Anda di halaman 1dari 18

Asupan Zat Besi Berhubungan dengan Perkembangan Anak Stu

nting Usia 6 - 36 Bulan di Semarang

Pembimbing:
dr. Desi Yulianti, Sp. A
Disusun Oleh :
Fani Rudiyanti G4A020052

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK | RSUD BANYUMAS


FAKULTAS KEDOKTERAN | UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2021
Outline
• Latar Belakang
• Hasil penelitian
• Pembahasan
• Kesimpulan
Latar Belakang
• Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi
pada 1000 Hari Pertama Kelahiran (HPK) (Kemekes, 2017)
• Stunting merupakan kondisi panjang badan atau tinggi tubuh yang kurang
dibandinkan usia nya dengan nilai panjang badan <-2 standar deviasi median
kurva WHO PB/U (WHO)
• Salah satu masalah gizi pada anak yaitu stunting (pendek). Salah satu faktor
penyebab stunting yakni asupan zat gizi.Defisiensi energi atau protein,
defisiensi mikronutrien, atau keduanya akan berisiko memiliki tumbuh
kembang yang buruk
• Skrining pada usia dini berperan dalam mengetahui ada tidaknya gangguan
perkembangan pada anak stunting.

(Riskesdas, 2018)
Metode Penelitian

• Jenis penelitian observasional dengan des • Kriteria inklusi adalah balita dengan usia
ain penelitian cross sectional 6–36 bulan, termasuk dalam kategori balita
stunting (Tinggi Badan/Umur < -2 Standar Dev
• Sampel : 71 anak usia 6-36 bulan di puske iasi) berdasarkan WHO Child Growth Standards
smas wilayah kerja Semarang Selatan, sela , bersedia mengikuti penelitian dengan menda
ma September—November 2020. Metode pengu patkan persetujuan dari orang tua (informed
mpulan sampel consecutive sampling. consent).
• Tes distribusi normalitas diukur menggun • Kriteria eksklusi adalah kelainan kongenita
akan tes Kolmogorov-smirnov dengan nilai l atau cacat fisik, menderita penyakit kroni
ρ value >0,05. s yang mengganggu metabolisme tubuh.
• Analisis bivariat menggunakan ujiMann Whi • Skrining pemeriksaan perkembangan dilakukan
tney dengan p < 0,05 serta analisis multi dengan metode Capute Scales oleh dokter spes
variat dengan menggunakan uji regresi lin ialis anak serta dilanjutkan dengan wawancar
ier dengan p < 0,05. a kuesioner serta food recall 3 x 24 jam ole
h enumerator.
Con’t…….

• Pendidikan ibu dikategorikan dengan


rendah (≤SMP) tinggi (≥SMA).
• Pekerjaan ibu dikategorikan menjadi tidak
bekerja apabila sebagai ibu rumah tangga
dan bekerja apabila setiap hari bekerja
tetap di luar rumah.
• Pendapatan keluarga di golongkan
menjadi rendah (< UMR Kota Semarang)
dan Cukup (≥ UMR Kota Semarang).
• Asupan zat gizi dianalisis menggunakan Next
software Nutrisurvey 2007 kemudian di
kategorikanmenjadi asupan rendah jika Data yang di peroleh kemudian dianalisis secara statistik
<80% AKG (Angka Kecukupan Gizi) dan menggunakan program komputer. Analisis univariat
cukup jika ≥80% AKG. untuk melihat distribusi frekuensi data subjek dan orang
tua subjek
Hasil Penelitian

Hasil analisis bivariat diketahui Terdapat hubungan


bahwa tidak terdapat hubungan signifikan antara asupan zat
yang signifikan antara asupan besi dengan perkembangan
energi, protein, lemak, balita stunting (p<0,05).
pendidikan ibu, pekerjaan ibu Pada analisis multivariat
dan penghasilan keluarga regresi linier diketahui
dengan perkembangan balita bahwa asupan zat besi
stunting (p>0,05). berhubungan positif dengan
perkembangan anak
(p<0,05).
Pembahasan

Kekurangan zat gizi selama 1000 hari kehidupan atau


Stunting atau kerdil didefinisikan sebagai tinggi usia dua tahun maka akan menghambat perkembangan
menurut usia yang kurang dari -2 standar deviasi anak. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga
WHO asupan gizi yang tepat selama masa kehamilan hingga
usia anak dua tahun.

Faktor risiko terjadinya, antara lain, usia anak, jenis Insiden stunting berkaitan dengan asupan zat gizi
kelamin laki-laki, pendidikan ibu,rendahnya makro dan mikro pada balita. Kekurangan zat gizi
pendapatan keluarga pada anak stunting -->perkembangan motorik yang
buruk--> tingkat aktivitas rendah, serta sikap apatis
dan kurang berminat pada lingkungan

Asupan gizi berperan penting dalam perkembangan Anak dengan asupan energi kurang berisiko 1,24 kali lebih
otak. Perkembangan otak anak berhubungan dengan tinggi mengalami stunting dibandingkan dengan anak yang
konsumsi zat gizi yang sebagian besar terjadi pada memiliki asupan energi cukup kekurangan konsumsi
seribu hari kehidupan. karbohidrat juga berisiko 1,7 kali lebih besar mengalami
stunting.
Zat Besi

AKG zat besi Fungsi zat besi Sumber zat besi

• Sebagai pengangkut oksigen • Daging sapi, kambing, ayam, atau


• Usia 0-6 bulan membutuhkan 0,3
dari paru-paru ke jarigan tubuh ikan.
mg zat besi per hari (terpenuhi
• Pengangkut elektron dalam sel • Hati ayam atau hati sapi.
melalui ASI eksklusif)
• Ikut serta dalam berbagai reaksi • Telur.
• Usia 7-11 bulan membutuhkan 7-11
enzim dalam jaringan tubuh • Sayuran, seperti bayam, keciwis,
mg zat besi per hari
• Usia1-3 tahun (batita) brokoli, kacang merah dan kedelai.
• Sereal yang difortifikasi zat besi.
membutuhkan 7 mg zat besi per
hari.

Kemenkes, 2017
Gambaran Klinis Defisiensi Zat Besi
• Kulit pucat
• Tidak nafsu makan
• Lemah dan lesu .
Tampak kurang aktif
atau jarang mau
bermain.

• Berat badan tidak


bertambah atau sulit
naik Memiliki sistem
• Lidah membesar kekebalan tubuh yang
atau bengkak. lemah atau sering
terkena infeksi.
Penyebab Stunting
Dampak Stunting

• Postur pendek saat dewasa


• Resiko obesitas dan penyakit lain
meningkat
• Kapasitas belajar kurang optimal
Jangka Pendek • Produktivitas dan kapasitas kerja tidak
optimal

• Peningkatan angka morbiditas & Jangka Panjang


mortalitas
• Perkembangan kognitif, motorik, dan
verbal anak tidak optimal
• Peningkatan biaya kesehatan
Penanganan Stunting
Intervensi Gizi Spesifik
Intervensi Gizi Sensitif
Upaya Penanggulangan Stunting

PolaAsuh Pola Makan Air Bersih &


Sanitasi
• Pemberian pengetahuan tentang kesehatan & • Pemberian makanan sesuai pola Isi • Air Bersih
gizi Piringku • Jamban Keluarga
• Inisiasi Menyusu Dini (IMD) KOMPONENISI PIRINGKU • Cuci Tangan Pakai Sabun
• ASIeksklusif selama 6 bulan
• Melanjutkan menyusui sampai usia 2 tahun atau
lebih & pemberianMP-ASI
• Layanan kesehatan yang baik seperti
posyandu, imunisasi

Kemenkes, 2017
Kesimpulan
Penelitian ini menyimpulkan bahwa asupan zat
besi berhubungan signifikan serta merupakan
faktor predominan terhadap perkembangan anak
stunting usia 6–36 bulan
Thank you for
listening to

Anda mungkin juga menyukai