Pembimbing:
disusun oleh :
• Cayla Viestania S G4A020047
Terdapat defek pada septum interventrikuler kanan dan kiri. Karena ukuran VSD
ini cukup besar maka tekanan ventrikel kiri dapat sama besar dengan tekanan
ventrikel kanan. Secara klinis, pasien dengan Tetralogi Fallot mengalami
hambatan dalam pengosongan ventrikel kanan karena obstruksi pada arteria
pulmonale. Adanya defek pada septum ini memungkinkan darah dari ventrikel
kanan masuk ke ventrikel kiri dan masuk ke dalam aorta.
Stenosis pulmonal
Stenosis ini dapat bervariasi dalam ukuran dan distribusi, kelainan bias terdapat
infundubular, valvular, supravalvular, atau kombinasi, yang menyebabkan
obstruksi aliran darah ke dalam arteri pulmuner dapat pula terjadi atresia atau
hipoplasia. Pada beberapa individu, tingkat berbagai stenosis arteri perifer paru
terjadi, yang selanjutnya membatasi aliran darah paru.
Overriding aorta
• Serangan berat dapat memburuk menjadi tidak sadar dan kadang sampai
kejang atau hemiparesis.
• Mulainya biasanya spontan dan tidak dapat diramalkan
• Serangan disertai dengan pengurangan aliran darah pulmonal yang telah
terganggu yang bila lama berakibat hipoksia sistemik berat dan asidosis
metabolik
• Bayi yang hanya sianosis ringan pada saat istirahat sering lebih cenderung
untuk terjadi serangan hipoksik karena pada mereka tidak terjadi mekanisme
homeostatik
o Hiperpnea
Nafas cepat dan dalam terjadi akibat hipoksemia yang terjadi karena penurunan aliran
darah pulmonal. Penderita TOF dapat bermain aktif dalam waktu yang singkat
tetapi kemudian duduk atau berbaring akibat merasa sesak. Sikap yang khas
dilakukan anak-anak adalah posisi berjongkok untuk menghilangkan dyspnea yang
disebabkan oleh aktivitas fisik
o Pertumbuhan dan perkembangan bayi atau anak terhambat
Hipoksemia yang terjadi pada pasien dengan TOF yang belum dilakukan treatment,
menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan anak akibat
kurangnya suplai oksigen ke berbagai organ tubuh. Pubertas juga mungkin tertunda
pada pasien yang tidak menjalani operasi.
o Clubbing finger
Clubbing finger merupakan reaksi
kompensasi perifer tubuh terhadap
kebutuhan oksigen. Fenomena ini terjadi
pada anak dengan sianosis berat dan dalam
waktu yang lama.
o Polisitemia
Polisitemia adalah peningkatan kadar hemoglobin dalam darah yang merupakan
reaksi tubuh terhadap kebutuhan oksigen. Ginjal melepas eritropoeitin yang
menstimulasi pelepasan sel darah merah sebagai usaha memenuhi kebutuhan
oksigen dalam darah. Gejala ini selalu disertai dengan peningkatan hematokrit.
Diagnosis
• Gejala klinis
• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Fisik
Auskultasi Jantung :
- Bising sistolik keras nada rendah pd sela iga 4 line parasternalis kiri/VSD
- Bising sistolik nada sedang, bentuk fusiform, amplitudo maksimum pada akhir
sistole berakhir dekat S2 pada sela iga 2-3 lps kiri (stenosis pulmonalis).
- Stenosis pulmonalis ringan : bising kedua lebih keras dengan amplitudo
maksimum pada akhir sistole.
- - Stenosis pulmonalis berat : bising lemah, terdengar pada permulaan sistole.
S2 keras, tunggal, kadang terdengar bising kontinyu pada punggung
(pembuluh darah kolateral).
Darah :
Didapatkan kenaikan jumlah eritrosit dan hematokrit yang sesuai dengan derajat
desaturasi dan stenosis. Pasien TF dengan kadar hemoglobin dan hematokrt
normal atau rendah mungkin menderita defesiensi besi.
Pemeriksaan penunjang
Foto thorax :
Tampak jantung berbentuk sepatu kayu (apeks
terangkat, clog-like) dengan konus pulmonalis
cekung dan vaskularisasi paru menurun
• Penderita baru dengan kemungkinan tetralogi Fallot dapat dirawat jalan bilamana termasuk
derajat I, II, atau III tanpa sianosis maupun dispneu berat.
• Penderita perlu dirawat inap, bila termasuk derajat IV dengan sianosis atau dispneu berat.
Rawat Inap
1. Derajat I
- Medikametosa : tidak perlu Operasi (rujukan ) perlu dimotivasi, operasi total dapat dikerjakan
kalau BB > 10 kg. Kalau sangat sianosis/ada komplikasi abses otak, perlu dilakukan operasi
paliatif.
- Kontrol : tiap bulan