Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KONSEP DASAR KEPERAWATAN


ANALISA PROSEDUR LAPAROTOMY

DOSEN PENGAMPU :

DISUSUN OLEH :

(KELOMPOK 8)

Abdul Malik Almadani (230106001)


Adam Syafiq Fadhilah (23010)
Afrieza Yandi Dwi Aprianto (23010)
Alfira Rusdin (23010)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI


FALKUTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
PURWOKERTO
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Swt karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini sebagai tugas dari mata kuliah Konsep Dasar
Keperawatan dapat terselesaikan. Shalawat serta salam tak lupa saya panjatkan kepada
Habbibana Wanabiana Muhammad SAW.
Makalah ini selesai dengan bantuan banyak pihak. Oleh karena itu penyusun mengucapkan
banyak terima kasih kepada teman-teman serta dosen mata kuliah yang telah memberikan
banyak masukan dan saran yang berguna bagi kami.
Dengan segala kerendahan hati, kami menerima saran dan kritikan dari semua pihak yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi semua. Aamiin.

Purwokerto,18 December 2023

(KELOMPOK ALPHA 1)
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 2


DAFTAR ISI .......................................................................................................................................... 3
BAB I ...................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 4
A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 4
BAB II .................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 5
A. LAPAROTOMY........................................................................................................................ 5
B. INDIKASI .................................................................................................................................. 5
C. TEKNIK LAPAROTOMY ....................................................................................................... 6
D. RISIKO DAN KOMPLIKASI ................................................................................................. 7
E. PEMULIHAN PASCA LAPAROTOMY ................................................................................ 8
BAB III................................................................................................................................................... 9
PENUTUP.............................................................................................................................................. 9
A. Kesimpulan ................................................................................................................................ 9
B. Saran .......................................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 10
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Organ-organ pada saluran pencernaan, saluran limfatik, saluran urogenital dan saluran
reproduksi merupakan organ tubuh yang berada di ruang abdomen. Semua organ tersebut dapat
ditemukan dengan menggunakan teknik operasi laparotomi.
Laparotomi berasal dari dua kata terpisah, yaitu laparo dan tomi. Laparo sendiri berati
perut atau abdomen sedangkan tomi berarti penyayatan. Sehingga laparotomi dapat
didefenisikan sebagai penyayatan pada dinding abdomen atau peritoneal. Istilah lain untuk
laparotomi adalah celiotomi. (Fossum, 2002).
Keuntungan penggunaan teknik laparotomi medianus adalah tempat penyayatan mudah
ditemukan karena adanya garis putih (linea alba) sebagai penanda, sedikit terjadi perdarahan
dan di daerah tersebut sedikit mengandung syaraf. Adapun kerugian yang dapat terjadi dalam
penggunaan metode ini adalah mudah terjadi hernia jika proses penjahitan atau penangan post
operasi kurang baik dan persembuhan yang relatif lama.
BAB II

PEMBAHASAN

A. LAPAROTOMY

Laparotomy adalah salah satu prosedur bedah yang umum dilakukan dalam dunia medis.
Tindakan ini melibatkan pembukaan dinding perut untuk mendapatkan akses ke organ organ
internal seperti lambung, usus, atau organ panggul lainnya. Laparatomi adalah prosedur
tindakan pembedahan dengan membuka cavum abdomen dengan tujuan eksplorasi.
Perawatan post laparatomi adalah bentuk pelayanan perawatan yang diberikan kepada pasien-
pasien yang telah menjalani operasi pembedahan perut.
Manfaat laparotomy adalah mendapatkan akses ke organ dan jaringan internal untuk
tujuan diagnostik. Tujuan untuk mencari tanda-tanda penyakit yang menyerang organ perut.
Berbagai penyakit tersebut terdapat pada berbagai organ. Contohnya:
• Organ usus buntu,
• Kandung kemih,
• Usus,
• Kandung empedu,
• Hati,
• Pankreas,
• Ginjal,
• Ureter,
• Limpa,
• Lambung,
• Rahim,
• Saluran tuba,
• Ovarium.
Beberapa contoh penyakitnya yaitu pendarahan pada saluran pencernaan, usus buntu, batu
empedu, radang pancreas atau pankreatitis, kanker diorgan dalam.

B. INDIKASI

Salah satu hal utama dari sebuah indikasi yaitu diagnostic, digunakan untuk
mengevaluasi dan mengidentifikasi masalah yang mungkin tidak dapat diatasi dengan
pemeriksaan non-invasif. Beberapa indikasi lainnya yaitu:
• Bedah Reparatif untuk memperbaiki kerusakan atau patalogi pada organ-organ
dalam perut, seperti pembedahan usus buntu.
• Explorasi untuk mengeksplorasi organ internal dan mengidentifikasi masalah
yang tidak terdeteksi melalui pemeriksaan lain.
• Pembedahan Ginekologi untuk mengakses organ reproduksi Wanita, seperti
Rahim atau ovarium, untuk tindakan bedah ginekologi.
• Perdarahan Abdominal, Perdarahan internal yang tidak dapat diatasi dengan
metode non-bedah. Cedera organ dalam yang menyebabkan perdarahan.
• Perforasi Usus, Perforasi lambung atau usus yang dapat menyebabkan peritonitis.
• Obstruksi Usus, Obstruksi usus yang tidak dapat diatasi dengan metode non-
bedah.
• Tumor Abdominal, Tumor ganas di dalam rongga perut yang memerlukan eksisi
atau pengangkatan.
• Infeksi dan Abses, Abses peritoneal atau infeksi yang memerlukan drenase atau
pembersihan.
• Trauma Abdominal Berat, Cedera berat pada organ-organ di dalam perut yang
memerlukan intervensi bedah.
• Kehamilan Ektopik, Kehamilan yang terjadi di luar rahim dan memerlukan
tindakan segera.
• Appendisitis, Radang pada usus buntu yang parah dan berpotensi pecah.
• Peritonitis, Radang pada peritoneum, seringkali akibat perforasi organ internal.
• Endometriosis, Endometriosis yang parah yang memerlukan eksisi jaringan yang
abnormal.
• Benda Asing, Kehadiran benda asing yang tidak dapat diatasi dengan cara non-
bedah.
• Penyakit Divertikula, Komplikasi dari penyakit divertikula yang memerlukan
tindakan bedah.
Setiap keputusan untuk melakukan laparotomi harus didasarkan pada evaluasi medis
menyeluruh dan pertimbangan risiko dan manfaat. Keputusan tersebut biasanya diambil oleh
tim medis yang terdiri dari ahli bedah, dokter anestesi, dan dokter lain yang terlibat dalam
perawatan pasien.

C. TEKNIK LAPAROTOMY

1. Laparotomy Midline
Pembukaan dilakukan di garis tengah perut.
• Midline Epigastric Insision (irisan median atas)
Insisi dilakukan persis pada garis tengah dimulai dari ujung Proc. Xiphoideus hingga 1 cm
diatas umbilikus. Kulit, fat subcutan, linea alba, fat extraperitoneal, dan peritoneum
dipisahkan satu persatu. Membuka peritoneum dari bawah.
• Midline Subumbilical Insision (irisan median bawah)
Irisan dari umbilikus sampai simfisis, membuka peritoneum dari sisi atas. Irisan median atas
dan bawah dapat disambung dengan melingkari umbilikus.
2. Laparotomy Paramedian
Pembukaan dilakukan di sepanjang sisi perut.
3. Laparotomy Subcostal
Pembukaan dilakukan di bawah tulang rusuk.
D. RISIKO DAN KOMPLIKASI

Meskipun laparotomy seringkali diperlukan untuk keperluan medis, seperti semua


prosedur bedah, ada risiko yang terkait. Beberapa risiko dan komplikasi yaitu Infeksi,
Perdarahan berlebihan, Jahitan operasi terbuka, Penyumbatan usus, Penonjolan organ
pencernaan melalui celah luka operasi. Selain beberapa yang disebutkan diatas terdapat
komplikasi lainnya yaitu:
a. Stitch abscess
Biasanya muncul pada hari ke 10 postopersi atau bisa juga sebelumnya, sebelum jahitan
insisi tersebut diangkat. Abses ini dapat superficial ataupun lebih dalam. Jika dalam ia dapat
berupa massa yang teraba dibawah luka, dan terasa nyeri jika di raba. Abses ini biasanya akan
diabsopsi dan hilang dengan sendirinya, walaupun untuk yang superficial dapat kita lakukan
insisi pada abses tersebut. Antibiotik jarang diperlukan untuk kasus ini.
b. Infeksi luka operasi
Biasanya jahitan akan terkubur didalam kulit sebagai hasil dari edema dan proses
inflamasi sekitarnya. Penyebabnya dapat berupa Staphylococcus Aureus, E. Colli,
Streptococcus Faecalis, Bacteroides, dsb. Penderitanya biasanya akan mengalami demam,
sakit kepala, anorexia dan malaise. Keadaan ini dapat diatasi dengan membuka beberapa
jahitan untuk mengurangi tegangan dan penggunaan antibiotika yang sesuai. Dan jika
keadaannya sudah parah dan berupa suppurasi yang extensiv hingga kedalam lapisan
abdomen, maka tindakan drainase dapat dilakukan.
c. Gas Gangrene
Biasanya berupa rasa nyeri yang sangat pada luka operasi, biasanya 12-72 jam setelah
operasi, peningkatan temperature (39° -41° C), Takhikardia (120-140/m), shock yang berat.
Keadaan ini ddapat diatasi dengan melakukan debridement luka di ruang operasi, dan
pemberian antibiotika, sebagai pilihan utamanya adalah, penicillin 1 juta unit IM dilanjutkan
dengan 500.000 unit tiap 8 jam.
d. Hematoma
Kejadian ini kira-kira 2% dari komplikasi operasi. Keadaan ini biasanya hilang dengan
sendirinya, ataupun jika hematom itu cukup besar maka dapat dilakukan aspirasi.
e. Keloid Scars
Penyebab dari keadaan ini hingga kini tidak diketahui, hanya memang sebagian orang
mempunyai kecenderungan untuk mengalami hal ini lebih dari orang lain. Jika keloid scar
yang terjadi tidak terlalu besar maka injeksi triamcinolone kedalam keloid dapat berguna, hal
ini dapat diulangi 6 minggu kemudian jika belum menunjukkan hasil yang diharapkan. Jika
keloid scar nya tumbuh besar, maka operasi excisi yang dilanjutkan dengan skin-graft dapat
dilakukan.
E. PEMULIHAN PASCA LAPAROTOMY

Pemulihan pasca laparotomi dapat bervariasi tergantung pada kompleksitas operasi.


Pasien mungkin memerlukan waktu untuk pulih dari anestesi dan mengatasi
ketidaknyamanan pasca operasi. Perawatan pascabedah termasuk pemantauan ketat,
pengelolaan nyeri, dan rehabilitasi jika diperlukan. Setelah operasi, pasien kemudian akan
pindah ke ruang pasca operasi, di mana dokter akan memantau tanda-tanda vitalnya sampai ia
tersadar dari anestesi.
Kemudian, mereka akan memindahkan pasien ke ruang pemulihan selama beberapa hari
ke depan. Tabung yang dimasukkan ke dalam tubuh selama operasi akan tetap berada di
tempatnya untuk mengalirkan cairan, dan pasien juga akan mendapatkan pereda nyeri sesuai
kebutuhan. Dokter akan membantu pasien berdiri dan berjalan sedikit setiap hari. Dokter atau
tenaga kesehatan mungkin memberi pasien pernapasan dalam dan latihan otot untuk
dilakukan di rumah sakit dan saat ia kembali ke rumah. Ini membantu mencegah pembekuan
darah dan infeksi dada.
Ahli kesehatan tersebut juga akan menginstruksikan pasien untuk merawat sayatan di
rumah. Biasanya usus akan lumpuh sementara setelah operasi perut (ileus paralitik). Dokter
bisa memberi pasien enema atau obat-obatan jika perlu untuk membantu ia buang air besar.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Laparotomi adalah suatu prosedur bedah yang dilakukan dengan membuka rongga perut
untuk mendapatkan akses langsung ke organ-organ di dalamnya. Laparotomi juga merupakan
prosedur yang dilakukan untuk berbagai alasan. Makalah ini menggambarkan berbagai aspek
terkait laparotomi, mulai dari indikasi, prosedur, hingga pemulihan pasca operasi.

B. Saran

Makalah ini menjelaskan kontribusi penting terhadap pemahaman tentang laparotomi


sebagai prosedur bedah penting dalam penanganan kasus darurat medis. Dengan terus
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan klinis, kita dapat meningkatkan kualitas
perawatan pasien yang menjalani laparotomi.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.halodoc.com/kesehatan/laparotomi
https://www.alodokter.com/laparotomi-ini-yang-harus-anda-ketahui
https://www.academia.edu/7419455/Makalah_Laparatomi

Anda mungkin juga menyukai