ANEMIA DEFISIENSI BESI

Oleh :
SISILIA T J S S G4A020008
ELMA WILIANDINI G4A020043

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK | RSUD BANYUMAS

FAKULTAS KEDOKTERAN | UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2020
INTRODUCTION

Iron Deficiency (ID) dan Iron Deficiency Anemia (IDA) masih

menjadi salah satu masalah yang dialami oleh berbagai negara
baik negara maju maupun negara berkembang.

Iron Deficiency Anemia (IDA) menjadi penyebab umum anemia

pada anak.
 DEFINITION

Anemia Iron Deficiency (ID) Iron Deficiency

Anemia (IDA)
Konsetrasi Hb Suatu kondisi dimana tubuh
tidak memiliki zat besi yang
< 11,0 g/dL cukup untuk mempertahankan Anemia yang terjadi akibat
(anak laki-laki dan fungsi fisiologi (simpanan dari Iron deficiency (ID)
perempuan) besi) atau kondisi dimana
usia 12 hingga 35 bulan. tubuh tidak adekuat
mengabsorbsi zat besi.
 < 1 tahun 2 – 5 tahun

E BBLR Asupan zat besi inadekuat

T
I Prematuritas Obesitas

O
L ASI eks. tanpa zat besi Infeksi kronik

O
G Susu Formula tanpa zat besi Malabsorbsi

Y
Anemia selama kehamilan Blood Loss
DIAGNOSIS
Penegakkan diganosis IDA tidak hanya pada satu parameter hasil lab, tetapi
membutuhkan hasil lab lainnya meliputi
PREVENTION
• ASI  2 mg/kg/hr sejak usia 1 bulan – 12 bulan
• Susu Formula  1,8 – 2,2 mg/kg/hr dengan asumsi asupan
Preterm Infants formula 150 ml/kg/hr

• ASI  1 mg/kg/hari dimulai usia 4 bulan sampai bayi

mendapatkan makanan pendamping
Term • Susu Formula  sudah mengandung 12 mg/L zat besi

• Kebutuhan 7 mg/hr
• Bisa didapat dari makanan yang mengandung zat besi
Toddlers • Jika balita tidak dapat mengkonsumsi makan tinggi zat besi
dapat diganti dengan Sulfat dan tablet Fe (tetes, cairan,
tablet)
ID AND NEURODEVELOPMENT

• Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara IDA pada masa bayi dan
defisit kognitif di kemudian hari.

• Diketahui bahwa zat besi sangat penting untuk perkembangan saraf (dalam
penelitian yang dilakukan pada hewan). ID mempengaruhi metabolisme energi
saraf, metabolisme neurotransmiter, mielinisasi, dan fungsi memori.