Anda di halaman 1dari 14

KURET

Disusun Oleh

KELOMPOK 6:

NAMA : MANISA SALAILA (2007010005)


FERA RIZKA (2007010016)
AYU ANDIRA (2007010019)
LAISA (2007010017)

DOSPEN : DEWI MARITALIA, SST, M.Kes

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN

UNIVERSITAS ALMUSLIM

TAHUN 2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya
sehingga Makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga Makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi Makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin


masih banyak kekurangan dalam Makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan Makalah ini.

Matangglumpangdua, Juni 2021

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................ii

DAFTAR ISI.....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................1


B. Rumusan Masalah ..................................................................................1
C. Manfaat Penulisan ..................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi....................................................................................................3
B. Jenis-jenis Kuret......................................................................................3
C. Efek Samping Kuretase...........................................................................4
D. Indikasi Kuret...........................................................................................5
E. Kontraindikasi.........................................................................................9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ...........................................................................................10
B. Saran......................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kuret dalam bahasa medis biasanya dikenal dengan nama D&C (dilation and
curettage) atau dalam bahasa indonesia disebut dengan dilasi dan kuretase.
Berdasarkan Johns Hopkins Medicine, kuret atau kuretase tidak bisa terlepas dari
prosedur dilasi yang dilakukan sebelumnya.
Dilasi dan kuretase merupakan prosedur operasi yang sering dilakukan setelah
wanita mengalami keguguran pada usia kandungan trimester pertama.
Dilasi mengacu pada pelebaran atau pembukaan leher rahim karena leher rahim
ibu tentu tidak terbuka sendiri setelah mengalami keguguran. Pada saat
melahirkan, tubuh ibu secara otomatis merangsang pembukaan leher rahim
(serviks) yang dibantu juga oleh dorongan kepala bayi.
Sementara saat keguguran, tubuh ibu tidak merangsang pembukaan leher rahim
sehingga perlu dilakukan dilasi untuk membuka leher rahim. Setelah dilasi,
tahapan selanjutnya dilakukan kuretase.
Kuretase mengacu pada prosedur pengambilan dan pembersihan isi rahim dari
jaringan abnormal. Sementara kuret, yang mungkin lebih umum Anda dengar,
sebenarnya merupakan alat operasi berbentuk menyerupai sendok yang digunakan

untuk melakukan kuretase.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Definisi Kuret?
2. Jelaskan Jenis-jenis Kuret?
3. Bagaimana Efek samping Kuret?
4. Jelaskan Indikasi Kuret?
5. Bagaimana Kontra Indikasi Kuret?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Definisi Kuret.
2. Untuk Mengetahui Jenis-jenis Kuret.
3. Untuk Mengetahui Efek samping Kuret.
4. Untuk Mengetahui Indikasi Kuret.
5. Untuk Mengetahui Kontra Indikasi Kuret.
6.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Kuret atau kuretase adalah prosedur untuk mengeluarkan jaringan dari dalam
rahim. Kuret biasanya diawali dengan dilatasi, yaitu tindakan untuk melebarkan
leher rahim (serviks). Oleh karena itu, prosedur ini sering kali disebut dilatasi dan
kuretase (dilation & curettage).
Kuret dapat dilakukan dengan metode pengikisan menggunakan alat berbahan
logam ataupun metode penyedotan (suction) menggunakan alat khusus. Dengan
metode tersebut, jaringan dalam rahim akan dikeluarkan. Jaringan yang akan
dikeluarkan dari rahim (uterus) melalui tindakan kuret adalah jaringan
endometrium.
Endometrium adalah jaringan berlendir yang membentuk dinding rahim
bagian dalam. Ketebalan endometrium akan berubah selama siklus menstruasi.
Endometrium akan menebal dan mengandung banyak pembuluh darah untuk
mempersiapkan kehamilan. Jika tidak terjadi kehamilan, dinding endometrium
akan luruh dan terjadi menstruasi.
Selain untuk mengeluarkan jaringan endometrium, kuret juga dapat
digunakan untuk mengeluarkan janin yang meninggal akibat keguguran dan
mengeluarkan plasenta yang masih menempel di dalam rahim setelah persalinan
(retensi plasenta).

B. Jenis-jenis Kuret
 Keguguran
 Hamil anggur
 Janin tidak berkembang (blighted ovum)
 Membantu menegakkan diagnosis khususnya pada kasus perdarahan per
vagina yang tidak normal
Kuretase memang dapat dilakukan baik dengan sendok kuret ataupun selang
kuret. Kedua hal ini berbeda dalam kegunaannya, misalnya:

3
 Pada kasus hamil anggur, jika dilakukan kuret dengan sendok, maka
perdarahan yang terjadi dapat sangat banyak. Karena itu, biasanya
digunakan selang kuret (kuret suction).
 Pada kasus dimana dinding rahim sangat tebal, biasanya dignakan sendok
kuret. Hal ini sering kali bertujuan juga untuk mengambil "sampel" untuk
biopsi.
Pertimbangan untuk menggunakan alat kuretase yang mana tentu harus
berdasarkan pertimbangan dokter spesialis kandungan serta fasilitas yang
tersedia. Secara umum, memang kuret dengan selang kuret lebih nyaman
dibandingkan dengan sendok kuret.

C. Efek Samping Kuretase


Apabila dilakukan dengan hati-hati sesuai dengan prosedur, maka tindakan
kuretase tidak akan menimbulkan komplikasi yang serius. Keluhan yang mungkin
terjadi setelah kuretase adalah perdarahan vagina dan kram perutbagian bawah,
seperti orang yang sedang menstruasi. Hal ini dapat diatasi dengan obat
penghilang nyeri biasa.
Sama seperti tindakan medis lainnya, maka tindakan kuretase juga beresiko
terhadap timbulnya infeksi. Hal ini sudah jarang terjadi karena dokter akan
memberikan obat antibiotik untuk pencegahan terhadap terjadinya infeksi.
Akan tetapi, apabila prosedur dilakukan dengan kasar, maka dapat
menimbulkan komplikasi yang serius seperti robekan dinding rahim. Selama
robekan yang terjadi hanya sedikit, maka robekan tersebut akan sembuh dengan
sendirinya. Jika robekan yang terjadi pada dinding rahim cukup parah dan
mengenai organ-organ dalam lainnya (seperti usus, kandung kemih, rectum,
dan pembuluh darah besar), maka harus diperbaiki dengan tindakan operasi.
Pada sebagian kecil kasus, walaupun jarang terjadi, pada pasien yang telah
menjalani prosedur kuretase dikemudian dapat terbentuk jaringan parut pada
dinding endometriumnya. Kondisi ini disebut dengan Asherman’s syndrome.
Sebagian besar terjadi pada wanita yang mengalami keguguran atau setelah
melahirkan.

4
Resiko terjadinya komplikasi pada tindakan kuretase ini meningkat pada
beberapa kondisi sebagai berikut :
 Kelainan posisi rahim.
 Adanya infeksi pada rahim.
 Sudah pernah menjalani operasi sebelumnya pada rahim, seperti operasi
caesar.

D. Indikasi Kuret
Kuret dapat dilakukan untuk keperluan diagnosis atau untuk menangani
kondisi tertentu. Kuret untuk keperluan diagnosis umumnya dilakukan pada orang
dengan kondisi berikut:
 Mengalami perdarahan abnormal dari rahim
 Mengalami perdarahan setelah menopause
 Memiliki sel endometrium abnormal yang ditemukan pada saat
pemeriksaan pap smear
Dengan menggunakan kuret untuk diagnosis, penyakit atau kelainan seperti di
bawah ini dapat terdeteksi lebih akurat:
 Hiperplasia endometrium
 Kanker rahim
 Miom
 Polip rahim
 Pertumbuhan jaringan abnormal di rahim
Sedangkan, sebagai metode penanganan, dilatasi dan kuretase dilakukan
dengan tujuan sebagai berikut:
 Mengeluarkan sisa jaringan endometrium pada perempuan yang
mengalami keguguran, untuk menghindari infeksi dan perdarahan
 Membuang polip pada rahim atau serviks yang bersifat jinak
 Membuang plasenta yang masih terdapat dalam rahim pascapersalinan
(retensi plasenta)
 Mengeluarkan jaringan abnormal yang terbentuk akibat hamil anggur

5
 Mengatasi perdarahan pascamelahirkan
Sering kali kuret dilakukan bersama dengan histeroskopi, yaitu tindakan untuk
mengamati kondisi jaringan endometrium dengan menggunakan alat khusus yang
berupa selang tipis berkamera.
Peringatan Menjalani Kuret
Sebelum menjalani prosedur kuret, informasikan ke dokter jika Anda memiliki
kondisi di bawah ini:
 Menderita pembekuan darah
 Menderita penyakit radang panggul, seperti endometritis dan salpingitis
 Mengalami stenosis rahim, yaitu penyempitan yang terjadi pada rahim
 Pernah menjalani suatu prosedur pada endometrium sebelumnya
 Menderita displasia serviks

Sebelum Kuret
Sebelum menjalani kuret, pasien disarankan untuk berkonsultasi terlebih
dahulu dengan dokter. Dalam sesi konsultasi, dokter akan bertanya mengenai obat
apa saja yang sedang dikonsumsi, apakah sedang dalam masa kehamilan, serta
apakah ada alergi terhadap obat tertentu atau lateks yang menjadi bahan dari
sarung tangan dokter.
Selain itu, dokter juga akan mendiskusikan obat bius yang akan diberikan
kepada pasien, seperti bius total, bius regional (setengah badan), atau bius lokal.
Setelah sesi konsultasi selesai, dokter akan menyarankan beberapa hal untuk
dilakukan oleh pasien sebelum menjalani kuret, yaitu:
 Melakukan puasa selama 6–8 jam sebelum prosedur dilakukan
 Menjalani pemeriksaan fisik guna memastikan tubuh cukup sehat untuk
menjalani kuret
 Mengosongkan jadwal untuk pelaksanaan kuret dan masa pemulihannya
 Meminta keluarga, saudara, atau teman dekat untuk menemani selama
prosedur kuret dilakukan

6
Pada kasus tertentu, dilatasi serviks dapat dilakukan beberapa hari sebelum
pelaksanaan kuret. Dilatasi ini akan membantu serviks untuk membuka secara
perlahan, sehingga prosedur kuret lebih mudah dilakukan. Untuk membantu
dilatasi, pasien akan diberikan obat misoprostol oleh dokter.
Prosedur Kuret
Untuk mengawali prosedur, pasien akan diminta untuk mengganti pakaian dengan
pakaian khusus rumah sakit. Berikut ini adalah tahapan yang dilakukan dalam
prosedur kuret :
 Dokter akan meminta pasien untuk berbaring telentang dengan posisi kaki
ditekuk dan lutut didekatkan ke dada serta dilebarkan.
 Dokter akan memberikan obat bius lokal, regional, atau total sesuai
dengan rencana yang telah didiskusikan sebelumnya. Jika diperlukan,
dokter akan memberikan cairan infus dan antibiotik untuk mencegah
terjadinya infeksi selama prosedur kuret.
 Untuk berjaga-jaga jika pasien buang air kecil tanpa disadari selama
prosedur kuret berlangsung, dokter akan memasang kateter urine pada
lubang kencing pasien.
 Dokter akan memasukkan alat khusus (spekulum) untuk melebarkan
vagina agar tetap terbuka selama prosedur.
 Dokter akan melebarkan serviks (leher rahim) secara perlahan dengan
menggunakan alat berbentuk batang dan berbahan dasar logam yang
ketebalannya meningkat secara bertahap, disebut juga proses businasi,
hingga serviks dirasa sudah cukup terbuka untuk dimasukkan alat kuret.
 Ketika serviks sudah cukup terbuka, dokter akan memasukkan alat kuret.
Tahap ini akan menimbulkan kram di daerah panggul.
 Alat kuret akan mengeluarkan jaringan endometrium atau jaringan lain
sesuai kebutuhan, baik untuk diagnosis atau untuk pengobatan.
 Jika prosedur kuret dilakukan bersama histeroskopi, maka selanjutnya
dokter akan memasukkan alat khusus berupa selang tipis berkamera ke
dalam rahim untuk melihat kondisi dalam rahim, guna menunjang
diagnosis.

7
 Jaringan endometrium atau jaringan lain yang telah diambil akan
dimasukkan ke dalam wadah dan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa.
Prosedur kuret umumnya berlangsung sekitar 20ꟷ30 menit. Setelah semua
proses kuretase selesai dilakukan, alat kuret dan spekulum akan dikeluarkan dari
vagina. Pasien akan diminta untuk tinggal di rumah sakit selama beberapa jam
untuk dipantau jika muncul efek obat biusatau jika terjadi perdarahan.
Setelah Kuret
Usai tindakan, biasanya pasien perlu tinggal di rumah sakit selama
beberapa jam untuk pemulihan dan pemantauan. Setelah itu, baru pasien
diperbolehkan untuk pulang ke rumah. Meski begitu, pasien tetap harus
beristirahat di rumah selama beberapa hari sampai benar-benar pulih.
Setelah kuret, rahim memerlukan waktu untuk kembali membentuk jaringan
endometrium, sehingga jadwal menstruasi pasien kemungkinan akan mundur atau
terlambat. Pasien juga dapat merasakan beberapa gejala di bawah ini usai
menjalani kuret:
 Kram di daerah panggul
 Munculnya bercak darah atau perdarahan ringan dari vagina
 Pusing, mual, muntah, dan tenggorokan kering setelah tindakan, terutama
pada pasien yang diberikan bius total
Jika pasien merasakan kram di panggul yang membuat tidak nyaman dan
mengganggu, dokter dapat memberikan obat pereda nyeri untuk meredakan kram.
Terlepas dari gejala yang mungkin pasien alami usai tindakan, ada juga beberapa
hal yang perlu pasien perhatikan setelah menjalani prosedur kuret, yaitu:
 Jangan dulu berhubungan seksual selama 3 hari setelah kuret atau sesuai
dengan anjuran dokter.
 Tetap lakukan aktivitas sehari-hari secara perlahan, untuk mencegah
pembekuan darah di kaki
 Jangan melakukan aktivitas fisik yang berat atau mengangkat benda berat.
Jika pasien menjalani kuret untuk keperluan diagnosis, hasil pemeriksaan
biasanya baru keluar setelah beberapa hari. Dokter akan menjelaskan hasil
pemeriksaan kepada pasien dan merencanakan pengobatan jika diperlukan.

8
Komplikasi Kuret
Kuret adalah prosedur medis yang aman. Kendati demikian, bukan berarti
prosedur ini tidak memiliki risiko sama sekali. Meskipun jarang, kuret dapat
menimbulkan komplikasi berupa:
 Kerusakan pada jaringan serviks dan rahim
 Infeksi yang terjadi setelah kuret
 Sindrom Asherman, yaitu terbentuknya luka pada rahim, terutama pada
pasien yang menjalani kuret setelah keguguran atau persalinan
 Perforasi atau robeknya jaringan pada dinding rahim, terutama pada pasien
yang sudah menopause
Pasien yang sudah menjalani kuret harus segera menemui dokter jika
mengalami gejala-gejala berikut:
 Demam
 Kram perut yang terjadi lebih dari 2 hari
 Keluarnya cairan berbau tidak sedap dari vagina
 Perdarahan hebat
 Nyeri pada daerah perut yang tidak kunjung membaik

E. Kontraindikasi
Tidak semua pasien disarankan untuk melakukan tindakan kuretase. Untuk
mengambil suatu tindakan medis, dokter harus mempertimbangkan kondisi pasien
secara keseluruhan dan mendapatkan persetujuan dari pasien atau keluarga pasien.
Beberapa kondisi yang menjadi kontraindikasi utama untuk tindakan kuretase
adalah :
 Kondisi umum pasien yang tidak stabil.
 Pasien menderita penyakit arthritis sehingga tidak dapat menekuk
kedua kakinya.
 Pasien hamil, kecuali memang sengaja untuk melakukan aborsi.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Proses kuret perlu diawali dengan pembukaan mulut rahim atau dilatasi.
Inilah alasan kenapa kuret juga dikenal dengan istilah dilatasi dan kuret (dilation
and curettage/D&C).Mendengar kata kuret mungkin sering membuat kebanyakan
wanita cemas. Karena itu, mengetahui seluk-beluk prosedur ini diharapkan dapat
membantu Anda untuk mengurangi kecemasan.Pastikan Anda mendiskusikannya
terlebih dulu dengan dokter dan jangan sungkan untuk mengajukan pertanyaan
apapun sebelum memutuskan untuk menjalani kuret. 

B. Saran
Sebelum kuret dilakukan, pastikan Anda tidak mengalami hal-hal dibawah ini:
 Sedang hamil 
 Memiliki alergi atau sensitif terhadap obat-obatan tertentu, seperti yodium
atau lateks
 Mengalami gangguan pembekuan darah
 Mengonsumsi obat-obatan pengencer darah secara rutin
Apabila Anda mengalami kondisi di atas, beritahukan pada dokter sebelum
prosedur kuret dilakukan.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://www.alodokter.com/kuret-ini-yang-harus-anda-ketahui
Dilatation and curettage. healthdirect.
(https://www.healthdirect.gov.au/dilatation-and-curettage)
Curettage - an overview. ScienceDirect.
(https://www.sciencedirect.com/topics/medicine-and-dentistry/curettage)
https://www.sehatq.com/tindakan-medis/kuret

11

Anda mungkin juga menyukai