Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM PERENCANAAN INDUSTRI PERIKANAN

Disusun Oleh :

AHMED RIDWAN HIDAYATULLOH

26030120140083

DEPARTEMEN PERIKANAN TANGKAP

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVEERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan resmi Praktikum Perencanaan Industri Perikanan ini sudah

disetujui dan disahkan di hadapan tim asisten pada :

Hari :

Tanggal :

Tempat :

Menyetujui,
Koordinator Asisten Asisten Pendamping

Adella Natasya Pramiati Virleon Alindra


NIM. 26030118120005 NIM. 26030118130031

Mengetahui,

Koordinator Praktikum

Dr. Dian Wijayanto, S.Pi, M.M., M.SE.


NIP. 19751227 200604 1 002
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga praktikan dapat menyelesaikan
praktikum dan menyusun Laporan resmi Praktikum Perencanaan Industri
Perikanan.
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui prinsip-prinsip perancangan
industri, strategi pengembangan, dan analisis SWOT di bidang perikanan. Untuk
menunjang mata kuliah Perencanaan Industri Perikanan, maka dipandang perlu
diadakannya praktikum mata kuliah Perencanaan Industri Perikanan. Diharapkan
hasil dari praktikum ini dapat memberikan informasi dan ilmu yang bermanfaat
berkaitan dengan bioekonomi perikanan. Praktikan menyadari bahwa dalam
penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna. Karena itu saran dan kritik
demi perbaikan penulisan laporan ini sangat praktikan harapkan guna membangun
kesempurnaan.
Praktikan mengucapakan terima kasih dan penghargaan kepada yang
tercantum:
1. Dr. Dian Wijayanto, S. Pi., M. M., M. S. E.; Dr. Dian Ayunita Nugraheni
Nurmala Dewi, S. Pi., M. Si.; dan Dr. Abdul Kohar Mudzakir, S. Pi., M.
Si., selaku dosen pengampu mata kuliah Perencanaan Industri Perikanan;
3. Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan praktikum dan
penyusunan laporan ini.

Semarang, November 2022

Praktikan
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................3
DAFTAR ISI....................................................................................................................4
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................6
DAFTAR TABEL............................................................................................................7
I. PENDAHULUAN.....................................................................................................8
1.1. Latar Belakang.................................................................................................8
1.2. Tujuan...............................................................................................................8
1.3. Waktu dan Tempat..........................................................................................8
II. TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................9
2.1. Pengertian Perencanaan Industri Perikanan.................................................9
2.2. Kondisi Pelabuhan Perikanan Pantai Tawang...............................................9
2.3. Fasilitas Pelabuhan Perikanan Pantai Tawang..............................................9
2.4. Keamanan Lingkungan Pelabuhan Perikanan Pantai Tawang....................9
2.5. Tempat Pelelangan Ikan..................................................................................9
2.6. Kondisi Sumberdaya Perikanan Pelabuhan Perikanan Pantai Tawang....10
2.7. Kualitas SDM di Pelabuhan Perikanan Pantai Tawang.............................10
2.8. Perkembangan Teknologi Informasi Perikanan Tangkap..........................10
2.9. Koperasi Perikanan........................................................................................10
2.10. Pemasaran Perikanan................................................................................10
III. MATERI DAN METODE.................................................................................11
3.1. Materi..............................................................................................................11
3.1.1. Alat dan Bahan.......................................................................................11
3.2. Metode.............................................................................................................11
3.2.1. Metode Pengumpulan Data...................................................................11
3.2.2. Jenis Data................................................................................................11
3.2.3. Analisis Data...........................................................................................12
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................................13
4.1. Hasil Pengolahan Data...................................................................................13
4.2. Pembahasan....................................................................................................13
4.2.1. Keadaan Umum PPP Tawang...............................................................13
4.2.2. Profil PPP Tawang.................................................................................13
4.2.3. Hasil Kuadran Strategi..........................................................................13
4.2.4. Analisis SWOT.......................................................................................13
4.2.5. Strategi Pengembangan Pemasaran......................................................13
V. PENUTUP...............................................................................................................14
5.1. Kesimpulan.....................................................................................................14
5.2. Saran...............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................15
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Indonesia mempunyai kekayaan alam yang melimpah salah satunya

sumberdaya perikanan. Produksi perikanan tidak hanya berasal dari laut akan

tetapi juga perikanan pesisir, darat, danau, sungai atau yang disebut perairan

umum. Letak geografis Indonesia menjadi pengaruh terhadap keragaman jenis

organisme laut yang hidup sehingga memberikan dampak positif bagi kemajuan

perekonomian Indonesia. Pelabuhan Perikanan Pantai Tawang merupakan salah

satu kabupaten yang berada di Kendal yang dimana memiliki kekayaan alam yang

melimpah. Sumberdaya perikanan di Kabupaten Kendal juga dikatakan melimpah

dan dikelola dengan baik. Menurut Rahman et al. (2013), Perairan Kabupaten

Kendal merupakan salah satu wilayah penyebaran ikan demersal dan pelagis.

Perairan ini cukup potensial di perairan Utara Jawa Tengah. Pemanfaatan

sumberdaya ikan hingga kini diusahakan oleh nelayan dengan menggunakan

berbagai macam alat tangkap seperti jaring rampus, dogol, jaring klitik, jaring

ampera, jaring cakalang, bubu, jaring milinium, jaring arad, pukat kantong mini,

dan jaring cantrang.

Industri perikanan telah memberikan banyak kontribusi perekonomian di

Indonesia. Jumlah penduduk yang semakin bertambah akan meningkatkan tingkat

konsumsi, salah satunya konsumsi ikan. Aktivitas di Pelabuhan Perikanan Pantai

Tawang belum memiliki industri yang optimal bagi masyarakat yang berada di

wilayah tersebut. Penangkapan ikan di PPP Tawang memiliki permasalahan yang

dihadapi dari pemanfaatan sumberdaya perikanannya. Adapun permasalahan yang


dialami oleh nelayan yaitu hasil tangkapan yang dijual dengan harga murah.

Menurut Apriliani (2014), Kehidupan masyarakat pesisir dan keluarga nelayan

belum bisa dikatakan sejahtera bahkan mereka dilanda kemiskinan. Hal ini

mengakibatkan generasi dari mereka yang tidak bisa mengenyam pendidikan lebih

tinggi, sehingga anak–anak yang seharusnya belum memasuki usia angkatan kerja

sudah harus melakukan pekerjaan yang membebani mereka untuk menambah

nafkah dalam kerluarga. Adanya permasalahan seperti ini mengakibatkan kualitas

sumber daya manusia tetap rendah dan juga kemiskinan yang berkelanjutan

dikalangan nelayan atau masyarakat pesisir.

Permasalahan yang terjadi di PPP Tawang harus memiliki solusi agar

nelayan mendapatkan kesejahteraan dalam perekonomian. Aktivitas nelayan harus

dianalisis terlebih dahulu agar permasalahan yang terjadi di daerah tersebut tidak

terjadi. Permasalahan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan analisis

SWOT, dimana analisis SWOT dapat digunakan dalam perencanaan strategi.

Analisis ini dapat melihat dari kondisi yang terjadi di lingkungan pelabuhan.

Kondisi ini dilihat dari keadaan eksternal maupun internal, dimana permasalahan

yang dihadapi oleh nelayan dapat teratasi. Menurut Nisak (2013), fungsi dari

analisis SWOT dan strsategi kompetitif adalah untuk menganalisa mengenai

kekuatan, kelemahan serta keunggulan kompetitif. Ketiga elemen tersebut yang

mana dimiliki perusahaan/usaha yang dilakukan. Analisa terhadap kondisi internal

perusahaan, serta analisa mengenai peluang dan ancaman yang dihadapi

perusahaan yang dilakukan melalui analisa terhadap kondisi eksternal perusahaan.


I.2. Tujuan

Tujuan Praktikum Perencanaan Industri Perikanan, antara lain sebagai

berikut:

1. Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa mengenai konsep

perancangan industri perikanan; dan

2. Mendorong mahasiswa untuk mampu menganalisis SWOT dan strategi

pengembangan yang dapat dilakukannya;

I.3. Waktu dan Tempat

Waktu dan tempat pelaksanaan praktikum mata kuliah Perencanaan

Industri Perikanan adalah sebagai berikut:

Waktu : 17 September 2022

Tempat : Kabupaten Kendal, dilakukan secara offline

II. TINJAUAN PUSTAKA


II.1. Pengertian Perencanaan Industri Perikanan

Manajemen agribisnis perikanan merupakan cabang dari ilmu manajemen

yang spesifik mendalami mengenai pengelolaan bisnis yang bergerak di sektor

perikanan. Manajemen agribisnis ini bersifat multi fungsional manajemen yang

mana yaitu melingkupi aspek pemasaran, operasi, SDM, dan keuangan.

Manajemen agribisnis perikanan memiliki prinsip-prinsip yang sama dengan

prinsip-prinsip manajemen pada umumnya, namun dalam penanganannya

disesuaikan dengan karakteristik produk perikanan. Agribisnis pada sektor

perikanan diantaranya meliputi usaha di bidang penangkapan, budidaya,

pengolahan hasil perikanan, jasa dan perdagangan dengan produk utama adalah

hasil perikanan. Ilmu manajemen industri perikanan merupakan hasil

pengembangan dari multi disiplin ilmu, yaitu ilmu manajemen, ilmu perikanan,

serta sebagian kalangan juga memasukkan pula ilmu ekonomi (Riyadi dan

Wijayanto, 2012).

Pengertian perencanaan industri ialah penelitian atau studi tentang dapat

tidaknya suatu proyek industri (proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil.

Pengertian industri disini dapat berarti luas, seperti proyek pendirian

industri/bisnis baru, proyek pengembangan suatu industri (pembukaan cabang

baru, peningkatan kapasitas, penambahan mesin/alat produksi baru), proyek

pengembangan produk baru, proyek relokasi industri/pabrik, dan proyek investasi

teknologi industri. Perencanaan industri merupakan penelitian terhadap rencana

industri yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak industri dibangun,
tetapi juga pada saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian

keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan (Lianto, 2021).

II.2. Kondisi Pelabuhan Perikanan Pantai Tawang

Secara administratif Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tawang terletak di

Dukuh Tawang, Desa Gempolsewu, Kecamatan Rowosari, Kabupaten Kendal.

Secara astronomis terletak di antara 6°55’0.3” Lintang Selatan dan 110°02’49”

Bujur Timur. Batas wilayah kawasan Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tawang

antara lain terbagi menjadi empat batasan sesuai arah mata angin. Sebelah Utara

PPP Tawang merupakan rumah penduduk. Sebelah Timur PPP Tawang

merupakan rumah penduduk. Sebelah Selatan PPP Tawang merupakan gedung

sekolah. Sebelah Barat PPP Tawang merupakan Sungai Kalikuto (Lestariono et

al., 2013).

Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tawang berada di lingkungan kawasan

pemukiman penduduk. Dari kota Kabupaten Kendal berjarak ± 26 km dengan

prasarana jalan beraspal, dari Pelabuhan Umum ± 35 km dan dari Pantai Utara

Jawa ± 2,5 km. Berdasarkan Peraturan Daerah Pemerintah Kabupaten Kendal

Nomor 25 Tahun 2007 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kendal,

Desa Gempolsewu termasuk Wilayah Pengembangan Perikanan III Kabupaten

Kendal dan ditetapkan sebagai kawasan pengembangan perikanan tangkap,

pengembangan industri pengolahan ikan atau industri kecil berbasis kelautan

(agromarine industri). Pelabuhan Perikanan Pantai Tawang memiliki beberapa

batas wilayah Desa Gempolsewu. Sebelah Utara yakni Laut Jawa. Sebelah Timur
yakni Desa Sendang Sikucing. Sebelah Selatan yakni Desa Rowosari. Sebelah

Barat yakni Kabupaten Batang (Mumtazah et al., 2018).

II.3. Fasilitas Pelabuhan Perikanan Pantai Tawang

Pelabuhan perikanan dilengkapi dengan berbagai fasilitas. Fasilitas

pelabuhan perikanan dibagi menjadi 3 yaitu fasilitas pokok, fasilitas fungsional,

dan fasilitas penunjang. Fasilitas pokok wajb dimiliki oleh pelabuhan, karena jika

tidak adanya fasilitas pokok maka pelabuhan tidak akan bisa beroperasi.

Kemudian fasilitas untuk menunjang berjalannya fasilitas pokok ialah fasilitas

fungsional. Fasilitas fungsional yang juga dikatakan suprasutruktur adalah

fasilitas yang berfungsi untuk meninggikan nilai guna dari fasilitas pokok

sehingga dapat menunjang aktivitas di pelabuhan. Berjalan lancarnya suatu

aktivitas di pelabuhan bergantung pada fasilitas fungsional, karena fasilitas pokok

berjalan yaitu karena adanya fasilitas fungsional. Fasilitas fungional yang

menggerakan aktivitas dari suatu pelabuhan perikanan dari kapal akan melaut

hingga kapal kembali dengan membawa hasil tangkapannya (Gandara et al.,

2016).

Fasilitas pelabuhan mempunyai fungsi yang sangat penting bagi nelayan

untuk menunjang kelangsungan kegiatan para nelayan dalam dunia perikanan.

Sebagaimana yang fungsi dari fasilitas pelabuhan berupa dermaga yaitu tempat

sangat penting untuk kapal berlabuh. Fasilitas pokok seperti lahan pelabuhan

berfungsi untuk kepentingan pelabuhan. Dermaga untuk membongkar muatan,

memuat perbekalan dan berlabuh. Alur pelayaran yang digunakan untuk alur
keluar masuknya kapal-kapal ikan yang akan membongkar hasil tangkapan di TPI

dan PPP (Wulandari et al., 2019).

Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

PER.08/MEN/2012 tentang kepelabuhanan perikanan, bahwa fasilitas yang harus

ada pada pelabuhan perikanan, meliputi: 1) fasilitas pokok terdiri dari lahan,

dermaga, kolam pelabuhan, jalan komplek dan drainase; 2) fasilitas fungsional

terdiri dari kantor administrasi pelabuhan, TPI, suplai air bersih, dan instalasi

listrik; dan 3) fasilitas penunjang terdiri dari pos jaga dan MCK. Fasilitas pokok di

pelabuhan perikanan pada umumnya sudah lengkap dan

termanfaatkan/operasional, tetapi ada beberapa fasilitas dalam kondisi rusak

ringan, yaitu; dermaga lama, jalan komplek, dan drainase. Fasilitas fungsional di

pelabuhan perikanan tergolong lengkap, antara lain; Tempat Pemasaran Ikan

(TPI), perbankan, pengolahan limbah (IPAL), navigasi pelayaran dan komunikasi

(Prasetyo et al., 2021).

II.4. Keamanan Lingkungan Pelabuhan Perikanan Pantai Tawang

Aktivitas di pelabuhan sebagai prasarana pelayanan umum ditangani oleh

berbagai macam instansi terkait. Pelayanan kepelabuhan yang harus dilakukan

oleh setiap petugas sesuai dengan ketentuan ISPS Code yang dikoordinasikan oleh

aparat pemerintah khususnya di bidang penjagaan laut dan pantai. Hal tersebut

merupakan hal yang penting karena tidak hanya menyangkut keamanan, namun

terlebih lagi masalah keselamatan jiwa bagi pengguna jasa pelabuhan. Keamanan

merupakan salah satu faktor yang penting dalam kegiatan kepelabuhan.

Terciptanya kondisi keamanan diperlukan untuk mendukung seluruh aktivitas di


pelabuhan agar dapat meningkatkan kinerja operasional pelabuhan (Malisan et al.,

2013).

Transportasi laut rentan terhadap beberapa faktor gangguan seperti

bencana alam, perubahan iklim, serangan teroris, pembajakan, pemberontakan dan

beberapa insiden lain seperti tabrakan kapal atau kebakaran. Seluruh kegiatan

aktivitas manusia memiliki tingkat risiko tertentu. Kegiatan operasional di

pelabuhan juga menimbulkan resiko terhadap nilai-nilai publik. Resiko dan

ancaman memiliki hubungan yang sangat erat dengan niat dan kemampuan orang

jahat melakukan tindakan yang akan merugikan. Resiko merupakan situasi atau

peristiwa dimana sesuatu yang bernilai termasuk manusia itu sendiri akan

dipertaruhkan dengan hasil yang tidak pasti (Pranyoto dan Kundori, 2022).

II.5. Tempat Pelelangan Ikan

Tempat Pelelangan Ikan (TPI) sebagai salah satu fasilitas fungsional dalam

pelabuhan perikanan (PP) yang sangat dekat kaitannya dengan aktivitas perikanan

tangkap memegang peranan penting dalam meningkatkan sumber daya perikanan

agar tercapai manfaat secara optimal. Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap

menyatakan bahwa bangunan TPI sekurang-kurangnya mempunyai 4 (empat) area

yaitu area bongkar, area sortir, area penimbangan dan area display. Selain itu,

dapat didukung dengan area muat dan area parkir. Layout bangunan didesain

dengan memperhatikan aliran produk (ikan) dapat berjalan dengan cepat, sehingga

tidak mempengaruhi kualitas mutu ikan (Fitri et al., 2021).

Fungsi Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dalam kegiatan agrobisnis perikanan

tangkap diantaranya sebagai tempat pelelangan ikan, tempat penjualan ikan,


tempat pemasaran hasil perikanan tangkap, serta sebagai tempat interaksi antar

nelayan. Aktifitas kegiatan di TPI yang produktif akan memicu pertumbuhan

ekonomi masyarakat nelayan dan para pelaku usaha terkait. Keberadaan sarana

dan prasarana yang memadai di sebuah TPI akan memegang peran penting dalam

berjalannya operasional unit usaha penangkapan ikan serta unit kegiatan tata niaga

yang berlangsung di sekitar area TPI. Hakikat TPI sebagai fasilitas publik dengan

tujuan bisa memberikan layanan terbaik harusnya untuk bisa selalu dirawat dan

digunakan sebagaimana mestinya oleh para penggunanya (Ariadi et al., 2021).

II.6. Kondisi Sumberdaya Perikanan Pelabuhan Perikanan Pantai Tawang

Perairan Kabupaten Kendal merupakan salah satu wilayah penyebaran

ikan demersal dan pelagis yang cukup potensial di perairan Utara Jawa Tengah.

Pemanfaatan sumberdaya ikan hingga kini diusahakan oleh nelayan dengan

menggunakan berbagai macam alat tangkap seperti jaring rampus, dogol, jaring

klitik, jaring ampera, jaring cakalang, bubu, jaring milinium, jaring arad, pukat

kantong mini, dan jaring cantrang (Rahman et al., 2013).

Kabupaten Kendal merupakan salah satu kabupaten yang memiliki potensi

tinggi di bidang perikanan tangkap. Tetapi, tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan

pelagis di Perairan Utara Jawa Tengah telah berada dalam kondisi overfishing.

Hal ini diduga karena jumlah stok ikan yang semakin berkurang. Penangkapan

sumber daya ikan pelagis di Kabupaten Kendal telah terjadi overfishing atau

sudah melebihi batas lestarinya dengan nilai CPUE dan produksi total yang

cenderung mengalami penurunan tiap tahunnya (Adlina et al., 2016).


II.7. Kualitas SDM di Pelabuhan Perikanan Pantai Tawang

Nelayan merupakan salah satu profesi yang sangat dibutuhkan dalam

pemanfaatan potensi sumberdaya ikan. Profesi tersebut memiliki karakteristik

pekerjaan yang bersifat “3d” yaitu: membahayakan (dangerous), kotor (dirty), dan

sulit (difficult). Akibat dari sifat-sifat pekerjaan sebagai pelaut kapal penangkap

ikan, kebanyakan orang kurang tertarik terhadap profesi tersebut, mereka

cenderung untuk memilih pekerjaan di bidang lainnya. Sumberdaya manusia

nelayan adalah rendah, dicirikan dengan kompetensi rendah seperti kesadaran

akan keselamatan saat melaut rendah, kemampuan merencanakan usaha rendah,

kemampuan menangkap ikan rendah, dan kemampuan memecahkan masalah

usaha rendah. Penyebab masalah yang terkait dengan SDM nelayan adalah

masalah pendidikan. Selain itu juga masalah kompetensi yang terkandung unsur

keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan semua ini mereka dapatkan dari

proses pembelajaran yang bersifat turun temurun, sehingga kompetensi ini masih

dapat ditingkatkan untuk menjadi lebih baik. Oleh karena itu diperlukan standar

kompetensi nelayan yang dapat meningkatkan kualitas nelayan terutama dalam

kesadaran akan keselamatan saat melaut (Amin et al., 2018).

Dalam Sumber Daya Manusia untuk pedagang ikan di Depo Pemasaran

Ikan masih kurang dalam memanfaatkan bangunan-bangunan yang ada di Depo

Pemasaran Ikan. Para pedagang di Depo Pemasaran Ikan merasa kurang strategis

yang tempatnya agak masuk kedalam, menurut sepengetahuan para pedagang ikan

bila menempati bangunan yang tempatnya agak masuk ke dalam akan membuat

para konsumen jauh untuk menjangkaunya. Tetapi menurut para pegawai kalau

berjualan di area Depo Pemasaran Ikan pasti konsumen akan mencari pedagang
yang menjual ikan dengan mutu yang baik, kebersihan yang terjaga dan harga

yang bersaing (Wisudawan et al., 2013).

Nelayan di Kabupaten Kendal menjual hasil tangkapannya melalui TPI

maupun langsung ke tengkulak. Perbedaan tempat penjualan tersebut akan

mempengaruhi pendapatan dari nelayan karena adanya perbedaan harga beli.

Pelabuhan perikanan dimaksudkan sebagai pusat semua kegiatan perikanan yang

meliputi aspek peningkatan produksi mutu atau pengelolaan dan pengembangan

pemasaran. Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tawang adalah satu-satunya

pelabuhan perikanan yang terdapat di Kabupaten Kendal. Keberadaan pelabuhan

perikanan pada dasarnya merupakan sentral kegiatan perikanan, sehingga berbagai

aktivitas perikanan baik pendaratan ikan, pengolahan, maupun pemasaran ikan

berlangsung di pelabuhan (Muslim et al., 2015).

II.8. Perkembangan Teknologi Informasi Perikanan Tangkap

Peradaban manusia berkembang seiring dengan kemajuan teknologi.

Teknologi hadir memberikan kemudahan bagi manusia untuk melakukan proses

produksi secara kuantitas dan lebih berkualitas. Cara-cara kerja manusia juga

mengalami perubahan yang awalnya dilakukan secara manual seiring waktu

berubah menjadi otomatisasi. Era ini disebut revolusi industri 4.0 atau revolusi

digital atau era disrupsi teknologi. Revolusi digital memungkinkan otomatisasi

terjadi hampir di semua bidang, tidak terkecuali bidang kelautan dan perikanan.

Kecerdasan buatan yang merupakan jargon revolusi digital mampu merambah

bidang kelautan dan perikanan yang membantu nelayan mendapatkan data dan

informasi sumber daya kelautan dan perikanan. informasi dan teknologi mampu
meningkatkan industri perikanan. Pemanfaatan sistem informasi perikanan

membantu nelayan meningkatkan hasil tangkapan. Penggunaan teknologi

informasi dan komunikasi bermanfaatmembangun ketangguhan mata pencaharian

nelayan (Suruwaky et al., 2021).

Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang maju

dapat digunakan nelayan untuk membangun mata pencahariannya.

Mendefinisikan TIK sebagai sarana elektronik untuk menangkap, mengolah,

menyimpan, dan mengkomunikasikan informasi berbasis digital dan terdiri atas

perangkat keras (hardware) komputer, perangkat lunak (software) dan jaringan

(networks), termasuk juga teknologi terkait informasi seperti radio, televisi,

telefon, koran, dan teknologi terkait informasi lainnya sebagai bagian di dalam

sistem TIK. Ketersediaan TIK tersebut seperti Hand Phone (HP), Global

Positioning System (GPS), fish finder, internet beserta sistem informasinya (Asirin

dan Argo 2016).

II.9. Koperasi Perikanan

Koperasi dipandang sebagai soko guru perekonomian Indonesia yang

berkembang menjadi badan usaha lainnya seperti KUD (Koperasi Unit Desa),

KSP (Koperasi Simpan Pinjam), KPRI (Koperasi Pegawai Republik Indonesia),

dan KSU (Koperasi Serba Usaha). Salah satu KSU yang ada di wilayah Kota

Tegal yaitu Koperasi Laut Sejahtera pada Dinas Kelautan dan Perikanan

Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari (PPP Tegalsari). Koperasi Laut Sejahtera

merupakan Koperasi Pegawai Dinas Kelautan dan Perikanan Pelabuhan Perikanan

Pantai Tegalsari yang berada di jalan Blanak No.10 C Kawasan Pelabuhan


Perikanan Pantai Tegalsari Kota Tegal. Koperasi ini juga sebagai unit usaha yang

menyewakan kios sekaligus menjual kebutuhan pokok para pegawai Pelabuhan

Perikanan Pantai Tegalsari. Koperasi Laut Sejahtera pada Pelabuhan Perikanan

Pantai Tegalsari Tegal merupakan badan usaha yang bertujuan untuk mendukung

kegiatan usaha ekonomi anggota pada koperasi. Koperasi Laut Sejahtera sebagai

salah satu koperasi yang menghimpun dana dari para anggota yang kesemuanya

adalah para pegawai tetap maupun tidak tetap pada Pelabuhan Perikanan

(Handayani et al., 2015)

Perkoperasian di Indonesia mempunyai kontribusi yang cukup penting

dalam sektor ekonomi yaitu kemampuannya dalam penciptaan nilai tambah,

kesempatan kerja, serta kemampuan meningkatkan perekonomian daerah. Hal ini

dikarenakan besar dan banyaknya unit usaha, pelaku, jumlah produksi, hingga

penciptaan kesempatan kerja. Sehingga koperasi mempunyai peluang cukup tinggi

dalam kerangka perekonomian makro di Indonesia. Koperasi Perikanan

merupakan Koperasi yang bergerak untuk sektor perikanan budidaya. Koperasi ini

mengelola beberapa unit usaha diantaranya unit usaha simpan pinjam, unit usaha

produksi pellet, unit usaha pinjaman pellet dan unit usaha pemasaran ikan.

Dengan adanya Koperasi perikanan, diharapkan dapat memasok seluruh

faktor/input produksi budidaya perikanan yang diperlukan oleh para anggotanya

dengan kualitas baik, harga bersaing dan tersedia secara terus menerus

(Zulkarnaini dan Prayogo, 2013).


II.10. Pemasaran Perikanan

Pemasaran merupakan suatu proses yang membuat individu atau sebuah

kelompok mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan dengan

menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang berharga kepada

pihak lain atau semua kegiatan yang menyangkut penyampaian produk atau jasa

dari produsen sampai konsumen. Aktifitas pemasaran ini seharusnya dilaksanakan

dengan memeprtimbangkan efisiensi, efektivitas, dan tanggung jawab sosial

pemasaran. Peranan pemasaran dengann hasil perikanan adalah untuk

menyebarluaskan produk-produk hasil olahan perikanan, sehingga dapat

mempromosikan dan memasarkan produk hasil olahan tersebut (Homaidi, 2017).

Pemasaran ikan merupakan kegiatan yang sangat penting pada sektor

perikanan sebagai rangkaian mata rantai agribisnis yang terdiri dari rantai

praproduksi, rantai produksi (penangkapan ikan dan budidaya ikan), rantai pasca

produksi (pengolahan dan pemasaran). Kegiatan pemasaran dapat menciptakan

berbagai kegunaan (utility) yaitu kegunaan tempat (place utility) melalui

distribution, kegunaan waktu (time utility) dan bentuk (form utility) melalui

kegiatan prosesing, kegunaan milik (possession utility) melalui kegiatan selling

and buying. Semua kegiatan pemasaran dapat meningkatkan nilai tambah (added

value) suatu komoditi yang mengarah pada peningkatan share (bagian yang

diterimakan kepada para pelaku pemasaran) dapat berupa keuntungan bagi para

produsen (pembudidaya ikan, nelayan, petambak garam), pedagang perantara

hingga konsumen (Abidin et al., 2017).


III. MATERI DAN METODE

III.1. Materi

Materi yang digunakan dalam Praktikum Perencanaan Industri Perikanan

adalah responden yang ada di Pelabuhan Perikanan Pantai Tawang, Kabupaten

Kendal, Jawa Tengah. Responden ini merupakan juragan maupun nelayan yang

menggunakan berbagai macam alat tangkap. Pertanyaan yang diberikan kepada

responden berupa kuesioner yang diberikan oleh asisten Praktikum Perencanaan

Industri Perikanan.

III.1.1.Alat dan Bahan

Tabel 1. Alat dan bahan yang digunakan dalam Praktikum Perencanaan Industri
Perikanan
No. Alat dan Bahan Kegunaan
1. Laptop Alat yang digunakan untuk mengerjakan
laporan Praktikum Perencanaan Industri
Perikanan dan mengolah data hasil
praktikum lapangan.
2. Alat tulis komputer Alat yang digunakan untuk mencatat materi
dan mengisi kuesioner.
3. Handphone Alat yang digunakan untuk dokumentasi
kegiatan praktikum.
4. Modul Sebagai referensi selama praktikum dan
penyusunan laporan praktikum.
5. Kuesioner Alat yang digunakan untuk mengumpulkan
data dari responden.

Sumber: Praktikum Perencanaan Industri Perikanan,


2022.

III.2. Metode

Metode yang digunakan dalam Praktikum Perencanaan Industri Perikanan

adalah metode pengumpulan data, jenis data, dan analisis data. Metode

pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, wawancara, studi pustaka

dan dokumentasi. Jenis data yang digunakan dalam praktikum ini berupa data

priemer dan data sekunder, sementara analisis data yang digunakan adalah analisis

SWOT.

III.2.1.Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam Praktikum Perencanaan

Industri Perikanan ada empat macam. Empat macam metode tersebut antara lain

metode observasi, wawancara, studi pustaka, dan dokumentasi. Berikut

merupakan metode-metode yang digunakan dalam pengumpulan data:

1. Metode Observasi

Teknik pengolahan data yang seringkali digunakan dalam penelitian, yaitu

teknik observasi. Observasi ini memiliki peran penting dalam arti penelitian

sebagai salah satu metode penelitian ilmiah yang dapat dilakukan dengan

bermacam-macam cara. Suatu penelitian, metode observasi akan digambarkan

sebagai metode yang dipergunakan dalam mengamati dan mendeskripsikan


tingkah laku subjek. Seperti namanya, observasi ini adalah cara mengumpulkan

informasi dan data yang relevan dengan mengamati. Observasi disebut sebagai

studi partisipatif karena si peneliti harus menjalin hubungan dengan responden

dan untuk ini harus membenamkan dirinya dalam pengaturan yang sama dengan

mereka. Metode observasi digunakan jika peneliti ingin menghindari kesalahan

yang dapat menjadi hasil bias selama proses evaluasi dan interpretasi. Penggunaan

teknik observasi ini biasanya dijadikan sebagai pendukung dalam suatu riset untuk

mengamati yang terjadi di lokasi penelitian. Menurut Hasanah (2016), metode

observasi merupakan salah satu varian pilihan metode pengumpulan data yang

memiliki karakter kuat secara metodologis. Metode ini bukan hanya sebagai

proses kegiatan pengamatan dan pencatatan, namun lebih dari itu observasi

memudahkan kita mendapatkan informasi tentang dunia sekitar. Observasi ilmiah

berbeda dengan observasi biasa, ini terletak pada sistematiasi prosedur dan kaidah

ilmiah yang harus terpenuhi dalam proses kegiatan observasi

2. Metode Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab

lisan yang berlansung satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak yang

mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang diwawancara. Teknik wawancara

cara yang digunakan untuk mendapatkan data dengan cara mengadakan

wawancara secara langsung dengan responden. Cara melakukan metode

wawancara dapat menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan

dengan tanya jawab secara lisan, sepihak, bertatap muka secara langsung dan

dengan arah tujuan yang telah ditentukan. Pproses pengumpulan data pada

penelitian ini, menggunakan metode wawancara. Metode ini dapat memberikan


pertanyaan-pertanyaan mengarahkan jawaban dalam pola pertanyaan yang

dikemukakan, yang dimana pewawancara sudah menyiapkan pertanyaan-

pertanyaan yang lengkap dan rinci. Menurut Kawasati (2019), Wawancara

merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data

penelitian. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa wawancara (interview) adalah

suatu kejadian atau suatu proses interaksi antara pewawancara (interviewer) dan

sumber informasi atau orang yang di wawancarai melalui komunikasi langsung.

Metode ini juga merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara

dengan responden/ orang yang di wawancarai, dengan atau tanpa menggunakan

pedoman (guide) wawancara. Dalam wawancara tersebut biasa dilakukan secara

individu maupun dalam bentuk kelompok, sehingga didapat data informatik yang

orientik.

3. Metode Studi Pustaka

Studi pustaka adalah bagian dari karya tulis ilmiah yang membahas

penelitian terdahulu. Studi pustaka digunakan sebagai referensi ilmiah yang

berhubungan dengan penelitian. Studi pustaka disebut juga studi literatur, kajian

pustaka, tinjauan pustaka, kajian teoritis, dan tinjauan teoritis. Pemakaian studi

pustaka ini untuk menjelaskan teori-teori dari penelitian sebelumnya, yang relevan

dengan topik penelitian. Penggunaan studi literatur berguna untuk menelusuri

sumber tulisan, selain itu menambah wawasan penulis yang berhubungan dengan

objek penelitian. Menurut Murdiastuti et al. (2021), Studi pustaka sistematik

(systematic literature review) bersifat intensif dan mendalam, di mana

pelaksanaannya memerlukan tenaga, pikiran, dan waktu yang cukup banyak. Studi
pustaka sistematik dinilai sebagai salah satu cara terbaik untuk mensintesiskan

temuan-temuan penelitian yang mengkaji topik permasalahan yang sama. dengan

metode studi pustaka secara sistematik untuk menganalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku inovatif ASN di Indonesia berdasarkan kajian pustaka

sebelumnya.

4. Metode Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan mempelajari

catatan-catatan mengenai data pribadi responden. Metode ini dapat diartikan

sebagai cara pengumpulan data dengan cara memanfaatkan data-data berupa

buku, catatan (dokumen). Metode dokumenter, sumber informasinya berupa

bahan-bahan tertulis atau tercatat. Pada metode ini praktikan pengumpuan data

tinggal mentransfer bahan-bahan tertulis yang relevan pada lembaran-lembaran

yang telah disiapkan untuk mereka sebagaimana mestinya. Metode dokumentasi

merupakan teknik pengumpulan data yang ditujukan kepada subjek Praktikum

Perencanaan Industri Perikanan. Studi dokumentasi dilakukan dengan

pengambilan dokumentasi dengan responden dalam hal ini nelayan di Pelabuhan

perikanan. Menurut (Hasanah 2017), Metode Dokumentasi adalah alat

pengumpulan data yang digunakan untuk mencari, mengenal hal – hal atau

variable yang berupa catatan, transkip buku, surat kabar, majalah, peraturan –

peraturan, notulen rapat dan sebagainya. Metode ini penulis gunakan untuk

memperoleh data tentang gambaran umum sekolah, seperti letak geografis,

struktur organisasi dan hal – hal yang berkaitan dengan sekolah dan proses belajar

mengajar sehingga diperoleh gambaran yang jelas tentang sekolah yang akan

penulis teliti. Metode dokumentasi juga digunakan oleh peneliti untuk


memperoleh gambaran ketika proses belajar mengajar dengan metode PQRST

(Preview, Question, Read, Summarize, Test) yang dilaksanakan.

III.2.2.Jenis Data

Praktikum Perencanaan Industri Perikanan menggunakan beberapa jenis

data yang digunakan di dalamnya. Jenis data yang digunakan antara lain data

primer dan sekunder. Berikut merupakan jenis data yang digunakan:

1. Data Primer

Data yang digunakan dalam Praktikum Perencanaan Industri Perikanan

adalah data primer yang dimana tersaji didalam tabel 2. Berikut ini:

Tabel 2. Data primer yang digunakan dalam Praktikum Perencanaan Industri.


No. Data Primer Sumber
1. Kuesioner Nelayan di PPP Tawang
Sumber: Praktikum Perencanaan Industri Perikanan, 2022.

Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari

individu atau perseorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian

kuesioner yang biasa dilakukan oleh penelitian. Data primer juga diperoleh

langsung dari sumber dan tidak melalui perantara. Data primer pada laporan

praktikum diperoleh dengan wawancara secara langsung kepada nelayan.

Wawancara dilakukan dengan menggunakan kuisoner yang telah disediakan.

Hasil kuisoner kemudian diolah di excel.

2. Data Sekunder

Data yang digunakan dalam Praktikum Perencanaan Industri Perikanan

adalah data sekunder yang dimana tersaji didalam tabel 3. Berikut ini:

Tabel 3. Data sekunder yang digunakan dalam Praktikum Perencanaan Industri


Perikanan
No. Data Sekunder Sumber
1. Literatur Jurnal, buku, dan sebagainya.
Sumber: Praktikum Perencanaan Industri Perikanan, 2022.

Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan

disajikan baik oleh pihak pengumpul. Data ini dapat disaji dalam bentuk tabel-

tabel atau diagram-diagram. Data sekunder juga memiliki sumber data penelitian

yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh

dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder yang digunakan pada laporan

praktikum ini adalah data hasil studi pustaka dari literatur jurnal. Jurnal yang

digunakan merupakan jurnal 10 tahun terakhir.

III.2.3.Analisis Data

Praktikum Perencanaan Industri Perikanan hanya menggunakan satu jenis

analisis. Analisis yang digunakan dalam praktikum ini adalah analisis SWOT.

Berikut analisis yang digunakan dalam praktikum:

1. Analisis SWOT

Analisa SWOT adalah singkatan yang berasal dari empat elemen dalam

metode analisis. SWOT, yakni Strength yang berarti kekuatan, Weakness yang

berarti kelemahan, Opportunities yang berarti kesempatan, dan Threats yang

berarti ancaman. Analisa SWOT dapat diartikan sebagai sebuah teknik

perencanaan strategi maupun penyelesaian masalah yang dapat kita gunakan

dalam kehidupan sehari-hari, khususnya untuk keperluan bisnis tertentu atau suatu

proyek. Metode ini menekankan pada pentingkan peran faktor internal maupun

faktor eksternal guna menyusun strategi perencanaan ide dan penyelesaian

masalah secara efektif. Cara merencanakan sebuah strategi maupun menganalisis

suatu persoalan, akan lebih mudah apabila kita menemukan cara yang tepat dalam
proses menganalisisnya. Penggunaan metode perencanaan strategi maupun

penyelesaian masalah yang tepat akan mempermudah kita dalam menyelesaikan

permasalahan yang kita hadapi Salah satu cara terbaik yang dapat kita gunakan

adalah memanfaatkan metode yang disediakan melalui rangkaian tahap dalam

analisa SWOT. Menurut Nisak (2015), Analisis SWOT adalah identifikasi

berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis

ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan

peluang (opportunity), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan

(weakness) dan ancaman (threats). engunaan analisis SWOT yang efektif dapat

memegang peranan penting dalam menentukan strategi kompetitif, agar dapat

mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi oleh

perusaahaan dalam menjaga kelangsungan hidup dan kontinuitas perusahaan.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Hasil Pengolahan Data

Par. Analisis data

Par. 2.

IV.2. Pembahasan

IV.2.1.Keadaan Umum PPP Tawang

Par. 1.

Par. 2.

IV.2.2.Profil PPP Tawang

Pelabuhan Perikanan Pantai Tawang merupakan pelabuhan perikanan yang

berada di Kabupaten Kendal. PPP Tawang terletak di Desa Gempolsewu,

Kecamatan Rowosari, Provinsi Jawa tengah. Pelabuhan perikanan pantai tawang

juga merupakan pelabuhan yang cukup besar yang berada di Kabupaten Kendal.

Kabupaten Kendal merupakan salah satu kabupaten yang wilayahnya berbatasan

langsung dengan lautan. Sumberdaya perikanan tangkap di Kabupaten Kendal

dapat dikatakan melimpah perlu dikelola dengan baik. Menurut Hermansyah et al.

(2013), salah satu pelabuhan perikanan terbesar di Kabupaten Kendal adalah


Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tawang. Pelabuhan ini terletak di Desa

Gempol Sari, Kecamatan Rowosari, Kabupaten Kendal. Kapal –kapal penangkap

ikan dengan alat tangkap payang banyak beroperasi di wilayah perairan pantai

Utara Jawa, termasuk di perairan Kabupaten Kendal dan mendaratkan hasil

tangkapan ikan di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tawang.

Pelabuhan Perikanan Pantai Tawang memegang peran penting dalam

keberjalanan kegiatan sektor perikanan tangkap yang terjadi di wilayah Kabupaten

Kendal. PPP Tawang memiliki potensi penangkapan ikan yang cukup besar.

Pelabuhan perikanan ini merupakan salah satu pemasokan ikan dikabupaten di

daerah Jawa yang berada di Kabupaten Kendal. Tingkat konsumsi ikan penduduk

Kabupaten Kendal terbilang cukup rendah walaupun memiliki potensi perikanan

yang cukup besar. Potensi tersebut dapat dimanfaatkan oleh masyarakat setempat

sebagai sumber pendapatan. Menurut Wismaningrum et al. (2013), kabupaten

Kendal merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Tengah yang berada di kawasan

pantai utara Jawa. Topografi Kabupaten Kendal yang berupa lautan, dataran

rendah dan dataran tinggi serta sumber air yang besar memiliki sumberdaya

perikanan yang cukup potensial untuk dikembangkan. Perikanan tangkap berupa

Penangkapan ikan di laut dan perariran Umum. Wilayah perikanan tangkap

Kabupaten Kendal meliputi wilayah perairan Pantai Utara Jawa.

IV.2.3. Hasil Kuadran Strategi

Par. 1.

Tabel

Par. 2.
IV.2.4.Analisis SWOT

Par. 1.

Par. 2.

IV.2.5.Strategi Pengembangan Pemasaran

Par. 1.

Par. 2.

V. PENUTUP

V.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang didapatkan pada Praktikum Perencanaan Industri

Perikanan tahun 2022 ini adalah sebagai berikut:

V.2. Saran

Saran yang diberikan untuk Praktikum Perencanaan Industri Perikanan

tahun 2022 ini adalah


DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z., Harahab, N., dan Asmarawati, L. (2017). Pemasaran Hasil Perikanan.


Universitas Brawijaya Press.
Adlina, N., Boesono, H., dan Fitri, A. D. P. (2016). Aspek biologi ikan kembung
lelaki (Rastrelliger kanagurta) sebagai landasan pengelolaan teknologi
penangkapan ikan di Kabupaten Kendal. Journal of Fisheries Resources
Utilization Management and Technology. 2(1):1-10.
Amin, M., Purwangka, F., dan Mawardi, W. (2018). Tingkat keterampilan dan
pengetahuan nelayan di Karangantu Banten. ALBACORE Jurnal
Penelitian Perikanan Laut. 2(1): 107-121.
Apriliani, K. F. 2014. Analisis Potensi Lokal di Wilayah Pesisir Kabupaten
Kendal Dalam Upaya Mewujudkan Blue Economy. Economics
Development Analysis Journal. 3(1): 59-69.
Ariadi, H., Pranggono, H., Ningrum, L. F., dan Khairoh, N. (2021). Studi Eco-
Teknis Keberadaan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Di Kabupaten Batang,
Jawa Tengah: Mini Riview. RISTEK: Jurnal Riset, Inovasi dan Teknologi
Kabupaten Batang, 5(2): 73-80.
Asirin, A., dan Argo, T. A. (2017). Penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi dan implikasinya terhadap ketangguhan mata pencaharian
nelayan. Journal of Regional and Rural Development Planning (Jurnal
Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan). 1(1): 1-15.
Fitri, H. K., Suherman, A., dan Boesono, H. (2021). Strategi Pengembangan
Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tawang, Kabupaten Kendal, Jawa
Tengah. Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan. 16(2): 207-223.
Gandara, G. A. N., Wibowo, B. A., dan Triarso, I. (2016). Analisis tingkat
pemanfaatan dan kebutuhan fasilitas fungsional pelabuhan perikanan
pantai (PPP) Bajomulyo Pati, Jawa Tengah. Journal of Fisheries
Resources Utilization Management and Technology. 5(4): 123-132.
Handayani, R., Utami, E. U. S., dan Wicaksono, G. (2015). Analisis Laporan
Keuangan Pada Koperasi Laut Sejahtera Dinas Kelautan Dan Perikanan
Pelabuhan Perikanan Pantai Tegal Sari Kota Tegal. Monex: Journal of
Accounting Research. 3(1): 1-8.
Hasanah, H. (2017). Teknik-teknik observasi (sebuah alternatif metode
pengumpulan data kualitatif ilmu-ilmu sosial).  8(1): 21-46.
Hasanah, U. (2017). Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Fiqih Melalui
Penerapan Metode PQRST (Preview, Question, Read, Summarize, Test)
Peserta Didik Kelas V Di Mi Ismaria Al-Qur’aniyah Islamiyah Raja Basa
Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017”. Al-Tadzkiyyah: Jurnal
Pendidikan Islam. 8(1): 1-14.
Hermansyah, A. P., Ismail, I., dan Pramonowibowo, P. (2013). Perbandingan
Analisis Finansial Usaha Penangkapan Payang Rumpon Dan Payang
Lampu Di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tawang Kabupaten Kendal.
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology.
2(4): 30-39.
Homaidi, A. (2017). Analisis perancangan e-commerce untuk pemasaran olahan
hasil perikanan. Jurnal AiTech 3(1): 1-8.
Kawasati, R. (2019). Teknik Pengumpulan Data Metode Kualitatif. Program
Sarjan (S1) Ekonomi Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
(STAIN). Sorong
Lestariono, T., Rosyid, A., dan Wijayanto, D. (2013). Perbedaan Tingkat
Pendapatan Nelayan dan Tingkat Kelayakan Finansial Usaha Perikanan
Tangkap Payang dan Cantrang di Pelabuhan Perikanan Pantai Tawang
Kabupaten Kendal. Journal of Fisheries Resources Utilization
Management and Technology. 2(3): 20-29.
Lianto, I. B., (2021). Esensi Perencanaan Industri Berkelanjutan: Perencanaan
Industri Berkelanjutan. Media Nusa Creative (MNC Publishing)
Mumtazah, L. A., Boesono, H., dan Wibowo, B. A. (2018). Evaluasi Tata Letak
Fasilitas Pelabuhan Perikanan Pantai (Ppp) Tawang Kabupaten
Kendal. Journal of Fisheries Resources Utilization Management and
Technology. 7(4): 74-82
Murdiastuti, H., Suhariadi, F., dan Sugiarti, R. (2021). Perilaku Inovatif Aparatur
Sipil Negara: Sebuah Studi Pustaka. Civil Service Journal. 15(2): 69-78.
Nisak, Z. (2013). Analisis SWOT untuk menentukan strategi kompetitif. Jurnal
Ekbis. 9(2): 468-476.
Prasetyo, A., Wiyono, E. S., dan Santoso, A. (2021). Tingkat Kepentingan
Fasilitas Pelabuhan Dan Persepsi Nelayan Terhadap Keputusan Untuk
Mendaratkan Ikan Di Pelabuhan Perikanan Dagho Kepulauan
Sangihe. Albacore Jurnal Penelitian Perikanan Laut. 5(2): 161-172
Prayogo, J. B. dan Zulkarnaini. 2013. Kinerja Koperasi Perikanan Gotong Royong
Desa Kuok Kecamatan Bangkinang Barat Kabupaten Kampar Provinsi
Riau. Berkala Perikanan Terubuk. 41(2): 66-81.
Rahman, D. R., Triarso, I., dan Asriyanto. (2013). Analisis Bioekonomi Ikan
Pelagis pada Usaha Perikanan Tangkap di Pelabuhan Perikanan Pantai
Tawang Kabupaten Kendal. Journal of Fisheries Resources Utilization
Management and Technology. 2(1): 1-10.
Riyadi, Putut dan Wijayanto, Dian. (2012). Manajemen Industri Perikanan.
Subari, P. D. W. (2013). Kepemimpinan dan Optimalisasi Depo Pemasaran Ikan
Guna Menjalankan Usaha Perikanan (Studi Kasus Depo Pemasaran Ikan
Desa Bluru Kidul Kecamatan Sidoarjo) Jurnal Administrasi Publik (JAP).
1(5): 991-999.
Suruwaky, A. M., Mustasim, M., Sururi, M., Katili, V. R. A., dan Poltak, H.
(2021). Peningkatan Hard Skill Sistem Informasi Digital Perikanan
Tangkap di Era Digital 4.0. Buletin SWIMP. 1(1), 8-013.
Wulandari, P., Boesono, H., dan Wijayanto, D. (2019). Evaluasi Tata Letak
Fasilitas di Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari, Kota Tegal. Journal of
Fisheries Resources Utilization Management and Technology. 8(1): 67-74.

Anda mungkin juga menyukai