Pengampu :
Adang Bachtiar, dr., MPH., DSc
Oleh :
Hendri Yudhistira 21420038
Meri Bunga Adelia 21420045
Mery Amdika Desianti 21420046
PLAN OF ACTION : Peningkatan akses layanan tuberkulosis bermutu dan berpihak pada
pasien
Optimalisasi upaya deteksi dini dan manajemen kasus tuberkulosis sensitif obat secara
komprehensif serta terintegrasi dengan layanan kesehatan selain tuberkulosis serta di tempat
dengan populasi risiko tinggi tuberkulosis (congregate setting).
Kegiatan utama yang terkait meliputi:
1. Intensifikasi penemuan kasus tuberkulosis sensitif dan resistan obat melalui ntegrasi layanan
dengan layanan kesehatan selain TBC yaitu HIV, KIA, Lansia, Penyakit Tidak Menular
(DM) dan Gizi.
2. Penemuan kasus tuberkulosis secara aktif (active case finding).
3. Skrining pada populasi berisiko tinggi tuberkulosis dengan ronsen paru dan pemeriksaan
sputum.
4. Intensifikasi penemuan kasus melalui investigasi kontak (IK) untuk deteksi dini kasus
tuberkulosis di masyarakat serta penyediaan pengobatan pencegahan tuberkulosis pada
kontak dari kasus indeks TBC terkonfirmasi bakteriologis yang eligible.
5. Dukungan kepatuhan minum obat serta manajemen efek samping obat baik untuk
meningkatkan keberhasilan pengobatan pasien tuberkulosis sensitif obat maupun resistan
obat.
6. Peningkatan kapasitas untuk deteksi dini dan diagnosis yang berkualitas untuk semua tipe
tuberkulosis yang meliputi) revisi dan pembaruan paduan/SOP pemeriksaan laboratorium)
penambahan dan renovasi laboratorium untuk kultur/DST) menambah jumlah mesin TCM di
puskesmas termasuk pemeliharaannya) penguatan kapasitas petugas laboratorium melalui
pelatihan/pelatihan penyegaran maupun mentoring) revisi dan implementasi sistem
penjaminan mutu (quality assurance) untuk seluruh tes diagnostik, dan) pertemuan
monitoring dan evaluasi laboratorium.
7. Menyediakan layanan tuberkulosis terintegrasi dan komprehensif dengan program HIV di
puskesmas dan RS di kabupaten/kota, terutama di wilayah dengan beban kasus HIV tinggi.
8. Meningkatkan kapasitas diagnosis dan pengobatan pasien tuberkulosis anak.
9. Pengembangan materi komunikasi, informasi dan edukasi tentang semua tipe tuberkulosis
yang komprehensif dan atraktif.
Optimalisasi upaya deteksi dini, diagnosis dan pengobatan tuberkulosis resistan obat secara
komprehensif.
1. Ekspansi RS rujukan TBC RO (minimal 1 RS rujukan TBC RO) terutama di provinsi dan
kabupaten/kota yang tinggi beban kasus TBC RO serta desentralisasi layanan TBC RO di
puskesmas untuk melanjutkan pengobatan pasien TBC RO hingga tuntas
2. Meningkatkan akses universal terhadap layanan diagnostik dan pengobatan TBC RO yang
berkualitas di RS swasta dan RS khusus, seperti RS POLRIm RS TNI, klinik di
Lapas/Rutan.
3. Menyediakan layanan tuberkulosis resistan obat secara komprehensif.
4. Menyediakan fasilitas pendukung (enabler), misalnya biaya transportasi, bagi pasien supaya
pasien terdiagnosis TBC RO segera memulai pengobatannya;
5. Pemberian penghargaan kepada petugas kesehatan yang mampu meningkatkan keikutsertaan
pasien terdiagnosis TBC RO dalam pengobatan TBC RO hingga menindaklanjuti pasien
tersebut sampai sembuh dan lengkap pengobatannya.
6. Dukungan kepatuhan minum obat serta manajemen efek samping obat untuk meningkatkan
keberhasilan pengobatan pasien tuberkulosis resistan obat
Optimalisasi prosedur penunjang diagnosis dan pengobatan untuk tuberkulosis sensitif
obat dan resistan obat secara terpadu.