Anda di halaman 1dari 19

Pre - Eklampsia

Nama Anggota Kelompok 6 :


Angela N M Maturbongs Syifa Gustiwi
(6020031004) (6020031080)

Shalfa Nur Syifa Dhea Pramesti Pitaloka


(6020031068) (6020031016)

2
Apa itu Hipertensi ?

Hipertensi adalah istilah medis dari penyakit


tekanan darah tinggi. Hipertensi adalah
kondisi yang terjadi ketika sejumlah darah
dipompakan oleh jantung melebihi
kemampuan yang dapat ditampung dinding
arteri. Ketika jumlah darah tinggi, komplikasi
dapat terjadi tergantung pada hubungan
antara jumlah darah dan kapasitas arteri.
Semakin banyak darah yang mengalir dan
semakin sempit dinding arteri, tekanan darah
akan semakin tinggi.

3
Gejala Hipertensi
• Sakit kepala.
• Lemas.
• Nyeri dada.
• Sesak nafas
.• Masalah penglihatan.
Penyebab
•Hipertensi primer.
Penyebab terjadinya hipertensi pada kebanyakan orang dewasa tidak diketahui.
Hipertensi primer cenderung berkembang secara bertahap selama bertahun-tahun.

• Hipertensi sekunder.
Beberapa orang memiliki tekanan darah tinggi karena kondisi kesehatan yang
mendasarinya. Hipertensi sekunder cenderung muncul tiba-tiba dan menyebabkan
tekanan darah lebih tinggi daripada hipertensi primer.
 Berbagai kondisi yang dapat menyebabkan hipertensi sekunder, antara lain:
• Obstruktif sleep apnea (OSA). • Cacat bawaan di pembuluh darah.
• Masalah ginjal. • Obat-obatan, seperti pil KB, obat flu,
• Tumor kelenjar adrenal. dekongestan, obat penghilang rasa sakit
• Masalah tiroid yang dijual bebas.
• Obat-obatan terlarang.

5
Apa itu Pre-eklemsia ?
Preeklamsia adalah gangguan kehamilan yang ditandai oleh tekanan darah
tinggi dan kandungan protein yang tinggi dalam urine.

Gejala :
• Nyeri kepala.
• Gangguan penglihatan (menjadi buram).
• Mual dan muntah.
• Produksi urin menurun.
• Penurunan jumlah trombosit pada pemeriksaan darah.
• Sesak napas.
• Bengkak pada kaki, tangan, dan wajah.

Penyebab :
Penyebab dari preeklamsia dapat dihubungkan kepada beberapa faktor. Para ahli
mempercayai bahwa preeklampsia disebabkan oleh plasenta. Ibu hamil dengan
preeklamsia memiliki pembuluh darah yang tidak berfungsi dengan normal,
akibat bentuknya yang lebih sempit dan memiliki reaksi terhadap hormon
yang berbeda, sehingga menyebabkan aliran darah dapat masuk ke plasenta
menjadi terbatas.

6
Persamaan Pre-eklemsia dan
Hipertensi !

Preeklamsia-eklamsia Hipertensi dan


proteinuria yang didapat setelah usia
kehamilan 20 minggu.

7
Perbedaan Pre-eklemsia dan Hi[ertensi !

Hipertensi adalah Pre Eklampsia Ringan


timbulnya desakan darah adalah sindrom spesifik
sistolik ≥ 140 mmHg dan kehamilan dengan
diastolik ≥ 90 mmHg, penurunan perfusi pada
diukur 2x selang 4 jam organ-organ akibat
setelah penderita istirahat. vasospasme dan aktivasi
endotel.
.

8
Macam-macam obat Hipertensi !
1. Angiotensin-converting enzyme inhibitor (ACE inhibitor)ACE inhibitor bekerja dengan cara menghambat produksi hormon
angiotensin, yakni hormon yang dapat menyempitkan pembuluh darah. Dengan obat ini, otot dinding pembuluh darah akan
menjadi rileks dan sedikit melebar, sehingga tekanan pada pembuluh darah berkurang. ACE inhibitor biasanya diberikan
pada pasien berusia di atas 65 tahun atau pasien hipertensi yang memiliki kondisi medis lain, seperti penyakit jantung, gagal
jantung, kelainan ginjal, dan diabetes. Contoh obat ACE inhibitor yang sering digunakan adalah captopril, enalapril,
lisinopril, perindopril, dan ramipril. Efek samping dari obat ACE inhibitor antara lain batuk kering, sakit kepala, pusing,
hiperkalemia, dan ruam kulit.Obat tekanan darah tinggi yang satu ini juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kelainan
atau cacat pada janin jika dikonsumsi oleh ibu hamil.

2. Angiotensin II receptor blocker (ARB)ARB memiliki efek yang hampir sama dengan ACE inhibitor, namun cara kerja
kedua golongan obat ini berbeda. ARB menghalangi kerja hormon angiotensin yang menyempitkan pembuluh darah,
sehingga pembuluh darah bisa diperlebar agar sirkulasi darah berjalan lancar sekaligus menurunkan tekanan darah.Biasanya
dokter akan meresepkan obat ini kepada pasien yang tidak cocok dengan obat hipertensi golongan ACE inhibitor. Contoh
obat ARB adalah candesartan, irbesartan, losartan, valsartan, dan olmesartan.Obat tekanan darah tinggi golongan ARB
memiliki beberapa efek samping, seperti pusing, sakit kepala, dan peningkatan risiko kematian janin di dalam kandungan.

9
3. Beta blockersBeta blockers bekerja dengan cara menghambat efek hormon epinefrin atau adrenalin, yaitu hormon yang berperan dalam
meningkatkan aliran dan tekanan darah. Karena efek tersebut, obat golongan beta blockers dapat membuat jantung berdenyut lebih
lambat dan tekanan darah menurun.Selain untuk menurunkan tekanan darah, obat golongan ini juga dapat digunakan untuk mengobati
kelainan irama jantung (aritmia), gagal jantung, penyakit jantung, dan hipertiroidisme.Contoh obat beta blockers atau penghambat beta
adalah atenolol, bisoprolol, dan metoprolol. Efek samping yang sering dialami setelah mengonsumsi obat ini adalah pusing, sakit
kepala, mual, kelelahan, susah tidur, serta sesak napas.Oleh karena itu, penggunaan obat beta blockers mungkin perlu dihindari oleh
penderita hipertensi yang memiliki asma.

4. Calcium channel blocker (CCB)Kalsium adalah mineral yang memiliki peran untuk meningkatkan kekuatan otot jantung dan pembuluh
darah. CCB bekerja dengan cara menghambat jalan masuk kalsium ke dalam otot jantung dan dinding pembuluh darah, sehingga
membuat sel-sel jantung dan pembuluh darah otot mengendur dan rileks. Efek ini membuat tekanan darah menurun.Obat ini biasanya
diberikan bersamaan dengan beta blockers. Contoh obat CCB adalah amlodipine, nicardipine, diltiazem, verapamil, dan
nifedipine.Sama seperti jenis obat tekanan darah tinggi lainnya, CCB juga menimbulkan efek samping. Beberapa efek samping yang
dapat muncul akibat penggunaan CCB adalah sakit kepala, kaki yang membengkak, dada berdebar, dan sembelit.

5. DiuretikDiuretik bekerja dengan cara membuang kelebihan air dan natrium dalam tubuh, sehingga jumlah cairan dan garam yang
mengalir dalam pembuluh darah menurun. Efek ini dapat menimbulkan penurunan tekanan darah.Contoh obat diuretik adalah
furosemide, torsemide, spironolactone, dan hydrochlorothiazide. Obat diuretik dapat menimbulkan efek samping berupa pusing, sering
merasa haus, lebih sering buang air kecil, kram otot, dehidrasi, ruam kulit, dan munculnya gejala asam urat.

10
6. NitratNitrat berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah, sehingga aliran darah ke jantung meningkat dan jantung tidak memompa
darah lebih kuat. Biasanya, dokter baru akan meresepkan obat ini ketika obat beta blockers dan CCB tidak bekerja dengan efektif
atau pada pasien hipertensi yang mengalami serangan jantung.Jenis obat-obatan nitrat adalah isosorbide dinitrate, isosorbide
mononitrate, dan glyceryl trinitrate. Obat tekanan darah tinggi golongan nitrat ini dapat menimbulkan efek samping berupa pusing,
wajah kemerahan, mual, hipotensi, dan rasa tidak nyaman di mulut.

7. Alpha blockersObat tekanan darah tinggi ini bekerja dengan cara menghambat kerja hormon norepinefrin yang dapat menyempitkan
aliran darah dan membuat otot mengalami kontraksi. Obat golongan alpha blockers dapat membuat otot pembuluh darah menjadi
rileks, sehingga tekanan darah menurun.Obat-obatan golongan alpha blockers umumnya bukan merupakan pilihan obat tekanan
darah tinggi yang utama. Obat ini biasanya diberikan pada pasien hipertensi yang juga memiliki kondisi medis lain, seperti
pembesaran prostat jinak (BPH) dan penyakit arteri perifer.Contoh obat yang termasuk dalam golongan alpha blockers adalah
terazosin, prazosin, dan tamsulosin. Efek samping obat golongan alpha blockers adalah pusing dan hipotensi ortostatik, yaitu
penurunan tekanan darah saat posisi tubuh berubah.

Pemilihan jenis dan dosis obat tekanan darah tinggi perlu disesuaikan dengan kondisi masing-masing penderita. Itulah sebabnya,
penderita hipertensi perlu berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu guna menentukan jenis obat darah tinggi mana yang cocok
dan aman digunakan sesuai dengan kondisinya. Selain itu, penderita hipertensi juga disarankan untuk memeriksakan tekanan darah
secara rutin di rumah dengan tensimeter dan rutin kontrol ke dokter untuk memantau efektivitas pengobatan dalam mengendalikan
tekanan darah.

11
Tatalaksana Pre–eklampsia !
Penatalaksanaan preeklampsia tergantung dari usia gestasi dan
tingkat keparahan penyakit. Persalinan/terminasi adalah satu-
satunya terapi definitif untuk preeklampsia.

Tujuan utama penatalaksanaan preeklampsia adalah kondisi ibu


yang aman dan persalinan bayi yang sehat. Pada pasien dengan
preeklampsia tanpa tanda-tanda preeklampsia berat, induksi
sering dilakukan setelah usia gestasi 37 minggu. Sebelumnya,
pemberian kortikosteroid dilakukan untuk mempercepat
pematangan paru janin. Pada preeklampsia berat, induksi
dipertimbangkan setelah usia gestasi di atas 34 minggu.

Pada kondisi seperti ini, beratnya penyakit pada ibu lebih


dipertimbangkan dari risiko prematuritas bayi. Pada situasi
gawat darurat, pengontrolan terhadap tekanan darah dan kejang
harus menjadi prioritas.

12
Patofisiologi Hipertensi/Pre-
eklampsia !

Patofisiologi hipertensi dalam kehamilan multifaktorial dan


kompleks.

Faktor-faktor yang berperan penting pada patogenesis


hipertensi meliputi faktor genetik, aktivasi sistem
neurohormonal (seperti sistem saraf simpatis dan sistem renin-
angiotensin-aldosteron), obesitas, dan asupan diet tinggi garam.

13
Obat antihipertensi adalah golongan obat-obatan yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah tinggi
atau hipertensi. Hipertensi merupakan kondisi yang sering diderita sebagian orang, ditandai dengan
tekanan darah yang berada di atas level normal (lebih tinggi dari 130/80 milimeter merkuri (mmHg).
Tekanan darah yang melebihi batas normal dapat menekan dinding arteri. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat
mengakibatkan penyakit yang lebih berbahaya seperti stroke, serangan jantung, gagal jantung, hingga
penyakit ginjal.

Obat-obatan antihipertensi cukup beragam dan terbagi ke dalam beberapa jenis, di antaranya:

✗ ACE (angiotensin-converting enzyme inhibitors) inhibitor


✗ Alpha-2 receptor agonist
✗ Angiotensin II receptor blockers (ARB)
✗ Antagonis kalsium (calcium channel blockers)
✗ Diuretik
✗ Penghambat adrenergik perifer
✗ Penghambat alfa (alpha-blockers)
✗ Penghambat beta (beta-blockers)
✗ Penghambat renin.

14
Obat Anti Kejang
Kejang adalah gangguan aktivitas listrik di otak. Kondisi ini sering kali ditandai oleh gerakan tubuh
yang tidak terkendali dan disertai hilangnya kesadaran. Kejang bisa menjadi tanda adanya penyakit
pada otak, atau kondisi lain yang memengaruhi fungsi otak.

Cara Mengatasi Kejang


✗ Untuk mengatasi kejang, dokter akan terlebih dahulu memberikan obat antikejang, agar kondisi pasien
kembali stabil. Jenis dan dosis obat antikejang yang diberikan dapat berbeda pada tiap pasien.
✗ Setelah penyebab kejang diketahui, dokter akan memberikan penanganan sesuai penyebab tersebut.
Penanganan yang diberikan meliputi obat-obatan, operasi untuk memperbaiki kelainan di otak, dan
penanaman alat khusus untuk mengatur hantaran listrik di otak.

✗ Antikonvulsan adalah obat untuk mencegah atau mengatasi kejang atau epilepsi. Antikonvulsan atau
antikejang tersedia dalam berbagai bentuk obat dan hanya boleh digunakan sesuai resep dokter.

15
Penanganan Keracunan MgSO4
✗ Bidan harus :
1. selalu waspada terhadap gejala dan tanda preeklamsia ringan ( tekanan darah dengan tekanan diastolic 90-
110 mmHg dalam 2 pengukuran berjarak 1 jam ). Pantau tekanan darah ibu hamil pada setiap pemeriksaan
antenatal, selama proses persalinan, dan masa nifas. Pantau tekanan darah, urine ( untuk mengetaui
proteinuria ), ibu hamil dan kondisi janin setiap minggu

2. selalu waspada terhadap tanda dan gejala preeklamsia berat ( tekanan diastolic >110mmHg) yaitu : protein
dalam air seni, nyeri kepala hebat, gangguan penglihtan, mengantuk, tidak enak, nyeri epigastrik

3. catat tekanan darah ibu, segera periksa adanya gejala dan tanda preeklamsia berat atau eklamsia. Gejala dan
tanda preeklamsia berta yaitu peningkatan tekanan darah tiba-tiba, tekanan darah yang sangat tinggi,
protein dalam air seni, penurunan jumlah air seni dengan warna yang menjadi gelap, edema berat atau
edema mendadak pada wajah atau panggul belakang) memerlukan penanganan yang cepat karena
kemungkinan terjadi eklamsia. Kecepatan bertindak sangat penting

16
4. Penanaganan eklamsia sama :
✗ cari pertolongan segera untuk mengatur rujukan gau ke rumah sakit. Jelaskan dengan tenang dan secepatnya
kepada ibu, suami dan keluarga tentang apa yang terjadi
✗ baringkan ibu pada posisi miring kekiri, berikan oksigen ( 4-6 L/menit ) jika ada
✗ berikan IV RL 500cc dengn jarum berlubang besar ( 16 dan 18 G )
✗ jika tersedia berikan MgSO4 40% IM 10 gr ( 5g IM pada seiap bokong ) sebelum merujuk.
✗ Ulangi MgSO4 40% IM, 5gr setiap 4 jam, bergantian di tiap bokong
✗ MgSO4 untuk pemberian IM bisa dikombinasi dengan 1cc lidokain 2%
✗ Jika mungkin, mulai berikn dosis awal larutan MgSO4 20%, 4gr IV 20 menit sebelum pemberian MgSO4 IM

5. Jika terjadi kejang, baringkan ibu pada posisi miring ke kiri, di bagian tempat tidur atau lantai yang aman,
mencegah ibu terjatuh, tapi jangan mengikat ibu. Jika ada kesempatan, letakkan benda yang dibungkus dengan
kain lembut diantara gigi ibu. Janagan memaksakan membuka mulut ibu ketika kejang terjadi. Setelah kejang
berlalu, hisap lendir pada mulut dan tenggorokan ibu bila perlu

17
6. Pantau dengan cermat tanda dan gejala keracunan MgSO4 sebagai berikut :
✗ Frekunesi pernafasan < 16 kali / menit
✗ Pengeluaran urine < 30 cc/ jam selama 4 jam terakhir
✗ Jangan berikan MgSO4 selanjutnya jika ditemukan tanda-tanda dan gejala keracunan tersebut di atas

7. Jika terjadi henti napas ( apnue )setelah pemberian MgSO4, berikan kalsium glukonas 1 gr ( 10 cc dalam larutan 10% ) IV
perlahan-lahan sampai pernafasan mulai lagi. Lakukan ventilasi ibu dengan menggunakan ambu bag dan masker

8. Bila ibu mengalami koma, pastikan posisi ibu dibaringkan miring ke kiri, dengan kepala sedikit ditengadahkan agar jalan
nafas tetap terbuka

9. Catat semua obat yang diberikan, keadaan ibu termasuk tekanan darahnya setiap 15 menit

10. Bawa ibu segera ke rumah sakit setelah serangan kejang berhenti. Damping ibu dalam perjalanan dan berikan obat-obatan
lagi jika perlu. ( jika terjadi kejang lagi, berikan 2 gr MgSO4 IV secara perlahan dlama 5 menit, tetap perhatikan jik ada
tanda-tadna keracunan MgSO4 )

18
Thanks!

19

Anda mungkin juga menyukai