D DENGAN POST
LAPARATOMI DAN KOLOSTOMI A/I CA RECTI
DI RUANG PERAWATAN UMUM 5020
RUMAH SAKIT UMUM HERMINA
BEKASI
Disusun Oleh:
ARFATIL
HUDA NRP :
16029
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar belakang........................................................................................1
B. Tujuan...............................................................................................3
C. Manfaat penelitian...........................................................................4
BAB III..............................................................................................................24
A. Pengkajian....................................................................................24
B. Diangnosa keperawatan...........................................................48
C. Perencanaan..............................................................................48
D. Implementasi……………………………………………………………............. 56
E. Evaluasi..............................................................................................60
BAB IV PEMBAHASAN..............................................................................65
BAB V PENUTUP.........................................................................................71
A. Kesimpulan.........................................................................................71
B. Saran...................................................................................................72
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................73
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker kolon ditujukan pada tumor ganas yang ditemukan di kolon dan
rektum. Kolon dan rektum adalah bagian dari usus besar pada sistem
berada di bagian proksimal usus besr dan rektum di bagian distal sekitar 5-7
menghasilkan energi bagi tubuh dan membuang zat-zat yang tidak berguna
diabetes tipe 2, pola makan, kurang akitivitas fisik, obesitas, merokok dan
rectum sehingga angka insidensi kejadian kanker kolon dan rectum juga
dan 49.960 mengalami kematian dengan CFR 33,57%. Pada tahun 2014 di eropa
terdapat 2.886.800 kasus dan 1.711.000 kematian karena kanker dengan CFR
59,27%, kanker kolon menduduki peringkat kedua pada angka insiden dan
mortalitas. Insidens kanker kolon di Indonesia cukup tinggi, demikian juga angka
kematiannya. Pada tahun 2014 kanker kolon menduduki peringkat kedua pada
kasus kanker yang terdapat pada pria, sedangkan pada wanita kanker kolon
menduduki peringkat ketiga dari semua kasus kanker. Kaker kolon dan rectum
juga menduduki peringkat tinggi dirumah sakit hermina bekasi. Berdasarkan data
6 bulan terakhir pasien pasien rawat inap dengan colon dan recti berjumlah 54
tergantung pada tingkat penyebaran dan lokasi tumor itu sendiri. Salah satu
kolostomi.
dinding abdomen dengan cara dan tekhnik yang baik (Wibowo S, 2010).
dan prosedur medis. Pada pasien laparatomi nyeri yang hebat merupakan
gejala sisa yang diakibatkan oleh operasi pada regio intraabdomen. Sekitar 60%
pasien menderita nyeri yang hebat, 25% nyeri sedang dan 15% nyeri ringan
(Nugroho, 2010). Nyeri laparatomi akan meningkat
jika dilakukan pembedahan tambahan seperti pembentukan kolostomi.
usus besar (Smeltzer & Bare, 2012). Santos (2010) dalam Simanjuntak &
dapat berdampak pada perubahan peran, harga diri, bodyimage, seksual dan
bahwa 50% pasien merasa tubuh mereka berada di luar kontrol, 45%
merasakan bahwa stoma mengatur hidup mereka, 47% merasa hilang rasa
percaya diri, dan 55% merasa bahwa tidak ada seorang pun yang dapat
A. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Bekasi
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penulisan laporan ilmiah akhir ini adalah:
B. Manfaat Penulisan
Beberapa manfaat dalam penulisan laporan ilmiah akhir ini sebagai berikut:
colostomi
b. Bagi Institusi
Hasil penulisan laporan ilmiah akhir ini dapat menjadi perbandingan dalam
c. Bagi pengetahuan
TINJAUAN TEORITIS
1. ANATOMI KOLON
a. Caecum
dan 7,5 cm. Caecum terletak pada fossa iliaca kanan di atas setengah
b. Appendix Vermiformis
Appendix Vermiformis berupa pipa buntu yang berbentuk cacing dan
(Moore, 2002).
c. Colon ascendens
membelok ke kiri pada flexura coli dextra untuk beralih menjadi colon
coli dextra terjadi melalui arteri ileocolica dan arteri colica dextra, cabang
arteri mesenterica superior. Vena ileocolica dan vena colica dextra, anak
d. Colon transversum
Colon transversum merupakan bagian usus besar yang paling besar dan
juga darah melalui arteri colica dextra dan arteri colica sinistra.
e. Colon descendens
iliaca sinistra dan disini beralih menjadi colon sigmoideum (Moore, 2002).
f. Colon sigmoideum
2002).
2. Fisiologi Kolon
Fungsi utama kolon adalah absorbsi air dan elektrolit dari kimus untuk
membentuk feses yang padat dan penimbunan bahan feses sampai dapat
masuk setiap hari dari ileum menjadi tinja semipadat dengan volume sekitar
penyimpanan feses sampai waktu yang tepat untuk ekskresi feses dan oleh
karena itu disebut kolon penyimpanan. Banyak bakteri, khususnya basil kolon,
3. Histologi Kolon
Dinding usus besar terdiri dari empat lapisan yaitu mukosa, sub mukosa,
muskularis eksterna dan serosa. Mukosa terdiri atas epitel selapis silindris,
Usus besar tidak mempunyai plika dan vili, jadi mukosa tampak lebih rata
daripada yang ada pada usus kecil (Sudoyo, 2006). Submukosa di bawahnya
mengandung sel dan serat jaringan ikat, berbagai pembuluh darah dan saraf.
maupun kolon sigmoid melekat ke dinding tubuh oleh mesenterium, oleh karena
itu, serosa menjadi lapisan terluar pada kedua bagian kolon ini. Di dalam
mesenterium terdapat jaringan ikat longgar, sel-sel lemak, pembuluh darah dan
1. KARSINOMA RECTI
1) Defenisi
Kolon dan rektum adalah bagian dari usus besar pada sistem pencernaan yang
disebut juga traktus gastrointestinal. Lebih jelasnya kolon berada di bagian
proksimal usus besr dan rektum di bagian distal sekitar 5-7 cm di atas anus.
Kolon dan rektum merupakan bagian dari saluran pencernaan atau saluran
dan membuang zat-zat yang tidak berguna (Siregar, 2007). Zhang (2008)
kematian akibat kanker di Amerika Serikat baik pria maupun wanita. ( Amerika
Cancer Sosiety,2013)
Karsinoma rekti merupakan salah satu dari keganasan pada colon dan
rectum yang khusus menyerang bagian recti yang terjadi akibat gangguan
proliferasi sel epitel yang tidak terkendali. ( Soeparman & Waspadji, 2010 )
jaringan abnormal yang ganas terdiri dari sel-sel epitel yang cenderung
a. Usia
Individu dengan usia dewasa muda dapat terkena karsinoma
b. Polip Kolon
Polip adalah suatu massa seperti tumor yang menonjol ke dalam lumen
mukosa yang abnormal. Polip ini bersifat nonneoplatik dan tidak memiliki
potensi keganasan. Polip yang terbentuk akibat proliferasi dan displasia epitel
c. Ulseratif Kolitis
Ialah penyakit ulserasi dan inflamasi akut atau kronis dari rektum dan
kolon dengan tanda-tanda yang khas yaitu adanya diare, perdarahan per rektal,
nyeri di perut, anoreksia dan penurunan berat badan. Kolitis ulserative sering
juga menyebabkan terjadinya karsinoma dari kolon dan paling banyak terdapat
d. Penyakit Crohn’s
secara primer merupakan inflamasi yang terbatas pada selaput lendir kolon.
resiko kejadian karsinoma kolon pada Crohn’s lebih besar (Sjamsuhidajat & de
Jong, 2011).
dari 10 persen
dari semua pasien yang terkena kanker adalah karena pewarisan gen. Individu
lebih tinggi dari pada individu pada kelompok usia yang sama tanpa riwayat
f. Diabetes Tipe 2
menunjukkan beberapa faktor resiko yang sama seperti kelebihan berat badan
g. Pola Makan
dalam diet merupakan faktor resiko kanker kolon (Sjamsuhidajat & de Jong,
2011).
Jika individu tidak aktif secara fisik, maka individu tersebut memilki
fisik adalah salah satu upaya untuk mengurangi risiko terkena penyakit kanker
i. Obesitas
kenaikan resiko 15% karsinoma kolon pada orang yang overweight dibanding
j. Merokok
Meskipun penelitian awal tidak menunjukkan hubungan merokok dengan
jangka lama (periode induksi 30-40 tahun) mempunyai risiko relatif 1,5-3 kali
(Sjamsuhidajat, 2004).
k. Konsumsi Alkohol.
2004).
3) Manifestasi Klinis
adalah :
a. Obstruksi kolon
mengeluh tidak bisa flatus,BAB keras, BAB seperti taik kambing, bab
pada dinding intestinal dapat melebihi tekanan kapiler, dan darah yang
iskemia dan nekrosis. Pada situasi ini pasien akan mengeluhkan nyeri
tenderness dan
menurunnya atau menghilangnya suara usus. Jika tidak di terapi segera,
sepsis.
c. Gejala lain
gejala lain yang sering timbul pada pasien ca recti adalah : Anemi
Keletihan.
4) Patologi
a. Makroskopis
atau vegetatif tumbuh menonjol ke dalam lumen usus, berbentuk bunga kol dan
kolon desendens, sigmoid dan rektum. Bentuk ulseratif terjadi karena nekrosis di
bagian sentral terdapat di rektum. Pada tahap lanjut, sebagian besar karsinoma
2011).
b. Mikroskopis
lumen kelenjar atau ke dalam intestisium dinding usus. Karena sekresi ini
a) Adenokarsinoma
b) Adenosquamous karsinoma
c) Mucinous adenokarsinoma
f) Undifferentiated carcinoma
g) Medullary carcinoma
d. Metastase
arah oral dan aboral. Di daerah rektum penyebaran ke arah anal jarang melebihi
1997).
5) Diagnosis
a. Anamnesis
kolon kiri berbeda dengan kanan. Gejala dan tanda dini karsinoma kolorektal
tidak ada. Umumnya, gejala pertama timbul karena penyulit, yaitu gangguan faal
pemeriksaan colok dubur ini yang harus dinilai adalah keadaan tumor dan
c. Pemeriksaan Penunjang
a) Endoskopi
dapat dilakukan dengan persiapan yang minim dan lebih nyaman bagi pasien.
Enam puluh persen dari semua tumor usus besar dapat terlihat secara langsung
menggunakan alat ini (Price & Wilson, 2006). Kolonoskopi adalah pemeriksaan
Untuk menilai metastase kelenjar getah bening akurasi CT-Scan adalah 65%,
c) Barium Enema
enema barium bersifat akurat hingga 90% pemeriksaan (Price & Wilson, 2006).
CEA adalah sebuah glikoprotein yang terdapat pada permukaan sel yang
masuk ke dalam peredaran darah dan digunakan sebagai marker serologi untuk
metastase ke hepar. CEA terlalu insensitif dan non spesifik untuk bisa
6) Penatalaksanaan
a. Pembedahan
nonkuratif. Tindak bedah terdiri atas reseksi luas karsinoma primer dan kelenjar
limf regional. Bila sudah terjadi metastasis jauh, tumor primer akan di reseksi
b. Radiasi
pemberian terapi radiasi, yaitu dengan radiasi eksternal dan radiasi internal.
dimana radiasi tingkat tinggi secaratepat diarahkan pada sel karsinoma. Terapi
c. Kemoterapi
Dalam beberapa tahun terakhir ini, sudah banyak kemajuan yang dicapai
diperluas dengan diterimanya irinotecan sebagai terapi lini pertama pada tahun
1996, oxaliplatin pada tahun 2004 dan capecitabine (tahun 2004) sebagai
2. LAPARATOMI
menutup dinding abdomen dengan cara dan tekhnik yang baik (Wibowo S,
2001).
jaringan parut.
Jenis insisi abdomen antara lain:
yang minimal, struktur intra dan retroperitonium dapat dicapai dan mudah
dikeluarkan.
seksio sesarea, terutama pada pasien yang kurus. Metode ini kurang
sesuai untuk prosedur yang memerlukan paparan yang luas atau pada
pasien obesitas.
Paramedian¸yaitu: sedikit ke tepi dari garis tengah ( 2,5 cm ) dan panjang 12,5
cm) , Transverse upper abdomen incision, yaitu: insisi dibagian atas, misalnya
(Jitowiyono, 2010).
Blooding),sumbatan pada usus halus dan besar, dan massa pada abdomen
fisik dilakukan segera setelah operasi dengan latihan napas dan batuk efektif,
operasi dengan latihan napas, batuk efektif, dan mobilisasi dini. Perawatan post
operasi, takut dan keterbatasan LGS (Lingkup Gerak Sendi), Functional limitation
aktivitas yang terganggu karena keterbatasan gerak akibat nyeri dan prosedur
medis. Nyeri yang hebat merupakan gejala sisa yang diakibatkan oleh operasi
pada regio intraabdomen. Sekitar 60% pasien menderita nyeri yang hebat, 25%
4. KOLOSTOMI
a. Definisi
buatan antara colon dengan permukaan kulit pada dinding perut. Hubungan ini
Colostomy adalah sebuah lubang buatan yang dibuat oleh dokter ahli
2011).
Kolostomi Permanen
d. Perawatan kolostomi
laparotomi, perawat harus selalu memonitor kondisi luka dan segera merawat
stoma tetap kering, hal ini penting untuk menghindari terjadinya iritasi pada kulit
Kulit sekitar stoma yang mengalami iritasi harus segera diberi zink salep
atau konsultasi pada dokter ahli jika pasien alergi terhadap perekat kantong
kolostomi. Pada pasien yang alergi tersebut mungkin perlu dipikirkan untuk
1. Pengkajian
a. Identitas Klien :
b. Keluhan utama
c. Riwayat Penyakit
dan berlendir, tidak BAB tidak ada flatus, perutnya terasa sakit
tersebut.
jumlah. Pada kedua pola ini juga dikaji ada kesulitan atau tidak.
e) Pola Aktivitas
Donna D, 1995).
Dampak yang timbul pada klien ca kolon adalah rasa cemas, rasa
Diagnosa Keperawatan
Kurang aktivitas fisik pola makan tidak kurang asupan buah riwayat
Mortilitas usus
kadar lemak zat antioksidan polip
dalam
Feses menjadi ganas
Perlindungan sel
Feses terhan mengubah flora mnjadi dari efek karsinogen merusak jaringan sel
46
Kehilangan fungsi kolon meransang serabut syaraf nyeri stres psikologis
Penatalaksanaan
Konservatif pembedahan
Kemoterapi
Radiasi adanya luka post op adanya kantong stoma
kesalahan
Didaerah abdomen
saat
pembedahan
Efektif resiko
perdaraha
n
47
Rambut rontok kerusakan integritas kulit
48
Resiko unfeksi nyeri gangguan citra
tubuh
Dx gangguan citra
tubuh
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
b. Pemberian Analgesik
Aktivitas :
o Menentukan lokasi, karakteristik,
mutu dan intensitas nyeri
sebelum mengobati pasien
o Periksa order medis untuk obat,
dosis dan frekuensi yang
ditentukan
o Cek riwayat alergi obat
o Tentukan pemberian analgesic
yang sesuai, rute dan dosis optimal
o Memeberikan perawatan yang
dibutuhkan dan aktifitas lain yang
memberikan efek relaksasi
sebagai respon dari analgesic
o Cek pemberian analgesic selama 24
jam untuk mencegah
terjadinya puncak nyeri tanpa
rasa sakit
2 Resiko Infeksi a. Status imun a. Kontrol infeksi
Definisi : Keadaan yang mana Indikator :
seseorang beresiko terserang Tidak terdapat Aktivitas :
organisme penyebab kanker infeksi berulang o Bersihkan lingkungan setelah
yang meningkat. Status respirasi sesuai digunakan
Factor resiko : yang diharapkan o Batasi pengunjung
- Prosedur invasif Suhu tubuh DBN
o Gunakan sabun
- Ketidakcukupan Integritas kulit
antimikroba untuk mencuci
pengetahuan untuk Integritas mukosa
tangan
menghindari paparan Tidak didapatkan
pathogen o Cuci tangan sebelum dan
fatigue kronis
sesudah tindakan keperawatan
- Tidak adekuat pertahanan
sekunder (penurunan Hb, o Tingkatkan intake nutrisi
leukopenia, penekanan b. Kontrol resiko dan cairan
respon inflamasi) Indikator : o Berikan antibiotic bila perlu
- Tidak adekuat pertahanan Memantau faktor
o Observasi dan laporkan tanda
tubuh primer (kulit tidak resiko lingkungan
dan gejal infeksi seperti
utuh, trauma jaringan, Memantau faktor
kemerahan, panas, nyeri,
penurunan kerja silia, cairan resiko kebiasaan
tumor
tubuh statis, perubahan pribadi
o Catat dan laporkan
sekresi PH, perubahan Menentukan strategi
peristaltik) hasil laboratorium,
control resiko
- Penyakit kronis o Gunakan strategi untuk
Modifikasi gaya hidup
untukmengontrol mencegah infeksi nosokomial
b. Perawatan Luka :
Aktivitas :
o Ganti balutan
TINJAUAN KASUS
yang dilakukan.
A. Pengkajian
1. Data Biografi
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. D
No CM : c 458536
24
Alamat Pasien : Jl. Patria jaya Rt
2. Anamesa
kistectomi dan
angkat rahim 6 tahun yang lalu (2014) di RS A. Pasien juga
2019. Tiga bulan yang lalu tepat maret 2020 pasien juga dirawat
3. Pemeriksaan Fisik
b. Kesadaran : Komposmentis
d. BB : 37 kg
4. Pengkajian Persistem :
a. Saraf pusat
b. Persepsi sensori
3) Pupil : isokor
c. Sistem genitourinaria
1) Kebersihan : bersih
d. Sistem produksi
1) Sirkumsisi : tidak
e. Sistem integrumen
3) Integritas : baik
f. Sistem muskkuloskletal
g. Kardiovaskular
5) Pulsasi : Kuat
h. Respirasi
i. Gastrointestinal
B. Pengkajian Umum
a. Sensorik
b. Kognitif
c. Motorik
1. Bicara : Normal
2. Bahasa : Indonesia
3. Penerjemah : Tidak
D. Spritual
1. Agama : Islam
inap : Tidak
E. Sistem sosial
gorengan.
b. Selama sakit
menghabiskan ½ porsi.
direncanakan : ada
pulang ? : Ya
inkouitinitas jaringan
insisi bedah
3. Farmasi : Ya
4. Wound care : ya
5. Pain manageman : ya
6. Lain-lain : Tidak
K.Data penunjang
Laboratorium
Hematologi
Hematokrit 25.0 35 – 47 %
Kimia darah
Hati
Penanda tumor
Haemostasis
PT
15.50 10.00 – 15.00 Detik
Pasien
13.10 9.7 – 14.6 Detik
Kontrol
APTT
30.00 26.30 – 40. 30 Detik
Pasien
34.80 28.9 – 41.6 Detik
Kontrol
Tanggal 23 /07/2020 (pre laparatomy dan kolonostomy )
Hematologi
Hematokrit 34.3 35 – 47 %
Kimia darah
Hati
Haemostasis
PT
14.90 10.00 – 15.00 Detik
Pasien
13.70 9.7 – 14.6 Detik
Kontrol
APTT
28.60 26.30 – 40. 30 Detik
Pasien
32.60 28.9 – 41.6 Detik
Kontrol
Diabetes Melitus
63 < 100 Bukan DM g/dl
GDS
Elektrolit
mmol/
Tanggal 02 /07/2020
Penanda tumor
Tgal 28/06/2020
Hasil colonoskopy
Scope masuk ± 9 cm
mukosa.
berdiferensiasi sedang.
L. Penatalaksanaan
Terapi Dosis
Cefxon 1 x 2 gr
Topazol 2 x 40 mg
Tofedek 2 x1
Ondancentron 3 x 4 mg
3x1
As traneksamat
3x1
Vit k
3x1
Vit c
3x1
Primperan
3x1
Alinamin f
Ivfd Rl 500/ 8 ja
M. Data fokus
mual ada, muntah tidak ada. pasien mengatakan skala nyeri pada
mengatakan mendapat diet cair dan diet yang dikasih rumah sakit
marcain.
Analisa data
tanggal
ditemukan
kolostomy bedah
- Pasien mengatakan
nyeri meningkat
setiap bergerak
- Pasien mengatakan
nyeri tidak
menetap
- Pasien mengatakan
mengatakan saat
tetap terasa
- Pasien
mengatakan
tidurnya terganggu
dirasakan
- Pasien mengatakan
nyeri seperti di
tusuk- tusuk
menjalar ke
punggung durasi
DO:
- Td 100/ 70
- Nadi : 98 – 103
- RR : 28 x/menit
- Suhu 37.1
- Ekpresi wajah
tegang, meringis
keluar saat
menahan nyeri
- Terdapat luka
laparatomy di
abdomen, ukuran
kuadran 3.
- Pasien
mengatakan
tidurnya terganggu
dirasakan
DO:
- Td 100/ 70
- Nadi : 98 – 103
- RR : 28 x/menit
- Suhu 37.1
- Ekpresi wajah
tegang, meringis
49
- Keringat dingin pasien
50
keluar saat
menahan nyeri
- P: Nyeri didaerah
abdomen
daerah
laparatomy dan
kolostomy
- Q : Nyeri
seperti ditusuk-
tusuk
- R: Nyeri dirasakan
menjalar kepunggung
- S: skala nyeri 7-
8 T: durasi > 30
menit
2. Perubahan nutrisi 27/07/20 Perubahan a. Menunjukkan a. Kaji kebutuhan 29/7/20
kurang dari nutrisi kenaikan BB stabil nutrisi dan
Sr. Arfatil kurang kebutuhan Sr. Arfatil
kebutuhan tubuh b/d dari makan pasien
kebutuhan b. Nafsu makan
intake yang tidak b. Kaji adanya
tubuh meningkat,
mual, muntah
adekuat teratasi porsi makan
distensi
setelah habis
abdomen
c. Pasien tidak
DS : dilakukan mengeluh c. Auskultasi bising
- Pasien tindakan mual muntah usus, catat
keperawata bising usus
mengatakan n selama 3 d. Pasien dapat d. Timbang BB
badannya x24 jam beradaptasi
setiap hari sesuai
(Hb, Ht, Alb)
terasa lemas indikasi
dalam batas
e. Auskultasi bising
- Kelurga dan normal usus, catat
pasien adanya nyeri
mengatakan abdomen/ perut
kembung, mual
nafsu makan
dan muntah
menurun f. Kaji makanan yang
semenjak 3 bulan disukai oleh klien
sebelum masuk g. Libatkan keluarga
pasien pada
rumah sakit pencernaan
- Keluarga dan makanan diit
pasien meliputi
penggantian daftar
mengatakan
menu
berat badan klien h. Observasi tanda-
menurun dari 42 tanda hipoglikemia
seperti: tingkat
kg menjad 32kg
kesadaran, kulit
DO : lembab, denyut
- Pasien tampak nadi cepat, lapar
i. Berikan penkes
lemah
pentingnya
- Konjungtiva nutrisi yang
adekuat
j. Pantau hasil
anemis pemeriksaan
- Mata cekung laboratorium
pemeriksaan
- Pasien tampak
gula darah
kurus k. Berikan obat sesuai
- Diet yang dengan indikasi
pemberian insulin
diberikan MC 6x
l. Konsultasi
200 kkal, habis dengan ahli gizi
1/ 2 dari diet
yang diberikan
- Mulut pucat
dan mukosa
kering
- Keadaan
umum pasien
lemah
- Hb : 10.8g/dl
- Albumin : 3.0 g/dl
- BB : 32 kg
- TB : 155 cm
- IMT : 13.3
3. Resiko tinggi 27/07/20 Infeksi tidak a. Tanda-tanda vital a. Monitor TTv dan 29/7/20
infeksi b/d Sr. Arfatil terjadi dalam batas catat adanya
Sr.
pertahanan primer setelah normal peningkatan suhu arfatil
yang tidak adekuat dilakukan b. Tanda-tanda b. Observasi tanda-tanda
tindakan infeksi tidak ada infeksi dan peradangan
keperawata c. Luka kering bebas, seperti demam,
DS : n selama 3 eritema, purulen, kemerahan, adanya
x24 jam
- Pasien demam, bengkak pus pada luka, urin
mengatakan dan nyeri warna keruh dan
d. Leukosit dalam berkabut
post dilakukan
batas normal 10 c. Pertahankan teknik
operasi ribu/ul aseptik untuk
laparatomy setiap tindakan
d. Berikan perawatan kulit
- Pasien
dengan teratur,
mengatakan massage daerah tulang
klien juga yang tertekan, jaga kulit
tetap kering
terpasang
e. Libatkan keluarga untuk
colostomy pencegahan dengan
- Pasien cuci tangan yang baik
mengatakan pada semua orang
yang berhubungan
klien juga dengan pasien
terpsang drain f. Berikan penkes
diperut bagian tentang tanda dan
gejala infeksi dan
kanan
pentingnya
DO : pencegahan infeksi
g. Berikan antibiotik sesuai
- Terdapat luka
laparatomy
post
operasi hari ke intrusi dokter
1sepanjang 12
cm pada
abdomen klien
- Pasien terpasang
colostomy
diabdomen
bagian kiri
- Warna stoma
klien merah
- Pasien
terpasang drain
diabdomen
sebelah kanan
- Cairan drain ±
25 cc
- Leokosit
klien
28,1.10³/mm³
- Hemoglobin 10.
8 g/dl
- Pus (-)
- S : 37,3
4. Ganguan konsep diri 27/07/20 Gangguan a. Klien menunjukan a. Dorong pernyataan saat 29/07/20
Sr. Arfatil konsep diri gerak penerimaan ini dan harapan yang Sr Arfatil
b/d prosedur bedah teratasi diri dalam situasi akan datang . berikan
setelah b. Pengenalan dukungan emosional
yang merubah dilakukan perubahan dalam bila balutan bedah
tindakan konsepdiri tanpa diangkat
gambaran diri
keperawata menegatifkan b. Indentifikasi peran
n selama 3 x
harga diri sebagai wanita, istri,
24 jam
c. Menyusun tujuan ibu, wanita karir atau
Ds : yang realistic dan yang lainnya
- Pasien secara aktif c. Dukung klien
mengatakan berpartipasi dalam untuk
program terapi mengekpresikan
malu dengan
perasaan : marah,
keaadannya bermusuhan atau
sekarang berduka
d. Berikan dukungan
- Pasien
positif peningkatan dan
mengatakan partisipasi dalam
dirinya jelek dan perawatan diri
e. Diskusikan dan rujuk
bau karena
ke kelompok
pasien terpasang pendukung untuk
kolostomy orang terdekat
- Pasien sering f. Kolaborasi dokter
untuk menjelaskan
penyakit,prognosadan
bertanya ulang
pengobatan.
mengenai
kolostomy
yang terpasang
Do :
- Pasien
terpasang
kolostomy
- Pasien sering
menutupi
kolostomynya
dan tidak mau
dilihat orang
kecuali perawat
dan suaminya
- Pasien sering
murung dan
menangis tiba
-
tiba
TINDAKAN KEPERAWATAN
R: Os mengerti
11.00 Memberikan pasien lingkungan Sr. Arfatil
yang nyaman
R: Os mengatakan tidurnya
sering terbangun karena sakit yang
dirasakan
13.00 Melibatkan keluarga untuk memotivasi Sr. Arfatil
pasien melakukan teknik relaksasi nafas
dalam, memotivasi pasien menghabiskan
diet dan menjaga kebersihan lingkugan
pasien serta mencuci tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan pasien.
56
13.30 Kolaborasi tidakdilakukan, terapi Sr. Arfatil
sesuai dengan dpjp
R: Terapi lanjut
R: Os mengerti
10.00 Memberikan pasien lingkungan Sr. Arfatil
yang nyaman
kolostomi.
belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Ivfd rl 500/8 jam
Terpasang epidural (5 cc marcain pdf + 40 cc
nacl 0.9 % = 45 cc) dengan syring pump rate
3,5 cc/ jam
Rencana aff drain dan dc dengan dpjp
Pasien sedia darah prc 3 kantong dilab
kembung.
P : Lanjutkan intervensi
Ivfd rl 500/8 jam
Terpasang epidural (5 cc marcain pdf + 40 cc
nacl 0.9 % = 45 cc) dengan syring pump rate
3,5 cc/ jam
Pasien sedia darah prc 3 kantong dilab
terpasang kolostomi.
belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Ivfd rl 500/8 jam
Obsevasi kolostomy
Pasien sedia darah prc 3 kantong dilab
Nyeri yang dirasakan pasien hari ke hari semakin berkurang. Pada tanggal
Sehingga diagnosa Gangguan rasa nyaman Nyeri b.d insisi bedah sudah
teratasi.
Untuk nutrisi pasien pada tanggal 27/07/20 dilakukan test minum sebanyak
20 cc setiap 2 jam setelah itu ngt dialirkan, tdak ada produksi dari Ngt yang
dialirkan. Pada tagl 27/7/20 diet pasien berubah menjadi Mc 6 x 50 cc dan diet
yang diberikan habis 2/3 porsi. Pada tanggal 28/07/2020 untuk dingnosa
makan bubur 1200 kkal. Dan pasien hanya menghabiskan diet ½ porsi. Pada
Untuk diagnosa Resiko infeksi b.d pertahanan primer tidak adekuat pada
hari rawat ketiga pada taggl 29/07/20 tidak terjadi. Untuk diangnosa gangguan
citra tubuh pada tanggal 29/07/20 pasien sudah mulai bisa menerima keadaan
benar sudah berkurang, pasien sudah mampu melakukan mobilisasi, skala nyeri
resiko infeksi tidak terjadi, luka pasien bagus, tidak ada kemerahan, edema, pus
dan tanda-tanda infeksi lainnya. Pasien sudah mau mau menerima keadaanya,
terlihat daru pasien sudah mulai percaya diri, bertanya bagaimana cara
perawatan kolostomi secara mandiri dan pasien antusias untuk kontrol serta
PEMBAHASAN
tinjauan teori Laparatomi dan colostomi a/i ca recti dengan yang penulis
Hermina Bekasi, dan dibahas tentang faktor penghambat dan pendukung dari
A. PENGKAJIAN DATA
recti dan akan dilakukan tindakan laparatomi. Tindakan dilakukan atas rujukan
hasil kolonoskopy yang dilakukan dalam perawatan sebelumnya yaitu Juni 2020.
bawah, riwayat bab susah, bab berdarah, pasien mengatakan juga pernah bab
seperti taik kambing bulat-bulat kecil. Hasil dari colonoskopy yaitu adanya massa
Karsinoma rekti merupakan salah satu dari keganasan pada colon dan
rectum yang khusus menyerang bagian recti yang terjadi akibat gangguan
proliferasi sel epitel yang tidak terkendali. ( Soeparman & Waspadji, 2015).
Kanker rectum adalah pertumbuhan jaringan abnormal yang ganas terdiri dari sel
Banyak faktor pencetus dari terjadinya kanker kolon diantara Usia, polip
kolon, ulseratif kolitis, genetik (riwayat keluarga), diabetes tipe 2, pola makan,
kasus pasien berusia 35 tahun, tidak ada keluarga yang mengalami penyakit
yang sama denagn pasien. Pasien tida riwayat DM. Pada saat pengakajian klien
mengkonsumsi makan berlemak seperti gulai dan jeroan. Hal ini sesuai dengan
serat dan sayur-mayur hijau serta kelebihan lemak hewani dalam diet
adalah adanya obtruksi kolon, nyeri hebat pada abdomen, Anemi yang tidak
sering mengeluh nyeri perut bagian bawah, riwayat bab susah, bab berdarah.
rectum berbenjol benjol, rapih, dan masih berdarah. Dan dilakukan biopsi pada
jaringan .
Hasil Pemeriksaan Histopalogi adenokarsinoma berdiferensiasi sedang. Pasien
mengeluhkan nyeri dengan skala 7-8, klien mengeluh nyeri yang dirasakan
seperti tertusuk- tusuk, klien mengtakan nyeri yang dirasakan meningkat saat
klien menegang, klien tampak berhati-hati dalam bergaerak dan terdapat luka
colostomy berproduksi feses, warna kuning agak cair, serta terpasang drain.
Tekanan darah klien 100/60, nadi 96 x/i, frekuensi nafas 23 x/i dan suhu badan
kolostomy. Pasien merasa jelek dan bau. Pasien sering bermenung dan tiba-
berarti. Klien dan keluarga sangat kooperatif dalam memberikan data. Selain itu
penulis juga mendapat kemudahan dalam melakukan pemeriksaan dengan
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Hierarki Maslow yaitu fisiologi dasar, perasaan aman dan nyaman, kasih sayang
dan perasaan memiliki, pengakuan dan harga diri serta aktualisasi diri
dengan diagnosa yang terdapat pada teori. Berdasarkan landasan teori ada 5
ca colon dan rectum yaitu : Nyeri akut, Intoleransi aktivitas, Nurisi : kurang dari
Beradasarkan data yang didapat pada pengkajian pada kasus ini penulis
kebutuhan tubuh, Resiko infeksi b.d pertahanan primer tidak adekuat dan
gangguan citra tubuh b.d prosedur bedah yang merubah gambaran diri.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
a.i ca recti telah dibuat perencanaan dengan menentukan tujuan, kriteria hasil
D. IMPLEMENTASI
sesuai teori, yang dapat dilakukan dengan beberapa cara yakni : upaya promotif
Sedangkan pada kasus lebih di tekan kan pada tindakan kuratif yaitu dengan
pertama Gangguan rasa nyaman nyeri Nyeri berhubungan dengan insisi bedah
kolaborasi dengan dokter dan ahli gizi untuk menentukan diet yang diet yang
diberikan yaitu makan sering tapi sedikit. Untuk diganosa resiko infeksi penulis
selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan. Selalu mencoba untuk
menjaga
kesterilan setiap melakukan tindakan kepasien. Dan utuk diaganosa gangguan
citra tubuh b.d prosedur bedah yang merubah gambaran diri penulis berusaha
Faktor pendukung yang ada yaitu penulis dapat bekerja sama dengan klien
serta keluarga dan perawat yang bertugas diruangan untuk melakukan tindakan
E. EVALUASI
tujuan dan kriteria hasil yang telah ditetapkan. Evaluasi yang dibuat pada Ny.D
sesuai dengan yang ada pada teori yaitu evaluasi sumatif dan formatif.
Gangguan rasa nyaman nyeri Nyeri berhubungan dengan insisi bedah, pada
hari 3 yang merupakan hari ke 5 post laparatomi nyeri pasien sudah berkurang,
skala nyeri 3.
Untuk diagnosa gamgguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d asuapan
perubahan diet dari MC menjadi bubur nasi, pasien hanya menghabiskan ½ diet
yang diberikan. Pasien terpasang ivfd cabiven 1000 cc/ 24 jam. Dan dilakukan
evaluasi ulang pada taggal 29/07/20 yang meruapakan hari ke 5 post operasi
pasien sudah menghabiskan hapir 1 porsi diet yang diberikan dan pasien
tampak bertenga. Untuk diagnosa resiko infeksi setelah 3 x 24 jam tidak terjadi
kolostomy tidak ada tanda-tanda kemerahan dan tanda infeksi. Dan untuk
diagnosa gangguan cintra tubuh b.d prosedur bedah yang merubah gambaran
diri setelah dilakukan pendekatan selam 3x 24 jam pasien sudah mulai bisa
PENUTUP
klien Ny.D dengan post laparatomi dan kolostomy a.i CA Recti di ruang
perawatan umum 5020 Rumah Sakit Umum Hermina Bekasi”, pada bab ini
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
menderita Ca Recti.
2. Diagnosa Keperawatan
kurang dari kebutuhan tubuh, Resiko infeksi b.d pertahanan primer tidak
adekuat, dan gangguan citra tubuh b.d prosedur bedah yang merubah
gambaran diri.
3. Rencana Tindakan
rencana sesuai dengan teori, perioritas, tujuan dan kriteria hasil yang
telah disusun secara kasus dan teori. Dan mencakup 5 komponen yaitu,
Kolaborasi.
4. Pelaksanaan
Pada tahap ini penulis mengacu pada perencanaan tindakan yang telah
5. Evaluasi
diangkat dapat teratasi dan pasien direncakan pulang pada tgl 30/07/20.
B. Saran
Yaitu untuk tetap mempertahankan kinerja semua petugas medis, yang ada
di RSU Hermina Bekasi agar tercapai kinerja yang efektif dan maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta: EGC.
AsuhanKeperawatanPost Operasi.
Kedokteran. Jakarta.
Jakarta: EGC.
Jakarta: EGC.
PT Alumni.
EGC
EffectsofReflexotherapyon
AcutePostoperativePainandAnxietyAmongPatientsWith
DigestiveCancer
PenurunanIntensitasNyeripadaPasienPostOperasi
Laparatomi.Kudus. Jawa Barat