APRIL 2023
Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako
“PERFORASI GASTER”
Disusun Oleh :
Nur Yusri
N 111 21 114
PEMBIMBING KLINIK :
dr. Maynard Andrew Maramis, Sp.B., FinaCS
i
HALAMAN PENGESAHAN
Palu,April2023
Pembimbing Dokter muda
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.......................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................... 2
2.1 Anatomi lambung.............................................................................. 2
2.2 Definisi perforasi gaster.................................................................... 3
2.3 Epidemiologi perforasi gaster........................................................... 3
2.4 Etiologi perforasi gaster.................................................................... 4
2.5 Patofisiologi perforasi gaster............................................................. 6
2.6 Tanda dan gejala perforasi gaster...................................................... 6
2.7 Diagnosis perforasi gaster................................................................. 7
2.8 penatalaksanaan perforasi gaster....................................................... 7
2.9 komplikasi perforasi gaster............................................................... 9
2.10prognosis perforasi gaster................................................................. 9
BAB III KESIMPULAN....................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 11
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
prosedur intervensi, dan dapat terjadi secara spontan pada bayi baru lahir.
Pasien laki-laki lebih banyak daripada perempuan, dan rentang usia 50-59 tahun
lebih banyak ditemukan.2
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
2.2. Definisi perforasi gaster
Perforasi gaster adalah suatu penetrasi yang kompleks dari dinding
lambung, usus besar, usus halus akibat dari bocornya isi dari usus ke
dalam rongga perut. Perforasi dari lambung berkembang menjadi peritonitis
kimia yang disebabkan karena kebocoran asam lambung dalam rongga
perut. Pasien dengan kondisi ini sering memiliki masalah dengan
pemberian cairan, elektrolit dan masalah gizi.4
Perforasi gaster merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan
destruksi pada dinding gaster yang mengakibatkan adanya hubungan antara
lumen gaster dan kavum peritoneum. Penyebab tersering perforasi gaster
adalah ulkus peptikum. Penyakit ini umumnya terjadi pada usia lanjut dengan
riwayat konsumsi NSAID dan pada pasien yang mengonsumsi alkohol secara
berlebihan. Penyebab lain seperti trauma, keganasan.2
Perforasi merupakan salah satu komplikasi serius dengan munculan
gejala berupa akut abdomen yang membutuhkan penanganan segera.
Perforasi gaster akan menyebabkan peritonitis akut yang menyebabkan
penderita yang mengalami perforasi ini tampak kesakitan hebat. Gejala yang
paling sering ditemukan adalah nyeri yang dirasakan tiba-tiba, takikardi, dan
ketegangan pada dinding abdomen. Perforasi ini sendiri menyumbangkan
(70%) kematian dari seluruh kematian akibat penyakit ulkus peptikum.
Diameter perforasi sering dihubungkan dengan tingkat mortalitas pasien.2
3
lambung. Setidaknya 30% dari perforasi lambung berhubungan dengan
keganasan.5
Penyebab umum perforasi lambung di rumah sakit saat ini terkait
dengan endoskopi. Angka pastinya tidak diketahui karena diagnosis perforasi
biasanya diubah dan dinyatakan sebagai penyakit ulkus peptikum.6
4
Perforasi traumatik lebih sering disebabkan oleh cedera tembus atau
instrumentasi lambung, meskipun perforasi dan ruptur organ dapat terjadi
pada trauma tumpul abdomen yang parah. Cedera perut dapat terjadi
sehubungan dengan trauma tembus perut, seperti luka tembak dan tusukan.
Sekitar 8% dari luka perut melibatkan perut, dan kira-kira lima persen
perut adalah satu-satunya organ yang terluka. Jenis luka lambung yang
dihasilkan oleh peluru atau alat tajam merupakan fungsi dari ukuran,
bentuk, arah, dan kecepatan rudal. Dengan luka tembus, dinding anterior
dan posterior lambung dapat terluka, dan dinding posterior organ harus
selalu terlihat pada saat pembedahan. Dengan trauma tumpul pada daerah
perut bagian atas, perut bisa terkoyak, atau bahkan bisa pecah jika organ
terisi dan buncit pada saat tumbukan. Lambung relatif terlindungi oleh
lokasi anatomisnya dan merupakan organ berongga intra-abdomen ketiga
yang paling sering mengalami cedera setelah usus halus dan usus besar,
lalu perut.7
d. Perforasi Lambung Terkait Keganasan
Neoplasma dapat melubangi dengan penetrasi langsung dan
nekrosis, atau dengan menghasilkan obstruksi. Perforasi yang
berhubungan dengan tumor juga dapat terjadi secara spontan, setelah
kemoterapi atau akibat pengobatan radiasi. Ini juga dapat dikaitkan dengan
intervensi seperti penempatan stent untuk obstruksi lambung ganas.7
e. Iatrogenik
Perut mungkin terluka selama sejumlah prosedur. Endoskopi bagian
atas adalah penyebab utama perforasi iatrogenik. Insiden perforasi yang
berhubungan dengan endoskopi meningkat dengan kompleksitas
prosedural dan perforasi lebih jarang terjadi pada diagnostik dibandingkan
dengan prosedur terapeutik. Perut bagian proksimal memiliki risiko
terbesar karena di sinilah dindingnya paling tipis. Tingkat perforasi
keseluruhan adalah 0,11% untuk endoskopi kaku dibandingkan dengan
0,03% untuk endoskopi fleksibel. Perforasi iatrogenik lebih sering terjadi
pada pasien dengan patologi lambung yang sudah ada sebelumnya. Ruptur
5
lambung karena insuflasi lambung yang berlebihan dapat terjadi selama
endoskopi atau bahkan prosedur yang tidak terkait, seperti resusitasi
kardiopulmoner, dan biasanya terletak di kurva yang lebih rendah, di mana
organ paling tidak dapat diregangkan.7
f. Penyebab Perforasi Lambung Terkait Endoskopi
Polipektomi
EMR (reseksi mukosa endoskopi)
ESD (diseksi submucosa endoskopi)
Pelebaran striktur anastomosis
Cakupan atau barotrauma
Obat-obatan, konsumsi lain, benda asing: obat-obatan atau zat lain yang
tertelan (cedera kaustik) dan benda asing seperti benda tajam (tusuk
gigi), makanan dengan permukaan tajam, misalnya tulang ayam, atau
ikan atau bezoar lambung.7
7
dipasang. Analgesia intravena dan PPI harus diberikan sesuai kebutuhan.
Kateter urin memungkinkan pemantauan ketat output urin. Penatalaksanaan
pembedahan merupakan andalan pengobatan untuk sebagian besar perforasi
lambung. Perbaikan bedah darurat (terbuka atau laparoskopi) diindikasikan
pada hampir semua kasus.6
Antibiotik spektrum luas telah terbukti mengurangi risiko infeksi luka.
Metronidazol dan sefalosporin atau aminoglikosida sudah cukup. Perawatan
bedah definitif harus dilakukan sedini mungkin. Dalam luka tembak atau
tusukan posterior, serta dinding anterior, dapat terluka secara bersamaan.
Oleh karena itu, eksplorasi dinding posterior adalah wajib dalam setiap
kejadian dengan melepaskan ligamen gastrokolik secara memadai dan
menarik perut ke atas. Ada kasus dimana dinding posterior saja terluka oleh
GSW atau luka tusukan ke dinding perut anterior. Hal ini dapat terjadi jika,
pada saat kecelakaan, perut terisi begitu rapat sehingga kelengkungan yang
lebih besar yang berputar di sekitar sumbu longitudinal perut, telah berputar
ke depan dan ke atas.7
Manajemen Bedah
Perbaikan primer: Cacat terutama ditutup dengan jahitan, ini sesuai untuk
sebagian besar perforasi traumatis.
Perbaikan tambalan Graham: Cacat hanya disumbat dengan pedikel
omentum yang tervaskularisasi dengan baik.
Perbaikan tambalan Graham yang dimodifikasi: penutupan awal cacat
kemudian penerapan penutup.
Reseksi baji: Area berlubang dapat direseksi dari jaringan sehat, terutama
jika berada di kelengkungan yang lebih besar dan jauh dari persimpangan
gastroesophageal atau pilorus.
Opsi untuk rekonstruksi
Billroth I: Gastroduodenostomi, anastomosis antara sisa lambung dan
duodenum.
Billroth II: Gastrojejunostomy, anastomosis sisi ke sisi antara sisa lambung
dan lengkung jejunum dengan penutupan tunggul duodenum.
8
Gastrojejunostomi Roux-en-Y: Penciptaan jejuno-jejunostomi yang
membentuk bentuk y dari usus kecil.
9
BAB III
KESIMPULAN
Diagnosis dan pengelolaan perforasi lambung memerlukan tim
interprofesional yang terdiri dari ahli bedah, dokter bagian gawat darurat, ahli
radiologi, ahli gastroenterologi, dan praktisi perawat. Setelah diagnosis dibuat,
satu-satunya pengobatan kuratif adalah operasi. Perforasi lambung dapat dikelola
melalui tambalan omentum atau reseksi irisan dalam pengaturan penyakit ulkus
atau dengan perbaikan primer dalam pengaturan trauma. Pada periode pasca
operasi, pasien harus dilanjutkan dengan PPI untuk mencegah kekambuhan.
Kasus yang tidak diobati atau tertunda membawa kematian yang sangat tinggi.
10
DAFTAR PUSTAKA
1. Sayuti, M. 2020. Profil Perforasi Gaster di Rumah Sakit Umum Cut Meutia
Aceh Utara Periode Januari 2017-Desember 2018. Jurnal Kedokteran
Nanggroe Medika. Vol. 3(1). Viewed on 10 April 2023. From :
ww.jknamed.com.
2. Andrian, Andrian, Ridhalul Ikhsan, And Wina Yunida Siregar. "Laporan
Kasus: Perforasi Gaster." AVERROUS: Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan
Malikussaleh 8.1 (2022): 81-87. From : unimal.ac.id.
3. Paulsen, F., & J. Wachke. 2013. Sobotta : Atlas Anatomi Manusia. EGC :
Jakarta.
4. Hapsari, Theresia Murti. "Penatalaksanaan Pasien Bedah Saluran Cerna
(Perforasi Gaster) di Rumah Sakit Emanuel Banjarnegara." JNH (Journal of
Nutrition and Health) 9.2 (2021): 8-12.
5. Zulfiqar M, Shetty A, Shetty V, Menias C. Computed Tomography Imaging of
Non-Neoplastic and Neoplastic Benign Gastric Disease. Curr Probl Diagn
Radiol. 2019 Jan;48(1):75-96. From : https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/
6. Plaskett J, Chinnery G, Thomson D, Thomson S, Dedekind B, Jonas E.
Rapunzel syndrome: A South African variety. S Afr Med J. 2018 Jun
26;108(7):559-562. From : https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/
7. Sigmon DF, Tuma F, Kamel BG, Cassaro S. Gastric Perforation. 2022 Jun 27.
In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan.
11