URETEROCELE
Disusun Oleh :
Nama : Nur Afni, S.Ked
NIM : 13 17 777 14 202
Pembimbing :
dr. Dafriana Darwis, M.kes., Sp.Rad
dr. Masyita, M.kes., Sp.Rad
2018
1
HALAMAN PENGESAHAN
Bagian Radiologi
RSU ANUTAPURA Palu
Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairaat
Pembimbing
2
HALAMAN PENGESAHAN
Bagian Radiologi
RSU ANUTAPURA Palu
Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairaat
Pembimbing
3
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
DAFTAR ISI iv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. DEFINISI 4
B. EPIDEMIOLOGI 4
C. ETIOLOGI 4
D. ANATOMI 5
E. KLASIFIKASI URETEROCELE 6
F. GEJALA KLINIS 7
G. DIAGNOSIS 7
H. PENATALAKSANAAN 14
I. PROGNOSIS 15
BAB III REFLEKSI KASUS 16
BAB IV PEMBAHASAN 20
DAFTAR ISI 22
4
BAB I
PENDAHULUAN
Ureterocele dapat menimbulkan gejala klinis pada stadium prenatal, biasanya presentasi
klinis yang timbul berupa vesicoureteral refluks (VUR), infeksi saluran kemih, bladder outlet
obstruction, dan prolaps massa ureter.3
Ureterocele pertama kali dideskripsikan oleh Lechler pada tahun 1834, Lecher
menemukan adanya lesi lain pada pembedahan kandung kemih pada mayat bayi usia 3 bulan.
Lesi lain ini dinilai sebagai second bladder oleh karena lesi ini mengisi seluruh cavitas bladder
yang asli. Lilienfeld tahun 1856 menemukan dalam biopsi yang dilakukannya terdapat second
bladder yang terproyeksi ke lumen uretra, bahkan Caille tahun 1888 mengatakan bladder yang
terproyeksi ini dinamakan inverted portion uf ureter. Penemuan-penemuan mengenai ureterocele
banyak dikemukakan oleh beberapa peneliti lainnya seperti Englisch, Fenwich, Stoeckel,
Kotzenberg, Ottow, Pleschner, dan Blum, tetapi hasil otopsi dari Boissonnat yang paling tepat
dikatakan sebagai kontribusi klasik mengenai ureterocele. Boissinnat mengatakan lesi yang besar
yang berasal dari ureter masuk ke bladder dan terlihat keluar sampai ke uretra dinamakan
Ureterocele, sementara lesi yang kecil dinamakan pseudocystic dilatation of the juxta meatal
ureter. Publikasi mengenai ureterocele kemudian berturut-turut dipublikasikan oleh Gutierrez,
Gross dan Clatworthy, Campbell serta Ericsson.1
5
Tabel 1 Sejarah Ureterocele
Author Year Proposed Synonyms
Lechler 1834 Double bladder
Second bladder which projected into the lumen of
Lilienfeld 1856
urethra
Caille 1888 Inverted portion of ureter
Englisch 1896 Cystic dilatation of vesical end of ureter
Fenwich 1903 Ballooning of the ureter
Stoeckel 1907 Ureterocele vesicalis
Kotzenberg 1914 Ureteral ‘cysts’
Ottow 1913 Intermittent ureterocele
Pleschner 1917 Phimosis of the ureter
Blum 1920 Intravesical prolapse of the ureter
Ureterocele (for the large lesion);pseudocystic
Boissonnat 1955 dilatation of the juxta meatal ureter for the small
lession)
Dikutip dari Ureteroceles in infants and children: a report based on 44 cases. Pediatrics
Official Journal of the American Academy of pediatrics
6
lower urinary tract (eksisi ureterocele dan reimplantasi antirefluks). Penentuan terhadap
penatalaksanaan ureterocele bersifat individual dengan mempertimbangkan kerusakan yang
timpul pada fungsi renal dan bladder neck, obstruksi yang ditimbulkan, ada atau tidaknya vesico-
ureteral reflux dan yang terpenting adalah mempertimbangkan posisi dari ureterocele ( intra atau
extravesica).4
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Ureterocele dapat menimbulkan gejala klinis pada stadium prenatal, biasanya presentasi
klinis yang timbul berupa vesicoureteral refluks (VUR), infeksi saluran kemih, bladder outlet
obstruction, dan prolaps massa ureter.3
B. Epidemiologi
Ureteral duplication anomally terjadi pada sekitar 1 dari 125 kelahiran. ureter duplikasi
sering dikaitkan dengan adanya obstruksi pada bagian atas ureter dan reflaksi pada bagian bawah
ureter. Sedangkan tipe ureterocele ectopic biasanya berasal dari bagian bawah ureter dan
ditemukan banyak pada populasi anak-anak. 2
Wanita lebih sering terkena dibandingkan laki-laki ratio sekitar 4:1. Sekitar 10 % dari
kejadian kongenital ini merupakan ureteroceles bilateral dan sekitar 80% dari semua populasi
ureterocele berhubungan dengan bagian atas dari sistem duplex.5 Sekitar 80% ureterocele
infantile dengan ureter duplikasi dan 60% memiliki lubang drainse dilokasi ektopik. Ureterocele
yang sering ditemukan pada ureter bagian kanan sama seperti pada bagian kiri.6
C. Etiologi
Penyebab dan mekanisme terjadinya ureterocele pada anak-anak belum diketahui dengan
pasti, tetapi kebanyakan merupakan kelainan congenital berupa dilatasi berbentuk kantong pada
ureter bagian distal. Etiologi yang banyak dianut adalah karena adanya obstruksi ureteral orifice
selama embriogenesis yang biasanya disebabkan persisten Chwalla’s membrane dan adanya
kelemahan musckular dan/atau defisiensi neural dari dinding ureter.1,6
8
D. Anatomi
Vesica urinaria berfungsi untuk menampung urin, dimana dinding vesica urinaria memiliki
beberapa lapisan, yang terdiri dari: 7,8
Serosa: lapisan terluar, merupakan perpanjangan dari lapisan peritoneal rongga
abdominopelvis.
Otot detrusor: lapisan tengah. Terdiri dari otot–otot polos yang saling membentuk sudut.
Berperan penting dalam proses urinasi
Submukosa: lapisan jaringan ikat, menghubungkan antara lapisan otot detrusor dengan
lapisan mukosa
Mukosa: terdiri dari epitel – epitel transisional. Membentuk lipatan saat dalam keadaan
relaks, dan akan memipih saat keadaan terisi penuh.
Sedangkan ureter sendiri terdiri dari lapisan fibrosa (lapisan terluar), muskularis ( yang terdiri
dari otot longitudinal dan otot polos sirkular) dan epitelium mukosa. Lapisan muscular memiliki
aktivitas peristaltik intrinsik, mengalirkan urin menuju vesica urinaria untuk kemudian
dikeluarkan dari tubuh. 7,8
Antara vesica urinaria dan ureter terdapat ureterovesical junction normal memiliki fungsi dan
anatomi sebagai mekanisme antirefluk, untuk menjalankan funsi tersebut ureter masuk kedalam
dinding buli sebagai ureter intramural dan diperpanjang kedalam terowongan submucosal sampai
ke trigonum. Pada tahun 1912 Bell menemukan ureter masuk kedalam serat otot longitudinal
didalam trigonum.7
Gambar 1. Ureterocele9
9
Gambar 2 . Vesica Urinaria dan Ureter.10
E. Klasifikasi Ureterocele
Kebanyakan ureterocele tidak memiliki gejala. Namun beberapa pasien memiliki gejala sebagai
berikut :1
G. Diagnosis
1. Ultrasonografi
Ultrasonografi pada saluran kemih merupakan langkah diagnosis awal yang dapat digunakan
untuk menegakkan diagnosis. USG secara umum menggambarkan dengan jelas ureterocele
sebagai gambaran bulat sonolucent yang duduk didasar kandung kemih dan menempati sebagian
dari kandung kemih. Satu atau lebih ureter yang memebesar dapat terlihat dibelakang kandung
kemih. USG juga memberikan informasi mengenai adanya gambaran duplikasi ginjal unilateral
ataupun bilateral dan dilatasi pada system collecting ginjal. Ini memudahkan untuk melihat ginjal
bagian mana yang mengalami ureterocele. Ultrasonografi dapat mengkonfirmasi diagnosis
bahkan dalam uterus, karena massa kistik dapat terlihat di dalam kandung kemih atau
dekat dengan uretra proksimal.11,12
11
Gambar 3. USG ginjal yang memperlihatakn pyeloureteral duplication dengan dilatasi pada
kedua system, bagian atas masuk kedalam ureterocele.11
12
Gambar 5. Ureterocele Bilateral13
Sedangkan pada kasus orang dewasa pada intravenous urography menunjukkan dilatasi pada
ureter distal menunjukkan gambaran ‘’cobra head’’ atau ‘’spring onion’’ deformitas dengan
peripheral orifice. 2
Pada IVU dapat menunjukkan bagian yang mengalami fungsi yang jelek terutama pada
bagian yang mengalami gangguan ekskresi atau yang tidak ekskresi sama seklai. IVU juga dapat
menunjukkan adanya hydronephrosis, dilatasi ureter bagian distal menjadi jelas, gambaran
"cobra head" atau "spring onion" dengan halo perifer.12,13
13
Gambar 7. Gambaran Cobra Head pada pemeriksaan radiologi IVU13
14
Gambar 8. VCU dengan gambaran ureterocele13
MRU (Magnetic Resonance Urography) mrupakan suatu teknik yang digunakan untuk
menilai saluran kemih yang pertama kali dijelaskan oleh Henning dkk. pada tahun 1987. Teknik
ini bebas dari risiko radiasi dan dapat dilakukan baik dengan atau tanpa menggunakan kontras
intravena, dan lebih cocok untuk pemeriksaan pediatrik, pasien hamil dan pasien dengan
gangguan fungsi ginjal. Penggunaan teknik MRU ini memfasilitasi pemeriksaan secarasimultan
pada ginjal, ureter, pembeluh darah ginjal dan vena cava inferior (IVC) yang berguna untuk
menilai parenkim ginjal, perinefrik dan ekstensi tumor periureterik dalam kasus dimna tumor
adalah penyebab obstruksi.14
15
9A 9B
Gambar 9A. menunjukkan bidang frontal, menampilkan duplikasi pyeloureteral dan ureterocele
(panah), Gambar 9B. padang bidang frontal ilustratif panah menunjukkan gambar bulat dengan
kontur regulerdidalam kandung kemih tampak ureterocele.15
Biasanya, pada CT ureterocele dapat diidentifikasi dengan sesuatu yang berdinding tipis
dang dinding perifer reguler. Tanda klasik obra head’ yang dijelaskan pada intravena
pyelography saat ini digambarkan pada MR-atau kontras-ditingkatkan CT-urografi : dilatasi
bulus ureter terminal menonjol di dalam kandung kemih sebagai pelek yang tidak mempertinngi
dan dikelilingi oleh urin yang teroksidasi, dengan ureter bagian hulu yang berfungsi sebagai
tubuh ular.16
16
diferensial kunci adalah pseudo-ureterocele sekunder untuk lesi obstruktif seperti tumor,
tuberkulosis, atau batu di lubang ureter.16
Gambar 11. CT Scan yang tidak ditingkatkan memperlihatkan keberadaan ureterocele kiri
berdinding tipis yang tidak diduga (panah tipis) menonjol ke dalam lumen kandung kemih,
dengan ureter pelvis membesar tanpa urolitiasis. 16
17
H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada pasien ureterocele tergantung dari kasus masing-masing, karena gejala
dari ureterocel sendiri disebabkan karena nyeri panggul, infeksi berulang, batu, dan adanya
obstruksi dengan progressive hilangnya fungsi dari ginjal pada renal scan dan merupakan suatu
indikasi untuk melakukan tindakan operasi. Beberapa pendekatan terapi termasuk endoskopik,
operasi pada bagian upper urinary tract (heminefrektomi) atau operasi pada bagian lower
urinary tract (eksisi ureterocele dan reimplantasi antirefluks). Penentuan terhadap
penatalaksanaan ureterocele bersifat individual dengan mempertimbangkan kerusakan yang
timbul pada fungsi renal dan bladder neck, obstruksi yang ditimbulkan, ada atau tidaknya vesico-
ureteral reflux dan yang terpenting adalah mempertimbangkan posisi dari ureterocele ( intra atau
extravesica).4
Intervensi bedah pada ureterocele bertujuan untuk mencegah efek jangka panjang, untuk
memaksimalkan fungsi ginjal, pencegahan dan pengobatan VUR (Vesico-Ureteric Reflux),
menghilangkan sumbatan pada saluran yang menghambat seluruh fungsi parenkim, mencegah
defek pada dinding kandung kemih seperti diverticula, menghilangkan sumber potensial
infeksi.11,12
Perawatan endoskopi termasuk transurethral punchture dan insisi transurethral ini berlaku
terutama untuk jenis intravesical dan dapat kuratif hingga 90% dari kasus.11
Teknik insisi endoskopik pada reseksi endoskopi komplit ureterocele menghasilkan VUR
(Vesico-Ureteric Reflux) hingga 100% pasien. Teknik sayatan endoskopi yang diberikan untuk
menghilangkan ureterocele yang terinfeksi. Pada tahun 1985 teknik endoskopi kembali
dihidupkan oleh Monfort et al mengamati bahwa insisi ataupun tusukan yang terbatas cenderung
tidak menghasilkan VUR dibandingkan tidak menghilangkan ureterocele. Sejak itu indikasi
18
terapi endoskopi secara bertahap diperluas dikalangan ahli urologi. Sedangkan terapi non-bedah
yang dapat dilakukan yaitu pengobatan secara asymptomatic dari ureterocele. 12
I. Prognosis
19
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Identitas
Nama : Tn. M
Umur : 68 tahun
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan Terakhir :-
B. Anamnesis
Keluhan utama : Nyeri perut sebelah kanan tembus belakan
Riwayat penyakit sekarang : Pasien masuk RS dengan keluhan nyeri perut sebelah kanan
tembus belakang yang dirasakan sudah 7 bulan dan terasa mulai memberat ±1minggu
terakhir, nyeri dirasakan hilang timbul dan durasinya sekitar 5 menit. Demam (-), mual
(-), muntah (-). BAK tidak lancar dan terasa sakit setelah selesai BAK dan berwarna
bening. Tidak BAB sudah 5 hari. Riwayat penyakit DM (-), HT (-).
C. Pemeriksaan fisis
Keadaan umum : Sakit sedang, Kesadaran : E4V5M6 Compos Mentis
Tanda vital : TD 120/80, N 82 kali/menit, R 20 kali/menit, S 36,8
Kepala
o Bentuk : normocephal
o Mata : simetris (+/+), Exofthalmus (-/-), Ptosis (-/-)
o Mulut : Sianosis (-/-), kering (-/-)
20
Thoraks
Inspeksi : simetris bilateral
Palpasi : focal fremitus Ka=Ki
Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : vesicular (+/+), wheezing (-/-), Rhonki (-/-)
Jantung
o Inspeksi : ictus cordis terlihat di ICS V linea midclavicularis sinistra
o Palpasi : ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicularis sinistra
o Perkusi : batas jantung normal
o Auskultasi : Bunyi jantung I dan bunyi jantung II murni regular
Abdomen
o Inspeksi : datar kesan normal
o Auskultasi : peristaltik kesan normal
o Palpasi : nyeri tekan abdomen regio hypocondrium dextra (+),
organomegali (-)
o Perkusi : Timpani (+) kesan normal
Pemeriksaan tambahan : Nyeri ketok belakang dextra (+)
Anggota gerak
o Atas dan bawah : akral hangat (+), udem (-)
D. Hasil Pemeriksaan Lab
WBC : 10,4 x 103ul GDS : 95 mg/dl
RBC : 4,3 X 106ul
HGB : 13 g/dl
HCT : 38,9
PLT : 280 X 103ul
21
E. Resume
Tanda vital : TD 120/80, N 82 kali/menit, R 20 kali/menit, S 36,8
Hasil foto USG
- Hepar : Bentuk, ukuran dan echotexture normal, tidak tampak dilatasi vaskuler
maupun bile duct, SOL (-)
- GB : Dinding dalam batas normal. Tidak tampak echo batu
- Lien : Bentuk, ukuran dan echotekstur dalam batas normal. Tidak tampak echo
mass.
- Pancreas : Bentuk, ukuran dan echotekstur dalam batas normal. Tidak tampak echo
mass maupun cyst
- Ginjal kanan : Ukuran membesar tampak dilatasi PCS terutama pada pole bawah, tidak
tampak echo batu
22
- Ginjal kiri : Ukuran normal, echo cortex normal. Tidak tampak dilatasi PCS tidak
tampak echo batu
- VU : Dinding tidak menebal, mukosa regular, tidak tampak bayangan batu,
tampak lesi kistik membesar gambaran cobra head
F. Diagnosis Kerja
1. Susp. BSK
2. Susp. Tu Colon
G. Penatalaksanaan
Non medikamentosa
Medikamentosa
1. IVFD RL 20 tpm
2. Inj. Ceftriaxone 1g/24 jam
3. Inj. Omeprazole 1gr/24 jam
4. Solac 3x1 C
5. Buscopan 3X1
H. Prognosis
Dubia
23
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada kasus adanya sumbatan pada saluran kemih biasanya ditandai dengan adanya nyeri
ketok belakang dan obtruksi merupakan salah satu persentasi klinis yang didapatkan pada kasus
ureterocele. Berdasarkana anamnesis yang didapatkan gejala klinis yang didapatkan berupa nyeri
perut sebelah kanan tembus kebelakang serta BAK tidak lancar dan dirasakan nyeri saat selesai
berkemih.
Pada kasus ini penegakkan diagnosis pada pasien menggunakan USG (Ultrasonografi) dan
dari hasil USG yang didaptkan adalah gambaran tampak lesi kistik membesar gambaran cobra
head
Pemeriksaan awal yang dapat dilakukan yaitu USG (Ultrasonografi) secara umum
menggambarkan dengan jelas ureterocele sebagai gambaran bulat sonolucent yang duduk
didasar kandung kemih dan menempati sebagian dari kandung kemih. Satu atau lebih ureter yang
memebesar dapat terlihat dibelakang kandung kemih.11,12
24
Pada IVU dapat menunjukkan bagian yang mengalami fungsi yang jelek terutama pada
bagian yang mengalami gangguan ekskresi atau yang tidak ekskresi sama seklai. IVU juga dapat
menunjukkan adanya hydronephrosis, dilatasi ureter bagian distal menjadi jelas, gambaran
"cobra head" atau "spring onion" dengan halo perifer.12,13
Penatalaksanaan pada pasien ini hanya pengobatan simptomatis karena pasien tidak
menunjukkan gejala VUR (Vesico Uretheral Reflux) serta tidak mengeluarkan urin yang berabu
busuk, hematuria, serta tidak ada tanda-tanda infeksi yang signifikan.
Pentalaksanna pada pasien ureterocele tergantung dari kasus masing-masing, terapi non-
bedah yang dapat dilakukan yaitu pengobatan secara asymptomatic dari ureterocele. 12
Untuk terapi bedah yaitu menggunakan teknik insisi endoskopik pada reseksi endoskopi
komplit ureterocele menghasilkan VUR (Vesico-Ureteric Reflux) hingga 100% pasien. Teknik
sayatan endoskopi yang diberikan untuk menghilangkan ureterocele yang terinfeksi.
25
DAFTAR ISI
1. Uson AC, John K. Ureteroceles in Infants and Children: A Report Based on 44 Cases.
Pediatrics. 2018:971-83.
2. Huddedar AD, Bane PB. A Rare Case Ureterocele in Lower Moiety of Duplicated Draining
System. International Journal of Health Sciences & Research Vol.2; Issue: 9; December
2012.
3. Gunsar C, Mir E, Sencan A, Ertan P, Ozcan C. Pediatric Ureteroceles: Diagnosis,
Management and Treatmen Options. Iran J Pediatr. 2010 Vol 20 ( No 4):413-19.
4. Serajoddin vahidi, pejman shadpour. Bilateral complete ureteral duplication with fixed
dumbbell stone formation in the ureterocel. Australasian Medical Journal. 2018 No.4: 215-
218.
5. Madhu Gupta, dkk. Case Report : Ureterocele. JK Science Vol.6 No. 4: Oktober-Desember
2004.
6. A.A. Shokeir, R.J.M. Nijman. Ureterocele : an ongoing challenge in infancy and
childhood.BJU International. 2002.
7. Anonym. Anatomi dan fisiologi sitem urinary
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/39905/Chapter%20II.pdf;sequence=
4
8. Sherwood Lauralee. Fisiologi Manusia. Edisi 6. Hal. 5556-557. EGC. 2012.
9. Anonym. Congenital Anomally of the Upperurinary tract. Al-Mustansiriya university-
college of medicine.
10. https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F%2Fbocahradiography.files.wordpre
ss.com%2F2012%2F06%2Fsistem-urinaria.
11. E. Merlin, P.Lelli Chiesa. Obstructive Ureterocele: an ongoing challenge. World Journal of
Urology. June 2004.
12. Sunita Nayak, dkk. Left Side Ureterocele with Calculus: A Case Report. IOSR Journal of
Dental and Medical Sciences (IOSR-JDMS). Volume 14, Issue 6 Ver. VII. Jun. 2015.
13. Radiopedia.org. https://radiopaedia.org/articles/ureterocele
14. Irshad Ahmad, Mohd Ilyas, dkk. Magnetic Resonance Urography in the Evaluation of
Obstructive Uropathy. Departments of Surgery, Radiodiagnosis, Obstetrics and Gynecology
26
and Urology India. Advances in Human Biology hal. 92. 2018. [Downloaded free from
http://www.aihbonline.com on Friday, November 9, 2018, IP: 125.162.227.65]
15. Humberto do nascimento, maurício hachul, antônio macedo jr. Magnetic resonance in
diagnosis of ureterocele: Pediatric Urology - Case Report MR. International Braz J Urol.
Division of Urology, Federal University of São Paulo, UNIFESP, São Paulo, SP, Brazil.
Vol. 29 (3): 248-250, May - June, 2003
16. Tonolini Massimo, M.D. Case 13658 Complicated ureterocele with ureterolithiasis and
recurrent urinary infections.Euro Radiological case database. Uroradiology & Genital Male
Imaging. 27 May 2016, May.
27