RS UNIVERSITAS AIRLANGGA
2018
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara dengan pasien TB terbanyak ke-4 di dunia (WHO,
2013), dan menduduki urutan ke 9 negara dengan pasien MDR TB terbanyak di dunia.
Diperkirakan jumlah pasien TB di Indonesia sekitar 5,8% dari total jumlah pasien TB
didunia. Diperkirakan, setiap tahun ada 429.730 kasus baru dan kematian 62.246 orang.
Insidensi kasus TB BTA positif sekitar 102 per 100.000 penduduk.
Tahun 1995, hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) menunjukkan bahwa
penyakit TB merupakan penyebab kematian nomor tiga (3) setelah penyakit kardiovaskuler
dan penyakit saluran pernafasan pada semua kelompok usia, dan nomor satu (1) dari
golongan penyakit infeksi. Hasil Survey Prevalensi TB di Indonesia tahun 2004 menunjukkan
bahwa angka prevalensi TB BTA positif secara Nasional 110 per 100.000 penduduk. Wilayah
Jawa dan Bali angka prevalensi TB adalah 110 per 100.000 penduduk. Mengacu pada hasil
survey prevalensi tahun 2004, diperkirakan penurunan insiden TB BTA positif secara
Nasional 3-4 % setiap tahunnya. Sampai tahun 2009, keterlibatan dalam program
Pengendalian TB dengan Strategi DOTS meliputi 98% Puskesmas, sementara rumah sakit
umum, Balai Keseatan Paru Masyarakat mencapai sekitar 50%.
LATAR BELAKANG
RS Universitas Airlangga merupakan Rumah Sakit yang berorientasi menjadi RS
Pendidikan kelas A. Akreditasi RS merupakan hal mutlak yang harus dijalankan untuk bisa
beroperasi dan berkembang menjadi RS Pendidikan kelas A. MDG’s merupakan salah satu
komponen akreditasi yang didalamnya mencakup layanan TB, HIV dan PONEK. Layanan
TB sesuai acuan Program Nasional Penanggulangan TB adalah layan TB-DOTS.
Terkait dengan hal tersebut, maka RS Universitas Airlangga berencana untuk dapat
menyelenggarakan layanan TB –DOTS agar dapat mencapai tujuan akreditasi. . Untuk itu
diperlukan rencana strategi sebagai acuan dalam menjalankan pelayanan TB di RS yang
akan di perbaharui setiap tahun.
1
VISI DAN MISI UNIT DOTS RS UNIVARSITAS AIRLANGGA
Visi: Menjadi Unit Pelayanan DOTS terkemuka dalam pelayanan kesehatan paripurna, dan
menjadi Unit Pelayanan DOTS terdepan dalam pendidikan dan penelitian di bidang
kesehatan.
Misi:
1. Menyelenggarakan pelayanan DOTS paripurna.
2. Menjadi rujukan pelayanan DOTS
3. Menyelenggarakan pendidikan dan latihan pelayanan DOTS untuk tenaga kesehatan
dengan berdasarkan perkembangan DOTS terbaru.
4. Melakukan penelitian dasar , klinis , maupun komunitas terkait TB guna pengembangan
dan peanapisan teknologi kedokteran dan kesehatan.
SASARAN
Sasaran keluaran adalah:
(1) meningkatkan prosentase angaka temuan kasus baru TB paru (BTA positif) yang
ditemukan dari 73% menjadi 90%;
(2) meningkatkan prosentase keberhasilan pengobatan kasus baru TB paru (BTA positif)
mencapai 88%;
TUJUAN
Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat TB dalam rangka pencapaian tujuan
pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
TUJUAN KHUSUS:
1. Meningkatkan mutu pelayanan TB di RS
2. Memutus rantai penularan TB
3. Mencegah terjadinya MDR-TB
3. Materi
a. Prosedur tetap dan modul-modul tentang TB
b. Buku-buku Informasi TB dan lain-lain
B. Pelayanan
Sasaran umum pelayanan UNIT DOTS adalah seluruh masyarakat Indonesia, lebih
khusus Indonesia Bagian Timur. Pelayanan rumah sakit di UNIT DOTS ada 3 macam:
Pelayanan TB Reguler:
a. Optimalisasi sistem rujukan (Puskesmas, Rumah Sakit Swasta /
Pemerintah, dokter praktek swasta) di Surabaya, Jawa Timur dan
Indonesia Timur.
- Melakukan pertemuan rutin dalam rangka monitoring evaluasi dengan
dinas terkait (3 bulan sekali)
- Melaksanakan kerjasama dengan dinas terkait sehubungan dengan
pelacakan pasien mangkir.`
b. Optimalisasi sistem pelayanan TB satu pintu:
- Menetapkan alur pelayanan TB satu pintu
3
- Menerima konsultasi dan rujukan dari unit lain di dalam lingkup rumah
sakit.
- Memusatkan pelayanan farmasi, loket, sputum boot, khusus untuk pasien
TB di RS untuk mengurangi transmisi
- Melaksanakan pertemuan rutin unit-unit yang terkait dalam rangka
monitoring dan evaluasi pelayanan TB di RS
- Mempercepat waktu pelayanan pasien TB di RS untuk mengurangi
penularan.
- Mempermudah akses pelayanan pasien TB di RS dengan mendekatkan
pusat layanan TB dekat pintu keluar-masuk RS
- Memisahkan ruang tunggu pasien TB yang infeksius dan yang sudah tidak
infeksius
- Menjamin kelangsungan pengobatan secara Cuma-Cuma
4
h. Melakukan kegiatan kerokhanian untuk meningkatkan spiritual
pasien dan keluarga terkait dengan pengobatan TB.
i. Pencatatan dan pelaporan guna menunjang kegiatan pelayanan, perawatan.
C. Penelitian
D. Pendanaan
Sumber dana kegiatan UNIT DOTS berasal dari:
1. Anggaran RS Universitas Airlangga Surabaya
2. Anggaran dari dinas kesehatan
3. Anggaran dari LSM asing (KNCV, FHI, GF, ddl)
4. Anggaran dari penyelenggara program (NTP, Subdit TB)
KETERANGAN TAMBAHAN:
Beberapa Persyaratan Ruangan untuk layanan TB-DOTS;
1. Aspek Manajerial: terbitnya SK untuk anggota Tim layanan TB-DOTS
2. Aspek Administratif: Penapisan pasien batuk, Edukasi mengenai Etika
batuk dan Pemakaian masker buat penderita yang batuk, Pemisahan
pasien suspek TB dengan pasien non-TB.
3. Aspek Lingkungan; Ventilasi ( sudah tersedia exhaust dalam ruang
poli paru), Penggunaan Lampu UV, Penerangan yang cukup
4. Aspek Perlindungan Diri.
Tersedianya masker N-95 buat petugas
5
Usulan Tim DOTS RS Universitas Airlangga:
Pelindung : Direktur Universitas Airlangga
Penasehat : Prof.Dr. Muh. Amin,SpP(K)
Ketua : dr. Prastuti Astha W,SpP
Anggota : dr. Resti Yudhawaty,SpP
dr. Arief Bakhtiar,SpP
dr. Wiwin Is Effendi,SpP
Ari Setyaning, NERS
Farmasi RSUA
Mikrobiologi RSUA