CHOLANGITIS
Oleh :
Preseptor :
d r. Silman Hadori, Sp. Rad, MH.Kes
Referat
CHOLANGITIS
Penyaji, Pembimbing,
cholangitis.
Kandung Empedu
4. EPIDEMIOLOGI
5. ETIOLOGI
terapi
7. MANIFESTASI KLINIS
8. PATOFISIOLOGI
9. DIAGNOSIS
Pemeriksaan Fisis
CT-Scan
CT Scan tidak lebih unggul daripada ultrasonografi untuk
mendiagnosis batu kandung empedu. Cara ini berguna untuk diagnosis
keganasan pada kandung empedu yang mengandung batu, dengan ketepatan
sekitar 70-90 persen.
Gambar 3. CT scan yang menunjukkan dilatasi duktus biliaris (panah hitam) dan dilatasi
duktus pankreatikus (panah putih), dimana keduanya terisi oleh musin
ERCP
Endoskopik merupakan selang kecil yang mudah digerakkan yang
menggunakan lensa atau kaca untuk melihat bagaian dari traktus gastro
intestinal. Endoscope Retrograde Cholangiopancreotography (ERCP) dapat
lebih akurat menentukan penyebab dan letak sumbatan serta keuntungannya
juga dapat mengobati penyebab obstruksi dengan mengeluarkan batu dan
melebarkan peyempitan.
Skintigrafi
Skintigrafi bilier digunakan untuk melihat sistem bilier termasuk fungsi hati
dan kandung empedu serta diagnosa beberapa penyakit dengan sensitifitas
dan spesifitas sekita 90% sampai 97%. Meskipun test ini paling bagus untuk
melihat duktus empedu dan duktus sistikus, namun skintigrafi
bilier tidak dapat mengidentifikasi batu saluran empedu atau hanya dapat
memberikan informasi sesuai dengan letak anatominya. Agent yang
digunakan untuk melakukan test skintigrafi adalah derivat asam iminodiasetik
dengan label 99m
Tc.
Kolesistografi oral
Metode ini dapat digunakan untuk melihat kerja dari sistem bilier
melalui prinsip kerja yang sama dengan skintigrafi tapi dapat memberikan
informasi yang lebih jelas. Pasien diberi pil kontras oral selama 12-16 jam
sebelum dilakukan tes. Kemudian kontras tadi diabsorbsi oleh usus kecil, lalu
dibersihkan oleh hepar dan di ekskresi ke dalam empedu dan dikirim ke
kandung empedu.
Kolangiografi
Biasanya diindikasikan ada suatu saat dalam penatalaksanaan pasien
dengan kolangitis. Pada sebagian besar kasus, kolangiografi dilakukan untuk
menentukan patologi biliaris dan penyebab obstruksi saluran empedu
sebelum terapi definitif. Jadi, kolangiografi jarang diperlukan pada awal
perjalanan kolangitis dan dengan demikian harus ditunda sampai
menghilangnya sepsi. Kekecualian utama adalah pasien yang datang dengan
kolangitis supuratif, yang tidak berespon terhadap antibiotik saja. Pada kasus
tersebut, kolangiografi segera mungkin diperlukan untuk menegakkan
drainase biliaris. Kolangiografi retrograd endoskopik ataupun kolangiografi
transhepatik perkutan dapat digunakan untuk menentukan anatomi atau
patologi billiaris. Tetapi, kedua teknik tersebut dapat menyebabkan kolangitis
pada sekitar 5 persen pasien. Dengan demikian perlindungan antibiotik yang
tepat harus diberikan sebelum instrumentasi pada semua kasus.
Kolesistitis akut
oleh batu yang terjebak di dalam kantong Hartmann. Pada keluhan utama dari
kolesistikus akut adalah nyeri perut di kuadran kanan atas, yang kadang-
kolik dimasa lalu, yang pada mulanya sulit dibedakan dengan nyeri kolik
yang sekarang. Pada kolesistitis, nyeri menetap dan disertai tanda rangsang
peritoneal berupa nyeri tekan dan defans muskuler otot dinding perut.
Pankreatitis
infeksi bakteri atau virus, akan tetapi akibat autodigesti oleh enzim pankreas
setelah makan kenyang atau setelah minum alkohol. Rasa nyeri perut timbul
Muntah tanpa mual dulu sering dikeluhkan dan muntah tersebut sering terjadi
sewaktu lambung sudah kosong. Gambaran klinik tergantung pada berat dan
tingkat radang. Pada pemeriksaan fisik didapatkan perut tegang dan sakit
Hepatitis
Hepatitis merupakan salah satu infeksi virus pada hepar yang terdiri
dari hepatitis A, hepatitis B, hepatitis C, hepatitis D dan hepatitis E. Hepatitis
nyeri perut pada kuadran kanan atas sampai di ulu hati. Kadang disertai mual,
muntah dan demam. Sekitar 90% kasus hepatitis merupakan infeksi akut.
Sebagian menjadi sembuh dan sebagian lagi menjadi hepatitis fulminan yang
11. PENATALAKSANAAN
sebagai pasien rawat dengan antibiotik oral. Dengan kolangitis supuratif dan
penicillin telah dianjurkan. Kombinasi ini adalah pilihan yang sangat baik
untuk melawan basil gram negatif yang sering ditemukan dan memberikan
antibiotik jelas diubah jika hasil biakan spesifik dan kepekaan telah tersedia
(Fauzi, 2011).
Satu faktor yang seringkali dipertimbangkan dalam pemilihan
antibiotik untuk terapi kolangitis adalah konsentrasi obat yang terdapat dalam
empedu. Secara teoritis antibiotik saluran biliaris yang ideal harus merupakan
12. KOMPLIKASI
Beberapa komplikasi dari penyakit kolangitis terutama yang derajat
Abses ini pada anak dan dewasa muda terjadi akibat komplikasi
* Perdarahan
sistem bilier adalah abses subprenikus. Hal ini harus dijaga pada
13. Prognosis
dini dan diikuti dengan drainase yang tepat serta dekompresi traktus
biliaris.
tersebut.
Breyer, C.A. Bruguera, H.A. Gharabi, B.B. Goldberg, F.E.H. Tan, M.W.
Wachira FSW. 2002. Manual of Diagnostic Ultrasound. Palmer PES,
editor. California, USA: World Health Organization. 91-106 p.M
Gagola PC, Timban JF, Ali RH. Gambaran Ultrasonografi Batu Empedu Pada
Pria & Wanita Di Bagian Radiologi Fk Unsrat Blu Rsup Prof. Dr. Rd
Kandou Manado Periode Oktober 2012-Oktober 2014. e-CliniC.
2015;3(1).
Jong WD, Sjamsuhidajat. 2003. Buku ajar ilmu bedah. Edisi ke-2. Jakarta:
EGC.
Kimura Y, Takada T, Strasberg SM, Pitt HA, Dirk J. Gouma,et al. TG13
current terminology, etiology, and epidemiology of acute cholangitis and
cholecystitis. J Hepatobiliary Pancreat Sci (2013) 20:8–23
Norton, Basic Sciense and Clinical Evidence, fifth Edition, edited Jeffrey A
Norton, Springerl, USA, 2005, 421-22
Rosh. MD. Cholangitis. [online] 2010 [cited Januari]. Available From URL;
http://www.emedicine.com