Anda di halaman 1dari 68

LAPORAN LENGKAP PRAKTEK LAPANG MANAJEMEN BISNIS

PERIKANAN

BBI RANOMEETO, PT. JALA CRAPINDO INTERNASIONAL DAN


LUCKY DOLL

OLEH :

KELOMPOK III

ASWAD AFANDU
I1D119015

JURUSAN/PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSUTAS HALUOLEO
KENDARI
2021
LAPORAN LENGKAP PRAKTEK LAPANG
MANAJEMEN BISNIS PERIKANAN

BBI RANOMEETO, PT. JALA CRAPINDO INTERNASIONAL DAN


LUCKY DOLL

“Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Pada Mata Kuliah Manajemen
Bisnis Perikanan”

OLEH :

KELOMPOK

ASWAD AFANDU
I1D119015

JURUSAN/PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSUTAS HALUOLEO
KENDARI
2021
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Laporan Lengkap Praktek Lapang Manajemen Bisnis


Perikanan
Laporan Lengkap : Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan pada Mata
Kuliah Manajemen Bisnis Perikanan
Kelompok : III (Tiga)
Nama : Aswad Afandu
Nim : I1D11015
Jurusan : Agrobisnis Perikanan
Fakultas : Perikanan dan Ilmu Kelautan

Laporan Lengkap Ini


Telah Diperiksa dan Disetujui Oleh

Dosen Pembibing Asisten

Desi Sriwulan Haludin, S.Pi , MM. Restu Destriani, S.Pi


NIDN.0008048803

Menyetujui,
Koordinator Mata Kuliah
Manajemen Bisnis Perikanan

Dr. Ir. Budiyanto MP


NIP. 196312232231989032002

Kendari, Desember 2021


Tanggal Pengesahan
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Aswad Afandu lahir pada tanggal 12 Januari 2001 di

kelurahan wagola,. Asal dari Kelurahan Holimombo,

kecamatan Pasarwajo, kabupaten Buton.Anak ketiga dari

tiga bersaudara. Menyelesaikan Pendidikan sekolah dasar di

SD Negeri 1Wagola, pada tahun 2013 dan pada saat itu melanjutkan Pendidikan

di SMP 3 Pasarwajo Kecamatan Pasarwajo yang sekarang menjadi SMPN 8

Buton, pada 2016 kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMAN2

Pasarwajo dan selesai pada tahun 2019 dan saat ini melanjutkan Studi Di

Universitas Halu Oleo jurusan Agrobisnis Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Subhanahu wata’ala.Yang

telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami

dapat menyelesaikan penyusunan laporan ini serta memperdalam materi yang

telah kami pelajari.

Dalam penyusunan laporan ini, Penulis banyak mendapat tantangan dan

hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa

teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan

ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Allah Yang Maha

Esa..

Semoga laporan ini dapat digunakan sebagai salah satu referensi untuk

menambah pengetahuan mengenai mata kuliah Manajemen Bisnis Perikanan.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penyusunan laporan ini.

Oleh karena itu segala bentuk kritik dan saran yang konstruktif yang bersifat

membangun akan kami terima guna menjadi acuan untuk penyusunan laporan

selanjutnya.

Kendari, Desember 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
SAMPUL
HALAMAN SAMPUL.......................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................... ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.............................................................. iii
KATA PENGANTAR........................................................................... iv
DAFTAR ISI.......................................................................................... v
DAFTAR TABEL.................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR............................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................... viii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 3
C. Tujuan dan Kegunaan.................................................................... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori.............................................................................. 4
B. Penelitian Terdahulu...................................................................... 8
C. Kerangka Pikir............................................................................... 13

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat......................................................................... 21


B. Jenis dan Sumber Data................................................................... 21
C. Teknik Pengumpulan Data............................................................. 21
D. Analisis Data.................................................................................. 22

IV. PEMBAHASAN

A. Hasil............................................................................................... 23
B. Pembahasan.................................................................................... 26

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan........................................................................................ 31
B. Saran.............................................................................................. 32

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel

1. Identitas Responden.........................................................................
2. Gambaran Umum Perusahaan/Profil Usaha.....................................
3. Aspek Manajemen Usaha.................................................................
4. Aspek Manajemen Sumberdaya Manusia........................................
5. Aspek Manajemen Produksi.............................................................
6. Aspek Manajemen Keuangan...........................................................
7. Aspek Manajemen Pemasaran.........................................................
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar

1. Kerangka Pikir.............................................................................
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara Kepulauan dengan jumlah pulau

yang mencapai 17.508 dan panjang garis pantai kurang lebih 81.000 Km.

Keadaan ini menyebabkan kawasan pesisir menjadi andalan sumber

pendapatan masyarakat Indonesia (Tinambunan, 2015). Sementara

Indonesia, sebagai negara maritim, potensi sumberdaya kelautan, pesisir,

dan pulau-pulau kecil sangatlah besar dan berlimpah untuk dikelola secara

optimal sehingga bisa memberi dampak multidimensi yang signifikan bagi

negara dan bangsa (Hariyanto, 2014).

Kota Kendari lebih dari setengah luas wilayah yang memiliki 4

kecamatan ini digunakan sebagai lahan pertanian, dengan perikanan

menjadi penyumbang terbesar. Nilainya mencapai Rp 235 miliar atau

lebih dari seperlima total kegiatan ekonomi. Dengan garis pantai tak

kurang dari 85,8 km, menyuguhkan potensi laut yang menjanjikan untuk

usaha perikanan, apalagi Pulau Bungkoto berhadapan langsung dengan

Laut Seram, Laut Maluku, Laut Arafura, dan Laut Floresyang dikenal

kaya akan berbagai jenis ikan yang bernilai ekonomi tinggi seperti

cakalang, layang, tengggiri, kembung, udang. Demikian halnya perikanan

darat. Dari 380,25 hektar luas potensial budidaya tambak, masih 31,5%

yang belum terjamah. Sementara budidaya kolam baru terolah 27,67%

dari luas potensial sekitar 150 hektar (Dhakidae dalamNasriyah, 2018).


Secara etimologi, kata manajemen diambil dari bahasa prancis

kuno, yakni “management” yang artinya adalah seni dalam mengatur dan

melaksanakan.Manajemen dapat juga didefenisikan sebagai upaya

perencanaan, pengkoordinasian, pengorganisasian, dan pengontrolan

sumber daya untuk mencapai sasran secara efisien dan efektif.Manajemen

adalah sebuah proses untuk mengatur sesuatu yang dilakukan oleh

sekelompok orang atau organisasi untuk mencapai tujuan organisasi

tersebut dengan cara bekerja sama memanfaatkan sumber daya yang

dimiliki (Burhanudin Gesi., dkk, 2019).

Industri perikanan di Indonesia peluangnya bagus sekali, dari segi

sumberdaya industri perikanan tangkap maupun industri perikanan

lainnya.Sumberdaya perikanan merupakan salah satu peluang yang

dijadikan aset negara harus dibina dan dikembangkan dengan benar.ilmu

pengetahuan dan teknologi khusunya dari segi manajemen diharapkan

mampu mendukung pengelolaan sumberdaya perikanan yang lebih baik

lagi, sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kualitas serta kuantitas

produksi perikanan sebagai penghasil pendapan negara yang nota bene

negara maritim (Nardi Sunardi., dkk, 2020).

Usaha pengolahan ikan merupakan istilah umum yang

mendefinisikan penaganan pasca produksi tangkap atau panen budidaya

menggunakan sarana prasarana dan teknologi. Pengolahan perikanan

dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah terhadap produk perikanan

dan berfungsi untuk mengawetkan ikan karena bersifat mudah rusak dan
busuk(Bar, 2015).Industri pengolahan perikanan dilakukan sesuai dengan

jenis komoditas ikan serta selera konsumen.Secara teknik industry

pengolahan tradisional dan modern. Industri pengolahan perikanan

tradisional seperti pemanggangan, pemindangan, pengeringan,

pengasinan, dan pengolahan lain menggunakan peralatan dan teknik

sederhana. Sementara industri pengolahan perikanan modern seperti

pembekuan, pengalengan dan diversifikasi olahan lain yang telah

menggunakan inovasi teknologi.

Berdasarkan uraian di atas maka perlu adanya pemahaman

pengetahuan tentang usaha di bidang perikanan khususnya tentang

manajemen bsnis perikanan. Dengan demikian penelitian yang berjudul

“Manajemen Bisnis Perikanan di BBI Ranomeeto, PT. Jala Crapindo

Internasionan dan Lucky Doll” penting di lakukan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah

dalam pembuatan laporan ini yaitu :

1. Bagaimana aspek manajemen usaha dij BBI Ranomeeto, PT. Jala

Crapindo Internasional dan Lucky Doll ?

2. Bagaimana aspek manajemen sumberdaya manusia di BBI Ranomeeto,

PT. Jala Crapindo Internasional dan Lucky Doll ?

3. Bagaimana aspek manajemen produksi di BBI Ranomeeto, PT. Jala

Crapindo Internasional dan Lucky Doll ?


4. Bagaimana aspek manajemen keuangan di BBI Ranomeeto, PT. Jala

Crapindo Internasional dan Lucky Doll ?

5. Bagaimana aspek manajemen pemasaran di BBI Ranomeeto, PT. Jala

Crapindo Internasional dan Lucky Doll ?

C. Tujuan dan Kegunaan

Berdasarkan Rumusan Masalah di atas maka tujuan dalam pembuatan

laporan ini yaitu:

1. Untuk mengetahui Aspek Manajemen Usaha di BBI Ranomaeeto, PT. Jala

Crapindo Internasional dan Lucky Doll

2. Untuk mengetahui Aspek Manajemen Sumberdaya Manusia di BBI

Ranomeeto, PT. Jala Crapindo Internasional dan Lucky Doll

3. Untuk mengetahui Aspek Manajemen Produksi di BBI Ranomeeto, PT. Jala

Crapindo Internasional dan Lucky Doll

4. Untuk mengetahui Aspek Manajemen Keuangan di BBI Ranomeeto, PT. Jala

Crapindo Internasional dan Lucky Doll

5. Untuk mengetahui Aspek Manajemen Pemasaran di BBI Ranomeeto, PT. Jala

Crapindo Internasional Dan Lucky Doll.

Praktek lapang ini diharapkan dapat memberikan bagi berbagai

pihak Sebagai pertanggung jawaban atas apa yang kita lakukan.

1. Bagi pelaku usaha, semoga dapat dijadikan sebagai informasi yang dapat

membantu dalam proses manajemen usaha pada perusahaaannya yang di

jalankan pada masa yang akan datang.


2. Bagi pemerintah, semoga dapat dijadikan sebagai informasi yang dapat

membantu dalam upaya manajemen usaha perikanan yang ada di Kota Kendari

3. Bagi akademisi, semoga dapat dijadikan sebagai dokumen yang dapat

dijadikan bahan studi dan sebagai pengalaman bagi orang lain yang akan

melakukan penelitian yang serupa dan dapat melatih kecermatan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Manajemen Usaha Perikanan

Manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan

melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh

manajemen dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi

manajemen yang di capai adalah dari F.W. Taylor dalam Muhfizar &

Poltak (2020) yaitu:

a. Planning

b. Organizing

c. Actuating

d. Controlling

Keberhasilan dalam upaya pencapaian tujuan organisasi, sangat

tergantung pada pelaksanaan fungsi manajemen tersebut.Namun demikian,


pelaksanaan fungsi manajemen tersebut harus didukung dengan penerapan

prinsip manajemen.Muhfizar & Poltak (2020).

Pelaksanaan prinsip manajemen bersifat, dalam arti perlu

disesuaikan dengan situasi dan kondisi lingkungan (internal dan eksternal).

Menurut Herny Fayol, dalam Muhfizar & Poltak (2020)

menyatakan bahwa prinsip-prinsip manajemen terdiri dari:

1) Pembagian kerja (division of work)

2) Wewenang dan tanggung jawab (authory and responsibility)

3) Disiplin (discipline)

4) Kesatuan perintah (unity of command)

5) Kesatuan pengarahan (unity of direction)

6) Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri

7) Penggajian pegawai

8) Pemusatan (centralization)

9) Hirarki (tingkatan)

10) Ketertiban (order)

11) Keadilan dan kejujuran

12) Stabilitas kondisi karyawan

13) Prakarsa (inisiative)

14) Semangat kesatuan, semangat korps.

2. Manajemen Sunberdaya Manusia

Manajemen sumberdaya manusia (MSDM) merupakan bidang

strategis dari organisasi.Manajemen sumberdaya manusia harus dipandang


sebagai perluasan dari pandangan tradisional untuk mengelola orang

secara elektif dan untuk itu membutuhkan pengetahuan tentang periaku

manusia dan kemampuan mengelolanya. Sutrisno Edi (2017).

Focus MSDM terletak pada upaya mengelola SDM di dalam

dinamika interaksi antara organisasi-pekerja yang seringkali memiliki

kepentingan berbeda. Menurut Stoner,MSDM meliputi penggunaan SDM

secara produktif dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi dan pemuasan

kebutuhan pekerja secara individual. Sutrisno Edi (2017).Jadi, MSDM

dapat juga merupakan kegiatan perencanaan, pengadaan, pengembangan,

pemeliharaan, serta penggunaan SDM untuk mencapai tujuan baik secara

individu maupun organisasi.Walaupun objeknya sama-sama manusia,

namun padahakikatnya ada perbedaan hakiki antara manajemen

sumberdaya manusia dengan manajemen tenaga kerja atau dengan

manajemen personalia. Sutrisno Edi (2017).

Tiap organisasi, termasuk perushaan, menetapkan tujuan-tujuan

tertentu yang ingin mereka capai dalam manajemen setiap sumberdayanya

termasuk sumerdaya manusia.Tujuan MSDM secara tepat sangatlah sulit

untuk dirumuskan karena sifatnya berfariasi dan tergantung pada

penahapan perkembangan yang terjadi pada masing-masing oganisasi.

Sutrisno Edi (2017).

Menurut Cushway dalam Sutrisno Edi (2017) bahwa tujuan

MSDM meliputi :
1. Memberi pertimbngan manajemen dalam membuat kebijakan SDM untuk

memastikan bahwa organisasi memiliki pekerja yang bermotivasi dan bekinerja

yng tinggi memiliki pekerja yang selalu siap mengatasi perubahan dan

memenuhi kewajiban pekerjaan secara legal.

2. Mengimplemntasikan dan menjaga semua kebijakan dan prosedur SDM yang

memungkinkan organisasi mampu mencapai tujuannya.

3. Membantu dalam pengembangan arah keseluruhan organisasi dan strategi,

khususnya yang berkaitan dengan implikasi SDM.

4. Memberi dukungan dan kondisi yang akan membantu manajer lini mencapai

tujuannya.

5. Menangani berbagai krisis dan situasi sulit dalam hubungan anatara pekerja

untuk meyakinkan bahwa mereka tidak menghambat organisasi dalam

mencapai tujuannya.

6. Menyediakan media komunikasi antara pekerja dan manajemen organisasi.

7. Bertindak sebagai pemelihara standar organisasional dan nilai dalam

manajemen SDM.

Sutrisno Edi (2017) mengatakan bahwa karakteristik bisnis masa

depan (globalisasi), serta memerhatikan masalah-masalah SDM yang

dihadapi perusahaan-perusahaan di Indinesia, maka perlu dirumuskan dan

diimplementasi strategi SDM yang tepat dengan mempertimbangkan

ativitas-aktivutas manajemen antara lain:

1. Prediksi SDM perlu dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif melalui

penelitian SDM.
2. Rekrutmen dan seleksi harus mendasarkan pada faktor kemampuan,

kepribadian yang positif, bermotivasi tinggi, nilai-nilai yang mrnunjang

misi, visi serta strategi masa depan, misalnya kreativitas, kemampuan

berubah cepat, potensi berkembang, serta berkemampuan dan kemauan

belajar terus menerus.

3. Orientasi perlu dilakukan dengan mendasarkan pada budaya

perusahaan.

4. Pelathan secara pengembangan perlu mengacu pada competen,

motovasi dan nilai-nilai yang iharapkanserta hasilnya harus dapat

diukur.

5. Pemeliharaan perlu dlakukan dengan memerhatikan hak dan kewajiban

karyawan secara saksama.

6. Memerhatikan faktor-faktor eksternal, strategi perusahaan yang

berorientasi global, lingkugan bisnis, dan lain-lain.

7. Jalur krier karyawan perlu direncanakan dengan saksama dan secara

transparan.

3. Manajemen Produksi

Widi(2020), sebelum usaha perikanan dimulai, segala sesuatunya

perlu dipertimbangkan secara matang agar tidak ada kekhawatirandan

penyesalan saat usaha sudah berjalan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dan

dipertimbngkan antara lain perencanaan produk, perencanaan lokasi usaha,

perencanaan standar produksi, dan pengadaan tenaga kerja.


Dalam bisnis perikanan dan bisnis lainnya, ada beberapa aspek

utama yang memerlukan manajemen. Aspek utama yang enting dan

memerlukan manajemen yang tepat antara lain sebagai berikut:

1. Aspek produksi

Dalam aspek produksi kegiatan manajemen diterapkan dalam proses

produksi. Manajemen produksi mencakup perencanaan produks dan

pengendalian proses produksi. Selama proses produksi berlangsung,

kegiatan manajemen diperlukan dalam pengambilan keputusan untuk

menentukan persiapan dan proses produksi, baik jangka pendek,

menengah, atau panjang.

2. Aspek pemasaran

Manajemen pemasaran mencakup kegiatan untuk mendistribusikan hasil

produksi ketangan konsumen. Dengan melakukan manajemen pemasaran

yang baik, sebuah perusahaan akan enentukan kelompok masyarakat yang

menjadi sasaran pemasara, melihat ada tidaknya persaingan, dan

menentukan strategi pemasaran yang harus dijalannkan.

3. Aspek keuangan

Manajemen keuangan meliputi kegiatan mengelola keuangan dalam suatu

usaha. Di dalamnya sudah termasuk pula cara mecapatkan dan

mengalokasikan dana suatu rangkaian usaha atau bisnis.

4. Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan merupakan integrasi dari science dan art yang

mencermati, dan menganalisa tentang upaya seorang manajer finansial


dengan mrnggunakan seluruh perusahaan SDM perusahaan untuk mencari

funding, mengelola funding, dan membagi funding, dengan goal mampu

memberikan laba atau welfare bagi para pemilik saham dan suistainability

(keberlanjutan) bisnis bagi entitas ekonomi ( Manahan., dalam Kariyoto

2018).

Dalam mempelajari manajemen keuangan (financial management)

kita diharapkan dapat menjelaskan tentang beberapa keputusan yang harus

dilakukan, yaitu keputusan tentang investasi (investment decision),

keputusan pendanaan atau keputusan pemenuhan kebutuhan dana

(financing decision), dan keputusan kebijakan dividen (difiden policy)

yang biasa juga disebut kepuusan pembagian keuntungan (distribution

decision). Kariyoto (2018).

Mempelajari manajemen keuangan dapat menjelaskan beberapa

keputusan yang harus dilakukan yaitu, keputusan investasi, keputusan

pendanaan atau keputusan pemenuhan kebutuhan dana dan keputusan

kebjakan deviden.Dalam manajemen keuangan, apabila gagal dalam

melakukan investasi, maka perusahaan tidak akan memperoleh

keuntungan dari investasi tersebut. Begitupula apabila gagal dalam

pendanaan atau dalam memperoleh dana, perusahaan akan selalu

mengalami hambatan dalam melakukan kegiatan produksi, seperti

pendapatan bahan mentah atau bahan baku. Akibatnya, produksi tidak bisa

berjalan dengan lancar.Begitu pyla dengan pemasaran, seperti melakukan

promosi dan kegiatan penjualan. Pemasaran barang tidak bisa berjalan


dengan baik, serta pembayaran sumberdaya manusia dalam melaksanakan

kegiatan operasi perusahaan tidak dapat dilakukan dengan baik karena

diperlukan waktu yang tepat untuk memperoleh dana agar krgiatan

perusahaan dapat berjalan dengan lancar.Kariyoto (2018).

Berikut ini adalah manajemen keuangan :

1. Pendekatan keuntungan dan risiko

Manajer keuangan harus menciptakan keuntungan atau laba yang maksimal

dengan tingkat risiko yang minimal.Menciptakan laba di sini bertujuan agar

perusahaan memperoleh nilai yang tinggi, dan dapat memakmurkan pemilik

perusahaan atau pemegang saham. Sedangkan tingkat risiko yang minimal

diperlikan agar perusahaan menetapkan target keuntungan dalam suatu tahun,

diharapkan pencapaian target bisa terpenuhi, tetapi andaikan lebih rendah dari

target tersebut.

a. Laba yang maksimal maksudnya adalah agar perusahaan memperoleh laba

yang besar, sesuai dengan tujuan setiap perusahaan yang didirikan.

b. Risiko yang minimal, maksudnya adalah agar biaya operasional perusahaan

diusahakan sekecil mungkin dengan jalan efisiensi.

c. Untuk memperoleh laba yang maksimal dan risiko yang minimal adalah

dengan melakukan aliran dana. Maksudnya adalah dengan melakukan

pengawasan terhadap dana yang masuk maupun dana yang keluar, agar

perusahaan dapat merencanakan kegiatan berikutnya, di samping tidak

terjadi penyimpangan dana.


d. Menjaga fleksibilitas usaha. Maksudnya adalah agar manjer keuangan selalu

berusaha menjaga maju mundurnya perusahaan.

2. Pendekatan likuiditas profitabiitas

Tujuan manajemen keuangan berikutnya adalah pendekatan likuiditas dan

profitabilitas sebagai berikut:

a. Menjaga likuiditas dan profitabilitas.

b. Likuiditas berarti manajer keuangan menjaga agar selalu tersedia uang kas

atau memenuhi kewajiban finansialnya dengan segera.

c. Profitabilitas berarti manajer keuangan berusaha agar memperoleh laba

perusahaa, terutama untuk jangka panjang.

- Fungsi pengendalian likuiditas

1. Perencanaan aliran kas (forecasting cash flow) agar selalu tersedia uang tunai

atau uang jas untuk memenuhi pembayaran apabila setiap saat di perlukan.

2. Pencarian dana(raising of funds) dari luar atau dari dalam perusahaan agar

diperoleh dana yang biayanya lebih murah dan tersedianya dana apabila setiap

saat diperlukan.

3. Menjaga hubungan baik dengan lembaga keuangan (misalnya dengan

perbankan) untuk memenuhi kebutuhan dana apabila diperlukan oleh

perusahaanpadasaat-saat tertentu.
- Fungsi pengendalian laba

1. Pengendalian biaya (cost control) menghindari biaya yang tidak perlu

dikeluarkan atau pemborosan.

2. Penentuan harga (pricing) agar harga tidak terlalu mahal dibandingkan dengan

harga barang sejenis dari pesaing.

3. Perenvanaan laba (profit planning) agar dapat diprediksi keuntungan yang

diperoleh pada periode yang bersangkutan sehingga dapat merencanakan

kegiatan yang lebih baik pada periode mendatang.

4. Pengukuran biaya capital (cost of capital) dalam teori ini semua kapital atau

modal dari mana saja, termasuk modal dari perusahaan, harus diperhitungkan

juga biayanya karena modal tersebut apabila digunakan pada kegiatan lain,

tentu juga menghasilkan pendapatan

- Fungsi manajemen

1. Dalam pengendalian laba atau likuiditas, manajer keuangan harus bertindak

sebagai manajer dan sebagai decision maker (pengambil keputusan) sehingga

manajer keuangan dapat mengambil langkah-langkah keputusan keputusan

yang menguntungkan bagi pearusahaan.

2. Melakukan manajemen terhadap aktiva dan manajemen terhadap dana. Dalam

hal ini fungsi manajemen seperti planning (perencanaan), organizing

(pengorganisasian), actuating (pengarahan), dan controlling (pengendalian)


yang sangat diperukan bagi seorang manajer keuangan, terutama fungsi

perencanaan, pengarahaan, dan pengendalian.

5. Manajemen Pemasaran

Pemasaran adalah suatu proses dan manajerial yang membuat

individu atau kelompok pendapatan apa yang mereka butuhkan dan

inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk

yang bernilai kepada piha lain atau segala kegiatan yang menyangkut

penyampaian produk atau jasa mulai dari produsen sampai

konsumen.Peranan pemasaran saat ini tidak hanya menyampaikan produk

atau jasa hingga tangan konsumen tetapi juga bagaimana produk atau jasa

tersebut dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan

menghasilkan laba.Sasaran dari pemasaran adalah menarik pelanggan baru

dengan menjanjikan nilai superior, menetapkan harga menarik,

mendistribusikan produk dengan mudah, mempromosikan secara efektif

serta mempertahankan pelanggan dengan tetap. Shinta Agustina (2011).

Manajemen pemasaran adalah suatu usaha untuk merencanakan,

mengimplementasikan (yang terdiri dari kegiatan mengorganisasikan,

mengarahkan, mengkoordinir) serta mengawasi atau mengendalikan

kegiatan pemasaran dalam suatu organisasi agar tercapai tujuan organisasi

secara efisien dan efektif.Didalam fungsi manajemen pemasaran ada

kegiatan menganalisis yaitu analisis yang dilakukan untuk mengetahui

pasar dan lingkungan pemasaran, sehingga dapat diperoleh seberapa besar


peluang untuk merebut pasar dan seberapa besar ancamannya yang harus

dihadapi. Shinta Agustina (2011).

Bagi orang yang mengetahui sedikit tentang pemasaran dalam lingkup

organisasi usaha (bisnis), pemasaran sering diartikan hanya sebagai

kegiatan penjualan, atau perdagangan, distribusi, atau hanya periklanan

saja.Sedangkan masing-masing kegiatan tersebut sebenarnya hanya

meupakan salah satu saja dari kegiatan-kegiatan pemasaran.Sementara

pemasaran dimulai sebelum barang diproduksi, bukan dimulai pada saat

produksi selesai, juga tidak berakhir dengan kegiatan penjualan.Dengan

demikian, pemasaran mempunyai pengertian yang jauh lebih luas.Melati

(2020).

Falsafat konsep pemasaran bertujuan memberikan kepuasan terhadap

keinginan dan kebutuhan pembeli/konsumen.Seluruh kegiatan yang

menganut konsep pemasaran harus diarahkan untuk memenuhi tujuan

tersebut.Meskipun orientasi pembeli ini dibatasi oleh tujuan dan

pertumbuhan, tetapi konsep itu perlu dilaksanaka. Karena dapat

meningkatkan penjualan dengan :

a. Membuat barang yang mudah penggunaannya

b. Mudah pembeliannya

c. Mudah pemeliharaannya

Penggunaan konsep pemasaran bagi sebuah peruahaan dapat

menunjang keberhasilan bisnisyang dilakukan. Konsep pemasaran disusun

dengan memasukan tiga elemen pokok yaitu :


1. Orientasi konsumen/pasar/pembeli

2. Volume penjualan yang menguntungkan

3. Koordinasi dan integrasi seluruh kegiatan pemasaran dalam perusahaan

Dalam system pemasaran terdapat beberapa faktor yang saling

tergantung dan saling berinteraksi satu sama lain, faktor-faktor tersebut

adalah :

1. Organisasi yang melakukan tugas-tugas pemasaran

2. Sesuatu (barang, jasa, ide, orang) yang sedang dipasarkan

3. Pasar yang dituju

4. Para perantara yang membantu dalam pertukaran (arus) antara organisasi

pemasaran dan pasarnya. Antara lain pengecer, pedagang besar, agen

pengangkutan dan lain-lain.

5. Faktor-faktor lingkungan seperti faktor demografi, kondisi perekonomian,

faktor sosial dan kebudayaan, teknogi dan persaingan.

Pemasaran merupakan proses sosial dan manajerial sehingga

konsumen dapat memperoleh kebutuhan/keinginan mereka melalui

permintaan, penawaran dan pertukaran nilai suatu produk antara penjual

dan pembeli.

1. Kebutuhan :segala kebutuhan dasar manusia baik untuk minum, makan

pakaian, pendidikan dan lainnya.

2. Keinginan : merupakan kondisi lebih khusus dari kebutuhan, misalnnya

minuman ringan, makanan bergizi, pendidikan tiggi atau lainnya.


3. Permintaan : akumulasi kebutuhan/keinginan yang potensialuntuk

digarap, misalnya makanan, perumahan, pendidikan dan lainnya.

Beberapa istila tang penting dalam konteks pemasaran adalah :

1. Produk (barang, jasa, ide) : segala hasil kerja manusia yang dapat

ditawarkan kepada manusia lainnya baik berupa barang, jasa atau ide.

2. Nilai : perkiraan konsumen atas suatu produk atas kepuasan mereka apa

yang dirasakan/diinginkan.

3. Biaya : harga yang harus dibayar konsumen atas produk yang dikonsumsi

4. Kepuasan : seberapa puas konsumen atas produk yang mereka konsumsi

(kesesuaian antara harapan dan kenyataan)

5. Pasar : tempat yang berisi semua pelanggan potensial yang berniat untuk

transaksi terhadap suatu produk.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini dilakukan oleh Rufnia Ayu Afifah, dkk (2021)

tentang Optimalisasi Produksi Tuna Sirip Kuning (Thunnus albacares)

Beku Melalui Penerapan Metode Kaizen. penelitian ini bertujuan untuk

mengidentifikasi permasalahan yang terdapat pada produksi tuna sirip

kuning beku di salah satu Unit Pengolahan Ikan (UPI) di Kota Padang,

Sumatera Barat dan memberikan solusi dengan pendekatan analisis Kaizen

untuk perbaikan secara berkesinambungan. Optimalisasi produksi tuna

sirip kuning (Thunnus albacares) beku saat ini sangat dibutuhkan agar

dapat memenuhi tuntutan perusahaan untuk selalu meningkatkan kinerja

dan produktivitas. Salah satu cara untuk mengoptimalisasikan produksi


adalah melakukan perbaikan berkelanjutan melalui penerapan metode

Kaizen. Berdasarkan metode Kaizen, perbaikan proses produksi

bergantung pada berbagai aspek, yaitu material, metode, sumber daya

manusia, dan kebijakan manajemen. Penelitian ini mencakup identifikasi

masalah pada aspek manusia, metode, material, dan manajemen. Beberapa

masalah yang ditemukan antara lain nilai rendemen pada produksi tuna

beku (54,78%) lebih rendah dari standar (60%) dan kerusakan mesin air

blast freezer (ABF). Hal ini menyebabkan proses pembekuan

membutuhkan waktu yang lebih lama karena pembekuan dilakukan

dengan menggunakan cold storage. Rendahnya rendemen dan kerusakan

mesin pembekuan ini memberikan efek pada gross profit yang dihasilkan

perusahaan. Beberapa alternatif solusi untuk perbaikan produksi, yaitu

adanya komitmen untuk melakukan pengawasan pada proses pengolahan

serta melakukan perbaikan mesin pembekuan ABF. Jika rekomendasi

solusi dan perbaikan ABF diterapkan, diestimasikan dapat meningkatkan

gross profit perusahaan sebesar Rp 1.246.261.672 dalam satu tahun.

Penelitian ini dilakukan oleh Retno Dwiputri Linthin, dkk (2018)

tentang Manfaat Penerapan Standar pada Perusahaan Tuna di DKI

Jakarta.Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji manfaat penerapan standar

di perusahaan tuna. Metode yang digunakan adalah deskriptif dan

menggunakan beberapa pengujian termasuk analisis rasio profitabilitas

(net profit margin, return on asset, return on equity, profit margin). Tuna

merupakan salah satu komoditas perikanan yang paling berharga di


Indonesia.Sebagian besar produksi ikan tuna di Indonesia di ekspor ke

beberapa negara tujuan seperti jepang, Uni Eropa, dan

Amerika.Permintaan tuna di Jepang dan Amerika Serikat dari tahun ke

tahun tidak pernah menurun.Selanjutnya, peran industri tuna dari waktu ke

waktu semakin penting dan strategis, terutama dalam mempertahankan

ekonomi bangsa karena ikan tuna berperan penting dalam kesehatan

masyarakat dimana ikan tuna menyediakan protein berkualitas tinggi.Agar

produk tuna dapat diterima dan diminati oleh konsumen, maka valuable

creative activities perlu dirumuskan agar sumberdaya yang kita miliki

(tangible, intangible, human resources) dapat menghasilkan produk yang

berkompetensi baik di dalam maupun luar negeri.Produk perikanan prima

dapat dihasilkan apabila industri perikanan menerapkan beberapa standar

baik yang nasional maupun internasional seperti ISO, SNI, CODEX, dan

standar dari importir.Agar perusahaan dapat menerapkan standar, maka

perlu kajian beberapa manfaat dari penerapan standar. Terkait dengan

standar yang diterapkan oleh perusahaan maka akan dilakukan kajian

terhadap manfaat dari penerapan standar di industri tuna yang ada di

Muara Baru, DKI Jakarta. Hasil penelitian ini adalah bahwa kedua

perusahaan telah menerapkan standar baku, pemahaman standar oleh

kedua perusahaan masih ada yang berbeda, sedangkan dari sektor

keuangan perusahaan mampu meningkatkan keuntungan.

Penelitian ini dilakukan oleh Naslina Alimina (2016) tentang

Estimasi Tangkapan per unit upaya baku dan Produksi Yuwana pada
Perikanan Tuna diSulawesi Temggara. Penelitian ini bertujuan untuk

memperoleh nilai CPUE baku dan kecenderungannya selama sepuluh

tahun terakhir, dan proporsi yuwana berdasarkan data statistik perikanan

yang diintegrasikan dengan data yang diperoleh melalui pengamatan,

wawancara dan pengisian kuesioner dengan pemangku kepentingan

terkait. Tuna merupakan komoditas perikanan penting di Sulawesi

Tenggara baik sebagai produk ekspor, perdagangan antar pulau maupun

pemenuhan kebutuhan lokal bagi masyarakat pesisir di perairan bagian

selatan Sulawesi Tenggara (PSST).Untuk mempertahankan keberlanjutan

perikanan tuna di daerah ini maka perlu adanya suatu upaya pengelolaan

komprehensif yaitu pengelolaan perikanan dengan pendekatan ekosistem

atau Ecosystem approach to Fisheries Management (EAFM).Implementasi

EAFM di Indonesia terus dikembangkan dengan tersusunnya indikator

penilaian kinerja pengelolaan. Tangkapan per Unit Upaya atau Catch per

Unit Effort (CPUE) dan komposisi yuwana merupakan bagian dari

indikator EAFM Indonesia khususnya dalam domain sumberdaya.

Penelitian ini dilakukan oleh Fitri Agustriani (2011) tentang

Analisis Potensi Lestari Sumberdaya Perikanan Tuna Longlinen.Tujuan

penelitian ini untuk menghitung nilai potensi lestari sumberdaya perikanan

tuna menggunakan metode statistika sehingga pengembangan perikanan

tuna dapat dilakukan secara optimal. Hasil perhitungan dengan

menggunakan model Schaefer didapatkan potensi lestari (MSY) sebesar

1439,86 ton/tahun dan upaya optimumnya adalah 155 unit/tahun. Analisis


potensi lestari perikanan tuna longline di Kabupaten Cilacap

dilatarbelakangi oleh besarnya potensi sumberdaya perikanan tuna yang

dimiliki yaitu 26 % dari seluruh jumlah produksi ikan di Cilacap atau 1225

ton per tahun Adapun tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan tuna di

perairan Cilacap sebesar 85,12 %, dapat dikatakan status pemanfaatannya

dalam kondisi tangkap lebih (overfishing).

Penelitian ini dilakukan oleh Frans Labobar (2021) tentang

Produksi Ikan Tuna di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Sanggeng

Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat., penelitian ini dilakukan

dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar Produksi ikan tuna di

Kabupaten Manokwari yang didaratkan di Pangkalan Pendaratan Ikan

(PPI) Sanggeng Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat berdasarkan

data produksi tuna tahun 2014-2018.Penelitian ini dilakukan di Pangkalan

Pendaratan Ikan (PPI) Sanggeng Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua

Barat.Pengambilan data di PPI Sanggeng dilakukan pada bulan Juni

sampai Juli 2019.Data dalam penelitian ini adalah data produksi ikan tuna

tahun 2014 – 2018 yang dijadikan sebagai data penelitian untuk

mengetahui perkembangan produksi ikan tuna di Kabupaten Manokwari

selama 5 tahun terakhir. Data produksi ikan tuna akan di analisis secara

deskriptif yaitu data ditampilkan dalam bentuk grafik histogram (batang)

untuk mengetahui tren produksi ikan tuna di Kabupaten Manokwari.

Berdasarkan hasil penelitian, terlihat bahwa Produksi ikan tuna di

Kabupaten Manokwari dari tahun 2014 sampai tahun 2018, produksi


tertinggi tejadi pada tahun 2017 yaitu sebesar 3,651, 825.00

Kg/Trip/Tahun. Sedangkan produksi tertinggi per bulan untuk tahun 2014,

terjadi pada bulan Mei, pada tahun 2015 terjadi pada bulan November,

tahun 2016 terjadi pada bulan Juni dan Agustus serta tahun 2017 dan

2018, terjadi pada bulan Maret.

Penelitian ini dilakukan oleh Akhmad Mansyur (2015) tentang

Introduksi Kapal Fiberglass dan Manajemen Kemitraan Produksi Loin

Tuna.Tulisan ini ditujukan secara umum bagi peningkatan kapasitas

produksi loin tuna sebagai potensi unggulan percepatan pembangunan

Sulawesi Tenggara.Upaya ini ditempuh melalui introduksi kapal fiberglass

berbasis kemitraan nelayan agar terjadi peningkatan kesejahteraan

masyarakat yang berkelanjutan. Secara khusus, ditujukan untuk perbaikan

system armada industri loin tuna, perbaikan system kemitraan nelayan dan

peningkatan kemampuan karyawan industri di bidang service armada yang

profesional. Metode pencapaian tujuan dilakukan melalui pelatihan teknis

usaha perikanan tangkap laut dalam dan pemagangan pada industriindustri

loin tuna & galangan kapal fiberglass.Di samping itu, dilakukan dengan

pembimbingan, pengawasan terhadap kelompok binaan, pemberian

bantuan teknologi dan upaya penyelesaian masalah usaha yang

dibangun.Pendekatan yang digunakan adalah konvergensy, implementary

dan developmentally.Hasil yang dicapai adalah nelayan tangkap tuna

mampu mengolah hasil tangkapannya menjadi loin di masing-masing

lokasi penangkapan.
Penelitian ini dilakukan oleh James Abrahamsz (2011) tentang

Analisis Pengaruh Kebijakan Pemerintah Terhadap Pengembangan

Kawasan Perikanan Di Kabupaten Maluku Tengah.Tujuan penelitian

adalah untuk mengembangkan model teoritis dan analitis pengaruh

kebijakan pemerintah bidang perikanan pembangunan di kabupaten

Maluku Tengah.Penelitian dilakukan di bulan januari sampai maret 2010

di tingkat Maluku Tengah dan Provinsi.Komponen model yang dapat

dipengaruhi pada seriap tingkat kebijakan adalah polotik, ekonomi, sosial

dan budaya. Kebijakan pusat mempengaruhi aspek sosisal saja dan sisi

lain, politik dan sosial adalah terpengaruh.

Penelitian ini dilakukan oleh Ediyanto (2017), tentang Manajemen

Pengelolaan Sumberdaya Ikan Tuna Indonesia. Penelitian ini bertujuan (1)

untuk mengetahui apakah dalam pemenuhan kebutuhan ekspor ikan tuna

segar di Indonesia tergantung pada pasokan ikan tuna dari kapal-kapal

penangkap dan (2) untuk mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang

sangat berpengaruh di dalam manajemen pengelolaan sumberdaya ikan

tuna untuk memenuhi kebutuhan ikan tuna segar secara aman, layak dan

sehat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-Agustus 2016 di kota

Jakarta, Benoa, Bitung dan Sorong dengan menggunakan analisis

pengolahan data Structural Equation Model (SEM) dan Focus Group

Discussion dengan pakar perikanan tuna dan lingkungan. Responden yang

dipilih untuk menjawab kuisioner yang disediakan berjumlah 193

Orang.Hal ini didasarkan pada literatur yang menyatakan bahwa minimal


responden yang dapat menerapkan program SEM berkisar antara 150

sampai dengan 200 orang. Hasil yang diperoleh dari penelitian

ditemukannya lima factor penting yang mempengaruhi pengelolan

perikanan tuna Indonesia serta masih sangat bergantungnya industry

perikanan tuna Indonesia kepada kapal-kapal penangkap tuna. Dari lima

factor tersebut, sumberdaya ikan yang semakin menipis dan factor

sumberdaya manusia sangat mempengaruhi manajemen pengelolaan

sumberdaya perikanan tuna Indonesia. Kesimpulan dari penelitian ini (1)

perikanan tuna Indonesia masih sangat bergantung pada hasil tangkapan

kapal penangkap tuna, (2) Ada lima factor yang mempengaruhi

manajemen pengelolaan sumberdaya ikan tuna segar Indonesia yaitu

sumberdaya ikan, sumberdaya manusia, investasi, perishable dan harga.

Penelitian ini dilakukan oleh Rufnia (2021), tentang Optimilisasi

Produksi Tuna Sirip Kuning ( Thunnus albacares) Beku Melalui

Penerapan Metode Kaizen. Optimalisasi produksi tuna sirip kuning

(Thunnus albacares) beku saat ini sangat

dibutuhkan agar dapat memenuhi tuntutan perusahaan untuk selalu meningkatkan

kinerja dan produktivitas. Salah satu cara untuk mengoptimalisasikan produksi

adalah melakukan perbaikan berkelanjutan melalui penerapan metode Kaizen.

Berdasarkan metode Kaizen, perbaikan proses produksi bergantung pada berbagai

aspek, yaitu material, metode, sumber daya manusia, dan kebijakan manajemen.

Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan yang terdapat pada

produksi tuna sirip kuning beku di salah satu Unit Pengolahan Ikan (UPI) di Kota
Padang, Sumatera Barat dan memberikan solusi dengan pendekatan analisis

Kaizen untuk perbaikan secara berkesinambungan. Penelitian ini mencakup

identifikasi masalah pada aspek manusia, metode, material, dan manajemen.

Beberapa masalah yang ditemukan antara lain nilai rendemen pada produksi tuna

beku (54,78%) lebih rendah dari standar (60%) dan kerusakan mesin air blast

freezer(ABF). Hal ini menyebabkan proses pembekuan membutuhkan waktu yang

lebih lama karena pembekuan dilakukan dengan menggunakan cold storage.

Rendahnya rendemen dan kerusakan mesin pembekuan ini memberikan efek pada

gross profit yang dihasilkan perusahaan. Beberapa alternatif solusi untuk

perbaikan produksi, yaitu adanya komitmen untuk melakukan pengawasan pada

proses pengolahan serta melakukan perbaikan mesin pembekuan ABF. Jika

rekomendasi solusi dan perbaikan ABF diterapkan, diestimasikan dapat

meningkatkan gross profit perusahaan sebesar Rp 1.246.261.672 dalam satu

tahun.

Penelitian ini dilakukan oleh Agus (2019), tentang Analisis Formulasi

Manajemen Sumberdaya Manusia Strategis.Penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan formulasi manajemen sumber daya manusia strategik pada Dinas

Perikanan dan Kelautan Kabupaten Buleleng dan strategi dan kebijakan

manajemen sumber daya manusia strategik pada Dinas Perikanan dan Kelautan

Kabupaten Buleleng. Jumlah populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

seluruh pegawai yang ada pada dinas perikanan dan kelautan kabupaten buleleng.

Metode pengumpulan data menggunakan pencatatan dokumen dan

wawancara.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, (1) Visi dan misi pada Dinas
Perikanan dan Kelautan Kabupaten Buleleng sudah ada dengan kategori sangat

baik. (2) Tujuan dan sasaran yang ada dapat dikategorikan sangat baik karena

sudah dapat terlaksana secara optimal dan dijalankan dengan sebaik-baiknya dan

(3) Strategi yang digunakan sudah ada dan dapat digunakan dengan baik didalam

menjalankan setiap program yang ada pada Dinas Perikanan dan Kelautan

Kabuapten Buleleng.

C. Kerangka Pikir

PERUSAHAAN
LUCKY DOLL, BBI RANOMETO
DAN PT.JALA CRAPINDO
INTERNASIONAL

MANAJEMEN MANAJEMEN
PRODUKSI KEUANGAN
MANAJEMEN
MANAJEMEN
PERSONALIA
PEMASARAN

HASIL PRODUKSI YANG


MAKSIMUM DAN PERUSAHAAN
YANG BERKELANJUTAN

Gambar 1. Kerangka Pikir

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Praktek ini dilaksanakan pada bulan November sampai Desember tahun

2021 di Kota Kendari Lokasi dipilih secara sengaja yang berlokasih pada tiga

tempat yaitu BBI Ranomeeto, PT. Jala Craoindo Internasional dan Lucky Doll.

B. Teknik Penarikan Sampel

Teknik pengambilan sampel pada praktek lapang ini adalah dengan

menggunakan pengambilan sampel non-probability sampling dengan

teknik snowball sampling yaitu melakukan wawancara pada responden


untuk mendapatkan informasi dari sampel pertama untuk mendapatkan

sampel berikutnya.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu:

1. Wawancara

Teknik pengumpulan data denganmengajukan pertanyaan langsung oleh

pewawancarakepada responden/narasumber.Media yang digunakan dalam

pengambilan data di lapangan yaitu menggunakan kuisoner.

2. Observasi

Yaitu teknik yang digunakan untuk melengkapi data yang telah diperoleh

dari wawancara yaitu melakukan pengukuran secara langsung pada objek

yang diteliti.

3. Kuisioner

Kuisioner adalah salah satu metode survey dalam melakukan penelitian

yang di pakai untuk mengumpulkan data dari responden, dimana kuisioner

berisi pertanyaan-pertanyaan untuk di jawab responden, kemudian jawaban

tersebut di kumpulkan, di olah dan di jadikan sebuah teori dan kesimpilan.

Teknik yang kami gunakan pada praktek lapang ini yaitu dengan cara

mensurvei langsung ke tempat lokasi praktek lapang kemudian

mengumpulkan data dari pemilik usaha menggunakan tabel kuisioner yang

telah berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan di jawab oleh pemilik usaha,

dan kemudian kami rampungkan pertanyaan-pertanyaan tersebut menjadi


suatu kesimpulan yang dapat di tarik dan dijadikan sebagai bahan acuan

dalam pembuatan hasil praktek lapang.

4. Dokumentasi

Dukomentasi adalah suatu bentuk kegiatan atau proses dalam

menyediakan berbagai dokumen dengan memanfaatkan bukti yang akurat

berdasarkan pencatatan dari berbagai sumber. Teknik yang kami gunakan

dalam proses dokumentasi ini berupa mencatat beberapa pertanyaan-

pertanyaan yang sesuai dengan data kuisioner, kemudian kami memilih

dokumen yang akan di jadikan sebagai bahan dukumentasi, setelah kami

selesai melakukan kegiatan sesi pertanyaan, selanjutnya kami melakukan sesi

foto bersama pemilik perusahaan/responden untuk dijadikan bukti yang

akurat berdasarkan berbagai sumber informasi yang diperoleh.

D. Analisis Data

Analisis data yan digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis

deskriptif kualitatif.Analisis Deskptif kulitatif untuk mengetahui

manajemen bisnis pada perusahaan BBI Ranomeeto, PT. Jala Crapindo

Internasional dan Lucky doll.Metode analisis deskriptif adalah statistik

yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan

atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya

tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau

generalisasi (Sugiyono 2014).


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Karakteristik Lokasi Praktek

Adapun karakteristik lokasi praktek lapang yang di lakukan di

perusahaan Lucky Doll berada di Jl. Pembangunan, Kota Kendari,Provinsi

Sulawesi Tenggara.PT. Jala Crapindo Internasional berada di PPS

Kendari, Lapulu dan BBI Ranomeeto berlokasi di Desa Laikaha,

Kabupaten Konawe Selatan, Kota Kendari Sulawesi Tenggara.

2. Data Hasil Wawancara

Tabel 1. Identitas Responden Berdasarkan Usia, Tingkat


Pendidikan, jabatan unit kerja, dan status kepegawaian.
Jabatan unit Status
No Nama Usia Pendidikan
kerja kepegawaian
1 Debora, S.Pi. 41 S1 Kepala Non PNS

2 Khumaidi 42 S1 Plan Manajer Non PNS

3 Harlin 39 SMA Pemilik Usaha Non PNS


Sumber : Hasil Wawancara Responden

Tabel 2. Gambaran Umum.


PT. Jala
Gambaran Umum BBI
No Crapindo Lucky Doll
Perusahaan Ranomeeto
Internasional
PPS Kendari, Sodoha, Kota
1 Alamat Perusahaan Desa Laikaha
Lapulu Kendari
08124120858
2 No. Telephone 081327068224 081341552660
6
Ikan Mas
(Cyprinus Kepiting rajuan
3 Produksi Utama Ikan Tuna
carpio l), Nila, kaleng
Koi
PPS Kendari,
4 Lokasi Utama Desa Laikaha Kota Kendari
Lapulu
Perusahaan
5 Kemitraan Tidak Ada Mandiri
Amerika
6 Awal mulai Usaha 2004 2020 2013

7 Daerah/Kota Kota Kendari Kota Kendari Kota Kendari


10 (tetap) 6 (tetap) 6 (Tetap)
8 Jumlah tenaga kerja
0 (Harian) 68 (harian) 0 (Harian
Hubungan tenaga
9 Orang Lain Orang Lain Saudara
kerja dan pemilik
Sumber : Hasil Wawancara Responden

Tabel 3. Aspek Manajemen Usaha.


PT. Jala
Aspek Manajemen BBI
No Crapindo Lucky Doll
Usaha Ranomeeto
Internasional
Kegiatan yang Menambah Rencana
1 dilakukan dalam Tidak Ada Produksi, Rapat Ekspor Ke
perencanaan usaha Internal Jepang
Survei Lokasi, Mencari
Cara perencanaan Mencari jaringan yang
2 Tidak Ada
usaha Ketersediaaan luas, melihat
bahan baku peluang usaha
Bahan baku
3 Perencanaan tertulis Tidak tertulis Tidak tertulis
tertulis
Pasar Singapura, Eksport ke
4 Target sasaran Tidak ada
Amerika Jepang
Ketua
Langsung
5 Sistem organisasi Tidak Ada Fungsional
Koordinasi ke
tenaga kerja
Direktur utama,
direktur pertama,
direktur kedua, Ketua (Sebagai
paln Pemantau
6 Job Deskription Tidak ada manajer,sales pekerjaan)
dan marketing, Tenaga kerja
HRD,/Ga, (yang bekerja)
Finance dan
Accounting, Qc
7 Hubungan kerja Tidak Ada Disesuaikan Pemilik usaha
dalam oganisasi dengan skruktur (Ketua)
organisasi Tenaga kerja
(Pekerja)
Pelatihan
Kegiatan Pengarahan
8 Tidak ada penanganan
pengarahan bahan baku
bahan baku
Pengarahan
masalah dan Sesuai standar Pengawasan
9 Kegiatan koordinasi
hasil laporan SOP kerja
produksi
Sorting, miksing,
coding, bolder, Pengawasan
10 Controlling Tidak Ada
packing, tenaga kerja
pengiriman
Peningkatan
produksi dengan
Rencana 3 tahun tenaga kerja Mengekspor ke
11 Tidak ada
kedepan kurang lebih Jepang
200, menaikan
produksi 2 ton
Pemerintah,
Pihak yang Karantina, PPS,
12 Pemerintah Pemilik usaha
menduukung Dinas Perikanan,
Beacukai, DKP
Produksi,
13 Faktor pendorong Tenaga kerja Produksi sarana
prasaranan
Pembinaan dari Pengambilan
14 Tidak ada Tidak ada
dinas penyuluhan standar SOP
Sumber : Hasil Wawancara Responden

Tabel 4. Aspek Manajemen Sumberdaya Manusia.


Aspek Manajemen PT. Jala
BBI
No Sumberdaya Crapindo Lucky Doll
Ranomeeto
Manusia Internasional
Pengerjaan,
Merencanakan
1 Pembinaan manajer, manajer Tidak ada
kebutuhan staf
keuangan
Membuat
pengumuman,
Mencari dan menghubungi
2 Tidak ada Tidak ada
merekrut karyawan lurah setempat,
mengapload di
media sosial
3 Melatih dan Tidak ada Lidersit, training Ya
mengembangkan produksi, face
karyawan kontrol, teori dan
praktek
Sesuai dengan
Menetapkan
4 Tidak ada aturan Ya
kompensasi
pemerintah
Tempat istirahat,
Vasilitas keamanan pos jaga, tempat
Tempat duduk,
5 dan kenyamanan Tidak ada sholat, adanya
tempat istirahat
karyawan ansuransi, jam
sostek
3 siklus dalam
setahun,
Total produksi dengan total
6 60.000 dos/bulan 12 ton/tahun
perbulan/pertahun produksi rill
180.000
ekor/tahun
6 (Laki-laki) 15 (Laki-laki) 5 (Laki-laki)
7 Jumlah karyawan
4 (Perempuan) 65 (Perempuan) 1 (Perempuan)
Jumlah hari kerja Sesuai
8 - 6 hari
perminggu produksi
Jumlah hari kerja 8 jam/hari Sesuai
9 -
perbulan Lembur 4 jam produksi
Sumber : Hasil Wawancara Responden

Tabel 5. Aspek Manajemen Produksi.


PT. Jala
Aspek Manajemen BBI
No Crapindo Lucky Doll
Produksi Ranomeeto
Internasional
Berapa jumlah 96 ton (sejak
1 produksi sampai 600 kg/hari tahun 2013
saat ini sampai 2021)
Apakah produksi
Naik Naik
2 mengalami Naik
kenaikan
Kapasitas lahan
usaha yang ada
3 maksimal Tidak ada Tidak adat 1 ton/siklus
menghasilkan
produksi sebesar
Jumlah produksi 300.000
4 600 kg/hari 500 kg/siklus
maksimal saat ini ekor/tahun
Kapasitas produksi
5 tersebut dicapai Tidak ada 2020 2013
sejak tahun
Siklus saat ini
6 3 6 tahun 1 bulan
(bulan/tahun)
500 kg rajungan
Jumlah barang
7 Tidak ada yang masuk 2 ton
masuk
sampai 1 ton
Satu siklus
8 sebelumnya Tidak ada 6 tahun 1 bulan
(Bulan/tahun)
500 kg rajungan
Jumlah barang yang
9 Tidak ada yang masuk 1 ton
masuk
sampai 1 ton
Dua siklus
10 sebelumnya Tidak ada 6 tahun 1 bulan
(Bulan/tahun)
6000 karton 1
Jumlah barang yang
11 Tidak ada karton ada 6 2 ton
masuk
kaleng
Jika turun
biasanya karna
musim yang
Jika jumlah Naik, karena Naik. (masuk
tidak menentu
12 naik/turun, apa konsumen musim tangkap
dan juga harga
penyebabnya meningkat ikan Tuna
kepiting di
pasaran tidak
menentu
Kekurangan tenaga
13 Ya Tidak Tidak
kerja
14 Teknis trampil Tidak Ya Ya

15 Kekurangan modal Tidak Tidak Tidak

16 Pasar terbatas Tidak Tidak Tidak


Rata-rata jumlah Kurang lebih 300 kg- 1 ton
17
barang persiklus 10000 persiklus
Rata-rata jumlah
Semua barang Semua barang Semua barang
18 barang terjual
terjual terjual terjual
persiklus produksi
Sumber : Hasil Wawancara Responden

Tabel 6. Manajemen yang dilakukan perusahaan


Manajemen yang PT. Jala
BBI
No dilakukan Crapindo Lucky Doll
Ranomeeto
perusahaan Internasional
1 Perencanaan Benih ikan Kepiting kaleng, Produk ikan
produksi Mas, benih akan kemasan
ikan nila, dan meningkatkan dingin
jumlah 2 ton
benih ikan koi untuk 4 bulan- 3
tahun kedepan
Direncanakan
tertulis,
dilakukan
Perluasan di
2 Perencanaan lokasi Kolam BBI peninjauan
kota kendari
lokasi, akan
mempercepat
lokasi produksi
Akan menambah
Menambah
Perencanaan fasilitas
3 Tidak ada jumlah
fasilitas produksi penunjang
peralatan
produksi
Menjadikan
lingkungan
Perencanaan
4 Tidak ada Tidak ada kerja yang
lingkungan kerja
aman dan
aman
Sesuai SOP dan Menambah
Perencanaan
5 Tidak ada aturan jumlah bahan
standar produksi
pemerintah baku
Untuk
Memenuhi
mencapai
Pengendalian standar
6 ongkos Tidak ada
proses produksi permintaan
produksi yang
konsumen
rendah
Memeiliki
Pengendalian bahan
7 Tidak ada Tidak ada mutu yang
baku
berkualitas
Dilatih agar
Pengendalian mahir di
8 Tidak ada Sistem SOP
tenaga kerja bidang masing-
masing
Menggunakan
Efesiensi produk modal dan
Pengendalian biaya
9 Tidak ada mengenai tenaga keuntungan
produksi
kerja sebaik
mungkin
Training tata Dikemas
Pengendalian
Tidak ada cara produksi sebaik
kualitas produk
baik dan benar mungkin
Pemeliharaan Disimpan disuhu Membersihkan
produk dan sarana Tidak ada -1 atau 1 derajat setelah
produk celcius digunakan
Produksi atas dasar Tidak ada Produksi sesuai Tidak ada
dengan
pesanan
permintaan
Produksi
Produksi atas dasar sesuai
Tidak ada Tidak ada
persediaan pasar tersedianya
bahan baku
Sumber : Hasil Wawancara Responden

Tabel 7. Aspek manajemen keuangan.


PT. Jala
Aspek manajemen BBI
No Crapindo Lucky Doll
keuangan Ranomeeto
Internasional
Dari owner,
Modal usaha kerja sama
1 Pemerintah Pinjaman bank
diperoleh dari dengan PMDN,
DNA
Jumlah modal
2 50 juta 1 kontener 10 M 200 juta
operasional usaha
Rencana
3 penambahan modal Pemerintah Tidak ada Modal pribadi
dari mana
Apabila tidak Karena telah
menggunakan memperoleh Menggunakan
4 Tidak ada
kredit bank apa bantuan dari dana pribadi
sebabnya pemerintah
Planning atau
Mengatur
perencanaan Laporan
5 Tidak ada keuangan
keuangan, upaya produksi
dengan baik
yang dilakukan
Budgeting atau
anggaran,
Menggunakan
perencanaan
6 Tidak ada Tidak ada keuntungan
penerimaan dan
sebaik-baiknya
pengalokasian
anggaran biaya
Controlling atau
pengendalian
Menanbung
keuangan,
7 Tidak ada Tidak ada beberapa hasil
melakukan evaluasi
keuntungan
serta perbaikan atas
keuangan
Sistem
Auditing atau
keuangan
8 pemeriksaan Tidak ada Tidak ada
diatur pemilik
keuangan
usaha
Menggunakan
Reporting atau
9 Tidak ada Tidak ada simpanan
pelaporan keuangan
pribadi
Sumber : Hasil Wawancara Responden

Tabel 8. Aspek Manajemen Pemasaran.


PT. Jala
Aspek manajemen BBI
No Crapindo Lucky Doll
Pemasaran Ranomeeto
Internasional
Analisis kekuatan
Tetap menjaga
1 dan kelemahan Tidak
kualitas produk
produk dipasar
Sesuai ukuran
(1-3 cm harga
Sesuai harga
2 Penentuan harga 500/ekor) dan Tidak ada
pasar
(3-5 cm harga
1000/ekor)
Mengenalkan
Pengenalan produk produk ke
3 Tidak ada Tidak ada
di pasar perusahaan
luar provinsi
Sasaran produk
Menentukan saran
4 Tiddak ada Tidak ada berasal dari
produk
luar Kota
Menggunakan
modal dari
Penganggaran hasil
5 Tidak ada Tidak ada
strategi pemasaran pendapatan
produksi
sebelumnya
Dilihat dai
Monitoring
banyaknya
6 kemajuan Tidak ada Tidak ada
jumlah
pemasaran
permintaan
Pengiriman
Perluasan daerah
7 Tidak ada Tidak ada antar Provinsi
pemasaran
dan Negara
Ada beberapa
perusahaan
8 Persaingan pasar Tidak ada Tida ada
sejenis di
Kendari
Dari keseluruhan
hasil produksi Semua di Semua di kirim Semua di kirim
9
berapa persen yang kirim 100% 100% 100%
dijual ke pasaran
Kendari,
Kemana saja daerah Konawe
pemasaran dan apa Selatan, Kendari,
Amerika
alasan memilih Konawe Makassar, Bali
daerah tersebut Utara, Bau-
Bau, Buton
Siapa saja pembeli
Masyarakat Amerika Tidak ada
langsung
Kirim ke Kirim ke
Bagaimana sistem Datang sendiri
perusahaan perusahaan/
pemesananannya ke lokasi
/pelanggan Pelanggan
Bagaimana
Tunai Transfer Transfer
pembayarannya
Pengiriman
dilakukan mulai
Bagaimana Diambil kontener hingga Mobil damri
pengirimannya sendiri ketangan (pengrim)
konsumen
melalui kapal
Dimana Dibicarakan Info dari
Dilokasi BBI
memperoleh melalui kerja perusahaan
Ranomeeto
informasi harga sama langsung
Melihat
ukuran (1-3
Bagaimana cara
cm harga Sudah ada per Omunikasi
memperoleh
500/ekor) dan kg/25 dolar melalui telepon
kesepakatan harga
(3-5 cm harga
1000/ekor)
Bahan baku
yang mudah
rusak,
Kendala dalam penurunan
Tidak ada Tidak ada
pemasaran harga secara
mendadak,
rusaknya mobil
pengirim
Sumber : Hasil Wawancara Responden

B. Pembahasan
Dari hasil wawancara yang kami lakukan pada tigaperusahaan

yang pertama yaitu di Lucky Doll yang berlokasih di Jl. Pembangunan,

Sodoha, Kendari Barat, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.Kedua di BBI

Ranomeeto yang berlokasi di Desa Laikaaha, Kabupaten Konawe

Selatan.Ketiga di PT. Jala Crapindo Internasional yang berlokasi di PPS

Kendari, Lapulu.

Pada perusahaan Lucky Doll mewawancarai seorang responden

bernama Bapak Harlin selaku Pemilik Usaha/Ketua Usaha Gudang

Penyimpanan Suhu Dingin Lucky Doll yang berusia 39 tahun.Pendidikan

terakhir yang beliau adalah Sekolah Menengah Atas (SMA).Status

kepegawaian yang dimiliki beliau yakni Non-PNS. Di BBI Ranomeeto

mewawancarai seorang narasumber bernama Ibu Debora, S.Pi selaku

pimpinan balai BBI Ranomeeto yang berusia 41 tahun dengan pendidikan

terakhir yang beliau tempuh adalah Sarjana (S1), Status kepegawaian yang

dimiliki beliau yakni sebagai pimpinan Balai Benih Ikan Ranomeeto. Di

perusahaan PT. Jala Crapindo Internasional mewawancarai seorang

responden bernama Bapak Khumaidi selaku plan managerPT.Jala

Crapindo Internasional yang berusia 42 tahun dengan pendidikan terakhir

yang beliau tempuh adalah Sarjana (S1), Status kepegawaian yang dimiliki

beliau yakni Non-PNS.

Perusahaan Lucky Doll didirikan pada tahun 2013 di daerah

Sodohoa Kota Kendari dan memulai usaha sejak tahun 2013 dengan

jumlah tenaga kerja tetap sebanyak 6 orang dimana hubungan antar tenaga
kerja dengan pemilik yaitu kerabat dekat/keluarga yang terdiri dari pekerja

laki-laki dewasa 5 orang dan pekerja perempuan dewasa 1 orang

sedangkan jumlah tenaga kerja harian tidak ada. BBI Ranomeeto didirikan

pada tahun 2003 di daerah Desa Laikaha Ranomeetodan memulai usaha

sejak tahun 2004 dengan jumlah tenaga kerja tetap sebanyak 10 orang

sedangkan jumlah tenaga kerja harian tidak ada. PT. Jala Crapindo

Internasional di dirikan pada tahun 2020 di daerah Lapulu Kota Kendari

dan memulai usaha sejak tahun 2020 dengan jumlah tenaga kerja tetap

sebanyak 6 orang sedangkan jumlah tenaga kerja harian 68 orang.

Tenaga kerja di perusahaan Lucky Doll bekerja pada hari kerja per

minggu menyesuaikan dengan produksi yang ada, perusahaan PT. Jala

Crapindo Internasional melakukan pekerjaan selama 6 hari kerja per

minggu. Jam kerja di perusahaan Lucky Doll menyesuaikan dengan

produksi yang ada, dan perusahaan PT. Jala Crapindo Internasional 8

jam/hari, dan ada lembur sekitar 4 jam. Hal ini sejalan dengan

pendapatAgus Riyanto (2012) Hasil penelitian menunjukan waktu baku

total adalah 198,77 detik (3,31menit). Hasil untuk simulasi dari promodel

menujukan produk yang dihasilkan adalah 373 perhari sedangkan target

perusahan dalam satu minggu 3000-4000 satu kali pengiriman sehingaa

tidak bisa memenuhi waktu yang ditetapkan oleh konsumen. Perusahan

harus segera mengambil keputusan untuk memperbaiki lantai produksi dan

adanya evaluasi kerja operator agar target produksi tercapai.


Produksi utama dari perusahaan Lucky Doll adalah Ikan Tuna,

namun mereka juga memiliki produk sampingan berupa ikan lokal seperti

yang dijual dipasar-pasar, sedangkan di BBI Ranomeeto produksi

utamanya Ikan Mas(Cyprinus Carpio I), Ikan Nila, dan Ikan Koi,

sedangkan perusahaan PT. Jala Crapindo Internasional produksi utamanya

adalah kepiting rajungan kaleng.

Struktur organisasi yang dimiliki oleh perusahaan Lucky Doll

adalah system CV masuk layer kirim langsung ke perusahaan (bagian

pilor/pengangkutan). Perusahaan PT. Jala Crapindo Internasional memiliki

partner kemitraan kerja yaitu perusahaan Amerika (suplay), sedangkan

perusahaan BBI Ranomeeto dan Lucky Doll tidak memiliki mitra partner

kerja atau berjalan mandiri, padahal akan lebih bagus lagi jika memiliki

partner kerja agar dapat memperbesar dan memperluas jangkauan

penjualan pada perusahaan tersebut.

Dalam aspek manajemen usaha perusahaan Lucky Doll dalam Planning

(perencanaan) kegiatan yang dilakukan untuk merencanakan usaha yakni

pengeksporan langsung ke negara Jepang, cara merencanakan usaha tersebut

dengan mencari jaringan yang luas, melihat peluang, dan mengurus berkas, target

sasarannya pun untuk mengekspor ke Jepang. Hal ini sejalan dengan

pendapatRodiatul Muthmainah (2019) Perdagangan luar Negeri adalah salah satu

aspek penting dalam perekonomian di setiap Negara dan kegiatan ekspor impor

merupakan faktor penentu dalam menentukan roda perekonomian terutama di

Indonesia.
Sedangkan perusahaan PT. Jala Crapindo Internasional dalam Planning

(perencanaan) kegiatan yang dilakukan untuk merencanakan usaha yakni

menambah produksi, dan rapat internal, cara merencanakan usaha tersebut

dengansurvei lokasi, mencari ketersedian bahan baku, perencanaan perusahaan ini

tertulis dengan menulis bahan baku yang ada.

Dalam hal Organizing sistem organisasi serta langkah-langkah yang

digunakan perusahaan Lucky Doll yaitu ketua langsung ke tenaga kerja,

perusahaan PT. Jala Crapindo Internasional dengan cara fungsional. Deskripsi

tugas dalam perusahaan Lucky Doll yakni Ketua (Sebagai pemantau pekerja) dan

tenaga kerja (yang bekerja), sedangkan perusahaan PT. Jala Crapindo

Internasional yakni Direktur Utama, direktur Pertama, Direktur Kedua, Plan

Manager, Sales dan Marketing, HRD/Ga, Finance dan Accounting, QC.

Hubungan kerja dalam organisasi perusahaan Lucky Doll yaitu pemilik usaha

(Ketua) dan tenaga kerja (pekerja), sedangkan perusahaan PT. Jala Crapindo

Internasional yaitu Disesuaikan dengan struktur organisasi ada perantara yang

dipercayakan sesuai dengan jabatan. Dalam hal Actuacting kegiatan pengarahan

pada perusahaan Lucky Doll seperti melakukan pelatihan hingga mahir dalam

bidangnya masing-masing, perusahaan PT. Jala Crapindo Internasional

melakukan dalam bentuk penanganan bahan baku. Koordinasi perusahaan Lucky

Doll yakni pengawasan kerja, perusahaan BBI Ranomeetopengarahan kalau ada

masalah dan hasil laporan produksi, dan PT. Jala Crapindo Internasional sesuai

SOP. Serta Controllingyang dilakukan perusahaan Lucky Doll yakni pengawasan

tenaga kerja, dan perusahaan PT. Jala Crapindo Internasional yakni dengan
mensortir, miksing, coding, chiling, bolder, packing, pengiriman. Dalam rencana

pengembangan usaha dalam 3 tahun ke depan perusahaan Lucky Doll yakni

mengekspor ke Jepang, perusahaan PT. Jala Crapindo Internasional yakni

peningkatkan produksi dengan tenaga kerja kurang lebih 200 orang, menaikan

produksi 2 ton.

Pihak yang diharapkan untuk mendukung pengembangan perusahaan

Lucky Doll adalah pemilik usaha, perusahaan BBI Ranomeeto adalah Pemerintah,

dan perusahaan PT. Jala Crapindo Internasional adalah dari pemerintah, karantina,

PPS, Dinas perikanan, Beacukai, DKP. Faktor pendorong berkembangannya

perusahaan Lucky Doll adalah produksi, sarana dan prasarana, perusahaan BBI

Ranomeeto adalah tenaga kerja, sedangkan PT. Jala Crapindo Internasional adalah

produksi. Faktor penghambat dalam perkembangan usaha Lucky Doll yakni

kekurangan sarana dan prasarana, serta harga penjualan yang sewaktu-waktu

dapat naik dan turun. Pembinaan dari dinas penyuluhan pada perusahaan BBI

Ranomeeto Tidak ada, yang ada kunjungan keluar daerah, namun perusahaan PT.

Jala Crapindo Internasional dalam bentuk pengambilan standar operasional

perusahaan. Sebuah perencanaan dalam suatu perusahaan sangat penting bagi

perusahaan tersebut karena dapat menguntungkan dari berbagai aspek yakni

besarnya jumlah produksi, serta luasnya jangkauan penjualan.Hal ini sejalan

dengan pendapat Rusniati (2014) Bahwa dalam organisasi, perencanaan adalah

proses menetapkan sasaran dan memilih cara untuk men-capai sasaran tadi. Tanpa

rencana, manajer tidak dapat me- ngetahui bagaimana mengorganisasikan orang

dan sumber daya secara efektif.


Pada aspek manajemen sumberdaya manusia perusahaan Lucky Doll

belum merencanakan penambahan staff, perusahaan BBI Ranomeeto

merencanakan kebutuhan staff dengan pembinaan, PT. Jala Crapindo

Internasionalpada pengerjaan, manager, manager keuangan, perusahaan. Dalam

hal mencari dan merekrut karyawan perusahaan Lucky Doll membuka luas

jangkauan bagi siapapun yang ingin bekerja diperusahaan tersebut, namun beliau

tentunya melakukan latihan dan pengembangan karyawan yang direkrut,

sedangkan perusahaan PT. Jala Crapindo Internasional dalam hal mencari dan

merekrut karyawan dengan membuat pengumuman, menghubungi lurah setempat,

mengupload dimedia sosial, disesuaikan dengan kebutuhan. Perusahaan Lucky

Doll menetapkan kompensasi pada karyawan yang lembur karena melakukan fillet

ikan tergantung banyaknya jumlah ikan yang difillet karena pekerjaan memfillet

ikan itu susah, sedangkan pada perusahaan PT. Jala Crapindo Internasional

menyesesuaikan dengan aturan pemerintah dalam satu minggu bekerja karyawan

maksimal bekerja berapa jam. Vasilitas keamanan dan kenyamanan karyawan

pada perusahaan Lucky Doll yang ada yakni berupa tempat duduk dan tempat

istirahat yang berada dalam perusahaan, sedangkan perusahaan PT. Jala Crapindo

Internasional memiliki tempat istrahat, pos jaga, tempat shalat, adanyan asuransi,

jam sostek. Aspek manajemen sumberdaya manusia ini sangat penting bagi

perusahaan karena dengan memiliki SDM yang berkualitas maka perusahaan

tersebut terlihat hebat.

Total produksi perusahaan Lucky Doll sebanyak 12 ton/Tahun, perusahaan

BBI Ranomeeto memproduksi 3 Siklus Dalam 1 Tahun, Dengan Total Produksi


Rill 180.000 Ekor/Tahun, dan perusahaan PT. Jala Crapindo Internasional 60.000

dos/bulan. Sejak tahun 2013 hingga 2021 ini jumlah produksi perusahaan Lucky

Doll mencapai 96 ton, dan perusahaan PT. Jala Crapindo Internasional 600

kg/hari. Selama 8 tahun mendirikan usaha Lucky Doll produksinya selalu

mengalami kenaikan yang signifikan, begitupula perusahaan BBI Ranomeeto dan

PT. Jala Crapindo Internasionalselalu mengalami kenaikan produksi yang

signifikan. Karena kenaikan produksi ini kapasitas lahan usaha yang ada dalam

memaksimalkan produksi perusahaan Lucky Doll sebesar 1 ton per siklus, jumlah

produksi maksimal saat ini pada perusahaan Lucky Doll sebanyak 500 kg per

siklus, perusahaan BBI Ranomeeto 300.000 Ekor/Tahun, dan perusahaan PT. Jala

Crapindo Internasional sebanyak600 kg/hari. Kapasitas produksi tersebut yang

telah dicapai Lucky Doll sejak tahun 2013 hingga 2021 sekarang ini, dan

perusahaanPT. Jala Crapindo Internasional sejak tahun 2020. Dalam tiga siklus

terakhir kapasitas yang terpenuhi pada siklus saat ini perusahaan Lucky Doll

yakni 1 bulan dengan jumlah barang yang masuk sebanyak 2 ton, perusahaan BBI

Ranomeeto 3 siklus, dan perusahaan PT. Jala Crapindo Internasional yakni 6

tahun dengan jumlah barang yang masuk 500kg-1ton. Pada satu siklus

sebelumnyaperusahaan Lucky Doll yakni 1 bulan dengan jumlah barang yang

masuk sebanyak 1 ton, dan perusahaan PT. Jala Crapindo Internasional yakni 6

tahun dengan jumlah barang yang masuk sebanyak 500kg-1ton. Sedangkan pada

dua siklus sebelumnya perusahaan Lucky Doll yakni 1 bulan dengan jumlah

barang yang masuk sebanyak 2 ton, perusahaan PT. Jala Crapindo Internasional

yakni 6 tahun dengan jumlah barang yang masuk sebanyak 6000 karton dengan 1
kartonnya berisikan 6 kaleng. Jumlah pada perusahaan Lucky Doll sering naik

karena sudah memasuki musim tangkap ikan tuna, namun kadangkala mengalami

penurunan produksi, faktor penyebab utama (dominan) karena Covid-19,

sedangkan pada perusahaan BBI Ranomeeto Naik, karena konsumen meningkat,

dan pada perusahaan PT. Jala Crapindo Internasional jika turun biasanya karna

musim yang tidak menentu dan juga harga kepiting di pasaran yang tidak

menentu. Banyaknya jumlah produksi yang diperoleh oleh suatu perusahaan bisa

dikatakan perusahaan tersebut sangat berhasil dalam mendirikan perusahaan

tersebut.

Kendala-kendala yang dihadapi dalam proses produksi dalam perusahaan

Lucky Doll dan PT. Jala Crapindo Internasional yakni dalam hal teknis terampil,

namun dalam hal kekurangan tenaga kerja, kekurangan modal, dan pasar terbatas

tidak mengalami kendala apapun, sedangkan pada perusahaan BBI Ranomeeto

memiliki kendala pada kurangnya tenaga kerja, namun pada teknis terampil,

kekurangan modal, dan pasar terbatas tidak mengalami kendala. Produktivitas per

siklus produksi perusahaan Lucky Doll yakni rata-rata jumlah barang persiklus

produksi tidak menentu berkisar antara 300 kg hingga 1 ton persiklus, perusahaan

BBI Ranomeeto kurang lebih 10.000. Rata-rata jumlah barang terjual per siklus

produksi pada perusahaan Lucky Doll semua barang produksinya selalu habis

terjual, serta rata-rata jumlah barang tidak laku atau rusak (return) per hari/

minggu/ bulan/ siklus produksi perusahaan Lucky Doll semua habis terjual.

Dalam hal penggunaan barang return (tidak laku) sesudah berakhirnya siklus

produksi untuk digunakan keperluan sendiri, dijual ke petani langsung, dibeli


pengepul, serta yang tidak termanfaatkan semua hal tersebut tidak dilakukan oleh

perusahaan Lucky Doll karena semua barang produksi habis terjual sebelum

berakhirnya siklus produksi, namun pada perusahaan BBI Ranomeeto bagi barang

yang return (tidak laku) untuk kkeperluan sendiri akan dijadikan calon induk.

Perencanaan sistem produksi (jenis dan jumlah produk) pada perusahaan Lucky

Doll berupa produk ikan kemasan dingin yang ditargetkan 2 ton perbulan,

perusahaan BBI Ranomeeto berupa benih ikan mas, benih ikan nila dan benih ikan

koi, dan perusahaan PT. Jala Crapindo Internasional berupa kepiting kaleng, akan

meningfkatkan jumlah 2 ton untuk 4 bulan - 3 tahun kedepan. Dalam hal

perencanaan lokasi perusahaan Lucky Doll bertempat di Kota Kendari, perusahan

BBI Ranomeeto bertempat di kolam BBI, dan perusahaan PT. Jala Crapindo

Internasional direncanakan tertulis, dilakukan peninjauan lokasi, akan

mempercepat lokasi produksi. Perencanaan fasilitas produksi perusahaan Lucky

Doll berupa penambahan jumlah peralatan, perusahaan PT. Jala Crapindo

Internasional akan menambah fasilitas penunjang produksi. Perencanaan

lingkungan kerja perusahaan Lucky Doll yaitu menjadikan lingkungan kerja yang

nyaman dan aman, serta perencanaan standar produksi perusahaan Lucky Doll

dengan menambah jumlah bahan baku, perusahaan PT. Jala Crapindo

Internasional sesuai SOP dan aturan pemerintah. Dalam hal sistem informasi

produksi atas dasar pesanan tidak dilakukan oleh perusahaan Lucky Doll dan BBI

Ranomeeto, namun pada perusahaan PT. Jala Crapindo Internasional dengan

memproduksi sesuai dengan permintaan dan produksi untuk persediaan pasar

pada perusahaan Lucky Doll produksinya sesuai dengan terjadinya bahan baku.
Dalam hal sistem pengendalian proses produksi perusahaan Lucky Doll dengan

memenuhi standar permintaan para konsumen, perusahaan BBI Ranomeeto untuk

mencapai ongkos produksi yang rendah. Pengendalian bahan baku perusahaan

Lucky Doll dengan memiliki mutu yang berkualitas, pengendalian tenaga kerja

perusahaan Lucky Doll dengan melatih para karyawan agar mahir dibidangnya

masing-masing, dan perusahaan PT. Jala Crapindo Internasional dengan

mengikuti sistem SOP. Pengendalian biaya produksi perusahaan Lucky Doll

dengan menggunakan modal dan keuntungan sebaik mungkin, dan pada

perusahaanPT. Jala Crapindo Internasional dengan mengevisiensikan produk

mengenai tenaga kerja. Pengendalian kualitas produk perusahaan Lucky Doll

dengan mengemas produk sebaik mungkin, dan pada perusahaan PT. Jala

Crapindo Internasional dengan mentraining tata cara produksi baik dan benar.

Serta pemeliharaan produk dan sarana produksi perusahaan Lucky Doll dengan

selalu membersihkan setelah digunakan dan juga sebelum digunakan, dan pada

perusahaan PT. Jala Crapindo Internasional dengan cara menyimpannya di suhu -

1 atau 1 derajat Celcius. Sistem perencanaan dan pengendalian yang matang pada

suatu perusahaan sangat penting bagi kelangsungan berjalannya suatu

perusahaan.Hal ini sejalan dengan Tasya Amalia (2020) Perusahaan perlu

melakukan penyusunan strategi perencanaan produksi yang baik sehingga dapat

menjamin bahwa kapasitas produksi dapat memenuhi perkiraan permintaan dan

menetapkan rencana terbaik untuk memenuhi permintaan yang ada.

Dalam aspek manajemen keuangan modal usaha yang diperoleh untuk

membangun usaha Lucky Doll dari pinjaman bank, perusahaan BBI Ranomeeto
berasal dari pemerintah, dan perusahaan PT. Jala Crapindo Internasional dari

owner, kerjasama dengan PMDN,DNA. Jumlah modal operasional usaha sewaktu

awal membangun usaha Lucky Doll sebanyak 200 juta, perusahaan BBI

Ranomeeto 50 juta, dan perusahaan PT. Jala Crapindo Internasional 1 kontainer

10M. Tidak lupa perusahaan tersebut merencanakan penambahan modal yang

berasal dari modal pribadi, namun apabila tidak menggunakan kredit bank

perusahaan Lucky Doll mengusahakan menggunakan dana pribadi, sedangkan

perusahaan BBI Ranomeeto mengusahakan dapat modal dari pemerintah. Perihal

planning atau perencanaan keuangan, meliputi perencanaan arus kas dan laba rugi

perusahaan Lucky Doll dengan mengatur keuangan dengan baik, perusahaan BBI

Ranomeeto dengan adanya laporan produksi. Budgeting atau anggaran,

perencanaan penerimaan dan pengalokasian anggaran biaya secara efisien dan

memaksimalkan dana yang dimiliki perusahaan Lucky Doll dengan menggunakan

keuntungan sebaik-baiknya, controlling atau pengendalian keuangan, melakukan

evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan sistem keuangan perusahaan Lucky

Doll dengan menabung beberapa hasil keuntungan, auditing atau pemeriksaan

keuangan, melakukan audit internal atas keuangan perusahaan yang ada agar

sesuai dengan kaidah standar akuntansi dan tidak terjadi penyimpangan

perusahaan Lucky Doll dengan sistem keuangan diatur sebaik-baiknya oleh

pemilik usaha, reporting atau pelaporan keuangan, menyediakan laporan

informasi tentang kondisi keuangan perusahaan dan analisa rasio laporan

keuangan perusahaan Lucky Doll dengan menggunakan simpanan pribadi. Aspek

manajemen keuangan ini sangat penting dilakukan perusahaan karena dengan


mengatur kas yang keluar masuk dalam perusahaan dapat mengetahui seberapa

besar untung rugi yang didapatkan.Hal ini sejalan denganReyner F. Makatita

(2016) Kualitas kinerja keuangan yang baik merupakan unsur yang penting bagi

perkembangan operasional perusahaan untuk memutuskan suatu perusahaan

memiliki kualitas kinerja keuangan yang baik, maka dapat menggunakan dua

acuan penilaian yaitu penilaian berdasarkan kinerja keuangan (financial

performance) dan penilaian berdasarkan non kinerja keuangan (non financial

performance).

Aspek manajemen pemasaran dalam menganalisis kekuatan dan

kelemahan produk di pasar oleh perusahaan Lucky Doll dengan tetap menjaga

kualitas produk, penentuan harga pasar oleh perusahaan Lucky Doll dengan

menyesuaikan harga pasar, sedangkan perusahaan BBI Ranomeeto menyesuaikan

Ukuran, 1-3 cm Harga 500 Per Ekor dan 3-5 cm harga 1000/ekor. Pengenalan

produk di pasar oleh perusahaan Lucky Doll dengan mengenalkan produk ke

perusahaan luar provinsi, menentukan sasaran produk oleh perusahaan Lucky Doll

dengan sasaran produk yang berasal dari luar kota, penganggaran strategi

pemasaran perusahaan Lucky Doll dengan menggunakan modal dari hasil

pendapatan produksi sebelumnya, monitoring kemajuan pemasaran perusahaan

Lucky Doll dengan melihat dari banyaknya jumlah permintaan yang ada.

Perluasan daerah pemasaran oleh perusahaan Lucky Doll dengan melakukan

pengiriman antar provinsi, sedangkan pada perusahaan BBI Ranomeeto tidak ada,

karena konsumen yang datang langsung ke bbi paling hanya promosi dan
melayani proposal. Serta persaingan pasar oleh perusahaan Lucky Doll dengan

adanya beberapa perusahaan yang sejenis di Kota Kendari.

Dari keseluruhan hasil produksi perusahaan Lucky Doll persenan yang

dijualkan kepasaran per siklus produksi dengan semua produk dikirim langsung

ke perusahaan, sedangkan pada perusahaan BBI Ranomeetosemua hasil produksi

(100%), dan pada perusahaan PT. Jala Crapindo Internasional 100%. Daerah

pemasaran perusahaan Lucky Doll dengan mengirim ke perusahaan yang ada di

Kendari, Makassar, dan Bali karena daerah-daerah tersebut banyak peminat dari

produk yang dijualkan, sedangkan pada perusahaan BBI Ranomeeto dengan

mengrim ke Kendari, Konawe Selatan, Konawe Utara, Muna, Bau-Bau, dan

Buton, dan perusahaan PT. Jala Crapindo Internasional mengirim ke perusahaan

yang berada di Amerika. Perusahaan Lucky Doll tidak ada pembeli langsung dan

continue nya tidak ada juga, namun pada perusahaan BBI Ranomeeto pembeli

langsung dan Continue nya ada pada masyarakat, dan pada perusahaan PT. Jala

Crapindo Internasional pembeli dan continue nya ada pada perusahaan di

Amerika. Sistem pemasaran Lucky Doll tidak ada yang datang sendiri ke lokasi

penjualan melainkan langsung dikirim dipasar atau ke konsumen, dan mempunyai

langganan tetap, sedangkan perusahaan BBI Ranomeeto sistem pemasarannya

langsung dating sendiri ke perusahaan tidak ada yang dikirim ke pasar maupun ke

konsumennya, dan memiliki langganan tetap, serta perusahaan PT. Jala Crapindo

Internasional sistem pemasarannya dilakukan dengan cara dating sendiri ke lokasi

perusahaan, langsung dikirim ke pasar maupun konsumen, dan memiliki

langganan tetap. Pembayaran yang dilakukan oleh para konsumen perusahaan


Lucky Doll dan PT. Jala Crapindo Internasional dengan mentransfer uangnya

melalui rekening bank, sedangkan perusahaan BBI Ranomeeto pembayarannya

secara tunai. Pengiriman produk perusahaan Lucky Doll menggunakan mobil

damri, sedangkan perusahaan BBI Ranomeeto diambil sendiri oleh pembeli, dan

perusahaan PT. Jala Crapindo Internasional pengiriman di lakukan mulai dari

kontener hingga ke tangan konsumen melalui kapal. Informasi harga yang

diperoleh perusahaan Lucky Doll berasal dari perusahaan konsumennya langsung,

sedangkan perusahaan BBI Ranomeeto memperoleh informasi harga di lokasi

perusahaan, dan pada perusahaanPT. Jala Crapindo Internasional dibicarakan

melalui kerjasama. Cara antar perusahaan Lucky Doll dan perusahaan langganan

menyepakatkan harga melalui komunikasi melalui telephone, sedangkan

perusahaan BBI Ranomeeto dengan melihat ukuran dimana 1-3 cm harga 500 per

ekor dan 3-5 cm harga 1000 per ekor, dan pada perusahaan PT. Jala Crapindo

Internasional harganya sudah ada per kg/25 dolar. Kendala-kendala dan masalah

yang dihadapi perusahaan Lucky Doll dalam hal pemasaran yakni bahan baku

yang mudah rusak, penurunan harga secara mendadak, dan rusaknya mobil

pengiriman. Tentunya strategi pemasaran seperti itu sangat dibutuhkan oleh

perusahaan besar.Hal ini sejalan dengan T. Prasetyo Hadi Atmoko (2018) setiap

perusahaan mempunyai tujuan untuk mengembangkan usahanya. Tujuan tersebut

dapat dicapai melalui usaha mempertahankan dan meningkatkan laba perusahaan

dengan cara meningkatkan penjualan produknya. Pemasaran merupakan konsep

kunci keberhasilan suatu bisnis dimana pemasaran dengan memperhatikan


keinginan dan kebutuhan pemenuhan pelanggan untuk tercapainya kepuasan yang

memberi dampak positif bagi perusahaan.

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan rumusan masalah pada bab sebelumnya maka dapat

ditarik simpulan beberapa simpulan yaitu :

1. Aspek manajemen usaha di perusahaan Lucky Doll dalam Planning

merencanakan usaha yakni pengeksporan langsung ke negara Jepang.

Sedangkan perusahaan PT. Jala Crapindo Internasional dalam

Planningyakni menambah produksi. Dalam hal Organizing perusahaan

Lucky Doll ketua langsung ke tenaga kerja, perusahaan PT. Jala Crapindo

Internasional dengan cara fungsional. Actuacting perusahaan Lucky Doll

melakukan pelatihan, perusahaan PT. Jala Crapindo Internasional

melakukan dalam bentuk penanganan bahan baku. Controlling yang

dilakukan perusahaan Lucky Doll yakni pengawasan tenaga kerja,

perusahaan PT. Jala Crapindo Internasional yakni dengan mensortir,

miksing, coding, chiling, bolder, packing, pengiriman.


2. Pada aspek manajemen sumberdaya manusia perusahaan Lucky Doll

belum merencanakan penambahan staff, BBI Ranomeeto merencanakan

kebutuhan staff dengan pembinaan dan PT. Jala Crapindo Internasional

pada pengerjaan, manager, manager keuangan, perusahaan. Perekrutan

karyawan perusahaan Lucky Doll membuka luas jangkauan bagi siapapun

yang ingin bekerja diperusahaan, sedangkan di PT. Jala Crapindo

Internasional membuat pengumuman, menghubungi lurah setempat,

mengupload dimedia sosial, disesuaikan dengan kebutuhan.

3. Produksi perusahaan Lucky Doll sebanyak 12 ton/Tahun, perusahaan BBI

Ranomeeto memproduksi 3 Siklus Dalam 1 Tahun dan perusahaan PT.

Jala Crapindo Internasional 60.000 dos/bulan. Banyaknya jumlah produksi

yang diperoleh oleh suatu perusahaan bisa dikatakan perusahaan tersebut

sangat berhasil dalam mendirikan perusahaan tersebut.

4. Dalam aspek manajemen keuangan modal usaha yang diperoleh untuk

membangun usaha Lucky Doll dari pinjaman bank, BBI Ranomeeto

berasal dari pemerintah, dan perusahaan PT. Jala Crapindo Internasional

dari owner, kerjasama dengan PMDN, DNA. Jumlah modal operasional

usaha sewaktu awal membangun usaha Lucky Doll sebanyak 200 juta,

perusahaan BBI Ranomeeto 50 juta, dan perusahaan PT. Jala Crapindo

Internasional 1 kontainer 10M. Aspek manajemen keuangan ini sangat

penting dilakukan perusahaan karena dengan mengatur kas yang keluar

masuk dalam perusahaan dapat mengetahui seberapa besar untung rugi

yang didapatkan.
5. Aspek manajemen pemasaran dalam menganalisis kekuatan dan

kelemahan produk di pasar oleh perusahaan Lucky Doll dengan tetap

menjaga kualitas produk, penentuan harga pasar oleh perusahaan Lucky

Doll dengan menyesuaikan harga pasar, sedangkan perusahaan BBI

Ranomeeto menyesuaikan Ukuran, 1-3 cm Harga 500 Per Ekor dan 3-5 cm

harga 1000/ekor.

B. Saran

Berdasarkan kegunaan pada bab sebelumya maka dapat ditarik saran

sebagai berikut:

1. Pelaku usaha di BBI Ranomeeto, PT. Jala Crapindo Internasional dan Lucky

Dolldi harapkan dapatmenerapkan proses manajemen yang baik pada

perusahaannya.

2. Pemerintah Kota Kendari diharapkan dapat memberikan informasi tentang

manajemen pemasaran.

3. Bagi mahasiswa diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan untuk penulisan

selanjutnya dan lebih memperluas wawasan dan pengetahuan tentang

manajemen bisnis perikanan.


DAFTAR PUSTAKA

Alimina, N. 2016. Estimasi Tangkapan Per Unit Upaya Baku Dan Proporsi
Yuwana Pada Perikanan Tuna Di Sulawesi Tenggara. Vol 7 (1).
Arifin, K, H, Hendrik dan Hendri,R. 2015. Analisis Usaha Pengolahan
Rajungan(Portunus Pelagicus) Di Desa Sungai Buluh Kecamatan Singkep
Barat Kabupaten Lingga Provinsi Kepulauan Riau.
Basri., Suryono, M, dan Novaliah. 2021. Pengolahan Pembekuan Ikan Tongkol
(Euthynnus Affinis) Dengan Menggunakan Frezeer Kulkas.Jurnal
Pengelolaan Sumberdaya Perairan.Vol. 5(1).
Eviet, S, S., Nooracmat, P, B, dan Syamsun, M. 2018. Strategi Pemasaran Produk
Olahan Hasil Perikanan Pada UMKM Cindy Group. Vol. 13(1):19-28.
Hariyanto, S. (2014).Analisis Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Di Pantai
Prigi Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek.
Kariyoto.2018. Manajemen Keuangan Konsep dan Implementasi. UB Press.
Malang. Indonesia.
KKP.Kementrian Kelautan dan Perikanan. 2017. Data Indikator Kinerja Umum
Kelautan dan Perikanan Tahun 2017. Jakarta: Pusat Data Statistik dan
Informasi.
Labobar, F. Tebay, S dan Fenetiruma. 2021. Produksi Ikan Tuna di Pangkalan
Pendaratan Ikan (PPI) Sanggeng Kabupaten Manokwari Provinsi Papua
Barat. Vol 3 (2).
Lengkong, A., dkk. 1013. Manajemen Tebaga Kerja Tempat Pelelengan Ikan
(TPI) Aertembaga Kota Bitung. Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan. Vol 1
(1).
Mansyur, A dan Anadi, L. 2015.Introduksi Kapal Fiberglass Dan Manajemen
Kemitraan Produksi Loin Tuna.Vol 2 (1).
Melati. 2020. Manajemen Pemasaran. DEEPUBLISH.Yogyakarta.
Muhfizar dan poltak. 2020. Manajemen Usaha Perikanan. Kota Malang.Ahli
Media Perss.
Mustafa. 2017. Manajemen Keuangan. CV. ANDI OFFSET. Yogyakarta.
Nardi, S., dkk. 2020. Manajemen pengelolaan budidaya ikan laut (sea farming)
untuk meningkatkan pendapatan masyarakat di kepulauan seribu, DKI
Jakarta. Jurnal abdi masyarakat.Vol 1 (2).
Nasriyah dan Anas, P. (2018). Identifikasi potensi dan analisis masalah
sumberdaya prikanan di kecamatan nambo kota kendari provinsi Sulawesi
tenggara. Jurnal perikanan dan kelautan.Vol 12 (2).
Retno, L, D. Zakaria, R, F, dan Trilaksani, W. 2018.Manfaat Penerapan Standar
Pada Perusahaan Tuna di DKI Jakarta. Vol. 12(2):39-45.
Rufnia, A, A. Asriyani dan Ferdiasyah. 2021. Optimalisasi Produksi Tuna Sirip
Kuning (Thunnus Albacares) Beku Melalui Penerapan Metode Kaizen.
Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian. Vol. 3(1):1-10.
Sibagariang, O,P. Fauziyah dan Agustina. 2011. Analisis Potensi Lestari
Sumberdaya Perikanan Tuna Longline di Kabupaten Cilacap, Jawa
Tengah. Maspari Journal. No 3.
Sinta Agustina. 2011. Manajemen Pemasaran. Universitas Brawijaya Perss (UB
Press). Malang.
Sudrajat M & Setiogati.Widi.2020. Agribisnis Perikanan Ikan Hias dan
Konsumsi. Penebar Swadaya. Depok.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung:
Alfabeta.
Suprapto R & M. Z. W. Azizi. 2020. Buku Ajar Manajemen Pemasaran. Myria
Publisher. Ponorogo.
Sutrisno Edi. 2017. Manajemen Sumberdaya Manusia. Kencana. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai