Pembimbing:
dr. Desi Yulianti, Sp. A
Disusun Oleh :
Fani Rudiyanti G4A020052
(Riskesdas, 2018)
Metode Penelitian
• Jenis penelitian observasional dengan des • Kriteria inklusi adalah balita dengan usia
ain penelitian cross sectional 6–36 bulan, termasuk dalam kategori balita
stunting (Tinggi Badan/Umur < -2 Standar Dev
• Sampel : 71 anak usia 6-36 bulan di puske iasi) berdasarkan WHO Child Growth Standards
smas wilayah kerja Semarang Selatan, sela , bersedia mengikuti penelitian dengan menda
ma September—November 2020. Metode pengu patkan persetujuan dari orang tua (informed
mpulan sampel consecutive sampling. consent).
• Tes distribusi normalitas diukur menggun • Kriteria eksklusi adalah kelainan kongenita
akan tes Kolmogorov-smirnov dengan nilai l atau cacat fisik, menderita penyakit kroni
ρ value >0,05. s yang mengganggu metabolisme tubuh.
• Analisis bivariat menggunakan ujiMann Whi • Skrining pemeriksaan perkembangan dilakukan
tney dengan p < 0,05 serta analisis multi dengan metode Capute Scales oleh dokter spes
variat dengan menggunakan uji regresi lin ialis anak serta dilanjutkan dengan wawancar
ier dengan p < 0,05. a kuesioner serta food recall 3 x 24 jam ole
h enumerator.
Con’t…….
Faktor risiko terjadinya, antara lain, usia anak, jenis Insiden stunting berkaitan dengan asupan zat gizi
kelamin laki-laki, pendidikan ibu,rendahnya makro dan mikro pada balita. Kekurangan zat gizi
pendapatan keluarga pada anak stunting -->perkembangan motorik yang
buruk--> tingkat aktivitas rendah, serta sikap apatis
dan kurang berminat pada lingkungan
Asupan gizi berperan penting dalam perkembangan Anak dengan asupan energi kurang berisiko 1,24 kali lebih
otak. Perkembangan otak anak berhubungan dengan tinggi mengalami stunting dibandingkan dengan anak yang
konsumsi zat gizi yang sebagian besar terjadi pada memiliki asupan energi cukup kekurangan konsumsi
seribu hari kehidupan. karbohidrat juga berisiko 1,7 kali lebih besar mengalami
stunting.
Zat Besi
Kemenkes, 2017
Gambaran Klinis Defisiensi Zat Besi
• Kulit pucat
• Tidak nafsu makan
• Lemah dan lesu .
Tampak kurang aktif
atau jarang mau
bermain.
Kemenkes, 2017
Kesimpulan
Penelitian ini menyimpulkan bahwa asupan zat
besi berhubungan signifikan serta merupakan
faktor predominan terhadap perkembangan anak
stunting usia 6–36 bulan
Thank you for
listening to