Anda di halaman 1dari 25

KOLABORASI TB-HIV

Sudarto SNN, S.KM, M.Kes


Analisa Situasi HIV di Tahun 2017
600

500
486
464

417
400

353
333
312
300 299

261
239 244
213
200 196
186

143

100 105 101 108 101


79 78
70 70
54 54 59
45 47 48 50
31 39 33
22 19 24 17 23
9 10 12 13 11
0 1 4 4
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Temuan HIV Temuan Aids Temuan Kematian


Analisa Situasi TB Tahun 2017
9000 8145
8000
7000
6000
5000
4000
3000 2169
2000 860893
360 112 42
1000 0 0 0
0 Suspek BTA (+) BTA (-) EP Anak Kambuh DO Gagal Lain2 TOTAL
/Ro (+) PEND
Persentase Penyakit Penyerta
Terbanyak

Bumil
Kategori lain 10%
23%

Kasus HIV Thn


2017 sebanyak
486 TB
Diare 36%
15%

Lainnya
16%
Capaian Pasien TB Yang di Tes HIV Tahun 2017
Berdasarkan SIHA dan SITT 10.04
250%
232%
Target Pasien TB tes HIV :
90%
200%

150%
123% 119%
114%
106%
97% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 96% 100% 100% 96%
100% 95%
89% 100% 86% 85% 86%
92%
74% 70% 70%
68%
61%
49% 53%
47%
50% 41% 37%
35% 33% 36%

0%

Capaian Berdasrkan SIHA Capaian Berdasarkan SITT


Capaian Pasien TB Yang di Tes HIV Tahun 2017
Berdasarkan SIHA dan SITT 10.04
Target Pasien TB tes HIV :
90%
160%

140% 135%

120%
105%
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 98% 97% 100% 100% 100% 100% 100% 98% 100% 99% 100% 100% 100%
100% 96%
89% 90% 91% 89%
78% 91% 80%
80% 71% 70%
62% 65% 63%
60% 58%
60% 56%

38%
40% 28%
20%
6% 6%
0% 0% 0% 0% 0%
0%

Capaian Berdasarkan SIHA Capaian Berdasarkan SITT


KASKADE KOINFEKSI TB-HIV
Januari -Desember 2017
Data SITT 10.04

jumlah Kasus TB 2169

Orang Tb Tes HIV 2084

Koinfeksi TB-HIV 114

TB-ARV 46
0 500 1000 1500 2000 2500

Data SIHA

Jumlah OdhA 671

Jumlah yg di skrining TB 640

ODHA dengan TB 54

ARV 34

0 100 200 300 400 500 600 700 800


Kebijakan TB-HIV (dalam Permenkes 21)
 Penawaran Tes HIV
pada seluruh pasien TB
tanpa memandang
faktor risiko HIV (Pasal
22, 23, 24:
Pemeriksaan Diagnosis
HIV)
 Pemberian ARV pada
pasien ko-infeksi TB-
HIV tanpa melihat nilai
CD4 (Pasal 34 :
Pengobatan dan
Perawatan)
Tujuan Kolaborasi TB-HIV DI
Kabupaten Banyuwangi

Menurut Peraturan Daerah Kabupaten


Banyuwangi No 5 Tahun 2017

Pelaksanaan kegiatan kolaborasi TB – HIV


/AIDS di Kabupaten Banyuwangi ditujukan
untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian akibat TB dan HIV di masyarakat.
Tujuan Kolaborasi TB-HIV
Tujuan umum dari pelaksanaan kolaborasi
TB-HIV adalah untuk mengurangi beban TB
dan HIV pada masyarakat akibat kedua
penyakit ini.
Tujuan Khusus
1. Membentuk mekanisme kolaborasi antara
program TB dan HIV/AIDS.
2. Menurunkan beban TB pada ODHA.
3. Menurunkan beban HIV pada pasien TB.

Sumber :Manajemen Pelaksanaan Kolaborasi TB-HIV di Indonesia


Pelaksanaan Kolaborasi TB-HIV di
Indonesia
Interaksi TB-HIV
Kerentanan
Presentasi

HIV TB

Progresi Penyakit
Mortalitas
TB-HIV DI INDONESIA
• TB merupakan infeksi oportunistik terbanyak (30,89%) pada ODHA
• Sekitar 3,3% (2,5-4,2%) pasien TB dengan status HIV positif
• Pada ODHA sekitar 60% yang terinfeksi TB akan menjadi TB aktif
• Tuberkulosis merupakan penyebab kematian utama pada ODHA
• Angka kematian ODHA dengan TB lebih tinggi dibandingkan dengan
kematian ODHA tanpa TB
 kematian yang tinggi ini terutama pada TB paru BTA negatif dan
TB ekstra paru
Model Kolaborasi
• Pelayanan TB-HIV yang diharapkan adalah
layanan TB dan HIV terintegrasi pada satu faskes
Model Layanan (one stop service) di lokasi dan waktu yang sama
Terintegrasi

• Layanan TB-HIV dua unit dalam satu faskes


• Layanan TB-HIV berdiri sendiri di faskes yang
Model Layanan berbeda
Paralel
KEGIATAN KOLABORASI TB-HIV DI
SETIAP JENJANG LAYANAN KESEHATAN
Kegiatan Kolaborasi TB-HIV di Setiap
Jenjang Layanan Kesehatan (1)
Kegiatan Kolaborasi TB-HIV di Setiap
Jenjang Layanan Kesehatan (2)
Kegiatan Kolaborasi TB-HIV di Setiap
Jenjang Layanan Kesehatan (3)
Kegiatan Kolaborasi TB-HIV di Setiap
Jenjang Layanan Kesehatan (4)
TUGAS TIM KOLABORASI TB-HIV DI
FASYANKES
1. Melakukan koordinasi pelayanan TB dan pelayanan HIV.
2. Menyelenggarakan pelayanan PDP yang komprehensif bagi pasien TB-HIV
termasuk pelayanan konseling tes HIV, PPK untuk infeksi oportunistik, dll.
3. Membangun dan memperkuat sistem rujukan internal dan eksternal di antara
4. pelayanan TB dan HIV serta unit terkait lainnya.
5. Melakukan pencatatan dan pelaporan sesuai standar.
6. Melakukan monitoring dan evaluasi untuk meningkatkan kegiatan kolaborasi.
7. Melakukan promosi komunikasi perubahan perilaku dan membangun dukungan
masyarakat bagi kolaborasi TB-HIV
KONSEP JEJARING LAYANAN TB - HIV
Tantangan
1. Membentuk dan memperkuat mekanisme kolaborasi
antara Program TB dan Program HIV
a. Koordinasi jejaring eksternal masih lemah.
b. Belum semua POKJA/Forum di setiap tingkatan memiliki perencanaan
bersama kegiatan kolaborasi TB -HIV dan melakukan monitoring terhadap
pelaksanaannya
Tantangan
a. Pencatatan dan Pelaporan TB -HIV belum
terintegrasi
b. Belum ada mekanisme pemantauan perkembangan
keterlibatan dan kolaborasi dengan komunitas dan
LSM
c. Belum ada metode yang sistematis untuk
mengumpulkan dan melaporkan kontribusi
komunitas dan LSM
d. Belum banyak LSM yang terlibat dalam kegiatan TB -
HIV
Tantangan Pencatatan dan Pelaopran

a. Belum semua pasien TB yang dites HIV


tercatat dalam status HIV di SIHA dan SITT
b.Masih Lemahnya jejaring antara unit TB dan
unit HIV yang melakukan Kolaborasi TB- HIV
c. Belum semua pasien TB- HIV yang
mendapatkan PPK dan ART tercatat di
register TB dan SITT maupun di register
ikhtisar perawatan HIV
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai