SKENARIO II
GANGGUAN PADA GINJAL
“Kencingku Merah”
“Kencingku Merah”
Learning Objective
3) Patofisiologi
a) Sindrom Nefrotik
Diawali dengan suatu kelainan primer yang menyebabkan
peningkatan permeabilitas glomerulus terhadap protein. Hal tersebut
disebabkan oleh mekanisme yang kompleks, namun biasanya akibat
kerusakan sialoprotein pada membran basal glomerulus (yang
berfungsi menghasilkan muatan negatif). Proteinuria akan terus
berlangsung hingga mengakibatkan kadar protein dalam serum,
terutama albumin, menurun. Meski demikian, aliran darah ke ginjal
dan laju filtrasi glomerulus (LFG) tidak berkurang (Arifputra, 2014).
Secara histologis, kelainan pada glomerulus tersebut dapat
diklasifikasikan sebagai berikut (Arifputra, 2014).
Minimal charge nephrotic syndrome (MCNC). Tipe paling sering
70-80%.
Focal segmental glomerulosclerosis (GSGS), kejadian sekitar
10%. Tipe ini sering terjadi mendahului tipe MCNC.
Nefropati membranosa (1%). Seringkali disebabkan oleh infeksi
sistemik : hepatitis B, sifilis, malaria, dan toksoplasmosis, maupun
obat-obatan.
b) Sindrom Nefritik
Patofisiologi tergantung pada penyebab sindrom nefrastik. Pada
sindrom nefritik, ada gangguan struktural pada membran ruang bawah
tanah glomerulus. Glomerular filtration barrier (GFB) dibentuk oleh
meshwork laminin, proteoglycanc, dan kolagen tipe IV. Ini
memungkinkan penyaringan air dan zat terlarut kecil dan menengah.
Tiga lapisan penghalang filtrasi glomerulus adalah endotelium,
membran basement glomerulus (GBM), dan podosit. Podosit adalah
bagian dari lapisan visceral kapsul bowman, lapisan sel epitel
cuboidal yang mengubah dan membentuk ekstensi sitoplasma yang
membungkus membran ruang bawah tanah kapiler. Ini memiliki tubuh
sel, proses primer dan sekunder. Proses ini membentuk diafragma
seperti celah yang selektif untuk ukuran dan muatan zat yang
disaringnya. Pada sindrom nefritik, GFB dapat rusak oleh berbagai
mekanisme (Hashmi, 2021).
Kerusakan langsung pada lapisan sel endotel
Deposisi kompleks kekebalan tubuh diruang subendotel,
subepithelial, dan mesangial
Gangguan membran basement glomerulus oleh penyakit sistemik
ginjal atau sekunder primer
Kerusakan pada lapisan seluler podosit
Glomerulonefritis poststreptococcal terjadi setelah sakit tenggorokan
atau kulit impetigo oleh strain nefhritogenic dari strptokokus grup A.
Antibodi diproduksi terhadap antigen nefhritogenic dari streptokokus
grup A. kompleks kekebalan tubuh membentuk endapan di dalam atau
di sekitar membran ruang bawah tanah glomerulus. Ini mengaktifkan
kaskade komplemen yang menghasilkan perekrutan sel kekebalan
seperti sel T, sel plasma, dan makrofag. Kaskase koagulasi juga
diaktifkan, menghasilkan trombosis mikro (Hashmi, 2021).
C. GNAPS
1) Tatalaksana Farmakologi
Antibiotik
Pemberian antibiotik pada GNAPS sampai sekarang masih sering
dipertentangkan. Pihak satu hanya memberi antibiotik jika biakan
hapusa tenggorokan atau kulit (+) untuk streptokokus, sedangkan
pihak lain memberikannya secara rutin dengan alasan biakan (-)
belum dapat menyingkirkan infeksi streptokokus. Biakan (-) dapat
terjadi oelh karena telah mendapat antibiotik sebelum masuk
rumah sakit atau akibat periode laten yang terlalu lama (> 3 mgg).
Terapi medikamentosa golongan penisilin diberikan untuk
eradikasi kuman, yakni amoksisilin 50 mg/khBb dibagi dalam 3
dosis selama 10 hari. Jika terdapat alergi terhadap golongan
penisilin, dapat diberi eritromisisn dosis 30 mg/kgBB/hr.
Simtomatik
- Bendungan sirkulasi
Hal yang paling penting dalam menangani sirkulasi adalah
pembatasan cairan, dengan kata lain asupan harus sesuai
dengan keluaran.
- Hipertensi
Tidak semua hipertensi harus mendapat pengobatan. Pada
di atas, pada keadaan asupan oral cukup baik dapat juga diberi