Anda di halaman 1dari 8

Konsep Penyakit Diare

A. Pengertian

Diare merupakan salah satu penyakit infeksi yang menyebabkan kematian pada bayi
dan anak balita. Diare adalah buang air besar besar sebanyak tiga kali atau lebih dalam
satu hari dengan konsistensi cair (Brandt, et al, 2015). Diare saat ini masih menjadi
masalah yang sulit untuk ditanggulangi

B. Penyebab Diare

Penyebab diare yaitu faktor Infeksi (Bakteri, virus, parasit), gangguan penyerapan
makanan dan minuman di usus seperti penyerapan karbohidrat, lemak dan protein, faktor
makanan seperti makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan, faktor psikologis
seperti cemas, takut dan terkejut. Penyebab lain dari diare adalah rotavirus, kualitas air
minum, kebersihan dan sanitasi (Gul R, Hussain, Ali W,et al, 2017). Diare berdampak
buruk jika tidak diatasi. Apabila diare tidak teratasi, maka dapat menimbulkan kejang,
gangguan irama jantung sampai pendarahan di otak, apabila dehidrasi (kekurangan
cairan tubuh) berat bisa menyebabkan kematian (Barr & Smith, 2014).

C. Peran ibu dalam penyakit diare

Faktor ibu berperan dalam kejadian diare pada balita. Ibu adalah sosok yang paling
dekat dengan balita, jika balita terserang diare maka tindakantindakan yang ibu ambil
akan menentukan perjalanan penyakitnya. Tindakan tersebut dipengaruhi berbagai hal,
salah satunya adalah pengetahuan. Salah satu pengetahuan ibu yang sangat penting
adalah bagaimana praktek perawatan anak dengan diare yaitu dengan mencegah dan
mengatasi keadaan dehidrasi, pemberian cairan pengganti (IDAI, 2015). Pengetahuan ibu
yang kurang menjadi salah satu faktor resiko terjadinya diare, dimana ibu yang memiliki
tingkat pengetahuan kurang beresiko balitanya mengalami diare 2 kali lebih besar
dibandingkan balita yang ibunya memiliki pengetahuan yang lebih baik (Arsurya, dkk
2017). Penelitian Rajathi, et al (2017) menunjukkan bahwa 73% ibu memiliki
pengetahuan yang tidak memadai dalam manajemen perawatan diare di rumah dan
pencegahannya.
Studi Kasus
Seorang anak laki – laki berusia 3 tahun mengalami diare sudah 2 hari. Diare yang dialami
oleh anak dipicu oleh konsumsi susu formula rasa coklat. Hasil asessmen diketahui bahwa
frekuensi BAB 6 kali dalam sehari dengan konsistensi feses cair, dan berwarna kuning
kecoklatan. Anak tersebut tidak mengalami mual dan muntah, dan tidak demam. Data
pemeriksaan fisik didapatkan BB 12,7 kg, TB 89 cm, dan suhu tubuh 36oC.

TAHAP I DISKUSI KELOMPOK TUGAS


FASILITATOR
Penulis Skenario Kelompok III
Sasaran Pembelajaran 1. Memahami tindakan penanganan Fasilitator
diare pada anak menyampaikan bahwa
2. Memahami hubungan antara diare diskusi saat ini
dengan PHBS mencakup sasaran yang
telah ditentukan
Lingkup Bahasan 1. Penyebab diare pada anak
2. Dampak diare pada anak
3. Penanganan diare pada anak yang
meliputi :
a. Asessmen awal
b. Pemeriksaan ( Pemeriksaan
fisik, pemeriksaan penunjang).
c. Diagnosis masing – masing
keilmuwan.
d. Rencana tindakan
e. Edukasi care giver
Pengetahuan Awal Yang perlu diketahui oleh masing –
masing profesi untuk penanganan
kasus diare pada anak adalah :
1. Pengetahuan tentang indikator
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS).
2. Pengetahuan tentang PHBS.
3. Pengetahuan tentang diare pada
anak.
4. Kolaborasi multidisiplin ilmu dan
kerjasama tim
5. Komunikasi
6. Etika

Pemicu Seorang anak laki – laki berusia 3


tahun mengalami diare sudah 2 hari.
Diare yang dialami oleh anak tersebut
terjadi setelah mengkonsumsi susu
formula rasa coklat.
TAHAP I DISKUSI KELOMPOK TUGAS
FASILITATOR
Kata Baru Tidak ada
(Kata Baru adalah kata
yang menurut anggota
kelompok sebagai kata
yang baru diketahuinya)
Identifikasi Fakta 1. Anak mengalami diare sudah 2
(Identifikasi fakta hari.
adalah fakta – fafta dari 2. Frekuensi BAB anak adalah 6 kali
pemicu yang dianggap sehari, anak tidak muntah dan tidak
menjadi masalah atau demam.
bagian dari masalah) 3. Makanan dan minuman yang
dikonsumsi sebelum diare adalah
susu formula rasa coklat.
Masalah Utama Diare
(Yaitu yang menjadi
INTI UTAMA dari
masalah pada pemicu)
Rumusan Masalah Mengapa anak laki – laki berusia 3
(Yaitu kalimat bertanya tahun dapat mengalami diare ?
yang dirumuskan
dengan mengacu pada
MASALAH UTAMA
dan data lain di
PEMICU)
Data Tambahan 1. Penanganan diare diberikan obat
(Dapat ditanyakan pada diare untuk anak, tidak dibawa ke
fasilitator) tempat pelayanan kesehatan.
2. BB 12,7 kg, TB 89 cm.
3. Suhu tubuh 36oC.
Learning Issues yang Learning Issues Keperawatan
mungkin terjaring 1. Apa penyebab terjadinya diare
(Kelompok membuat pada anak?
pertanyaan – 2. Apa dampak dari diare jika tidak
pertanyaan yang mendapatkan penanganan yang
bertujuan untuk tepat?
menjawab / 3. Bagaimana cara menangani diare
menyelesaikan masalah pada anak?
pada PEMICU). 4. Bagaimana cara mencegah diare
pada anak?
5. Apa yang harus di waspadai jika
anak mengalami diare?
6. Kondisi seperti apa yang dikatakan
sebagai tanda dan gejala diare pada
anak?
Learning Issues Kebidanan
1. Apa dampak imunisasi campak
lanjutan bagi anak ?
TAHAP I DISKUSI KELOMPOK TUGAS
FASILITATOR
2. Mengapa anak yang tidak
imunisasi campak lanjutan dapat
terkena diare ?
3. Apakah diperbolehkan anak usia
3 tahun untuk suntik campak
lanjutan ?
4. Kapan anak yg diare aman untuk
disuntikkan imunisasi campak
lanjutan ?
5. Apa manfaat imunisasi campak
lanjutan bagi anak ?
6. Apa tindakan pengobatan bidan
untuk mencegah dehidrasi pada
anak diare ?
Learning Issues Teknisi Gigi
1. Kapan terahir anak berkunjung ke
fasilitas Kesehatan gigi dan mulut
2. Kapan terahir anak melakukan
pemeriksaan gigi
3. Kapan terakhir anak melakukan
perawatan gigi seperti scalling?
4. Berapa kali sehari anak
menggosok gigi? Dan waktunya
kapan saja?
5. Bagaimana cara anak melakukan
gosok gigi?
6. Tiap berapa bulan sekali
mengganti sikat gigi?
7. Bagaimana cara memilih sikat
gigi?
8. Apakah anak pernah
merasakangangguan pada RM?
9. Dalam satu tahun anak rutin
periksa gigi berapa kali?
Learning Issues TLM
1. Indikator pada pemeriksaan tinja
meliputi apa saja?
2. gangguan kesehatan apa yang
memerlukan pemeriksaan feses?
3. Bagaimana cara nenentukan ph
tinja?
4. Apakah ada diagnosa/keluhan lain
sebelum dan sampai terjadinya
diare?
5. Bagaimana kondisi tinja pada saat
TAHAP I DISKUSI KELOMPOK TUGAS
FASILITATOR
terjadi diare ?
6. Apa saja makanan dan minuman
yang dikonsumsi beberapa hari
terakhir ?
7. apakah pernah mengalami
diare/gangguan pencernaan
sebelumnya?
Learning Issues Teknik
Elektromedik
1. Apakah alat stetoskop layak
digunakan sebelum pemeriksaan?
2. Apakah alat stetoskop yang akan
digunakan aman bagi pasien?
3. Apakah alat stetoskop yang akan
digunakan aman bagi user?
4. Apakah user telah memahami
Standart Oprasional Prosedur saat
mengunakan alat stetoskop?
5. Apakah ada ketidak sesuaian pada
alat stetoskop saat pengoprasian?
Learning Issues Sanitasi
Lingkungan
1. Sejak kapan sakit?
2. Dari mana sumber air bersih yang
digunakan?
3. Apakah air minum yang
digunakan sehari-hari dimasak?
4. Apakah dirumah memiliki
jamban?
5. Jika memiliki jamban, apakah
jamban tersebut memenuhi
syarat?(memiliki penampung
kotoran seperti septictank)
6. Dimana anggota keluarga biasanya
berak?
7. Bagaimana kebiasaan membuang
tinja bayi?
8. Jika pasien masih menyusu, apa
susu yang diminumnya?
9. Apakah anggota keluarga biasa
TAHAP I DISKUSI KELOMPOK TUGAS
FASILITATOR
mencuci tangan dengan sabun
setelah Buang Air Besar?

Analisis Masalah Anak usia 3th diare sejak 2 hari


(Kelompok diminta yang lalu :
membuat diagram /
alur/ peta konsep dari
penyebab dan proses
Keterlibatan
terjadinya masalah Makan dan Hand
tersebut berdasarkan hygiene tenaga
minuman
pengetahuan yang kesehatan
yang
sudah dimiliki dan dan layanan
diskusi kelompok) kes
Hipotesis Seorang anak laki – laki berusia 3
tahun mengalami diare yang setelah
mengkonsumsi susu formula rasa
coklat. Diare pada anak tersebut dapat
disebabkan oleh pencemaran bakteri
E- Coli .
Referensi Terkait 1. Konsep perilaku hidup bersih dan
sehat.
2. Konsep diare pada anak

PERAN SETIAP PROFESI DALAM PENANGANAN ANAK DENGAN DIARE


1. Peran Perawat dalam penanganan anak dengan diare
1) Mengobsevasi intake dan output cairan
2) Menghitung kebutuhan cairan
3) Menganjurkan untuk memperbanyak asupan oral
2. Peran Bidan dalam penanganan anak dengan diare
1) Memberikan KIE mengenai pengertian imunisasi campak lanjutan pada ibu
2) Memberikan KIE mengenai manfaat imunisasi campak lanjutan bagi anak
3) Memberikan KIE mengenai rentang waktu yang diperbolehkan penyuntikan
imunisasi campak lanjutan bagi anak ?
4) Memberikan pengobatan diare pada anak sesuai dengan pedoman MTBS
3. Peran TLM dalam penanganan anak dengan diare
Penanganan yang dilakukan oleh TLM yakni dengan melakukan pemeriksaan
penunjang diagnosis seperti :
1) Observasi tinja, pada proses ini dilihat secara makroskopis atau kasat mata
bagaimana konsistensinya, warna, bau serta berlendir tidaknya tinja tersebut
2) Mikroskopis tinja, pada proses ini dilihat dengan mikroskop untuk melihat
adanya leukosit, jenis protozoa, dan telur cacing
3) Kultur feses pada parasit seperti Giardia lamblia dan Entamoeba histolytica,
pada bakteri patogen seperti Salmonella, Campylobacter, Shigella, Yersinia,
Aeromonas, dan toksin Clostridium difficile, proses ini dilakukan untuk
mendeteksi mikroorganisme penyebab diare
4) PH tinja yang dapat dilakukan dengan menggunakan kertas nitrazine yang
kemudian ditempelkan pada sampel tinja selama 30 detik, kemudian bandingkan
perubahan warna pada kertas nitrazine. pH normal tinja adalah 7,0-7,5. Pada bayi
yang meminum asi, pH akan lebih asam daripada normal. Feses dengan pH rendah
dapat disebabkan oleh penyerapan yang buruk dari karbohidrat atau lemak
4. Peran Teknik Elektromedik dalam penanganan anak dengan diare
1) Stetoskop
A. SOP Pemeliharaan
1. Tempatkan alat stetokop pada tempat yang aman dari kebocoran air, dan
pastikan penyimpanan stetoskop menggantung ditiang agar stetoskop
tidak tertekuk dan tidak merusak tubing.
2. Jaga kondisi kebersihan alat, lakukan pengecekan dan observasi rutin
pada bagian-bagian dari alat yang perlu mendapat pengawasan khusus
misalnya pengecekan kondisi.
- Eartips, apakah karet/bahan yang digunakan masih layak dan
pastikan kebersihan Eartips selalu terjaga.
- Diaphragm, apakah diafragma dalam keadaan baik atau ada indikasi
keretakan, pecah dll.
- Bell, pastikan kebersihan bell agar menjaga keawetan alat tersebut.
3. Selain itu perlu pengecekan komponen pendukung lainnya seperti tubing,
dan bagian binaural spring.
4. Setiap pengoperasian alat selesai hendaknya dikondisikan dalam keadaan
bersih.
5. Jika terjadi kerusakan pada eartips bisa dicek terlebih dahulu,
kemungkinan yang terjadi didalam eartips tersebut yaitu tersumbat oleh
kotoran kemudian dilakukan pembersihkan menggunakan cutton bath.
- Jika bagian eartubes, tubing, maupun diaphragm dan bell terjadi
kerusakan maka bisa diganti dengan komponen baru yang sudah
tersedia.
B. SOP Penggunaan
1. Petugas yang akan memeriksa pasien dengan mengunakan alat stetoskop
ini menaruh eartips ke kedua telinga.
2. Diafragma atau Bell diletakan di tempat yang ingin diperiksa seperti dada
untuk mendengakan irama jantung, ditempatkan diperut untuk
mendengarkan suara didalam usus pasien.
3. Petugas mengusap lapisan difragma dengan kapas yang telah diberi
alkohol jika telah selesai penggunaan.
4. Petugas merapikan alat dan diletakan kembali pada tempatnya.
5. Peran Sanitarian dalam penanganan anak dengan diare
1) Memberikan Wawasan Mengenai Cara Pengolahan Dan Penyimpanan Makanan
Yang Baik
2) Memberikan Wawasan Mengenai Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat. Seperti
Tidak Jajan Sembarangan
3) Menyarankan Jangan Menggunakan Air Pdam Yang Dimasak Untuk Air Minum
4) Memberikan Wawasan Mencuci Peralatan Makan Dengan Bersih
5) Memberikan Wawasan Mengenai Hygiene Sanitasi Perorangan
6) Memberikan Oralit
6. Peran Terapis Gigi dalam penanganan anak dengan diare
1) Penyuluhan tentang Kesehatan gigi dan mulut
2) Memelihara Kesehatan gigi seperti sikat gigi 2 kali sehari setelah sarapan dan
sebelum tidur
3) Makan-makanan yang berserat seperti buah dan sayur
4) Mengunyah makanan dengan 2 sisi
5) Melakukan pemeriksaan rutin setiap 6 bulan sekali

Anda mungkin juga menyukai