Anda di halaman 1dari 21

Laporan Bisnis Kehutanan Medan, Maret 2023

LAPORAN BISNIS KEHUTANAN DI SIKULIKAP

Dosen Penanggung Jawab :


Siti Latifah, S.Hut., M. Si., Ph.D.

Disusun Oleh:
Fildzah Nur Khalishah 201201118
Gabriella Sidabariba 201201120
Jesica Efrany Simanjuntak 201201128
Lola Anggita Siregar 201201133
Luthan Ariel Doufan Sihombing 201201134
Muhammad Fauzi Hasibuan 201201136
Muammar Adam Damara Tarigan 201201140
Muhammad Habibi Siregar 201201141
Muhammad Rafli Ananda Harahap 201201143
Novi Lilis Tondang 201201145
Kelompok 4
MNH 6

DEPARTEMEN MANAJEMEN
HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini
dengan baik, tanpa adanya halangan dan disusun berdasarkan ilmu yang telah
diterima selama melaksanakan praktikum.
Judul dari Laporan ini adalah “Laporan Bisnis kehutanan di Sikulikap”
yang merupakan salah satu syarat dalam memenuhi tugas Bisnis Kehutanan
Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara.
Dengan selesainya laporan Bisnis kehutanan ini tidak terlepas dari bantuan
dari dosen matakuliah yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis.
Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah bisnis
kehutanan Siti Latifah S.Hut., M.Si., Ph.D yang telah bersedia menuangkan
ilmunya kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik
dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan.

Medan, Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iii
DAFTAR GRAFIK...............................................................................................iv
PENDAHULUAN
Latar Belakang.........................................................................................................1
Tujuan......................................................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA
METODE PELAKSANAAN.................................................................................5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil.........................................................................................................................7
Pembahasan..............................................................................................................9
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan............................................................................................................11
Saran.......................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
DAFTAR TABEL

No Teks Halaman
1. Rundown kegiatan kunjungan kawasan bisnis
ke objek wisata alam Sikulikap oleh kelompok 3............................................7
2. Kegiatan berkunjung ke Wisata Alam Sikulikap..............................................8
3. Data penghasilan objek wisata Sikulikap
dalam kurun waktu 2020-2023.........................................................................8
4. Data pengunjung objek wisata Sikulikap
dalam kurun waktu 2020-2023.........................................................................8
5. Data penghasilan objek wisata Sikulikap tahun 2023......................................9

iii
DAFTAR GRAFIK

No Teks Halaman
1. Penghasilan objek wisata Sikulikap
dalam kurun waktu 2020-2023.........................................................................8
2. Data pengunjung objek wisata Sikulikap
dalam kurun waktu 2020-2023.........................................................................9
3. Data penghasilan objek wisata Sikulikap 2023................................................9

iv
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi
sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan-pepohonan dalam
persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat
dipisahkan. Sumberdaya hutan memiliki kelainan (peculiaritas) atau kekhasan
dalam penilaian ekonomi, seperti produk sumberdaya hutan senantiasa dalam
proses produksi yang berlainan dengan produksi dalam suatu pabrik yang meramu
bahan mentah melalui suatu proses teknologi yang prosesnya dapat diatur
waktunya dan proses produksi sumberdaya hutan tergantung alam memerlukan
waktu lebih rentan lebih lama pengerjaannya (Alam dan Hajawa, 2007).
Secara umum bahwa tujuan pengelolaan hutan adalah untuk memberikan
manfaat optimal dari aspek ekonomi, ekologi dan sosial budaya. Dalam konteks
pengelolaan hutan, hutan harus dipandang sebagai satu kesatuan ekosistem yang
utuh, bukan hanya sebagai sumber kayu bagi bahan baku industri. Prinsip umum
pengelolaan hutan tersebut dipahami dan diamalkan oleh yang diberi amanah
untuk menerbitkan perizinan pemanfaatan sumberdaya hutan tersebut, sehingga
pemanfaatan sumberdaya hutan mampu berperan sebagai basis utama bagi
penggerak ekonomi umat. Pemanfaatan potensi sumberdaya hutan dari kawasan
hutan seluas 120,5 juta hektar, baru berorientasi kepada produksi kayu sedangkan
terhadap produksi non kayu seperti rotan, getah, sutera maupun komoditas lainnya
masih belum dimanfaatkan secara optimal Ekowisata pada saat sekarang ini
menjadi aktivitas ekonomi yang penting yang memberikan kesempatan kepada
wisatawan untuk mendapatkan pengalaman mengenai alam dan budaya untuk
dipelajari dan memahami betapa pentingnya konservasi keanekaragaman hayati
dan budaya lokal. Pada saat yang sama ekowisata dapat memberikan generating
income untuk kegiatan konservasi dan keuntungan ekonomi pada masyarakat
yang tinggal di sekitar lokasi ekowisata tersebut (Fandeli dan Nurdin 2005).
Konsep pembangunan pariwisata yang memperhatikan adanya
keseimbangan antara aspek kelestarian alam dan ekonomi adalah konsep
ekowisata dan wisata minat khusus Melalui ekowisata, wisatawan dan seluruh
2

komponen yang terkait dengan penyelenggaraan wisata diajak untuk lebih peka
terhadap masalah lingkungan dan sosial sehingga diharapkan sumberdaya alam
tetap lestari dan wisatawan mempunyai apresiasi lingkungan yang tinggi. Di
samping itu, masyarakat di sekitar objek pariwisata memperoleh keuntungan dari
penyelenggaraan pariwisata, karena wisatawan ekowisata yang datang umumnya
mempunyai tujuan mencari kesempatan untuk bersatu dengan alam dan budaya
lokal dengan menjauhi hiruk-pikuk suasana perkotaan (Fandeli, 2002).
Secara ekologis, kegiatan ekowisata memiliki karakter ramah terhadap
lingkungan. Secara ekonomis menguntungkan bagi masyarakat, terutama bagi
masyarakat di sekitar kegiatan dilaksanakan. Di samping itu, kegiatan tersebut
mesti memperhatikan pendapat pendapat masyarakat lokal. Kalau kita perhatikan
prinsip-prinsip ekowisata seperti yang diakui MEI (Masyarakat Ekowisata
Indonesia) sejak 1996, kegiatan ekowisata harus secara tak langsung
memberdayakan masyarakat lokal (Damanik, 2006).
Ekowisata merupakan salah satu bentuk wisata alternatif yang bukan
semata-mata memberikan wisatawan hiburan dari alam lingkungan tetapi juga
diharapkan wisatawan dapat berpartisipasi langsung untuk mengembangkan
konservasi lingkungan sekaligus pemahaman yang mendalam tentang seluk beluk
lingkungan tersebut sehingga membentuk suatu kesadaran bagaimana harus
bersikap untuk melestarikan wilayah tersebut dimasa kini dan masa yang akan
datang. Wisata alam juga merupakan jenis wisata yang memanfaatkan keindahan
dan kekayaan alam secara langsung atau tidak langsung (Kurnianingsih, 2007).
Partisipasi lokal digambarkan sebagai memberi lebih banyak peluang
kepada masyarakat untuk berpartisipasi secara efektif dalam kegiatan-kegiatan
pembangunan. Hal ini berarti memberi wewenang atau kekuasaan pada
masyarakat untuk memobilisasi kemampuan mereka sendiri, menjadi pemeran
sosial dan bukan subyek pasif, membuat keputusan dan melakukan kontrol
terhadap kegiatan yang mempengaruhi kehidupannya (Cernea, 1991).

Tujuan
Adapun tujuan dari Bisnis Kehutanan yang berjudul “Laporan bisnis
kehutanan di sikulikap” ini adalah agar mahasiswa mengetahui keuntungan dari
sebuah usaha wisata.
TINJAUAN PUSTAKA

Kawasan wisata Air Terjun Sikulikap di Desa Doulu merupakan sebuah


wisata baru di Provinsi Sumatera Utara yang saat ini memasuki tahap perintisan
dan pengembangan sehingga memiliki banyak peluang untuk melakukan
pengebangan kawasan maupun dijadikan sebuah lokasi untuk kegiatan penelitian.
Banyaknya potensi yang melimpah dari hasil alamnya, perikanannya dan
masyarakat yang ramah serta mudah untuk diajak kerjasama. Lokasi Air Terjun
Sikulikap berada di bawah Penatapan dengan merasakan air yang begitu dingin
dan segar dari air terjun yang diapit oleh dinding bebatuan membuat wisatawan
menyukai destinasi ini. Air terjun ini memiliki ketinggian sekitar 30 meter.
Menurut informasi dari narasumber yang merupakan salah satu bagian dari
pengelola Air Terjun Sikulikap yaitu Kristian Ginting, S.Hut menceritakan
bahwasanya Air terjun ini sudah ditemukan masyarakat pada tahun 1980an,
namun baru sekitar 2,5 tahun dikelola oleh Ardian Surbakti, SE setelah dilepaskan
Oleh Pemkot Karo. Air Terjun Sikulikap ini berasal dari nama satwa endemik di
tempat tersebut yang disebut masyarakat sekitar disebut Sikulikap yaitu sejenis
Lutung Kelabu. Air terjun Sikulikap ini berada di bawah naungan Taman Hutan
Raya Bukit Barisan dengan Aliran DAS Lau Tani dari Desa Sumbaikan menuju
Desa Semangat Gunung, Raja Berneh dengan ketinggian ±30 meter.
Jenis vegetasi tumbuhan yang menempati lokasi Air Terjun Sikulikap ini
adalah jenis Shorea seperti kemenyan, tanaman hias seperti anggrek hutan dan
tanaman obat. Sementara untuk jenis satwa liar khas dari ekowisata ini adalah
Lutung Kelabu, monyet ekor panjang atau siamang, beruk dan jenis kera. Selain
jenis kera ada Kupu-kupu khas dari Air Terjun Sikulikap ini yang sering disebut
Miranda. Akan tetapi masih kurangnya penelitian di Air Terjun Sikulikap ini
membuat banyak lagi jenis tanaman yang tidak dapat diidentifikasi sehingga
membatasi pengetahuan terhadap ekowisata ini.
Untuk memaksimalakan potensi suatu kawasan khususnya objek wisata
alam perlu dilakukan penelitian terhadap nilai ekonomi kawasan agar dapat
dihitung nilai-nilai ekonomi yang akan diperoleh yang harapannya akan
memberikan keuntungan bagi pengelola yang nantinya akan meningkatkan
4

kesejahteraan masyrakat dengan menambah lapangan pekerjaan lewat penyewaan


barang dan jasa dan pembuatan produk kreatif yang akan menciptakan ekosistem
kemandirian bagi masyarakat sekitar yang akan berdampak positif pada kemajuan
kawasan yang tentunya akan menambah devisa negara.
Analisis potensi kawasan dilakukan dengan melaksanakan observasi yaitu
mengunjungi secara langsung kawasan atau objek yang akan dianalisis, tujuan
dari observasi adalah untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam
menilai potensi dan nilai ekonomi kawasan, Ekowisata adalah pariwisata
berkonsep pada ekologi lingkungan dengan tetap mempertahankan keasrian
wilayahnya yang bersifat berkelanjutan dan memiliki tujuan untuk membantu
perekonomian juga partisipasi masyarakat sehingga manfaatnya mampu dirasakan
oleh pemerintah dan masyarakat setempat. Secara pengertian ekowisata memiliki
banyak definisi, yang pada keseleruhan kegiatannya berpacu pada lima kriteria
penting diantaranya adalah Mampu memberikan apresiasi terhadap daerah tujuan
wisaata yang dikunjungi dan meningkatkan pemahaman pendidikan atau edukasi
lingkungan disetiap daerah ekowisata terhadap pengunjung. Dengan adanya
ekowisata diharapkan mampu mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan
wisata karena dijagadan dikelola secara baik. Dalam pengelolaannya harus
melibatkan partisispasi masyarakat setempat.. (Wati, 2016).
Hal ini dikarenakan ekowisata sering dipahami sebagai pariwisata yang
berwawasan lingkungan dan merupakan jenis wisata yang mengutamakan
tanggungjawab wisatawan terhadap lingkungan. bahwa ekowisata merupakan
kegiatan wisata bertanggungjawab yang berbasis utama pada kegiatan wisata
alam, dengan mengikutsertakan pula sebagian kegiatan wisata pedesaan dan
wisata budaya. Kemudian Fennel mendefinisikan ekowisata sebagai wisata
berbasis alam yang berkelanjutan dengan fokus pengalaman dan pendidikan
tentang alam, di kelola dengan sistem pengelolaan tertentu dan memberi dampak
negatif paling rendah pada lingkungan serta tidak bersifat konsumtif dan
berorientasi lokal. Pembangunan ekowisata harus memperhatikan pelestarian
lingkungan. Dengan adanya perhatian terhadap kelestarian lingkungan tersebut
dapat meminimalisir kerusakan terhadap lingkungan yang diakibatkan oleh
pembangunan yang dilakukan pada daerah tersebut (Handayani, 2016).
METODE PELAKSANAAN

Waktu dan Tempat


Adapun penelitian ini dilaksanakan pada Sabtu, 11 Maret 2023 di Objek
Wisata Air Terjun Sikulikap, Desa Doulu Kabupaten Tanah Berastagi, Martelu,
Kec. Sibolangit, Kabupaten Karo, Sumatera Utara

Alat dan Bahan


Alat yang digunakan adalah laptop, HP, Pulpen, dan Kertas.

Prosedur Penelitian
1. Di peroleh materi kuliah pada hari Rabu 8 Maret 2023.
2. Dilakukan diskusi kelompok pada Sabtu 11 Maret 2023 tentang rancangan
kegiatan.
3. Dipilih lokasi yang akan dikunjungi pada Senin 9 Maret 2023.
4. Dibuat kuisioner pada tanggal 10 Maret 2023
5. Dilakukan kunjungan dan wawancara pada hari Sabtu 11 Maret 2023 serta
dokumentasi wawancara
a. Pada pukul 12.00 WIB kelompok berangkat dari kota Medan menuju ke
tempat tujuan penelitian
b. Kelompok sampai di Air Terjun Sikulikap dan langsung menuju ke Coffee
shop
c. Dilakukan wawancara terhadap pengelola Coffee shop
d. Setelah itu, kelompok menuju ke area camp
e. Dilakukan dokumentasi kelompok di area camp
f. Dibagikan kuisioner kepada para pengunjung di area camp
g. Kelompok kembali ke Coffee shop dan mewawancarai pengelola Air
Terjun Sikulikap mengenai area camp
h. Pada pukul 18.00 WIB kelompok kembali pulang menuju kota Medan
6. Selama melakukan wawancara kami juga mencatat dan menulis hasil
wawancara sebagai data yang akan digunakan dalam mengolah data.
7. Setelah wawancara yang dilaksanakan pada tanggal 11 Maret 2023 kami
melakukan diskusi.
6

8. Dilakukan pembuatan laporan


9. Dilakukan presentasi hasil awal pada hari selasa 5 April 2023
10. Dikumpulkan finalisasi laporan dan ppt yang sudah dilengkapi dengan data
Yang baik dan benar pada hari selasa 16 april 2023
57

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Adapun hasil yang diperoleh oleh kelompok 1 pada pelaksanaan kegiatan
kunjugan kawasan bisnis kehutanan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik
dibawah ini.
Tabel 1. Rundown kegiatan kunjugan kawasan bisnis ke objek wisata alam Sikulikap oleh
kelompok 3
No Hari/Tanggal Kegiatan Dokumentasi
1 Rabu/8 Maret 2023 Merancang Kelompok
2 Kamis/9 Maret 2023 Diskusi Kelompok menentukan
lokasi tempat wisata, bikin
kuisioner dan menginventari
kegiatan di lokasi
4 Sabtu/11 Maret 2023 Mengunjungi Lokasi Wisata

5 Senin/20 Maret 2023 Melaporkan lokasi, Surat,


Rancangan kegiatan
6 Senin/20 Maret 2023 Laporan kegiatan Tabel, Grafik
dan Deskripsi

Tabel 2. Kegiatan berkunjung ke Wisata Alam Sikulikap


No Hari/Tanggal Kegiatan Data yang diperoleh
1 Sabtu/ 11 Maret 2022 Mengunjungi lokasi Didapatkan data harga tiket
kegiatan di Wisata Alam masuk per orang/sepeda
Sikulikap. motor/mobil dan harga
untuk area camp.
Mewawancarai pengelola Didapatkan data dari
Wisata Alam Sikulikap. narasumber terkait
banyaknya pengunjung
wisata per
minggu/bulan/tahun dan
didapatkan data mayoritas
pengunjung (jenis kelamin,
asal, dan tujuan pengunjung
ke tempat wisata).
Membagikan kuisioner Didapatkan data dari
dan mewawancarai wisatawan terkait
wisatawan yang sedang kenyamanan di lokasi,
ngecamp. fasilitas yang perlu
diperbaiki dan
dikembangkan, tempat
tinggal, umur, tujuan
pengunjung berwisata, dll.
8

Mewawancarai barista Didapatkan data dari barista


cafe Wisata Alam terkait penghasilan
Sikulikap mingguan,
makanan/minuman yang
paling banyak dipesan
pengunjung, dan produk
khas yang dijual di cafe
Wisata Alam Sikulikap.

Tabel 3. Data penghasilan objek wisata Sikulikap dalam kurun waktu 2020-2023
Tahun Tiket masuk (Rp) Cafe shop (Rp) Areal camp (Rp) Total Penghasilan (Rp)
2020 150.000.000 130.000.000 220.000.000 500.000.000
2021 100.000.000 125.000.000 170.000.000 395.000.000
2022 75.000.000 100.000.000 80.000.000 255.000.000
2023 45.000.000 30.000.000 50.000.000 125.000.000

Grafik 1. Penghasilan objek wisata Sikulikap dalam kurun waktu 2020-2023

PENGHASILAN OBJEK WISATA SIKULIKAP

500,000,000

395,000,000
225,000,000
220,000,000
170,000,000
150,000,000

130,000,000
125,000,000

125,000,000
100,000,000

100,000,000

80,000,000
75,000,000

50,000,000
45,000,000

30,000,000

TI K ET MASUK C AFÉ SH OP AREAL C H AMP TOTAL P EN G H ASI L AN

2020 2021 2022 2023

Tabel 4. Data Pengunjung objek wisata Sikulikap dalam kurun waktu 2020-2023
Tahun Laki-laki (Jiwa/orang) Perempuan (Jiwa/orang)
2020 17.000 900
2021 15.000 11.000
2022 6.000 800
2023 4.000 1000

Grafik 2. Data Pengunjung objek wisata Sikulikap dalam kurun waktu 2020-2023
9

DATA PENGUNJUNG OBJEK WISATA

17,000

15,000
11,000

6,000

4,000
900

800

3
2020 2021 2022 2023

Laki laki (jiwa/orang) Perempuan (Jiwa/orang)

Tabel 5. Data penghasilan objek wisata Sikulikap tahun 2023


Tahun Tiket masuk (Rp) Cafe shop (Rp) Areal camp (Rp) Total Penghasilan (Rp)
2023 45.000.000 30.000.000 50.000.000 125.000.000

Grafik 3. Data penghasilan objek wisata Sikulikap 2023

DATA PENGHASILAN 2023

125000000
50000000
45000000

30,000,000

Tiket Masuk Coffe Shop Areal Champ Total Penghasilan

Pembahasan
Nilai ekonomi kawasan merupakan segala potensi ekonomi yang dapat
diperoleh dan dapat diukur dalam angka suatu angka yang nilai tersebut dapat
dikonversi kedalam satuan nilai yang sah yaitu uang, pada kegiatan analisis nilai
ekonomi objek bisnis kelompok 1 memilih objek wisata alam Sikulikap yang
terletak di kabupaten Karo, Provinsi Sumatera utara. Objek wisata alam Sikulikap
merupakan objek wisata yang baru dan dalam tahap perkembangan kawasan
dengan melakukan berbagai inovasi dan renovasi kawasan objek wisata ini
memiliki nilai ekonomi yang tinngi sehingga perlu dilakukan penilaian kawasan
10

agar pemanfaatannya dapat mengahsilkan hasil yang maksimal namun tetap


mempertahankan eksistensi kawasan hutan. Sesuai dengan pernyataan Damanik et
al (2016) yang menyatakan bahwa pemanfaatan kawasan objek wisata harus
dilaksankan melalui pemetaan potensi kawasan untuk memaksimalkan potensi
yang dimiliki namun tetap memeprhatikan kelestarian kawasannya.
Berdasarkan hasil observasi lapangan, dengan metode wawancara kepada
pengelola kawasan, pengunjung yang sedang berada pada objek wisata diperoleh
data seperti pada tabel diatas, dan juga didapatkan kelemahan dan kekurangan
objek wisata dari sudut pandang pengunjung sebagai masukan kepada pengelola
kawasan, merujuk pada hasil wawancara pengunjung menilai masih ada beberapa
aspek yang perlu diperbaiki pada kawasan objek wisata, diantaranya penyedeiaan
fasilitas umum seperti tempat ibadah, tempat pembuangan sampah, toilet dan juga
keamanan tambahan, mengutip pernyataan Cernea (1991) menyatakan bahwa
keamanan dan kenyamanan pengunjung merupakan dua aspek yang harus
dipenuhi oleh objek wisata apabila kekurangan satu dari dua aspek tersebut maka
target tujuan objek wisata tersebut tidak akan terpenuhi. Sejalan dengan
pernyataan tersebut dan melihat realita dilapangan kedua aspek tersebut belum
terpenuhi secara maksimal dikawasan tersebut hal ini dibuktikan dengan
kurangnya fasilitas umum dan kurangnya kebersihan areal dikarenakan
pengunjung masih membuang sampah sembarangan.
Analisis terhadap nilai ekonomi kawasan bisnis dilakukan dengan
mengumpulkan data pengunjung objek wisata (Laki-laki/Perempuan) disamping
itu dikumpulkan data penghasilan masing-masing objek yang ditawarkan yakni
areal camp, Coffe Shop, dan tiket masuk ke kawasan objek wisata. Data tersebut
dikumpulkan di masing-masing per minggu per bulan hingga per tahun,dengan
tujuan untuk mendapatkan gambaran terjadinya penurunan atau kenaikan
pengunjung hal ini sesuai dengan pernyataan Handayani (2016) dalam tulisannya
menyatakan bahwa analisis data akan semakin detail hasilnya apabila dilakukan
dalam klasifikasi yang semakin kecil. Perhitungan nilai ekonomi yang diperoleh
dengan mengalikan harga jasa yang ditawarkan dengan jumlah pengunjung dan
menjumlahkan dengan daya beli pengunjung akan produk yang tersedia.
Nilai ekonomi kawasan merupakan segala potensi ekonomi yang dapat
11

diperoleh dan dapat diukur dalam angka suatu angka yang nilai tersebut dapat
dikonversi kedalam satuan nilai yang sah yaitu uang, pada kegiatan analisis nilai
ekonomi objek bisnis kelompok 1 memilih objek wisata alam Sikulikap yang
terletak di kabupaten Karo, Provinsi Sumatera utara. Objek wisata alam Sikulikap
merupakan objek wisata yang baru dan dalam tahap perkembangan kawasan
dengan melakukan berbagai inovasi dan renovasi kawasan objek wisata ini
memiliki nilai ekonomi yang tinngi sehingga perlu dilakukan penilaian kawasan
agar pemanfaatannya dapat mengahsilkan hasil yang maksimal namun tetap
mempertahankan eksistensi kawasan hutan. Sesuai dengan pernyataan Damanik et
al (2016) yang menyatakan bahwa pemanfaatan kawasan objek wisata harus
dilaksankan melalui pemetaan potensi kawasan untuk memaksimalkan potensi
yang dimiliki namun tetap memeprhatikan kelestarian kawasannya.
Berdasarkan tabel disajikan penghasilan dan pengunjung objek wisata
pada kurun 2020-2023 berdasarkan data tersebut dapa dilihat pada grafik 2 dan 3
terjadi penurunan penghasilan objek wisata dari tahun ke tahun. Pada tahun 2020
mencapai 500.000.000, 2021 sebesar 395.000.000, 2022 turun ke 255.000.000
dan 2023 menjadi 125.000.000. Berdasarkan hasil analisis dan wawancara hal
tersebut 70% dikarenakan keadaan pandemi yang membatasi mobolitas
masyarakat mengunjugi objek wisata dan 20% dikarenakan kurang kenyamanan,
keamanan, dan 10% dikarenakan tidak adanya kebaharauan pada kawasan hal ini
didukung oleh pernyataan Fandeli (2002) yang menyatakan bahwa daya tarik
objek wisata yang terus berinovasi merupakan alat terbaik untuk mendatangkan
pengunjung
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
1. Objek wisata alam sikulikap merupakan objek wisata yang baru dan dalam
tahap perkembangan kawasan dengan melakukan berbagai inovasi dan
renovasi kawasan. Objek wisata ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi
sehingga perlu dilakukan penilaian kawasan agar pemanfaatannya dapat
mengahsilkan hasil yang maksimal namun tetap mempertahankan eksistensi
kawasan hutan.
2. Analisis potensi kawasan dilakukan dengan melaksanakan observasi yaitu
mengunjungi secara langsung kawasan atau objek yang akan dianalisis,
tujuan dari observasi adalah untuk mendapatkan data-data yang diperlukan
dalam menilai potensi dan nilai ekonomi kawasan.
3. Adapun estimasi penghasilan objek wisata alam sikulikap pada tahun 2023
yaitu, untuk tiket masuk (Rp45.000.000), coffee shop (Rp30.000.000), dan
camp area (Rp50.000.000). Sehingga penghasilan total yang didapatkan yaitu
(Rp125.000.000).
4. Analisis terhadap nilai ekonomi kawasan bisnis dilakukan dengan
mengumpulkan data pengunjung objek wisata (Laki-laki/Perempuan)
disamping itu dikumpulkan data penghasilan masing-masing objek yang
ditawarkan yakni camp area, Coffee Shop, dan tiket masuk ke kawasan objek
wisata. Data-data tersebut dikumpulkan masing-masing per minggu, per
bulan hingga per tahun dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran
terjadinya penurunan atau kenaikan pengunjung.
5. Berdasarkan tabel 2 dan 3 disajikan penghasilan dan pengunjung objek wisata
pada kurun 2020-2023 berdasarkan data tersebut dapat dilihat pada grafik 2
dan 3 terjadi penurunan penghasilan objek wisata dari tahun ke tahun. Pada
tahun 2020 mencapai Rp500.000.000, 2021 sebesar Rp395.000.000, 2022
turun menjadi Rp255.000.000 dan 2023 menjadi Rp125.000.000.
Berdasarkan hasil analisis dan wawancara hal tersebut 70% dikarenakan
keadaan pandemi yang membatasi mobilitas masyarakat untuk mengunjungi
objek wisata dan 20% dikarenakan kurang kenyamanan, keamanan, kepuasan
pelayanan kepada para pengunjung dan 10% dikarenakan tidak adanya
kebaharauan pada kawasan tersebut sehingga pengunjung tidak tertarik untuk
datang kedua kalinya.

Saran
Pada wisata alam Sikulikap diharapkan adanya program pengembangan
terhadapa pemanfaatan air terjun sikulikap sebagai objek wisata yang menjadi
andalan masyarakat Kabupaten Karo yang akan memaksimalkan peran
masyarakat dalam mengelola potensi wilayah yang dimiliki menjadi wilayah yang
bermakna dan dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat sekitar
wilayah tersebut. Perlunya penambahan/pengembangan konsep bisnis pada wisata
alam sikulikap seperti menambahkan penyewaan pada alat-alat camp,
penambahan tempat penginapan seperti homestay bagi wisatawan yang ingin
menginap dengan aman dan nyaman. Dilihat dari data penghasilan tahunan yang
mengalami penurunan dan juga wisatawan yang menurun, wisata alam sikulikap
ini perlu dilakukannya promosi melalui sosial media atau lainnya yang membuat
wisatawan tertarik dan penasaran untuk mengunjungi wisata alam sikulikap ini
sehingga dapat membuat peningkatan wisatawan dan penghasilan di masa
pandemi covid-19.
DAFTAR PUSTAKA

Alam, S. dan Hajawa. 2007. Peranan Sumberdaya Hutan dalam Perekonomian


dan Dampak Pemungutan Rente Hutan terhadap Kelestarian Hutan di
Kabupaten Gowa. Jurnal Perennial, 3(2): 59-66.

BPS. 2009. Kabupaten Karo dalam Angka. Badan Perencanaan Pembangunan


Daerah Kabupaten Karo dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo

BPS. 2016. Kabupaten Karo dalam Angka. Badan Perencanaan Pembangunan


Daerah Kabupaten Karo dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo.

Cernea, M. 1991. Putting People First : Sociological Variables in Rural


Development. New York. Oxford University Press.

Damanik, J dan Weber, Helmut F, 2006. Perencanaan Ekowisata, , Dari Teori ke


Aplikasi. Yogyakarta. Andi Offset

Darsoprajitno, S. 2002. Ekologi Pariwisata. Jakarta: Angkasa Offset.

Fandeli C dan Nurdin M. 2005. Pengembangan Ekowisata Berbasis Konservasi


di Taman Nasional. Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada.
Yogyakarta.

Fandeli, C. 2002. Perencanaan Kepariwisataan Alam. Yogyakarta. Fakultas


Kehutanan UGM.

Handayani, . 2016. Peningkatan Kualitas Pengelolaan Pantai Sembukan Sebagai


Daya Tarik Ekowisata Melalui Pemberdayaan Masyarakat. Jurnal.
Ekonomi Pembangunan, 2(5): 19-24.

Kementerian Pekerjaan Umum, 2016. Rencana Pembangunan Infrastruktur


Terpadu Kawasan Strategis Pariwisata Pegunungan dan Budaya-
Kawasan Berastagi. Pusat Pengembangan Kawasan Strategis Badan
Pengembangan Infrastruktur Wilayah, Kementerian Pekerjaan Umum.
Jakarta.

Pratama. 2013. Strategi Pengembangan Infrastruktur Ekowisata Kabupaten


Banyuwangi Berbasis Spasial. Jurnal Teknik Industri ITS.

Pudjiwaskito. D.I. 2005. Kajian pengelolaan dan pengembangan ekowisata


sumber air panas Ciater, Subang, Jawa Barat. Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor: Bogor.

Wati. 2016. Pengaruh Ekowisata Terhadap Aktivitas Ekonomi Masyarakat di


Pulau Benan, Kepulauan Riau. Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan,
3(7): 12-17.
Yoeti, OA. 2000. Ekowisata Pariwisata Berwawasan Lingkungan Hidup.
Jakarta: Pt.Pertja.
LAMPIRAN

Gambar 1. Wawancara dengan Gambar 2. Foto Bersama


Pengunjung di lokasi wisata kelompok di objek wisata
alam sikulikap sikulikap

Anda mungkin juga menyukai