Disusun Oleh :
LISNAWATIE
NIM : 20231490104040
Pembimbing Akademik
Pembimbing Lahan
ii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
penyusunan “Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan pada Tn. D dengan
Diagnosa Medis Tumor Gaster di Ruang Teratai RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya”. Laporan pendahuluan asuhan keperawatan ini disusun guna
melengkapi tugas Praktik klinik Program Profesi Ners Stase Keperawatan
Medikal Bedah.
Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes., selaku Ketua STIKES Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners, M.Kep., selaku Ketua Program Studi Profesi
Ners STIKES Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Isna Wiranti, S.Kep., Ners selaku Koordinator Praktik Klinik Program
Profesi Ners.
4. Ibu Karmitasari Yanra K., Ners, M.Kep. selaku Pembimbing Akademik
yang telah banyak memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam
penyelesaian asuhan keperawatan ini.
5. Ibu Julistha, S.Kep., Ners selaku Pembimbing Lahan Ruang Teratai RSUD
dr. Doris Sylvanus yang telah banyak memberikan saran dan bimbingannya
dalam menyelesaikan asuhan keperawatan.
6. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan kegiatan
asuhan keperawatan ini.
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan asuhan keperawatan ini
mungkin terdapat kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca dan
mudah-mudahan laporan pendahuluan asuhan keperawatam ini dapat mencapai
sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua.
Lisnawatie
iii
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar belakang........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................1
1.3 Tujuan ...................................................................................................2
1.4 Manfaat..................................................................................................3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses pencernaan makanan melibatkan organ yang terdiri dari saluran
pencernaan dan kelenjar asesorisnya. Saluran pencernaan antara lain rongga
mulut, esophagus, lambung/Gaster, usus halus dan usus besar serta anus.
Salah satu organ saluran pencernaan adalah lambung/Gaster yang memiliki
peran penting dalam melakukan proses pencernaan makanan dikarenakan
lambung berfungsi untuk mencerna makanan dan menyerap beberapa sari-sari
makanan kemudian memproses makanan dengan menghancurkan makanan
tersebut hingga menjadi bubur. Penyakit pada lambung/Gaster dapat timbul
diakibatkan oleh pola makan yang tidak teratur, tingkat stress yang berlebihan
dan juga disebabkan oleh bakteri. Adapun beberapa penyakit lambung/Gaster
yaitu gastritis, peritonitis dan tumor lambung/Gaster.
Tumor Gaster sendiri bisa terjadi karna berbagai faktor antara lain dari
pola makan yang tidak baik seperti makanan tinggi garam, rendah sayur-
sayuran, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol dan infeksi akibat bakteri
Helicobacter pylori. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Lukmana,
2021) faktor risiko terbanyak yang mudah terdeteksi adalah gastritis kronis.
Gastritis kronis merupakan salah satu faktor risiko yang signifikan, terutama
yang disebabkan oleh bakteri H.pylori. Pasien dengan infeksi kronis karena
H.pylori memiliki faktor risiko tiga kali lebih tinggi. Hal ini sesuai dengan
penelitian (Karimi, 2014) yang menyebutkan bahwa H.pylori menjadi
kemungkinan penyebab 65-80% kasus tumor Gaster. Bakteri H.pylori bisa
hidup di lingkungan asam, kemudian memenetrasi mukosa lambung dan
berkolonisasi di mukosa lambung.
Penelitian yang dilakukan oleh (Lukmana, 2021) didapatkan gejala klinis
terbanyak pada tumor Gaster yaitu nyeri epigastrik sebanyak 22 kasus (50%)
dan gejala klinis yang paling jarang adalah penurunan berat badan yaitu
sebanyak 2 kasus (4,5%). Gejala lain yang ditemukan pada penelitian ini
terdiri dari 57,2% lemah badan, 28,5% perut kembung dan 14,2% sulit
1
2
5
6
Tumor Gaster
B1 B2 B3 B4 B5 B6
b. Palpasi: didaerah perut kanan bawah bila ditekan akan terasa nyeri dan
bila tekanan dilepas juga akan terasa nyeri (blumberg sign) yang
mana merupakan salah satu tanda dari diagnosa Tumor Gaster.
Pemeriksaan fisik dapat membantu diagnosis berupa berat badan
menurun dan anemia. Di daerah epigastrium mungkin ditemukan suatu
massa dan jika telah terjadi metastasis ke hati, teraba hati hati yang
ireguler, dan kadang kadang kelenjar limfe klavikula teraba.
2. CT Scan
Pemeriksaan CT Scan ini dilakukan sebagai evaluasi praoperatif dan untuk
melihat stadium dengan sistem TNM dan penyebaran ekstra lambung,
yang penting untuk penentuan intervensi bedah radikal dan pemberian
informasi prabedah pada pasien.
3. Endoskopi dan biopsi
Pada pemeriksaan endoskopi dan biopsi sangat penting untuk
mendiagnosis karsinoma lambung, terutama untuk membedakan antara
karsinoma epidermal dan adenokarsinoma. Paling tidak diperlukan
beberapa tindakan biopsi, karena kemungkinan terjadi penyebaran ke
submukosa dan adanya kecendrungan tertutupnya karsinoma epidermal
oleh sel epitel skuamus yang normal
4. Pemeriksaan darah pada tinja
Pada tumor Gaster sering didaptkan perdarahan dalam tinja (occult blood),
untuk itu perlu dilakukan pemeriksaan tes benzidin.
5. Sitologi
Pemeriksaan papanicolao dari cairan lambung dapat memasukkan tumor
lambung dengan hasil 80-90%. Tentu pemeriksaan ini perlu dilengkapi
dengan pemeriksaan gastroskopi dan biopsi.
2.1.8 Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan medis tumor gaster menurut (Rizal, 2017)
1. Pembedahan
Tumor terdiagnosis sebelum ia menyebar dan saat tumor belum
menyebar pasien akan menjalani pembedahan. Pada kasus tumor jinak,
tumor dihilangkan dengan cara reseksi minimal yaitu dengan
13
memperberat
3) Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya ada riwayat anggota yang memiliki riwayat penyakit
serupa
b. Pengkajian Pola Gordon
1) Pola persepsi
Pada pasien Tumor Gaster mengalami peningkatan kecemasan,
sehingga menimbulkan persepsi negatif terhadap diri dan
kecenderungan untuk tidak mematuhi prosedur pengobatan dan
perawatan yang lama.
2) Pola nutrisi metabolic
Keadaan tersebut dapat mengakibatkan terjadinya gangguan nutrisi
dan metabolisme yang dapat mempengarui status kesehatan
penderita. Nausea, vomitus, berat badan menurun, turgor kulit jelek ,
mual muntah.
3) Pola eliminasi
Adanya perubahan pola eliminasi efek terjadinya proses penyakit
tumor gaster ..
4) Pola ativitas dan latihan
Kelemahan, susah berjalan dan bergerak, kram otot, gangguan
istirahat dan tidur, tachicardi/tachipnea pada waktu melakukan
aktivitas dan bahkan sampai terjadi koma.
5) Pola tidur dan istirahat
Istirahat tidak efektif adanya nyeri pada area gaster, sehingga klien
mengalami kesulitan tidur
6) Kongnitif persepsi
Pasien dengan penyakit tumor sering terjadi gelisah..
7) Persepsi dan konsep diri
Adanya perubahan fungsi dan struktur tubuh menyebabkan penderita
mengalami gangguan pada gambaran diri..
8) Peran hubungan
Gelisah meningkat menyebabkan keluarga malu dan menarik diri
16
dari pergaulan .
9) Seksualitas
Pada pasien dengan tumor biasanya mengalami penurunan kesadara
hasrat sehingga dimungkinkan pola sex terganggu.
10) Koping toleransi
Lamanya waktu perawatan, perjalanan penyakit kronik, perasaan
tidak berdaya karena ketergantungan menyebabkan reasi psikologis
yang negatif berupa marah, kecemasan, mudah tersinggung,
sehingga dapat menyebabkan penderita tidak mampu menggunakan
mekanisme koping yang konstruktif/adaptif.
11) Nilai kepercayaan
Adanya perubahan status kesehatan dan penurunan fungsi tubuh
serta nyeri yang hebat luka tidak menghambat penderita dalam
melaksanakan ibadah tetapi mempengarui pola ibadah penderita.
c. Pemeriksaan fisik
1) Pemeriksaan tanda vital
2) Pemeriksaan kulit
3) Pemeriksaan kepala dan leher
4) Pemeriksaan dada (thorak)
5) Pemeriksaan jantung (cardiovaskuler)
6) Pemeriksaan abdomen
7) Pemeriksaan inguinal, genetalia, anus.
8) Pemeriksaan muskuloskeletal
9) Pemeriksaan ekstremitas
10) Pemeriksaan neurologi
17
10. Nafsu makan membaik (5) 9. Monitor efek samping yang sudah diberikan penggunaan
11. Pola tidur membaik (5) analgetik
Terapeutik :
1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
(mis. TENS, hypnosis, akupresur, terapi music, biofeedback,
terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
3. Fasilitas istirahat dan tidur
4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi :
1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan monitor nyeri secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan analgetik secara mandiri
5. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
6. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
3. Perfusi perifer tidak efektif dengan Setelah diberikan asuhan Perawatan Sirkulasi
keperawatan selama 3x7 jam Observasi:
penurunan konsentrasi hemoglobin
diharapkan perfusi perifer 1. Periksa sirkulasi perifer
(D.0009, Halaman 37) membaik. 2. Identifikasi faktor risiko gangguan sirkulasi
Kriteria hasil : SLKI (L.02011 3. Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak pada
Hal.84) ekstremitas
1. Akral membaik (5) Terapeutik
2. Turgor kulit membaik (5) 1. Lakukan pencegahan infeksi
3. Warna kulit membaik (5) 2. Lakukan hidrasi
20
4. Gangguan eliminasi urin berhubungan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Eliminasi Urin
dengan efektindakan medis dan diagnostik asuhan keperawatan selama 3x7 Observasi:
jam diharapkan gangguan
(D.0040 Hal 96) 1. Identifikasi tanda dan gejala retensi atau inkontinensia urin
eliminasi urin membaik dengan
kriteria hasil : SLKI (L.04034 2. Identifikasi faktor yang menyebabkan retensi atau
hal 24) inkontinensia urin
1. desakan berkemih menurun
3. Monitor eliminasi urin
(5)
2. distenti kandung kemih Terapeutik:
menurun (5) 1. Catat waktu-waktu haluaran berkemih
3. berkemih tidak tuntas
2. Ambil sampel urin tengah
menurun (5)
4. volume residu urin menurun Edukasi
(5) 1. Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran kemih
2. Ajarkan mengukur asupan cairan dan haluaran urin
3. Anjurkan minum yang cukup
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian obat suppositoria, jika perlu
5.Defisit nutrisi berhuhungan dengan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi (SIKI I. 03119 Hal.200)
faktor psikologis keenganan untuk makan asuhan keperawatan selama 3x7 Observasi :
(D.0019, halaman 56) jam diharapkan status nutrisi 1. Identifikasi status nutrisi
membaik dengan kriteria 2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
hasil : SLKI (L.03030 hal 121) 3. Identifikasi makanan yang di sukai
21
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
I. DATA UMUM
1. Identitas
a. Identitas pasien
Nama :Tn.D
Umur :74 tahun
Agama :Kristen Protestan
Jenis kelamin : Laki-laki
Status : Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan :Pensiunan PNS
Suku bangsa : Banjar
Alamat : Jl. Damang Leman
Tanggal Masuk :16/10/2023
Tanggal Pengkajian :30/10/2023
No. Register :00.13.44
Diagnose medis : Tumor Gaster
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama :Tn.A
Umur :35 tahun
Hub. Dengan pasien : Anak
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Damang Leman
2. Status Kesehatan
a. Status kesehatan saat ini
1) Keluhan utama (saat MRS dan Saat ini)
Keluhan pasien pada saat di lakukan pengkajian pasien mengatakan nyeri
bagian perut dan perut terasa keras
2) Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan saat ini
Pada tanggal 16 Oktober 2023 pukul 06.15 WIB klien datang diantar oleh
anaknya ke IGD RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka keluhan tidak sadarkan
diri, tampak lemas sebelumnya ada mual muntah serta BAB hitam. Di IGD
25
Pasien BAB 2x/hari warna kehitaman dengan konsistensi lunak, tidak diare,
tidak konstipasi.
2) BAK
Keluarga pasien mengatakan untuk BAK lancer, dengan frekuensi 3-4
x/hari.
4. Pola aktivitas dan latihan
1) Aktivitas Penilaian:
Kemampuan 0: Mandiri
0 1 2 3 1: Kergantungan minimal
Perawatan diri
Makan dan 2: Ketergantungan parsial
minum 3: Ketergantungan total
Mandi
Toileting
Berpakaian
Berpindah
2) Latihan
Sebelum sakit
Pola gerak : bisa bergerak dengan bebas.
Pola Aktivitas : dapat beraktivitas dengan baik.
Saat sakit
Pola gerak : bebas, namun masih lemes.
Pola aktivitas : hanya bisa melakukan ditempat tidur
5. Pola kognitif dan perseptual sensori
Kognitif
Sebelum sakit: Pasien mengetahui bahwa dirinya sedang dirawat di rumah
sakit dan klien kurang mengetahui tentang penyakitnya secara mendetail
dan banyak bertanya kepada perawat.
Saat sakit: Pasien dan keluarga tampak bertanya-tanya dan kurang
mengetahui tentang penyakitnya
Masalah Keperawatan : Defisit Pengetahuan
Persepsi
Sebelum sakit:
Pasien mengatakan selalu berpikir yang baik baik saja
Saat sakit:
28
Pada saat sehat Pasien mengatakan alat vitalnya normal tidak ada gatal ataupun
jamuran.
Saat sakit :
Pada saat sakit pun Pasien mengatakan alat vitalnya normal tidak ada gatal dan
jamuran
10. Pola mekanisme koping:
Sebelum sakit:
Pasien jika mengalami masalah akan bercerita dengan kerabatnya
Saat sakit:
Pasien akan menceritakan keluhan yang dirasakan kepada perawat
11. Pola nilai dan kepercayaan:
Sebelum sakit:
Pasien mengatakan sebelum sakit pasien rutin beribadah mengikuti kegiatan
keagamaan, dan beribadah ke gereja.
Saat sakit:
Pasien tidak bisa melakukan ibadah ke gereja hanya bisa berdoa ditempat tidur
meminta pertolongan Tuhan.
III. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum:
klien tampak lemas, tampak mata sayu dan lelah, posisi terlentang, pasien
mengeluhkan tidak nyaman terpasang selang untuk makan, tampak terpasang
infus di tangan sebelah kiri, pasien diberikan diit cair x200cc, terpasang NGT,
terpasang drain DC, terpasang colostomy bag.
Tingkat kesadaran: Compos Mentis
GCS : 15 Mata : 4 Verbal : 5 Motorik : 6
b. Tanda-tanda vital
Nadi : 60x/mnt
Suhu : 36,2 C
TD : 110/84 mmHg
RR : 20 x/mnt
Spo2 : 99%
c. Keadaan fisik
1) Kepala dan leher: (kepala,rambut,hidung,telinga,mata,mulut dan leher)
30
Inspeksi : kepala simetris, tidak ada benjolan, lesi atapun luka, rambut
bersih, hidung simetris tidak terdapat luka, telinga simetris tidak ada
sumbatan, mata simetris tidak ada kelainan pupil mengecil ketika terkena
cahaya, mata tampak sayu dan lelah, sklera berwarna putih, konjungtiva
anemis, mulut bersih,gigi lengkap, lidah lembab, membrane mukosa lembab,
tidak ada luka ataupun radang, leher normal tidak ada hambatan gerak dan
tidak ada pembengkakan pada area leher, tidak ada distensi vena jugularis.
Palpasi : tidak terdapat benjolan atau nyeri ketika di palpasi di sekitar
area kepala, hidung, telinga, mata dan leher.
2) Dada:
1. Paru:
Inspeksi: bentuk simetris kanan dan kiri, tidak terdapat jejas, napas
teratur, pernapasan dada, tidak ada sesak napas, irama
nafas teratur.
Palpasi : tidak ada nyeri dada, akral teraba hangat
Perkusi : suara paru sonor
Auskultasi : suara napas vesikuler
2. Jantung:
Inspeksi : bentuk simetris kanan dan kiri, tidak terdapat jejas,
tidak ada benjolan, pergerakan dada teratur, tidak ada
sianosis
Palpasi : tidak ada pembesaran, tidak ada nyeri dada dan akral
teraba hangat
Perkusi : bunyi jantung pekak/datar
Auskultasi : bunyi jantung S1, S2, S3 Lup-Dup/otoric
3. Payudara dan ketiak:
Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada luka pada payudara dan ketiak
tampak normal
Palpasi : tidak ada tonjolan maupun pembengkakan kelenjar getah
bening.
4. Abdomen:
Inspeksi : Pada area perut terdapat bekas operasi kolostomy
Auskultasi : bising usus normal 15-30x/menit
Palpasi : suara timpani, perut terasa keras
31
Pemeriksaan radiologi:
Hasil Pemeriksaan :
1. Bercak opasitas dengan fibrosis pada paru kanan atas dan kiri
2. Jantung dan trachea terdeviasi ke kanan
3. Jantung tidak membesar
4. Effusi fleura kanan
5. Bercak infiltrat tersebar pada paru kanan
Kesan : TB paru lama aktif lesi sedang dengan fibrosis pada paru kanan atas dan
effusi fleura kanan
2) Hasil konsultasi:-
35
3) Terapi farmakologi:
Terapi obat 17/10/2023
Nama Obat Dosis Obat Rute Indikasi
B. ANALISA DATA
1. Analisa data
No Data Interpretasi Masalah
2. Diagnosa keperawatan
No Tanggal/
Diagnosa keperawatan
Jam ditemukan
1. Kelembapan membran mukosa 2. Berikan oksigen untuk membersihkan isi atau cairan yang ada
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari/tgl/
No Tindakan Keperawatan Evaluasi Proses TTD
Jam
Senin, 1. Memonitor status kardiopulmonal (misal, frekuensi dan Pada saat dilaksanakan tindakan
30 Oktober kekuatan nadi, frekuensi nafas) keperawatan kepada pasien, pasien
2023/ 09.00 2. Memberikan oksigen untuk mempertahankan saturasi tidak mengalami kejang dan tidak
2
WIB oksigen > 94% sesak nafas, pasien tampak lemas,
3. Memasang selang nasogastric untuk dekompresi lambung serta pasien tampak pucat. Lisnawatie
4. Berkolaborasi pemberian transfusi darah
luka dibersihkan
E. EVALUASI KEPERAWATAN
Hari/tgl/ No
No Evaluasi Ttd
Jam Dx
S = Pasien mengatakan : masih merasa nyeri pada bagian perut menjalar sampai
kepinggang, seperti tertusuk-tusuk, skala nyeri 7, hilang timbul”
O=
- Ekspresi wajah meringis dan gelisah
Senin,
- Tampak masih kesulitan tidur
30 Oktober
1 1 - Pasien nyaman dan diberi posisi semi fowler
2023/ 08.00
- Klien dan keluarga klien dapat melakukan teknik nonfarmakologi yaitu pemberian
WIB
posisi semi-fowler secara mandiri dan latihan nafas dalam disaat nyeri datang
Lisnawatie
- Setelah diberikan Injeksi Katerolac 3x30 mg (IV) dan Ranitidine 2x50 mg (IV)
A = Masalah teratasi sebagian
P = Lanjutkan intervensi No.1- 4
2 Senin, 2 S= Pasien mengatakan masih merasa lemas
30 Oktober O=
2023/ 09.00 - Pasien terpasang NGT dan dilakukan bilas lambung Lisnawatie
WIB - N: 80 x/menit
- RR: 18 x/menit
- Ada mendapatkan pemasangan oksigen nasal kanul 3 lpm
44
PEMBAHASAN
Proses perawatan ini merupakan rangkaian pengelolaan masalah dengan cermat untuk
diidentifikasi bagaimana pemecahan dari masalah-masalah yang ditemukan dalam rangka
memenuhi kebutuhan kesehatan serta keperawatan klien, dalam pembahasan ini di uraikan
kesenjangan antara konsep atau teori mengenai asuhan keperawatan pada Tn. D dengan
Diagnosa Medis Tumor Gaster di Ruang Teratai RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
yang akan dibahas berdasarkan tahap proses keperawatan yaitu:
4.1 Pengkajian
Proses keperawatan adalah dimana suatu konsep diterapkan dalam praktek
keperawatan. Hal ini disebutkan sebagai suatu pendekatan problem yang memerlukan ilmu,
teknik dan keterampilan interpersonal dan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan klien baik
sebagai individu, keluarga maupun masyarakat mengemukakan dalam proses keperawatan
terdiri dari 5 tahap yaitu : pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana keperawatan,
pelaksanaan dan evaluasi (Nursalam, 2011). Pengkajian menurut teori (Nursalam, 2011:17)
adalah tahap awal dari proses keprawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam
pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status
kesehatan pasien.
Pada bab ini penulis akan mencoba membandingkan konsep teori mengenai asuhan
keperawatan pada Tn.D dengan Diagnosa Medis Tumor Gaster di Ruang Teratai RSUD.dr
Doris Sylvanus Palangka Raya.
Pengkajian yang telah dilakukan pada Tn. D dengan diagnosa medis Tumor Gaster,
didapatkan data pada keluhan utama Tn. D adalah pasien mengatakan nyeri perut di sebelah
kanan dan perut terasa keras.
Untuk riwayat penyakit sekarang adalah pada tanggal 16 Oktober 2023 pukul 06.15
WIB klien datang diantar oleh anaknya ke IGD RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka keluhan
tidak sadarkan diri, tampak lemas sebelumnya ada mual muntah serta BAB hitam. Di IGD
pasien langsung mendapatkan tindakan pemasangan infus Nacl 0.9 % selanjutnya D5: tutosol
ditangan sebelah kiri, injeksi Omeprazole 40 mg (IV), injeksi Astranex 3x500mg).
Dikarenakan kondisi pasien yang memerlukan perawatan lebih lanjut, dokter menganjurkan
untuk dirawat inap di ruang Teratai agar dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk
menentukan rencana perawatannya. Pada tanggal 30 Oktober 2023 pukul 08.00 WIB saat
46
4.2 Diagnosa
Diagnosa menurut penulis sesuai fakta, dari hasil pengkajian pada Tn. D dengan
diagnosa medis syok hipovolemik, penulis mengangkat 6 (enam) diagnosa keperawatan
berdasarkan dari analisa data yang diperoleh didapatkan sesuai dengan prirotas masalah pada
kasus yaitu:
1) Nyeri Akut Berhubungan dengan agen pencedera fisik di tandai dengan Pasien
mengatakan “nyeri bagian perut kanan, P : mengeluh nyeri Q : Nyeri terasa seperti
ditusuk-tusuk, R : rasa nyeri terasa dibagian perut sebelah kanan, S : skala nyeri 7 (1-
10). T : Klien mengatakan nyeri yang dirasakan hilang dan timbul”. Ekspresi wajah
pasien tampak meringis, pasien tampak gelisah, Bersikap protektif (mis.posisi
menghindar nyeri), S : skala nyeri 7 (1-10). Pasien tampak lemas, Cara berbaring klien
tampak Supinasi, Terpasang drain DC, Terpasang drain NGT kanan, terpasang
colostomy bag.
2) Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi hemoglobin
ditandai dengan pasien mengatakan lemas seluruh badan, Pasien tampak pucat, pasien
tampak lemas, kongjungtiva anemis, hasil lab HGB tanggal 13 Oktober dan 21
47
Oktober: 11.3 g%, hasil lab HGB tanggal 25 Oktober 7.8 g%, hasil TTV : TD: 96/61
mmHg, N : 54 x/mnt, Suhu : 36,6 C RR : 20 x/mnt, Spo2 : 95%
3) Risiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif ditandai dengan area luka
kolostomi tampak kemerahan dengan masih terdapat pus, terpasang cairan infus
Tutosol dengan tetesan 20 tpm, hasil pemeriksaan lab WBC 14.68 + 10 3 /uL, hasil TTV
: TD: 96/61 mmHg, N : 54 x/mnt, Suhu : 36,6 C RR : 20 x/mnt, Spo2 : 95%
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia
dan individu atau kelompok dimana perawatan secara akuntabilitas dapat
mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status
kesehatan, membatasi, mencegah, dan merubah. Diagnosa keperawatan yang mungkin
muncul pada pasien dengan Tumor Gaster menurut Standar Diagnosa Keperawatan
Indonesia (SDKI) adalah:
1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas (D.0005)
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (D.0077, Halaman 172)
3. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan penurunan konsentrasi hemoglobin
(D.0009, Halaman 37)
4. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan efektindakan medis dan diagnostik
(D.0040 Hal 96)
5. Defisit nutrisi berhuhungan dengan faktor psikologis keenganan untuk makan
(D.0019, halaman 56)
6. Intoleransi berhubungan dengan kelemahan (D.0056, Halaman 128)
Berdasarkan analisa penulis terhadap teoritis diatas ditemukan persamaan diagnosa
keperawatan pada pasien dengan syok hipovolemik. Ada 6 (enam) diagnosa yang didapatkan
pada Tn. D yaitu masalah Pola napas tidak efektif, nyeri akut, perfusi perifer tidak efektif,
gangguan eliminasi urine, defisit nutrisi, intoleransi aktivitas.
4.4 Implementasi
Implementasi atau pelaksanaan keperawatan pada hari Selasa, 30 Oktober 2023 pukul
09.00 WIB di ruang Teratai RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya terhadap Tn. D untuk
diagnosa keperawatan pertama, Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisik,
implementasinya: mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri, mengidentifikasi skala nyeri, mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
nyeri (Relaksasi nafas dalam, mengatur posisi semi fowler), berkolaborasi pemberian injeksi
ketorolac 3x30 mg. Diagnosa keperawatan kedua, Perfusi perifer tidak efektif
berhubungan dengan penurunan konsentrasi hemoglobin, implementasinya: meonitor
status kardiopulmonal (misal, frekuensi dan kekuatan nadi, frekuensi nafas), memberikan
oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen > 94%, memasang selang nasogastric untuk
dekompresi lambung, berkolaborasi pemberian transfusi darah . Diagnosa keperawatan ketiga,
Risiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasive, implementasinya yaitu:
memonitor karakteristik luka, memonitor tanda-tanda infeksi, membersihkan dengan cairan
Nacl, memasang balutan sesuai jenis luka, mempertahankan teknik steril saat melakukan
perawatan luka.
4.5 Evaluasi
49
Berdasarkan hasil evaluasi keperawatan yang dilakukan pada hari Senin, 30 Oktober 2023, di
ruang Teratai RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya terhadap Tn. D didapatkan hasil
evaluasi pada diagnosa pertama yaitu Nyeri Akut, masalah belum teratasi, intervensi
dilanjutkan karena saat diberikan tindakan manajemen nyeri dan pemberian analgetik tampak
masih nyeri yang dirasakan dan berguna untuk mengetahui masalah benar-benar teratasi atau
belum. Evaluasi untuk diagnosa kedua Perfusi Perifer Tidak Efektif, masalah belum teratasi,
intervensi dilanjutkan karena masih membutuhkan transfusi darah untuk meningkatkan
hemoglobin Tn. D. evaluasi diagnose ketiga, Risiko Infeksi, masalah keperawatan belum
teratasi, intervensi dilanjutkan karena pada luka colostomy masih tampak kemerahan dan
terdapat pus.
50
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien Tn.D yang terdiagnosa medis
Tumor Gaster dari tanggal 16 Oktober 2023, penulis memperoleh pengalaman nyata dalam
melaksanakan asuhan keperawatan pada Tn.D dengan diagnosa Tumor Gaster dengan
menerapkan proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan keperawatan, pelaksanaan keperawatan dan evaluasi keperawatan serta
mendokumentasikannya dan mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat dalam
setiap proses keperawatan. Adapun keseimpulannya sebagai berikut :
1. Pengkajian
Metode yang digunakan dalam pengkajian adalah wawancara, observasi, pemeriksaaan
fisik dan studi dokumentasi. Pada saat pengkajian penulis memperoleh beberapa data
antara lain Data tersebut muncul berdasarkan kondisi pasien dan mempunyai kesamaan
dengan data dan teori.
2. Diagnosa keperawatan
Berdasarkan analisa penulis terhadap teoritis diatas ditemukan persamaan diagnosa
keperawatan pada pasien dengan Tumor Gaster. Ada 6 (enam) diagnosa yang
didapatkan pada Tn. D yaitu masalah Pola napas tidak efektif , Nyeri akut, Perfusi
perifer tidak efektif , Gangguan eliminasi urin , Defisit nutrisi, Intoleransi aktivitas.
3. Perencanaan keperawatan
Berdasarkan fakta dan teori diatas, pada intervensi keperawatan Tn. D dengan diagnosa
medis Tumor Gaster ditemukan tidak ada kesenjangan intervensi fakta dan teori.
4. Pelaksanaan keperawatan
Menurut penulis berdasarkan fakta dan teori uraian diatas bahwa tidak ditemukan
kesenjangan dalam pelaksanaan keperawatan, karena pelaksanaan pada kasus Tn. D
tidak jauh berbeda dengan yang diuraikan oleh teori diatas. Faktor yang mendukung
dalam pelaksanaan keperawatan ini adalah kerjasama keluarga klien dan tim kesehatan
lainnya. Tidak ada faktor penghambat dalam pelaksanaan keperawatan klien. Keluarga
dan perawat bekerjasama dengan baik dan tidak menolak saat dilakukan tindakan dan
keluarga klien cukup kooperatif.
5. Evaluasi keperawatan
Berdasarkan fakta dan teori penulis melakukan evaluasi keperawatan sesuai dengan
teori yang telah ditetapkan. Dari hasil evaluasi data (30 Oktober 2023) yang didapat
52
dengan 3 (tiga) masalah yang diangkat masih belum teratasi sesuai dengan tujuan dan
kriteria hasil dengan diagnosa keperawatan yaitu: Nyeri Akut, perfusi perifer tidak
efektif, resiko infeksi. Sehingga perlu pengawasan dan kontrol dari keluarga sehingga
masalah yang dialami klien dapat teratasi.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien dengan Tumor Gaster
maka penulis ingin memberikan saran antara lain :
1. Untuk mencapai hasil keperawatan yang diharapkan, diperlukan yang baik dan
keterlibatan pasien, keluarga dan tim kesehatan lainnya.
2. Perawat sebagai petugas pelayanan kesehatan mempunyai pengetahuan, keterampilan
yang cukup serta dapat bekerjasama dengan tim ksehatan lainnya dengan memberikan
asuhan keperawatan pada klien dengan Tumor Gaster.
DAFTAR PUSTAKA
[[[[
Dewi Kartika, Agus Junaidi (2018). Aplikasi Diagnosa Penyakit Lambung Dengan Metode
Forward Chaining. Jurnal Teknologi Informatika & Komputer
Juni, Chudri (2020). Kanker lambung: kenali penyebab sampai pencegahannya. Jurnal
Biomedika dan Kesehatan.
Karimi P, Islami F, Anandasabapathy S, et al. (2014). Gastric cancer: Descriptive
epidemiology, risk factors, screening, and prevention. Cancer Epidemiol Biomarkers
Prev. 23(5):700–713. doi: 10.1158/1055-9965.EPI-13-1057
Lukmana Lokarjana, Endah Hamidah Abbas, Muthia Rachmi Anistya Putri (2021).
Gambaran Pasien Tumor Ganas Lambung. Medika Kartika
Rizal,Tri Wahyuni ( 2017). Analisis Praktitk Klinik Keperawatan Pada Pasien Dengan Post
Operasi Laparotomy Atas Indikasi Tumor Gaster Dengan Pendekatan Terapi Spiritual
Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pasien Di Ruang High Care Unit (Hcu) Rsud
A. Wahab Sjahranie Samarinda.
uhan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di RSUP.H Adam Malik Medan
Murtaza M, Menon J, Muniandy RK, et al. (2017). Gastric cancer: Risk factors, diagnosis and
management. IOSR-JDMS. 16(03):69-74. doi: 10.9790/0853- 160312697
NURUL SAKINAH (2021). Asuhan Keperawatan Perioperatif Pada Ny. A Dengan Diagnosis
Medis Tumor Mesenterium Tindakan Laparatomi Reseksi Tumor Di Ruangan Central
Operating Theatre (Cot) Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Universitas Hasanuddin
Tahun 2021".
Sherwood, L. (2014). Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Edisi 8. Jakarta: EGC.
Siti Rachma Rahayu Ningrum (2020). Manajemen Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada
Ny L Dengan Diagnosa Medis Kanker Gaster Di Ruang Igd Bedah Rsup Dr.Wahidin
Sudirohusodo Makassar.
Schmitz, P. G., & Martin, K. J. (2015). Internal Medicine: Just The Facts. Singapore: The
McGraw-Hill Companies.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2018). Standar Diagnosi Keperawatan Indonesia (1st ed.). DPP
PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (1st ed.). DPP
PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI.( 2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Cetakan
Pertama. Jakarta: DPP PPNI PUSAT.
54