Anda di halaman 1dari 18

REFERAT

GALACTOCELE

Disusun oleh:
Maulita Zulfiani G4A020015

Pembimbing:
dr. M. Yamsun, Sp.B. (K) Onk.

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
KEPANITERAAN KLINIK BEDAH
RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO

2021
LEMBAR PENGESAHAN
REFERAT
Galactocele

Disusun oleh:
Maulita Zulfiani G4A020015

Referat ini telah dipresentasikan dan disahkan


sebagai salah satu syarat mengikuti ujian Kepaniteraan Klinik di
Bagian Ilmu Bedah RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto

Purwokerto, Februari 2021


Pembimbing

dr. M. Yamsun, Sp.B. (K) Onk.

KATA PENGANTAR

2
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena dapat
menyelesaikan referat yang dengan judul “Galactocele” ini. Terima kasih yang
sebesar-besarnya juga penulis sampaikan kepada dr. M. Yamsun, Sp.B. (K) Onk.
selaku pembimbing penulis sehingga referat ini dapat terselesaikan. Ucapan
terima kasih juga penulis tujukan kepada segenap konsulen di bagian SMF Ilmu
Bedah yang telah memberikan dukungan baik secara moral dan keilmuan
sehingga penulis dapat menyelesaikan referat ini.
Demikian penulis sampaikan, mohon maaf apabila terdapat kesalahan baik
dalam tutur kata maupun tulisan yang mungkin tidak berkenan. Penulis berharap
supaya referat ini dapat bermanfaat bagi para dokter, dokter muda, ataupun para
medis lainnya di bagian bedah.

Purwokerto, Februari 2021

Penulis

3
BAB I

PENDAHULUAN

Galactocele adalah kista pada payudara yang berisi air susu sebagai akibat

dari obstruksi duktus. Dapat terjadi pada masa laktasi namun lebih sering terjadi

beberapa bulan setelah masa laktasi. Terminologi galactocele pertama kali

diperkenalkan oleh Fitzwilliams (1845), yang didefinisikan sebagai ‘form

tumour which springs from milk duct forming cyst’. Penyebabnya masih belum

jelas, tapi laktasi adalah point yang penting dalam penegakan diagnosis

(walaupun pernah dilaporkan terjadi pada anak lelaki).

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi Glandula Mammae

Glandula mammae adalah sepasang kelenjar yang memproduksi air

susu berada di depan dinding dada kanan dan kiri. Glandula tersebut terletak

pada lapisan subkutan di depan m. pectoralis mayor. Glandula mammae

dibagi menjadi 4 kuadran, pada 95% wanita terdapat perpanjangan dari

kuadran lateral atas sampai ke aksila. Ekor (tail of Spence) dari jaringan

mammae memasuki suatu hiatus (hiatus Langer) dalam fascia sebelah dalam

dari dinding medial aksila. Masing-masing glandula mammae memiliki

puting atau papilla sebagai muara dari kelenjar susu. Kulit berwarna cokelat

kemerahan disekitar papilla disebut areola mammae. Pada areola mammae

terdapat kelenjar minyak besar, yaitu kelenjar Montgomery yang berfungsi

sebagai lubrikan pada proses laktasi, kelenjar tersebut memberikan tekstur

berbintil pada areola mammae (Martini, 2014).

Jaringan kelenjar mammae terdiri dari beberapa lobus yang terpisah.

Masing-masing lobus terdiri dari beberapa lobulus penghasil air susu. Sekret

air susu akan diteruskan melalui ductus laktiferus dan bermuara pada saluran

yang lebih besar, yaitu sinus lactiferus. Setiap kelenjar mammae memiliki

kurang lebih 15-20 sinus lactiferous yang bermuara pada permukaan papilla

mammae. Diantara lobus-lobus glandula mammae terdapat jaringan ikat yang

padat dan menjadi penyekat dari setiap lobus. Jaringan ikat tersebut adalah

ligamentum suspensorium Cooper yang membentang dari dermis ke m.

5
pectoralis mayor sebagai penggantung glandula mammae (Snell, 2012).

Gambar 1. Anatomi Payudara

Vaskularisasi mammae terdiri dari arteri dan vena yaitu (Martini, 2014):

1. Arteri

a. Cabang-cabang perforantes A. mammaria interna (A.

thoracica interna)

b. Cabang lateral dari A. intercostalis posterior

c. Cabang-cabang dari A. Axillaris

2. Vena

a. Cabang-cabang perforantes V. thoracica interna

b. Cabang-cabang V. axillaris yang terdiri dari V. thoraco-

acromialis, V. thoracica lateralis dan V thoraco dorsalis

c. Vena-vena kecil yang bermuara pada V. Intercostalis

Di belakang, vena intercostalis berhubungan dengan sistem vena

vertebra dimana masuk vena azygos, hemiazygos, dan accessory

hemiazygos, kemudian mengalirkan ke dalam vena cava superior. Ke

6
depan, berhubungan dengan brachiocephalica. Melalui jalur pertama dan

kedua, metastasis ca mammae dapat mencapai paru-paru. Melalui jalur

ketiga, metastasis dapat ke tulang dan sistem saraf pusat (Martini, 2014).

Gambar 2. Pembuluh darah arteri payudara

Gambar 3. Pembuluh darah vena payudara

7
3. Limfonodi

Aliran limfatik dari bagian sentral kelenjar mammae, kulit, puting,

dan aerola adalah melalui sisi lateral menuju aksila. Dengan

demikian, limfe dari payudara mengalir melalui nodus limfe aksilar

(Snell, 2012).

Gambar 4. Limfonodi payudara

4. Inervasi

Persarafan kulit mammae bersifat segmental dan berasal dari

segmen dermatom T2 sampai T6. Jaringan kelenjar mammae sendiri

diinervasi oleh sistem saraf otonom. Pada prinsipnya inervasi mammae

berasal dari N. intercostalis IV, V, VI dan cabang dari plexus cervicalis.

nervus kutaneus lateral keempat menginervasi papilla mammae

(Moore, 2010).

8
B. Fisiologi Laktasi

Pada akhir bulan keenam kehamilan, glandula mammae telah

berkembang sempurna dan sel-sel kelenjar mulai memproduksi sekret yang

disebut kolostrum. Kolostrum yang dikonsumsi neonatus pada 2-3 hari pertama

mengandung lebih banyak protein dan sedikit lemak. Protein tersebut banyak

mengandung antibodi untuk melawan infeksi sampai kekebalan bayi berfungsi

sendiri. Kolostrum dan air susu juga mengandung musin yang berfungsi

melawan beberapa virus seperti rotavirus yang dapat menyebabkan

gastroenteritis dan diare. Bersamaan dengan penurunan produksi kolostrum,

glandula mammae mulai memproduksi air susu yang mengandung air, protein,

asam amino, lipid, gula, dan garam, serta banyak mengandung lisosom sebagai

antibiotik (Martini, 2014).

Proses pengeluaran air susu dimulai dengan rangsangan hisap mulut bayi

terhadap papilla mammae. Rangsang tersebut diteruskan ke medulla spinalis

dan otak. Di otak, neuron sekretorik di nucleus paraventricular hipotalamus

merangsang hipofisis posterior untuk menghasilkan oksitosin. Oksitosin yang

disekresi masuk ke peredaran darah dan mencapai glandula mammae

menyebabkan kontraksi myoepitelial ductus dan sinus sehingga terjadi ejeksi

atau pengeluaran air susu (Martini, 2014).

C. Galactocele

1. Definisi

Galactocele adalah kista retensi berisi air susu. Dalam hal ini penyumbatan

terjadi pada duktus laktiferus. Galaktokel dapat terjadi pada ibu yang baru

atau sedang menyusui (Sjamsuhidajat, 2010).

9
2. Etiologi

Galactocele terjadi akibat obstruksi ductus laktiferus. Obstruksi tersebut

dapat terjadi akibat penumpukkan air susu dan debris epitel.

3. Diagnosis

a. Anamnesis (Sjamsuhidajat, 2010)

- Keluhan utama berupa benjolan di payudara

- Lokasi benjolan

Predileksi galactocele adalah di bawah areola mammae

- Onset benjolan

Sudah berapa lama muncul benjolan, apakah membesar dalam

waktu yang cepat untuk mengarahkan ke keganasan

- Kualitas kuantitas benjolan

Apakah terdapat nyeri dan pembesaran benjolan

Bila benjolan tersebut membesar dalam waktu yang cepat untuk

curiga pada keganasan

- Memperingan memperberat

Apakah benjolan membesar menjelang menstruasi dan mengecil

setelah menstruasi

- Gejala penyerta

Tanyakan mengenai perubahan bentuk dan kenampakan payudara

seperti apakah terdapat perubahan warna kulit menjadi kemerahan,

adakah pembengkakan, adakah luka di permukaan benjolan,

apakah perubahan puting susu seperti menjadi tertarik ke dalam.

- Riwayat kehamilan, menyusui, memnstruasi, dan menopause

10
Apakah pasien sedang hamil, menyusui, menstruasi, atau

menopause

Kriteria di atas dapat menentukan kecenderungan jenis benjolan.

Galactocele paling sering terjadi pada masa menjelang penyapihan

akibat pengurangan frekuensi menyusui atau beberapa bulan

setelah penyapihan

b. Pemeriksaan Fisik (Epstein, 2009)

Pemeriksaan fisik payudara

- Inspeksi

Inspeksi payudara dilakukan dalam 3 posisi, yaitu posisi badan

tegak tangan di samping badan, posisi badan tegak kedua tangan

berkacak pinggang, dan posisi payudara menggantung

 Bandingkan kedua payudara, apakah simetris atau tidak

 Apakah terdapat massa dan tanda-tanda peradangan

 Apakah terdapat retraksi puting, luka/ulkus, edema,

perubahan warna kulit

 Inspeksi pada galactocele dapat nampak benjolan maupun

tidak, umumnya tidak terdapat perubahan kulit maupun

puting

- Palpasi

Pada saat palpasi, pasien dalam posisi berbaring pada

tempat pemeriksaan. Pemeriksa menggunakan sisi palmar dengan

3 jari medial mempalpasi secara sirkular atau paralel dan

sistematis. Bila ukuran payudara besar atau terlalu kendur,

11
pemeriksa dapat menggunakan salah satu tangan untuk

menyangga. Pemeriksaan kauda glandula mammae, pasien

diminta mengistirahatkan lengan di atas kepala. Tekstur payudara

normal dapat lembut atau grandular. Untuk memastikannya

dibandingkan kontralateral dan dinilai apakah ada abnormalitas.

Bila teraba massa, nilai jumlah, ukuran, konsistensi, dan nyeri

tekan.

Palpasi papilla mammae menggunakan ibu jari dan jari

telunjuk dengan cara menekan lembut kemudian nilai apakah

terdapat cairan yang keluar serta menilai warna cairan. Cairan

tersebut dapat dianalisis lebih lanjut dengan pemeriksaan sitologi

atau mikrobiologi. Palpasi limfonodi dilakukan pada posisi duduk

atau berbaring. Lengan pasien diistirahatkan pada bahu pemeriksa,

tangan kontralateral pemeriksa meraba secara perlahan pada

limfonodi axilaris apical, axilaris anterior, axilaris centralis, dan

axilaris posterior, kemudian palpasi pada infraclavicula dan

supraclavicular. Bila teraba massa maka nilai jumlah, bentuk,

konsistensi, mobilitas, dan adakah nyeri tekan.

 Pada galactocele, predileksi massa ditemukan di bawah

areola mammae, massa dapat berjumlah 1 atau lebih,

berbatas tegas, konsistensi massa kenyal seperti balon

berisi air atau semisolid pada kista yang telah mengental,

massa mudah digerakkan/mobile dapat disertai nyeri tekan

maupun tidak.

12
c. Pemeriksaan Penunjang (Yu et al, 2013)

- Ultrasonografi

Penampilan USG bisa sangat bervariasi. Ciri sonografi adalah

sebagai berikut :

 kistik / multikistik: ~ 50%

 campuran (kistik + padat): ~ 37%

 padat: ~ 13%

Pemeriksaan Color Doppler akan menunjukkan kurangnya aliran

darah.

(A) (B) (C)

Gambar 5. (A) Massa kistik pada USG, (B) Massa kistik-solid pada USG,
(C) massa solid pada USG

- Mamografi

Tampilan mamografi galaktokel dapat bervariasi tergantung pada

kandungan lemak dan protein serta konsistensi cairan.

Berdasarkan karakteristik tersebut, galaktokel bisa tampak seperti:

13
 Pseudolipoma : karena kandungan lemak yang signifikan,

massa tampak radiolusen

 Fat-fluid level : ketika terdapat lemak dan air serta susu

dalam keadaan cair segar, karakteristik

fat-fluid level terlihat karena perbedaan

viskositas.

 Pseudohamartoma: Terlihat bila isi kista sudah lama dan

mengental

(A) (B) (C)

Gambar 6. (A) Gambaran pseudolipoma pada Mamografi, (B) Gambaran


fat-fluid level pada Mamografi, (C) Gambaran pseudohamartoma pada
Mamografi

4. Tatalaksana (Sjamsuhidajat, 2010)

- Aspirasi

Apirasi pada galactocele merupakan tindakan diagnostik. Pada lesi

jinak tindakan aspirasi dapat sekaligus menjadi tindakan kuratif.

Cairan pada galactocele merupakan air susu, dapat cair, berlemak

14
ataupun kental seperti keju. Jarang dijumpai adanya darah maupun

pus.

Gambar 7. Aspirasi Galactocele

- Eksisi

Pada galactocele yang berukuran besar dan cenderung menjadi

massa yang solid maka tindakan pembedahan merupakan pilihan

tepat. Operator akan melakukan eksisi pada tumor, pada

galactocele biasanya tumor berbatas tegas.

Gambar 8. Eksisi Galactocele

15
5. Komplikasi

Galactocele jarang menyebabkan komplikasi, kecuali apabila kista

menginvasi jaringan sekitar akibat pecah dan menyebabkan inflamasi

(mastitis) atau berubah menjadi abses.

6. Prognosis

Ad vitam bonam

Ad sanationam bonam

Ad fungsionam bonam

16
BAB III
KESIMPULAN

1. Galactocele adalah benjolan jinak berupa retensi air susu akibat obstruksi
ductus laktiferus
2. Onset terjadinya galactocele adalah saat menyusui atau paling sering setelah
beberapa bulan pasca menyusui
3. Diagnosis galactocele meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik payudara, serta
pemeriksaan penunjang berupa mamografi atau ultrasonografi
4. Tatalaksana galactocele adalah aspirasi atau operasi eksisi
5. Galactocele jarang menyebabkan komplikasi
6. Prognosis galactocele baik

17
DAFTAR PUSTAKA

Epstein, Owen. 2009. Clinical Examination 5th Edition. London: Times Mirror
Publish.

Martini, F., & al, e. 2014. Fundamentals of Anatomy & Physiology (9 ed.). San
Fransisco: Pearson Education.
Moore KL, Dalley AF, Agur AMR. 2010. Clinically Oriented Anatomy. 6th ed.
US : Wiiliams & Wilkins, A wolters Kluwer Business.
Netter, Frank H. 2014. ATLAS OF HUMAN ANATOMY 25th Edition. Jakarta:
EGC.

Sjamsuhidajat, De Jong. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC. Jakarta.


Snell, R.S. 2012. Anatomi Klinik Berdasarkan Sistem. Dialihbahasakan oleh
Suguharto L. Jakarta: EGC.

18

Anda mungkin juga menyukai