DISUSUN OLEH :
TAHUN 2020
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya
dengan Rahmat dan Hidayah-Nya lah saya bisa menyusun makalah yang berjudul
“Kista Ovarium Pada Kehamilan dan Atonia Uteri” ini sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................. 2
C. Manfaat ................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 4
A. Kista Ovarium pada Kehamilan ........................................................... 4
1) Definisi ........................................................................................... 4
2) Etiologi ........................................................................................... 5
3) Jenis-jenis Kista ............................................................................. 5
4) Klasifikasi ...................................................................................... 7
5) Patofisiologi ................................................................................... 12
6) Gejala Kehamilan dengan Kista Ovarium ..................................... 13
7) Komplikasi Kehamilan dengan Kista Ovarium ............................. 13
8) Penatalaksanaan Kehamilan dengan Kista Ovarium...................... 14
B. Atonia Uteri .......................................................................................... 16
1) Definisi ........................................................................................... 16
2) Gambaran Klinis ............................................................................ 18
3) Etiologi ........................................................................................... 19
4) Pencegahan Atonia Uteri................................................................ 20
5) Manajemen Atonia Uteri ................................................................ 21
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 25
A. Kesimpulan .......................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 26
LAMPIRAN ........................................................................................ 27
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kista ovarium
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah, tetapi bukannya
tanpa risiko dan merupakan beban tersendiri bagi seorang wanita. Sebagian
ibu hamil akan mengahadapi kegawatan dengan derajat ringan sampai berat
yang dapat memberikan ketidaknyamanan, ketidakpuasan, kesakitan,
kecacatan bahkan kematian bagi ibu dan bayinya. Komplikasi yang sering
terjadi adalah perdarahan pasca persalinan, janin mati, partus tak maju atau
partus lama serta infeksi.
1
2
B. Tujuan
a. Mengetahui definisi kista ovarium pada kehamilan dan atonia uteri
b. Mengetahui etiologi kista ovarium pada kehamilan dan atonia uteri
c. Mengetahui jenis-jenis dan klasifikasi kista ovarium pada kehamilan
d. Mengetahui patofisiologi kista ovarium pada kehamilan
e. Mengetahui gejala kehamilan dengan kista ovarium
f. Mengetahui komplikasi kehamilan dengan kista ovarium
g. Mengetahui penatalaksana kehamilan dengan kista ovarium
h. Mengetahui gambaran klinis atonia uteri
i. Mengetahui pencegahan atonia uteri
j. Mengetahui manajemen atonia uteri
C. Manfaat
1. Manfaat Bagi Institusi
Makalah ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bagi institusi
pendidikan untuk mengembangkan ilmu tentang kista ovarium pada
kehamilan dan atonia uteri
2. Manfaat Bagi Mahasiswa
3
BAB II
PEMBAHASAN
2) Etiologi
Penyebab terjadinya kista ovarium yaitu terjadinya gangguan
pembentukan hormon pada hipotalamus, hipofise, atau ovarium itu
sendiri. Kista ovarium timbul dari folikel yang tidak berfungsi selama
siklus menstruasi.
Faktor resiko terjadinya kista ovarium :
a. Riwayat kista ovarium sebelumnya
b. Siklus menstruasi yang tidak teratur
c. Meningkatnya distribusi lemak tubuh bagian atas
d. Menstruasi dini
e. Tingkat kesuburan
f. Hipotiroid atau hormon yang tidak seimbang
g. Terapi tamoxifen pada kanker mammae
Sedangkan pada tumor padat, etiologi pasti belum diketahui, diduga
akibat abnormalitas pertumbuhan sel embrional, atau sifat genetis kanker
yang tercetus oleh radikal bebas atau bahan bahan karsinogenik.
3) Jenis-jenis Kista
a) Kista Fisiologis
Kista yang bersifat fisiologis lazim terjadi dan itu normal
normal saja. Sesuai suklus menstruasi, di ovarium timbul folikel dan
folikelnya berkembang, dan gambaranya seperti kista. Biasanya kista
6
4) Klasifikasi
Kista ovarium dilihat menurut klasifikasinya yaitu tumor ovarium
nonneoplastik dan tumor ovarium neoplastik jinak maka pembagiannya
adalah sebagai berikut:
1. Tumor Non-neoplastik
tuboovarial.
b. Tumor lain
1) Kista Folikel
3) Kista Lutein
5) Kista Endometrium
6) Kista Stein-Laventhal
Asal kista ini belum pasti, menurut Mayer, mungkin kista ini
berasal dari suatu teratoma dimana dalam pertumbuhannya
satu elemen mengalahkan elemen lainnya. Ada penulis yang
berpendapat bahwa tumor berasal dari lapisan germinativum,
sedang penulis lain menduga tumor ini mempunyai asal yang
sama dengan tumor Brenner.
4) Kista endometrioid
5) Kista dermoid
5) Patofisiologi
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil
yang disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan
dengan diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel
yang ruptur akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki
struktur 1,5-2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi
fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan
pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum
mula-mula akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil
selama kehamilan.
Kista ovarium yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista
fungsional dan selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang
kadang-kadang disebut kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi
oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG.
Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi
gonadotropin atau sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebih. Pada
neoplasia tropoblastik gestasional (hydatidiform mole dan
choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada kehamilan multiple dengan
diabetes, hcg menyebabkan kondisi yang disebut hiperreaktif lutein.
Pasien dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan menggunakan
gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang clomiphene citrate, dapat
menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari, terutama bila disertai dengan
pemberian HCG.
Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan
tidak terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak.
Neoplasia yang ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan
ovarium. Sejauh ini, keganasan paling sering berasal dari epitel
13
permukaan (mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis kista
jinak yang serupa dengan keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan
mucinous. Tumor ovari ganas yang lain dapat terdiri dari area kistik,
termasuk jenis ini adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel dan germ
cel tumor dari germ sel primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel
yang berisi elemen dari 3 lapisan germinal embrional; ektodermal,
endodermal, dan mesodermal. Endometrioma adalah kista berisi darah
dari endometrium ektopik. Pada sindroma ovari pilokistik, ovarium
biasanya terdiri folikel-folikel dengan multipel kistik berdiameter 2-5 mm,
seperti terlihat dalam sonogram
1. Torsi Ovarium
Torsi ovarium merupakan komplikasi paling ditakuti dari kehamilan
dengan kista ovarium. Terutama torsi ovarium yang disertai dengan
terpuntirnya ovarium dapat menimbulkan manifestasi klinis berupa
Fetal tachicardy yang disebabkan oleh iritasi yang terjadi pada
peritoneum.
2. Malpresentasi Janin
Hal ini dapat terjadi akibat proses impaksi dari kista ovarium pada
rongga pelvik.
3. Sumbatan pada jalan lahir
Kista ovarium yang berukuran besar dengan diameter lebih dari 8-10
cm, dapat menimbulkan gejala dan menghambat jalan lahir terutama
pada kista yang terletak pada posterior cul-de-sac.
4. Instabilitas hemodinamik
Ruptur kista ovarium dapat menimbulkan perdarahan dan tanda –
tanda infeksi intraperitoneum. Beberapa keadaan kehamilan dengan
ruptur kista ovarium dan dengan riwayat perdarahan yang berulang
perlu dilakukan transfusi darah dan perbaikan hemodinamik.
B. Atonia Uteri
1) Definisi
2) Gambaran Klinis
Tanda dan gejala atonia uteri sendiri menurut Ralph C. Benson &
Martin L. Pernoll (2009), di antaranya:
1. Perdarahan pervaginam
Perdarahan yang sangat banyak dan darah tidak merembes. Peristiwa
sering terjadi pada kondisi ini adalah darah keluar disertai gumpalan
disebabkan tromboplastin sudah tidak mampu lagi sebagai anti
pembeku darah.
2. Konsistensi rahim lunak
19
3) Etiologi
Penyebab tersering kejadian pada ibu dengan atonia uteri antara lain:
overdistention uterus seperti gemeli, makrosomia, polihidramnion, atau
paritas tinggi, umur terlalu muda atau terlalu tua, multipara dengan jarak
kelahiran pendek, partus lama atau partus terlantar, malnutrisi, dapat juga
karena salah penanganan dalam usaha melahirkan plasenta, sedangkan
sebenarnya belum terlepas dari uterus (Ai Yeyeh, Lia, 2010).
operatif dengan anastesi umum terlalu dalam (Ai Yeyeh, Lia, 2010).
Pasien yang mengalami atonia uteri bisa mengalami syok. Terdapat tanda-
tanda syok meliputi nadi cepat dan lemah (110 kali/ menit atau lebih),
tekanan darah sangat rendah: tekanan sistolik < 90 mmHg, pucat,
keriangat/ kulit terasa dingin dan lembab, pernafasan cepat frekuensi30
kali/ menit atau lebih, gelisah, binggung atau kehilangan kesadaran, urine
yang sedikit ( < 30 cc/ jam).
pantau ibu dengan seksama selama kala IV. Jika uterus tidak
berkontraksi maka rujuk segera.
3. Pemberian uterotonika
Oksitosin merrupakan hormon sintetik yang diproduksi oleh lobus
posterior hipofisis.obat ini menimbulkan kontraksi uterus yang
efeknya meningkat seiring dengan meningkatnya umur kehamilan dan
timbulnya reseptor oksitosin. Pada dosis rendah oksitosin menguatkan
kontraksi dan meningkatkan frekuensi tetapi pada dosis tinggi
menyebabkan tetani. Oksitosin dapat diberikan secara IM atau IV,
untuk perdarahan aktif diberikan lewat infus ringer laktat 20 IU
perliter, jika sirkulasi kolaps bisa diberikan oksitosin 10 IU
intramiometrikal 9IMM). Efek samping pemberian oksitosin sangat
sedikit ditemukan yaitu nausea dan vomitus, efek samping lain yaitu
intoksikasi cairan jarang ditemukan.
4. Operatif (dilakukan oleh dokter spesialis kandungan)
Jika dilakukan SC, ligasi dilakukan 2-3 cm dibawah irisan segmen
bawah rahim. Untuk melakukan ini diperlukan jarum atraumatik yang
besar dan benang absorbable yang sesuai. Arteri dan vena uterina,
masuk ke miometrium ke luar bagian avaskular ligamentum latum
lateral vasa uterina. Saat melakukan ligasi hindari rusaknya vasa
uterina dan ligasi harus mengenai cabang asenden arteri miometrium,
untuk itu penting untuk menyertakan 2-3 cm miometriom. Jahitan
kedua dapat dilakukan jika langkah diatas tidak efektif dan jika terjadi
perdarahan pada segmen bawah rahim. Dengan menyisihkan vesika
urinaria, ligasi kedua dilakukan bilateral pada vasa uterina bawah, 3-4
cm dibawah ligasi vasa uterina atas. Ligasi ini harus mengenai
sebagian besar cabang arteri uterina pada segmen bawah rahim dan
cabang arteri uterina menuju ke servik, jika perdarahan masih terus
24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik kecil maupun yang besar,
kistik atau padat, jinak atau ganas yang berada di ovarium. Dalam kehamilan,
tumor ovarium yang dijumpai paling sering ialah kista dermoid, kista coklat
atau kista lutein. Tumor ovarium yang cukup besar dapat menyebabkan
kelainan letak janin dalam rahim atau dapat menghalang-halangi kepala ke
dalam panggul.
https://id.scribd.com/doc/207679883/Makalah-Atonia-Uteri
https://id.scribd.com/document/253597181/Kehamilan-Dengan-Kista-Ovarium
https://id.scribd.com/doc/308380258/Kehamilan-Dengan-Kista-Ovarium
https://www.academia.edu/8224205/MAKALAH_PERSALINAN_PATOLOGI_AT
ONIA_UTERI?show_app_store_popup=true
26
27
LAMPIRAN
Kasus No1-3
Ny. B usia 26 tahun G2P1A0 usia kehamilan 16 minggu datang ke klinik bidan
mengeluh bahwa akhir akhir ini ibu merasakan perutnya terasa penuh dan ibu
mengalami kesulitan BAB merasa seperti ada desakan.
Ny. P usia 24 tahun G3P2A0 datang ke klinik bidan mengeluh nyeri perut yang hebat
dan terasa penuh, juga mengeluarkan darah diluar siklus menstruasi. Saat di
anamnesa ibu mengatakan bahwa pernah memiliki kista ovarium 2 tahun yang lalu
namun masih berukuran kecil
4. Pada kasus diatas faktor risiko terjadinya kista ovarium pada Ny. P adalah…
a. Menstruasi dini
b. Meningkatnya lemak tubuh bagian atas
c. Riwayat kista ovarium sebelumnya
d. Siklus mentruasi yang tidak teratur
e. Hipotiroid
5. Pada kasus diatas untuk mengetahui apakah kista ovarium Ny. P bersifat jinak
atau ganas maka yang dapat dilakukan bidan adalah…
a. Rujuk untuk melakukan USG
b. Cek Hb
c. Cek urine
d. Cek protein urine
e. Cek glukosa urine
6. Kista ovarium dapat dikatakan ganas jika berukuran…
a. > 1 cm
b. > 2 cm
c. > 3 cm
d. > 4 cm
e. > 5 cm
7. Perempuan usia 25 tahun terdiagnosa kista ovarium pada ovarium sebelah kiri.
Dokter mengajurkan pasien untuk segera melakukan pengakatan ovarium yang
mengalami kista. Pasien cemas dan takut apabila operasi akan menyebabkan
kemandulan pada dirinya. Sebagai bidan tindakan apa yang harus dilukukan…
a. Meminta pasien dan keluarga untuk menandatangani inform consent
29
Ny. R didiagnosa menderita kista pada ovarium. Diagnos ini ditegakkan karena
ditemukannya adanya keluhan-keluhan dari Ny. R yang dikuatkan dengan hasil foto
USG.
10. Jika berdasarkan hasil pemeriksaan dan USG seorang pasien mengalami kista
jinak maka apakah yang seharusnya dilakukan…
a. Menyarankan pasien untuk menunggu 2-3 bulan
b. Menyarankan pasien untuk menunggu 2-4 bulan
c. Menyarankan pasien untuk menunggu 3-4 bulan
d. Menyarankan pasien untuk menunggu 4-5 bulan
e. Menyarankan pasien untuk menunggu 5-6 bulan
31
Ny. M usia 30 tahun P3A0 segera setelah plasenta lahir lengkap terjadi perdarahan
hebat, ibu terlihat lemah. Saat dilakukan pemeriksaan didapatkan TD 80/60 mmHg,
32
suhu 37,3 deraja, nadi 110 x/menit, respirasi 25 x/menit. Kontraksi uterus lembek,
kandung kemih kosong, dan tidak ada robekan jalan lahir…
4. Untuk penanganan kasus Ny. M apabila selama 5 menit dilakukan KBI dan uterus
berhasil berkontraksi, maka penanganan KBI dilanjutkan selama…
a. 1 menit
b. 2 menit
c. 3 menit
d. 4 menit
e. 5 menit
5. Apabila tindakan awal (KBI) belum berhasil, maka tindakan selanjutnya untuk
Ny. M adalah…
a. Operasi
b. KBE
c. Histerektomi
d. Tampon uterus
e. Pemberian prostaglandin
6. Pada kasus Ny. M apabila tidak segera ditangani, maka kemungkinan terjadi…
a. Syok septic
b. Syok anafilaktic
c. Syok neurogenik
d. Syok kardiogenik
e. Syok hipovolemik
Ny. S usia 23 tahun melahirkan bayikeduanya dengan berat 4.500 gram. Segera
setelah plasenta lahir Ny. S mengalami perdarahan. Setelag diperiksa didapat TD
100/70, Nadi 90 x/menit, Suhu 37,3 derajat, respirasi 24 x/menit. Kontraksi uterus
lemah, kandung kemih penuh, dan tidak ada robekan jalan lahir.
33
7. Faktor predisposisi pada kasus Ny. S sehingga mengalami atonua uteri adalah…
a. Gemelli
b. Makrosomia
c. Terlalu tua
d. Primipara
e. Multipara
8. Tindakan segera yang harus dilakukan pada Ny. S adalah
a. Mengosongkan kandung kemih
b. Memberikan obat anti koagulan
c. Memeriksa kelengkapan plasenta
d. Melakukan KBE
e. Memberikan injeksi uterotonika
9. Apabila KBI tidak bberhasil dan dengan bantuan keluarga KBE telah dilakukan
maka sebagai bidan kita memberikan…
a. Ibuprofen
b. Ergometrin
c. Paratusin
d. Paracetamol
e. Methyletidine
10. Ny. A usia 24 tahun P2A0 segera setelah plasenta lahir lengkap terjadi
perdarahan, ibu terlihat lemah dan hamper tak sadarkan diri. Kontraksi uterus
lemah, tidak ada robekan jalan lahir, kandung kemih kosong. Penanganan segera
pada kasus diatas adalah
a. Pemberian antibiotic
b. Pemberian analgetik
c. Pemberian diuretika
d. Pemberian vitamin K
e. Pemberian cairan infuse RL
34
1. A
2. B
3. E
4. C
5. A
6. E
7. B
8. E
9. B
10. A
1. A
2. E
3. A
4. B
5. B
6. E
7. B
8. A
9. B
10. E