Anda di halaman 1dari 26

Kementerian Kesehatan

12 Juli 2023

Update Intervensi Public Private Mix (PPM)


dalam Program Tuberkulosis
Disampaikan oleh
Tim Kerja Tuberkulosis, Dit. P2PM
Kementerian Kesehatan RI
Gambaran Keterlibatan Fasyankes
dalam Program TBC

Konsep Public Private Mix


Outline

Update Kebijakan dan Intervensi


PPM
TREN PENEMUAN KASUS TUBERKULOSIS
DI INDONESIA 2020-2023
800.000

700.000
Notifikasi kasus TBC tahun
26% 2022 merupakan
600.000
penemuan kasus TBC
tertinggi dalam 5 tahun
500.000
terakhir.
29%
400.000 21%
19% Kontribusi penemuan kasus
300.000 TBC tahun 2022 dari RS
27% 26%
27%
Pemerintah dan RS Swasta
200.000 meningkat 2x lipat dan
43% 30% DPM/Klinik Swasta
54% 52% meningkat 3x lipat
100.000
41%
dibanding tahun 2021
0
2020 2021 2022 2023*
DPM/Klinik Swasta 3.152 3.685 9.298 4.690
Klinik Pemerintah 1.051 1.232 2.354 534
RS Swasta 72.890 94.624 189.527 79.208
RS Pemerintah 104.570 113.774 209.079 87.292
Puskesmas & BBKPM 211.660 229.920 314.051 120.673
Data source:
2000-2021: Global TB Report
2022: Data SITB & WiFi TB final per 13 Mar 2023
2023*: Dara SITB & WIFITB per 5 Juni 2023
Data source:
2000-2021: Global TB Report
PROPORSI FASYANKES MELAPORKAN KASUS TBC 2022: Data SITB & WiFi TB final per 13 Mar 2023
2023*: Data SITB & WIFITB per 5 Juni 2023
DI INDONESIA, 2020-2023

96%
95%
93%
92%
92%
91%

90%
88%
88%
100%

82%

81%
78%

77%
77%
90%

75%

74%

69%
68%
67%
80%

65%
Terjadi peningkatan jumlah

60%
58%
70%

54%
fasyankes yang melakukan

52%
60%
notifikasi kasus TBC pada
50%
2022 dibandingkan tahun-
40% tahun sebelumnya.
30%
20% Walau demikian, belum
10% seluruh fasyankes yang
0% lapor pada tahun 2022 juga
2020 2021 2022 2023 2020 2021 2022 2023 2020 2021 2022 2023 berkontribusi dalam
Puskesmas & BBKPM RS Pemerintah RS Swasta
pelaporan Triwulan 1 2023.
Keterlibatan FKTP
100%
(DPM/Klinik) mengalami
(%) Lapor Terduga TBC
90% peningkatan walaupun
(%) Lapor Notifikasi TBC
80% belum optimal.
70% (%) Lapor Kasus TBC Diobati
60%
50%
28%
25%
24%
23%

40%
15%
13%

30%

9%
7%
6%

20%

6%

6%
3%
3%
3%
2%
1%

10%
0%
2020 2021 2022 2023 2020 2021 2022 2023
Klinik Pemerintah DPM/Klinik Swasta
GAMBARAN PROPORSI FASYANKES MELAPORKAN TERDUGA & AKSES PEMERIKSAAN TCM
PER JENIS FASYANKES INDONESIA TAHUN 2021 – TW 1 2023
100% 95% 97%87% 93% 90%87%
83% 79%73% 85%81% 82% 82%
77% 72%
80% 64% 69%
60% 51%
37%32%
40%
21%19% 22%
20% 13%11% 10% 12% 6%
4% 1%
0%
2021 2022 Q1 2023 2021 2022 Q1 2023 2021 2022 Q1 2023 2021 2022 Q1 2023 2021 2022 Q1 2023
Puskesmas & B/BKPM RS Pemerintah RS Swasta Klinik Pemerintah DPM/Klinik Swasta
(%) Lapor Terduga 95% 97% 93% 79% 85% 90% 64% 82% 82% 37% 21% 13% 4% 22% 12%
(%) Akses TCM 77% 87% 83% 73% 81% 87% 51% 69% 72% 32% 19% 11% 1% 10% 6%
(n) Data Dasar 10.311 10.339 10.321 1.151 1.162 1.105 1.969 1.959 1.932 526 1.415 2.062 7.451 11.337 19.178
(n) Lapor Terduga 9.781 10.024 9.587 911 987 995 1.264 1.600 1.580 193 298 276 266 2.534 2.219
(n) Akses TCM 7.900 9.033 8.594 845 942 958 1.005 1.350 1.383 167 266 230 109 1.096 1.150

100%
91%
88%
79% 81% • Secara umum terdapat peningkatan jumlah fasyankes
80% 74% 73% yang akses pemeriksaan TCM pada tahun 2022 dari
58% 59% tahun sebelumnya
60%
48% • Persentase RS Pemerintah dan RS Swasta yang akses
47%
(%) Lapor Terduga 42% pemeriksaan TCM mengalami peningkatan pada 3
40% 36%
(%) Akses TCM 31% tahun terakhir
• Terdapat peningkatan persentase fasyankes swasta
16% 18% 18%
20% 12% 12% yang akses pemeriksaan TCM pada tahun 2022 dari
tahun sebelumnya
0%
2021 2022 Q1 2023 2021 2022 Q1 2023 2021 2022 Q1 2023
Faskes Pemerintah Faskes Swasta Seluruh Faskes
Data 2022: Final per 13 Maret 2023 | Data 2023 per 2 Mei 2023
GAMBARAN PROPORSI KONFIRMASI BAKTERIOLOGIS DIANTARA KASUS TBC
DINOTIFIKASI PER JENIS FASYANKES TAHUN 2022 – TW 1 2023
Proporsi Konfirmasi Bakteriologis & Diagnosis Klinik Tahun 2022 – TW 1 2023
100%
10%
2022
90% (%) Terdiagnosis Klinis
28% 24%
32% (%) Terkonfirmasi Bakteriologis
80%
44%
54% 55%
70% 59%
71% 68% Jan - Apr 2023
60%

50%
90%
40%
72% 76%
68%
30%
56%
46% 45%
20% 41%
29% 32%
10%

0%
2022 Jan - Apr 2022 Jan - Apr 2022 Jan - Apr 2022 Jan - Apr 2022 Jan - Apr
2023 2023 2023 2023 2023
Puskesmas & BBKPM RS Pemerintah RS Swasta Klinik Pemerintah DPM & Klinik Swasta

• Pada RS Pemerintah, RS Swasta, & DPM & Klinik penemuan kasus lebih banyak berasal dari kasus-kasus TBC
terdiagnosis klinik dengan presentase lebih dari 40%.
• Pada TW 1 2023, terdapat peningkatan presentase pasien TBC yang terkonfirmasi bakteriologis pada fasyankes
swasta (RS Swasta dan DPM & Klinik Swasta) dari tahun 2022

Data 2022: Final per 13 Maret 2023 | Data 2023 per 2 Mei 2023
Indikator PPM Wilayah Prioritas Tahun 2023
No. Ind Jenis Indikator
1 Proses Proporsi kab/kota yang membentuk tim DPPM
• Indikator PPM 2* Wilayah
Output ProporsiPrioritas
RS pemerintahTahun 2023notifikasi TBC
yang melaporkan
3* Output Proporsi RS swasta yang melaporkan notifikasi TBC
Faskes lapor 4a* Output Proporsi DPM yang melaporkan notifikasi TBC
4b* Output Proporsi klinik swasta yang melaporkan notifikasi TBC
4c* Output Proporsi klinik pemerintah yang melaporkan notifikasi TBC
5* Output Jumlah notifikasi kasus TBC dari RS Pemerintah
Besaran
6* Output Jumlah notifikasi kasus TBC dari RS Swasta
kontribusi
7a* Output Jumlah notifikasi kasus TBC dari DPM
notifikasi
7b* Output Jumlah notifikasi kasus TBC dari klinik swasta
kasus
7c* Output Jumlah notifikasi kasus TBC dari klinik pemerintah
8 Output Persentase treatment success rate di fasilitas pelayanan kesehatan swasta
9* Proses Proporsi RS Swasta yang engaged
Private
10a* Proses Proporsi DPM yang engaged
Engagement
10b* Proses Proporsi Klinik Swasta yang engaged
10c* Proses Proporsi Klinik Pemerintah yang engaged
11 Proses Proporsi RS Swasta yang mengakses pemeriksaan TCM
Akses
Proporsi terduga TBC dari layanan swasta yang diperiksa TCM diantara total notifikasi terduga TBC
pemeriksaan 12* Proses
dari layanan swasta
lab/bakteriologis
dan OAT 13* Proses Proporsi kasus terkonfirmasi bakteriologis diantara total kasus terkonfirmasi dari layanan swasta
Program 14 Proses Proporsi kasus TBC diobati dari layanan swasta yang menerima OAT Program
15 Proses Jumlah terduga TBC yang ditemukan dan dilaporkan oleh DPM/Klinik Swasta
*update definisi operasional dan sumber data
Gambaran Keterlibatan Fasyankes
dalam Program TBC

Konsep Public Private Mix


Outline

Update Kebijakan dan Intervensi


PPM
Kebijakan Public-Private Mix dalam Penanggulangan TBC
Penerapan PPM di Indonesia Pelaksanaan kegiatan DPPM yang
menitikberatkan pada dikoordinasikan oleh Dinas
1 pelaksanaan di tingkat kab/kota
yang disebut District-based
2 Kesehatan
melibatkan
Kab/Kota
seluruh
dengan
pemangku
Public Private Mix (DPPM); kepentingan terkait;
Layanan TBC yang diberikan oleh
fasyankes meliputi: penemuan
Kegiatan DPPM
melibatkan semua fasyankes
harus
4 terduga TBC, penegakan diagnosis,
3 yang memberikan layanan TBC
pengobatan dan pemberian terapi
pencegahan tuberkulosis yang sesuai
di masing-masing kabupaten/kota dengan standar;

Semua fasyankes wajib terlibat dalam


jejaring DPPM dengan melaporkan hasil
5 kegiatan layanan TBC yang diberikan
melalui sistem informasi TBC yang
ditetapkan;
Konsep Implementasi District Public Private Mix
Penguatan: Tokoh Peran dan Tanggung Jawab
1. Jejaring Internal Dinkes Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota berperan dalam
2. Jejaring Eksternal
Kab/Kota 1) memastikan dan mendorong implementasi PPM
di tingkat kabupaten/kota;
2) mengkoordinasikan dan memfasilitasi kegiatan
PPM.
Tim DPPM 1) Mengembangkan rencana aksi PPM dan
intervensi/kegiatan PPM
2) memastikan jejaring DPPM berfungsi dengan
baik
3) mengembangkan mekanisme koordinasi di
tingkat kabupaten/kota
4) berperan sebagai advokator untuk mendorong
peran dan kontribusi dari stakeholder terkait,
5) melakukan pembinaan, pendampingan dan
evaluasi
Fasyankes FKTP maupun FKRTL baik pemerintah maupun
swasta diwajbkan dapat memberikan
tatalaksana TBC secara komprehensif sampai
selesai pengobatan termasuk pencatatan dan
pelaporan melalui sistem informasi TBC
nasional.
1) FKTP memberikan dan menyelesaikan
tatalaksana TBC tanpa penyulit
2) FKRTL berperan sebagai layanan rujukan
kasus TBC dengan penyulit dari FKTP
PERAN FASYANKES DALAM
JEJARING INTERNAL LAYANAN TUBERKULOSIS

Jejaring Internal dalam hal:


1) Penemuan terduga/skrining terduga TBC
2) Alur Diagnosis TBC
3) Alur Penanganan Pasien Mangkir
4) Pengelolaan Logistik
5) Pencatatan dan Pelaporan TBC

Tujuan
• Memastikan semua pasien TB di faskes tersebut terdiagnosis dan diobati dengan tepat sesuai dengan kebijakan nasional
• Meningkatkan kegiatan kolaborasi layanan antar unit layanan/pasif intensif, termasuk kolaborasi layanan TB-DM, TB-HIV
• Mengurangi terjadinya keterlambatan diagnosis TBC (delayed-diagnostic) dan kasus TBC yang tidak terlaporkan (under-
reporting);
• Memastikan kasus TBC dilaporkan secara berkala melalui sistem informasi program tuberkulosis

Jejaring internal layanan TBC dapat dituangkan dalam SOP


di masing-masing faskes yang mencakup peran dari unit/poli lain, serta mekanisme dan periode
pengumpulan data dari unit/poli terkait
KETERLIBATAN FASYANKES DALAM
JEJARING EKSTERNAL LAYANAN TUBERKULOSIS
Tujuan Jejaring Eskternal: Memastikan seluruh faskes (pem & swasta) non
memastikan seluruh fasyankes 1 Jejaring Rujukan TCM/lab memiliki akses dan jejaring rujukan ke
memiliki akses untuk memberikan Diagnostik TBC fasyankes TCM/lab
layanan TBC yang sesuai standar
agar semua pasien TBC ternotifikasi,
diobati dan terlaporkan ke sistem 2. Jejaring Rujukan Rujukan Terduga Pindah Sebelum Mulai
informasi TBC Pengobatan dan Rujukan Pasien Pindah Setelah
Pengobatan Pasien Mulai Pengobatan

3. Jejaring Pelacakan Pasien mangkir/putus obat milik DPM, Klinik


maupun RS dapat dikomunikasikan dengan
Jejaring Eksternal TBC Pasien Mangkir Puskesmas dan Dinkes setempat

Faskes selain Puskesmas melaporkan dan


4. Investigasi Kontak mengirimkan kasus indeks kepada Puskesmas
dan Pemberian TPT (sesuai wilayah domisi) melalui menu investigasi
kontak di SITB dan koordinasi dengan Dinkes

5. Jejaring Puskesmas dan RS mengajukan dan/atau


memperoleh OAT Program dari Dinkes. Sementara
Pengelolaan Logistik DPM/Klinik dari Puskesmass wilayahnya
STRATEGI PELIBATAN FASYANKES
PENEMUAN INISIASI PENGOBATAN SAMPAI
TINGKAT PENEGAKAN DIAGNOSIS
TERDUGA PENGOBATAN SELESAI
1 TB.05*, TB.06 melalui WIFI TB**
2 TB.05, TB.06 melalui SITB/WIFI TB**
3 TB.05, TB.06, TB.01, TB.03, TB.09 melalui SITB/WIFI TB**
4 TB.05, TB.06, TB.01, TB.03 melalui SITB/WIFI TB**

Puskesmas Tingkat 4 Catatan:


RS Pemerintah Tingkat 4, 3, 2 1. Seluruh fasyankes didorong memberikan tatalaksana TBC secara
RS Swasta Tingkat 4, 3, 2 komprehensif sampai dengan selesai pengobatan (tingkat 4);
2. Fasyankes yang belum mampu melaksanakan sampai tingkat 4, dapat
Klinik Pemerintah Tingkat 4, 3, 2
diidentifikasi opsi maksimal lainnya untuk kontribusi awal. Secara
Klinik Swasta Tingkat 4, 3, 2 bertahap, opsi kontribusi fasyankes perlu ditingkatkan;
Dokter Praktik Mandiri Tingkat 4, 3, 2, 1 3. Seluruh fasyankes wajib mencatat dan melaporkan seluruh
terduga/kasus TBC ke sistem informasi TBC;
SITB 4. Secara ideal, seluruh kasus TBC tanpa penyulit dapat ditatalaksana di
FKTP;
Sistem pencatatan dan
5. Kasus TBC tanpa penyulit perlu dirujuk balik dari FKRTL ke FKTP dengan
pelaporan untuk TBC,
mempertimbangkan preferensi pasien
Diperuntukkan untuk seluruh 6. Mulai Feb 2023, seluruh Klinik melapor menggunakan SITB, WIFI TB hanya
fasyankes (termasuk klinik dan
DPM). untuk DPM**
(*) Formulir pencatatan manual
Tersedia dalam versi mobile (**) WiFi TB hanya digunakan untuk DPM dengan kontribusi utamanya sampai tingkat 1 dan memiliki
dan website. keterbatasan SDM dan sarana prasarana
Gambaran Keterlibatan Fasyankes
dalam Program TBC

Konsep Public Private Mix


Outline

Update Kebijakan dan Intervensi


PPM
Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2021 ini ditujukan untuk memberikan
Peraturan Presiden acuan dalam melaksanakan Penanggulangan TBC bagi:
Nomor 67/2021 1. Kementerian/Lembaga
2. Pemerintah Daerah Provinsi
Tentang Penanggulangan 3. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
Tuberkulosis 4. Pemerintah Desa
5. Pemangku Kepentingan

Penguatan Jejaring Internal Kewajiban Pelaporan (Mandatory


Layanan TBC di Fasyankes Notification)

Pasal 12 Ayat 1 Pasal 12 Ayat 4


Optimalisasi upaya penemuan kasus Setiap Fasilitas Pelayanan Kesehatan
TBC secara pasif intensif berbasis yang menemukan pasien TBC wajib
Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan melaporkan kepada dinas kesehatan
secara aktif berbasis institusi dan kabupaten/ kota.
komunitas.
Pasal 24 Ayat 2
Pasal 12 Ayat 2 Salah satu tanggung jawab Pemerintah
Penemuan kasus TBC secara pasif Daerah adalah memastikan semua
intensif dilakukan melalui pemeriksaan orang yang terdiagnosis TBC tercatat
pasien dengan gejala TBC yang dan terlaporkan dalam sistem informasi
datang ke Fasilitas Pelayanan TBC.
Kesehatan dan terintegrasi dengan
pelayanan kesehatan lainnya.
Update Kebijakan Pendukung Program TBC
Keputusan Dirjen Yankes No. Keputusan Menkes RI No. HK Keputusan Dirjen Yankes No.
HK.02.02/I/105/2023 01.07/MENKES/1128/2022 4110/2022
Akreditasi tentang Instrumen Survei Akreditasi tentang Standar Akreditasi tentang Pedoman Survei
Klinik Rumah Sakit Akreditasi Rumah Sakit

Kualitas Keputusan Menkes RI Nomor SE Dirjen P2P No 936 Tahun


HK.01.07/Menkes/1936/2022 2021
Layanan tentang Panduan Praktik Klinis bagi tentang Perubahan Alur Diagnosis
TBC Dokter di FKTP & Pengobatan TBC

SE Dirjen Yankes
Surat Direktur P2P No. No. HK.02.02/C/405/2023 Surat Dirjen Yankes No.
Keterlibatan PM.01.01/C.III/862/2023 tentang Kewajiban Klinik untuk PM.01.01/III/3726/2022
RS, DPM, tentang Pemberitahuan Update Melakukan Pelayanan TBC terkait Kewajiban Pelaporan dan
Klinik Pencatatan dan Pelaporan TBC Komprehensif & Pelaporan Kaitannya dengan Akreditasi di
Klinik dan Tempat Praktik Mandiri Penanganan Kasus TBC melalui FKRTL Swasta
Sistem Informasi TBC

Surat Pemberitahuan dari BPJS SE Dirjen P2P No.


Kesehatan No. 16633/III.2/1122 HK.02.02/C/404/2023 terkait
Keterlibatan Tahun 2022 terkait Tindak Lanjut Tindak Lanjut Perpres No. 67
BPJS Kes Perpres No. 67 Tahun 2021: No. reg Tahun 2021 dalam Kerangka
SITB sebagai syarat klaim FKRTL Pelayanan TBC di Era JKN

Link Akses Materi PPM:


https://bit.ly/2023-kebijakantb-ppm
Fokus Intervensi PPM Tahun 2023
Berdasarkan Rekomendasi External Evaluation
on DPPM Intervention in Indonesia 2022
Memperluas engagement/ pelibatan Melakukan pemetaan dan inisiasi koordinasi
fasyankes khususnya RS Swasta dengan Organisasi Profesi dan Asosiasi Fasyankes
dan DPM/Klinik dalam program TBC untuk melibatkan apotek dan lab swasta
(standalone) berperan dalam penemuan kasus
TBC
Mendorong peningkatan keterlibatan
dan kontribusi fasyankes minimal Penguatan jejaring layanan TBC melalui
sampai dengan penegakkan pendekatan big chain hospitals swasta dan
diagnosis (Fasyankes berkapasitas untuk pemerintah. Diantaranya adalah MPKU PP
diagnosa TBC atau terlibat dalam jejaring lab) Muhammadiyah, Hermina, Pertamedika IHC,
Mitra Keluarga, Siloam, dan Primaya, serta RS
Mensosialisasikan dan memantau
milik TNI dan POLRI
implementasi pemberian SKP IDI dan
PATELKI kpd profesi terkait serta Meningkatkan dukungan organisasi komunitas
melakukan koordinasi inisiasi untuk pendampingan pasien TBC, investigasi
pemberian reward untuk profesi kontak dan pelacakan LFTU sebelum dan selama
lainnya pengobatan TBC di fasyankes pemerintah dan
Meningkatkan kualitas layanan TBC swasta
di fasyankes melalui kegiatan Melibatkan BPJS dalam mandatory notification
Coaching Tuberkulosis dan RS melalui pengembangan regulasi no. register SITB
Pengampuan sebagai syarat klaim JKN dan pemadanan data.
Inisiasi Pemberian Reward dari Organisasi Profesi kepada Tenaga
Kesehatan dalam Program TBC

1. IDI 2. PATELKI 3. IAI 4. PPNI


SK PB IDI SK No: SK No : Kep. 091/ SK Pemberian SKP PPNI bagi
No.0748/PB/A.4/09/2022 007/SK/DPP.PATELKI/3/2023 PP.IAI/2226/IV/2023 perawat
tentang Pemberian SKP bagi mengenai Pemberian SKP untuk Pemberian reward SKP untuk Saat ini masih dalam proses
dokter di Dokter Praktik Mandiri, Ahli Teknologi Laboratorium apoteker, ahli farmasi, dan tanda tangan, akan segera
Klinik, Puskesmas, dan Rumah Medik (ATLM) pada Kegiatan tenaga teknis kefarmasian. Akan diterbitkan dan didiseminasi
segera disosialisasikan.
Sakit dalam Penatalaksanaan Program TBC
Pasien TBC
Kegiatan Coaching Tuberkulosis
Coaching tuberkulosis merupakan kegiatan pendampingan bagi
tenaga kesehatan (dokter, perawat, petugas laboratorium, dan tenaga
kefarmasian) untuk meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan dan
kualitas layanan TBC di fasyankes.
Bersama KOPI TB dan mitra program TBC, operational trial implementasi
coaching tuberkulosis dilakukan di 27 Rumah Sakit yang ada di 6 Kab/Kota
pada tahun 2022 dan diekspansi implementasinya di 28 Kab/Kota pada tahun
2023 (Telah terlaksana sosialisasi dan peningkatan kapasitas Coach TB. Start
implementasi Juli 2023)

Praktik baik kegiatan coaching TBC :


a. Memperkuat jejaring internal seperti : 1) Adanya koordinasi antar poli/tim
dan DPJP; 2) Melakukan skrining TB untuk pasien DM – HIV 3) Adanya
pertemuan rutin tim TBC setiap bulan dan penyususnan SOP terkait TBC
b. Memperkuat jejaring eksternal antara RS dan Dinkes (tentang jaringan TCM,
OAT, dan Non-OAT) serta koordinasi terkait IK dan follow up pasien mangkir
c. Penyediaan dan perbaikan sarana prasarana di RS terkait TBC menjadi lebih
cepat teratasi
d. Adanya diskusi intens dan peningkatan kapasitas terkait tata laksana dan
program TBC pada tenaga kesehatan
Pelibatan Fasyankes Dibawah TNI & POLRI dalam Program Penanggulangan TBC

Sebagai Tindak Lanjut Dilakukan


Diskusi Pelibatan Fasyankes
Dirjen P2P mengirimkan TNI dan POLRI telah berkomitmen dalam mendukung program
POLRI dengan Pusdokkes POLRI
surat Permohonan
Dukungan Pelibatan
pada 09 Sept dan 28 Des 2022, serta TBC dengan adanya Surat dari Mabes POLRI No.
dengan Puskes TNI pada 27 Januari
Fasilitas Pelayanan 2023.
ST/2815/XII/KES./2022 dan Mabes TNI No.B/206/III/2023 yang
Kesehatan Milik POLRI kedua surat tersebut berisi arahan agar fasyankes lingkungan
dan TNI yang Belum Telah terlaksana peningkatan TNI dan POLRI dapat terlibat di dalam program
Terlibat (Engaged) kapasitas secara nasional kpd
dalam Program TBC fasyankes POLRI pada 7-8 Feb 2023 penanggulangan TBC
pada 15 Juli 2022 dan fasyankes TNI pada 13 April
2023.
Pelibatan Jaringan RS Swasta Besar (Private Big Chain Hospitals)
dalam Program Penanggulangan TBC

TUJUAN: SASARAN: 6 Jaringan RS KEGIATAN


Mengoptimalkan kontribusi dan komitmen 1. Koordinasi dan sosialisasi kepada
Swasta Besar dengan total
jaringan RS Swasta Besar dalam: Dinkes dan seluruh RS sasaran di
256 RS yang tersebar di 30 bawah jaringan
1. Penemuan terduga, penegakan diagnosis, provinsi dan 125 2. Penerbitan SE oleh Dirjen P2P dan
dan pengobatan TBC sesuai standar kabupaten/kota. masing-masing manajemen pusat
2. Pencatatan dan pelaporan program TBC ke 1. MPKU PP Muhammadiyah jaringan
dalam sistem informasi TBC 2. PT. Medikaloka Hermina 3. Peningkatan kapasitas terkait
3. Implementasi jejaring internal dan 3. PT. Siloam International program TBC terhadap SDM di RS
eksternal layanan TBC Hospitals 4. Supervisi, monitoring, dan evaluasi
4. Meningkatkan kualitas SDM di RS melalui 4. PT. Pertamina Bina Medika IHC layanan TBC di RS dan capaian
kegiatan peningkatan kapasitas terkait 5. PT. Mitra Keluarga Karyasehat indikator
program TBC 6. PT. Famon Awal Bros Sedaya 5. Upaya integrasi SIMRS-SITB
Implementasi Zero Reporting WIFI TB

Zero reporting WIFI


TB sudah dapat
digunakan di aplikasi
WIFI TB real mulai
21 April 2023

Referensi:

https://bit.ly/bahan-
WIFITB
Folder: Zero
Reporting
Tindak Lanjut Peraturan
Presiden No. 67 Tahun 2021
dalam Kerangka Pelayanan
TBC di Era JKN

▪ BPJS-K telah bersurat (Surat No. 16633/III.2/1122) ke Direktur


P2PM Kemenkes terkait nomor register dari Dinkes Kab/Kota
(nomor register di SITB) sebagai salah satu syarat klaim JKN di
FKRTL berdasarkan Perpres No 67 Tahun 2021

▪ Dirjen P2P Kemenkes telah mengeluarkan Surat Edaran No.


HK.02.02/C/404/2023 tentang Tindak Lanjut Pepres No 67 Tahun
2021 dalam Kerangka Pelayanan TBC di Era JKN yang memuat
penggunaan nomor register pasien di SITB sebagai salah satu
syarat klaim JKN di FKRTL
Uji Coba Inovasi Pembiayaan ProgramTuberkulosis
Latar Belakang & Lingkup Uji Coba
Permasalahan • Sasaran: FKTP yang sudah bekerjasama dengan BPJSK
➢ 39% kasus TBC dirujuk ke • Modifikasi mekanisme pembayaran TBC di FKTP (non
FKRTL Usulan kapitasi & episode-based payment)
intervensi • Pemberian insentif keberhasilan pengobatan TBC
➢ 74% kasus TBC yang dirujuk
berasal dari FKTP swasta BKS TB • Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan
• Mekanisme kredensialing di FKTP dengan memasukan
➢ 97% merupakan kasus TBC komponen TBC (masuk dalam framework)
non komplikasi
• Interoperabilitas data SITB-Pcare
➢ 90% utilisasi di FKRTL adalah
kasus TBC tanpa penyulit
6 Kab/kota Lokasi Uji Coba Tujuan:
➢ Rendahnya tingkat kepatuhan 1. Kota Medan 1. Meningkatkan angka notifikasi kasus
terhadap pedoman nasional 2. Kota Jakarta Utara TBC
TB di FKTP swasta 3. Kota Bogor 2. Meningkatkan angka sukses
➢ Banyak FKTP swasta yang 4. Kota Semarang pengobatan
belum berjejaring untuk 5. Kota Surabaya 3. Menurunkan angka rujukan dari FKTP
diagnosis, pengobatan, IK 6. Kota Denpasar ke FKTRL untuk pasien TBC SO tanpa
➢ Rendahnya pemantauan komplikasi
kohort TB: follow-up Timeline 4. Melihat pengaruh mekanisme
ketuntasan pengobatan TB • Persiapan: Mei – Juni
pembayaran yang baru terhadap akses
• Durasi uji coba: 6 bulan
dan kualitas layanan TBC
Sumber: BPJS-TB sample dataset & TB e- (Juli – Des 2023)
claim 2016-2022
Uji Coba Inovasi Pembiayaan ProgramTuberkulosis
Pembayaran • Pembayaran untuk diagnosis TB menggunakan pembayaran per diagnostik (non kapitasi)
Faskes • Bayar pengobatan TB menggunakan paket pembayaran berbasis episode
• Tautkan pembayaran ke pelaporan kasus

Pembayaran Diagnosis Pembayaran pengobatan Pembayaran pengobatan


Tahap 1 Tahap 2

Pembayaran secara Insentif dibayar pada akhir fase intensif. Dibayar pada akhir pengobatan.
individual untuk setiap Syarat : Notifikasi kasus, Hasil Follow up SYARAT PELAPORAN TB, Hasil
tes yang dilakukan Test, Hasil test DM Follow up test

Notifikasi Test Mikroskopik


TCM Pelaporan Penjangkauan
Kasus ( Monitoring) Kasus- Pasien Mangkir
Pengobatan
Lengkap

Test
Chest x-ray Screening Penjangkauan
Mikroskopik
Diabetes Melitus Pasien Mangkir
( Monitoring)

Anda mungkin juga menyukai