerosis Kornea(X2) sepetrti terlihat pada gambar dibwah, masih dapat disembuhkan
dengan pemberian.
Gambar 2.4
Xerosis Kornea(X2)
dari sebagian hitam mata melunak seperti bubur. Dan selanjutnya seluruh bagian
hitam mata melunak seperti bubur (ulserasi Kornea -X3B) akan sangat sulit untuk
Gambar 2.5
Keratomalasia (X3A)
e). KELIMA : Akhirnya bola mata mengecil-mengempis (Xeroptalmia Scar- XS)
r 2.6
optalmia Scar- XS
(Polewali, 2009).
5. Efek Samping
Pemberian vitamin A dengan dosis yang terlalu tinggi dan terjadi dalam
waktu yang lama dapat menjadi racun (toksik) bagi tubuh. Hipertaminosis A
tulang-tulang yang panjang, kulit kering dan gatal (Sudeo utama, 2008).
menyebabkan gejala pusing, rasa mual, kulit mengelupas atu kasar, dan badan
Untuk tujuan pencegahan, pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi diberikan kepada
bayi dan anak balita secara periodik, yaitu untuk bayi diberikan setahun sekali pada
bulan Februari atau Agustus, dan untuk anak balita enam bulan sekali, dan secara
serentak dalam bulan Februari dan Agustus. untuk ibu nifas dapat diberikan segera
Tinggi
a). Pencegahan
b). Pengobatan
Bila ditemukan seseorang dengan salah satu tanda xerophthalmia seperti: buta
a. Saat ditemukan:
b. Hari berikutnya:
(Situmorang, 2009).
D. Kerangka Konsep
Adapun yang menjadi kerangka konseppenelitian tentang Gambaran Pengetahuan
Ibu Yang Memiliki Baliata Tentang Manfaat Vitamin A di posyandu Cermai Desa
Intan Kecamatan Kunto Darusalam Kabupaten Rokan Hulu Jaya Tahun 2011.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Cermai Desa Intan Jaya Kecamatan Kunto Darusalam Kabupaten Rokan Hulu
Tahun 2011.
2. Waktu
1. Populasi
Populasi adalah objek penelitian. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah
seluruh ibu yang memiliki balita di Posyandu Cermai Desa Intan jaya Kecamatan
Kunto Darusalam Kabupaten Rokan Hulu yang berjumlah 30 balita.
20
2. Sampel
Penentuan besarnya jumlah sampel dalam penelitian ini didasarkan pada rum
usan menurut Arikunto (2002) yaitu bila jumlahpopulasi kurang dari 100 maka jumlah
sampel yang diambil adalah total sampel yaitu suatu cara pengambilan sampel
dengan mengambil semua anggota populasi menjadi sampel penelitian sejumlah 30
orang.
D.
Defenisi Operasional
Tabel 3.1 Defenisi Operasional Gambaran Pengetahuan Ibu Yang Memiliki Balita
E. Aspek Pengukuran
terlebih dahulu ditentukan yang menjadi tolak ukur penilaian. Jumlah pertanyaan
sebanyak 20 pertanyaan (setiap aspek jawaban yang benar dikali 1 ), skor minimal 0
(setiap aspek jawaban yang benar dikali 10) adapun penjelasan dari setiap
a. Baik, jika ibu dapat menjawab pertanyaan dengan benar 16-20 pertanyaan (80-
100%)
b. Cukup, jika ibu dapat menjawab pertanyaan dengan benar 10-15 pertanyaan (50-
75%)
c. Kurang, jika ibu dapat menjawab pertanyaan dengan benar 0-9 pertanyaan (0-45%)
(Notoatmodjo, 2005)
Data yang telah terkumpul diolah dengan cara manual melalui langkah-
a) Memeriksa (Editing)
apakah jawaban yang ada di kuisioner sudah lengkap, jelas, relevan, konsisten.
b) Pengkodean (Coding)
Coding merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk
angka / bilangan.
c) Proses (processing)
Pemrosesan data dilakukan dengan cara meng entry data dari kuisioner ke paket
program komputer.
Merupakan pengecekan kembali data yang sudah di entry apakah ada kesalahan
2. Analisis Data
Analisa data dilakukan secara deskriptif dengan melihat persentase data yang
terkumpul dan disajikan dalm tabel distribusi frekuensi kemudian dilanjutkan
membahas hasil penelitian berdasarkan teori dan perpustakaan yang ada.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
bentuk kuisioner pada ibu-ibu yang memiliki balita di posyandu Cermai Desa Intan
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Yang Memiliki Balita Tentang
Pemberian Vitamin A di Posyandu Cermai Desa Intan Jaya Kecamatan Kunto
Darusalam Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2011.
Pengetahuan ibu
Baik 6 20
Cukup 21 70
Kurang 3 10
Total
30 100
Dari tabel 4.1 diketahui bahwa dari 30 responden mayoritas Pengetahuan Ibu Yang
24
BAB V
PEMBAHASAN
cahaya redup. Vitamin A juga memberi kekebalan tubuh, dan dengan alas an ini,
Posyandu Cermai Desa Intan Jaya Tahun 2011 maka didapat pembahasan yaitu :
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.1 diperoleh bahwa mayoritas ibu yang
memiliki balita adalah Cukup terhadap Pemberian Vitamin A dan masih adanya ibu
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
datang dari pengindraan yang terjadi melalui panca indra manusia, yaitu: indra
2003).
25
Peneliti berasumsi pengetahuan ibu yang memiliki balita terhadap manfaat vitamin A
mayoritas berpengetahuan cukup dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu.
Pengetahuan tersebut dapat terbentuk apabila individu tersebut memiliki keinginan
yang cukup besar yntuk menambah pengetahuannya mengenai vitamin A dalm
tubuh dengan rajin membaca dan mendengar penyuluhan dari tenaga kesehatan.
BAB VI
A. Kesimpulan
Cermai Desa Intan jaya April-Mei 2011terhadap 30 reponden yang dilakukan pada
bulan April 2011 dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas berpengetahuan Cukup,
B. Saran
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini sebagai aplikasi yang telah didapat selama perkuliahan. Dan untuk
2. Bagi Responden
Diharapkan bagi ibu yang memiliki balita agar dapat meningkatkan pengetahuannya
balita.
Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
April 2010 .
Paath, EF, Dkk. 2005. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC
: Depkes RI.
KUISIONER
Petunjuk Pengisian
1. Bacalah pertanyaan dengan seksama, kemudian pilihlah salah satu jawaban yang
benar dengan memberi tanda (x) pada jawaban yang dipilih.
2. Jika ingin memperbaiki jawaban, beri tanda sama dengan (=) dan beri tanda silang
lagi pada jawaban yang di anggap benar.
3. Setiap jawaban akan kami jaga kerahasiaannya
1. Identitas responden
Nama Ibu :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
2. Kuisioner pengetahuan
No Pertanyaan B S
1. Vitamin A adalah Salah satu zat gizi dari golongan
vitamin yang sangat diperlukan oleh tubuh yang
berguna untuk kesehatan mata dan untuk kesehatan
tubuh.
2. Warna suplemen vitamin A ada 2 warna
3. Warna kapsul vitamin A Biru dan merah
4 Warna kapsul vitamin A untuk ibu nifas Kapsul warna
biru dan merah
5. Warna vitamin A untuk bayi usia balita Kapsul warna
merah
6. Bentuk vitamin A adalah Kapsul
7. Kapsul vitamin A berdosis tinggi
Jawaban
1. B
2. B
3. B
4. B
5. S
6. B
7. B
8. B
9. B
10. B
11. B
12. B
13. S
14. S
15. B
16. B
17. S
18. S
19. B
20. B
0 komentar:
Poskan Komentar
Dias Diari
Lihat profil lengkapku
Blog Archive
2014 (52)
2013 (95)
o Desember (1)
o November (14)
o Oktober (5)
o September (24)
o Juni (1)
o Mei (3)
o April (47)
Apr 10 (33)
DRAMA SI PITUNG
DRAMA MELAYU HANG TUAH
DIALOG BAHASA INGGRIS
DAMPAK NEGATIF DARI TEKNOLOGI
POTRET KEMISKINAN
Cara Mengatasi Konflik Dalam Perusahaan
Cara Mengangkat Orang Pingsan
Cara membuat parfum sendiri
Penelitian Terhadap Perkembangan Cabe Merah.
Berbalas Pantun Melayu
SINOPSIS BELENGGU
Belajar Sambil Bermain
BASA KUAT
Barisan dan Deret Bilangan
Karakteristik Sastra Angkatan 20 Balai Pustaka
Gambaran pengetahuan ibu yang memiliki balita tent...
MAKALAH DAYA OTOT TUNGKAI
Bagaimana pengetahuan siswa tentang reproduksi rem...
ASAM KUAT
ASAM CUKA
Asal mula pekanbaru
ASAL MULA LUBUK BENDAHARA
ASAL MULA KOTA CIANJUR
ASAL MULA DUA BELAS SHIO BINATANG
ASAL MULA DAERAH PASIR PENGARAIAN
ASAL MULA DAERAH KABUN
Asal Mula burung Punai
ASAL MULA BERAS PULUT
ASAL MULA NAMA UJUNG BATU
ARTI PERSAHABATAN
CONTOH PERJANJIAN KERJASAMA
BIOGRAFI WILLIAM SEALY GOSSET
Peristiwa Merah Putih 14 Februari 1946 di Manado
Apr 01 (14)
Popular Posts
Cara Mengatasi Konflik Dalam Perusahaan
Sumber daya alam yang dapat diperbaharui adalah jenis sumber daya alam yang jika
persediaanya telah berkurang atau habis, akan dapat...
Cara membuat parfum sendiri dan mengawasi apakah jadi atau tidak. 1.
Resep dasar parfum adalah 15-30% minyak essential/...