Anda di halaman 1dari 42

PROFIL UPTD BALAI BENIH IKAN AIR TAWAR DINAS KELAUTAN

DAN PERIKANAN KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT

LAPORAN
PRAKTEK KETERAMPILAN LAPANGAN

DISUSUN OLEH

NAMA : GAYUS SALAKAY


NIM : 2018-68-047

PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN


JURUSAN AGROBISNIS PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2021

i
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KETERAMPILAN LAPANGAN PROFIL UMUM


UPTD BALAI BENIH IKAN AIR TAWAR DINAS KELAUTAN DAN
PERIKANAN KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT

Diajukan Oleh :
GAYUS SALAKAY 2018 68 047
Telah Disetujui Oleh : Pembimbing

Dr. Ir. Dionisius Bawole. M.Si


NIP. 19640809 1994031 1 001

Penguji I Penguji II

Dr. Y. E.G.
Lopulalan,S.Pi,M.Si Talakua,S.Pi,M.Si
NIP. 19700721 NIP. 19820613
199702 1 002 201404 1 004

Ketua Program Studi

Dr. H.
Nanlohy,

ii
S.Pi, M.Si.
NIP.
19720205
2005012 002

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
kemudahan dan kelancaran kepada Praktekan selama melakukan praktekum dan
juga menyusun laporan PKL ini. Laporan ini sebagai hasil pertanggungjawaban
Praktekan selama melaksanakan Praktek Keterampilan Lapangan di Dinas
Perikanan dan Kelautan Kabupaten Seram Bagian Barat khususnya Balai Benih
Ikan Air Tawar Di Dusun Kawatu Baru, Kecamatan Inamosol Kabupaten Seram
Bagian Barat. Laporan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Praktekan khususnya
dan juga bagi para pembaca untuk menambah pengetahuan.
Dalam kesempatan kali ini Praktekan ingin mengucapkan terima kasih
kepada pihak- pihak yang telah membantu dan membimbing Praktekan selama
melaksanakan PKL sampai dengan tersusunnya laporan ini kepada:
1. Ir. L. M. Soukotta, MP dan DR. H. Nanlohy, S.Pi, M.Si masing-masing
sebagai Ketua Jurusan dan Ketua Prodi Agrobisnis Perikanan yang telah
memberikan bantuan dan pelayanan selama ini.
2. DR. Ir. D. Bawole, M.Si , selaku dosen pembimbing yang senantiasa
membimbing dan mengarahkan saya dalam melakukan Praktek
Keterampilan Lapangan ini hingga penyelesaian laporan ini.
3. Seluruh dosen Program Studi Agrobisnis Perikanan ,Jurusan Agrobisnis
Perikanan , Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan yang telah memberikan
banyak ilmu pengetahuan kepada penulis.
4. Pegawai Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Seram Bagian Barat
yang telah bersedia memberikan izin untuk melakukan pengambilan data
dan lokasi praktek kepada penulis.
5. Bapak Bobby Matoke, Riky Akollo selaku pembimbing di lapangan yang
telah menerima penulis melakukan praktek keterampilan lapangan dan
juga melakukan bimbingan kepada penulis.
6. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini.

iii
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan laporan
ini. Semoga hasil laporan Praktek Keterampilan Lapangan ini dapat bermanfaat.

Penulis

Gayus Salakay

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL..................................................................... iiI


KATA PENGANTAR .................................................................................. iIii
DAFTAR ISI………………………………………………………………... v
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... viiIv
DAFTAR TABEL………………………….………………………………. viii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ........................................................................ 1


1.2. Tujuan Praktek Keterampilan Lapangan ................................. 2
1.3. Manfaat Praktek Keterampilan Lapangan ............................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................... 4
2.1. Pengertian Budidaya Ikan ....................................................... 4
2.2. Tujuan Budidaya ..................................... 4
2.3. Tahapan pelaksanaan budidaya……………………............... 5
BAB III METODOLOGI PRAKTEK.............................................. 7
3.1. Metode Praktek Keterampilan Lapangan................................ 7
3.2. Metode Pengumpulan Data...................................................... 7
3.3. Subjek Penelitian…………… .............................................. 7
3.4. Waktu dan Lokasi PKL.......................................................... 8
BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PKL ................................. 9
4.1 Letak dan Batas Wilayah Kecamatan Inamosol..................... 9
4.2. Luas dan Jarak ........................................................................ 9
4.3 Kependudukan ……………………………………………… 9
4.4 Pendidikan............................................................................... 10
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................. 11
5.1 Keadaan Umum Balai Benih Ikan Air Tawar Pada Dinas
Perikanan………................................................................... 11
5.2 Letak dan Geografis ……………………………………. 11

v
5.3 Tugas Pokok Dan Fungsi Unit Pelaksana Teknis Daerah
Balai Benih Ikan Air Tawar Pada Dinas Perikanan…… 12
5.4 Sarana Dan Prasarana Budidaya Benih Ikan Air 14
Tawar……
5.5 Peran Balai Benih Ikan Air Tawar Kabupaten Seram 19
Bagian Barat ……………..
BAB VI PENUTUP ........................................................... .. 21
6.1. Kesimpulan ............................................................................ 21
6.2 Saran ......................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ............................................................... .................. 22

LAMPIRAN ............................................................... ................................ 23

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 5.1 BBI melalui citra satelit.......................................................................


Gambar 5.2 Air untuk BBI......................................................................................
Gambar 5.3 Pendederan BBI...................................................................................
Gambar 5.4 Pembesaran benih ikan........................................................................
Gambar 5.5 Indukan................................................................................................
Gambar 5.6 Ruang Kantor BBI...............................................................................
Gambar 5.7 Gedung Pertemuan BBI......................................................................
Gambar 5.8 Gedung Asrama BBI...........................................................................
Gambar 5.9 Gedung Laboratorium BBI..................................................................
Gambar 5.10 Ikan Nila(Oreochromis niloticus)........................................................
Gambar 5.11 Ikan Mas ( Cyprinus carpio................................................................
Gambar 5.12 Pemberian Benih Ikan kepada masyarakat Taniwel...........................
Gambar 5.13 Proses pelepasan benih ikan di kolam warga......................................
Gambar 5.14 Proses Persiapan Benih Ikan untuk pembagian ke pembudidaya.......

vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Keragaan Pegawai Balai Benih Ikan - Kabupaten Seram Bagian
Barat.................................................................................................. 17

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perikanan budidaya menduduki posisi dan memiliki peranan yang


sangat penting dalam mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi
Indonesia. Pengembangan perikanan budidaya saat ini menjadi sangat
mendesak, karena kecenderungan terjadinya peningkatan permintaan ikan
konsumsi baik oleh masyarakat regional maupun global. Untuk
memenuhi permintaan tersebut tidak dapat diandalkan dari perikanan
tangkap saja. Jika dilihat dari tingkat pertumbuhannya, penduduk dunia
pada tahun 2025 diperkirakan akan mencapai jumlah 7.8 milyar dengan
asumsi konsumsi ikan perkapita 19,1 kg/tahun. Hal ini setara dengan
penyediaan ikan sebanyak 149 juta ton/tahun. Hasil tangkapan di alam
hanya dapat memenuhi kebutuhan ikan sebanyak sebanyak 100 juta ton.
Sisanya sehanyak 49 juta ton harus dipenuhi dari hasil pembudidaya.
(Pusat Riset Perikanan Budidaya, 2006).(Pusat Riset Perikanan Budidaya,
2006)
Lajunya overfishing pada daerah-daerah penangkapankan di laut,
akan mengancam kelestarian sumber daya ikan sehinggga lambat laun
produksi ikan dari kegiatan penangkapan akan semakin menurun, dengan
demikian kegiatan budidaya akan menjadi salah satu alternatif yang tepat
untuk menjawab persoalan tersebut. Disamping itu, kebutuhan manusa
akan ikan sebagai salah satu sumber bahan pangan terbesar menjadikan
budidaya diprediksi akan berkembang pesat dikemudian hari. Terkait
dengan hal tersebut, maka kebutuhan akan benih yang unggul dan
berkualitas menjadi tuntutan yang harus terpenuhi. Untuk itulah peran
dan fungsi Balai Benih Ikan (BBI) dalam mendukung ketersediaan benih
ikan sangat dibutuhkan.
Secara historis, BBI hanya melekat pada komoditas ikan air

1
tawar. Namun beberapa tahun belakangan ini, telah dibangun balai benih
untuk ikan air payau dan laut yang diberi nama Balai Benih Ikan Pantai.
Secara struktural, keberadaan BBI biasanya di bawah Dinas Perikanan.
Secara fungsional. BBI bekerja sama dengan Balai Unit Pelaksana
Teknis (UPT) Ditjen Perikanan Budidaya dan Lembaga Penelitian yang
mensuplai induk ikan dan memberikan bimbingan teknis. sedangkan BBI
merupakan penyedia kebutuhan benih bagi masyarakat pembudidaya di
daerahnya. Dengan struktur dan fungsi tersebut, pada dasarnya BBI
memiliki peluang untuk menjadi acuan teknis budidaya bagi masyarakat
sekaligus juga dapat menjadi tolak ukur perkembangan budidaya
perikanan di daerah yang bersangkutan.
Pengembangan usaha perikanan budidaya antara lain sangat
tergantung pada ketersediaan induk dan benih unggul. Oleh karena itu
proses penyediaan dan distribusi benih unggul harus memenuhi tujuh
kriteria yang telah ditetapkan yaitu tepat jenis, waktu, mutu, jumlah,
tempat, ukuran dan harga, guna mendukung maju dan berkembangnya
usaha perikanan budidaya (Dirjen Perikanan Budidaya.2010).
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Balai Benih ikan air tawar
yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Barat yang
berada di Dusun Kawatu Baru, Kecamatan Inamosol menjadi salah satu
instansi yang diharapkan dapat berperan maksimal sebagai penyedia
induk unggulan dan benih bermutu. Peranan UPTD sesungguhnya perlu
dikembangkan guna memenuhi ketersediaan bahan pangan hewani,
peningkatan pendapatam pembudidaya ikan air tawar, penyediaan
lapangan kerja dan usaha serta peningkatan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) melalui penyediaan benih yang bermutu secara kualitas dan
kuantitas secara berkesinambungan. Kebijakan pembangunan perikanan
di Kabupaten Seram Bagian Barat diarahkan pada peningkatan produksi
dan produktifitas serta efisiensi usaha perikanan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat dan peningkatan pendapatan
untuk terwujudnya kesejahteraan masyarakat.

2
Praktek Keterampilan Lapangan (PKL) merupakan kegiatan
pembelajaran yang dilakukan di lingkungan kerja sesungguhnya yang
merupakan program pelatihan berupa kinerja dalam semua hal yang
berhubungan dengan penerapan ilmu yang telah dipelajari. Tujuan
dilakukannya kegiatan PKL yaitu sebagai sarana pelatihan mental, sikap,
penerapan ilmu, dan pembentukan awal lulusan yang kompeten pada
bidangnya masing-masing serta memberikan pengalaman dalam
menghadapi dunia kerja.
Berdasarkan hal tersebut penulis beranggapan bahwa kegiatan
PKL sangat penting untuk diikuti setiap mahasiswa. Dalam kegiatan
belajar mengajar, mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
diwajibkan untuk melaksanakan kegiatan PKL sesuai dengan kurikulum
yang berlaku saat ini. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan penulis
untuk melaksanakan kegiatan PKL.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas maka dalam PKL ini mendapati rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana profil Balai Benih Ikan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Seram Bagian Barat ?

1.3 Tujuan PKL

Dari uraian rumusan masalah di atas, maka tujuan PKL ini adalah sebagai berikut
Mendeskripsikana profil Balai Benih Ikan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Seram Bagian Barat

1.4 Manfaat PKL

Diharapkan PKL ini dapat bermanfaat sebagai :


1. Sumbangan dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam
bidang agrobisnis perikanan.

3
2. Dapat menjadi bahan masukan atau evaluasi bagi Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Seram Bagian Barat untuk mengkaji pemanfaatan
sumberdaya perikanan di daerah tersebut.
3. Nilai tambah yang selanjutnya dapat dikomparasikan dengan PKL-PKL
ilmiah lainnya.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Budidaya Ikan
1. Pengertian Budidaya Ikan
Budidaya perikanan adalah usaha pemeliharaan dan pengembang
biakan ikan atau organisme air lainnya. Budidaya perikanan disebut juga
sebagai budidaya perairan atau akuakultur mengingat organisme air yang
dibudidayakan bukan hanya dari jenis ikan saja tetapi juga organisme air
lain seperti kerang, udang maupun tumbuhan air. (Pusat Pendidikan
Kelautan dan Perikanan, 2018)
Dilihat dari asal katanya, istilah akuakultur diambil dari istilah
dalam Bahasa Inggris yaitu Aquaculture. Terdapat beberapa definisi
akuakultur seperti dikemukakan dalam beberapa sumber, dan berikut ini
adalah definisi akuakultur menurut beberapa ahli:
Akuakultur merupakan suatu proses pembiakan organisme perairan
dari mulai proses produksi, penanganan hasil sampai pemasaran
(Wheaton, 1977). Akuakultur merupakan upaya produksi biota atau
organisme perairan melalui penerapan teknik domestikasi (membuat
kondisi lingkungan yang mirip dengan habitat asli organisme yang
dibudidayakan), penumbuhan hingga pengelolaan usaha yang berorientasi
ekonomi (Bardach, dkk., 1972).
Akuakultur merupakan proses pengaturan dan perbaikan organisme
akuatik untuk kepentingan konsumsi manusia (Webster’s Dictionary,
1990). Berdasarkan kata penyusunnya budidaya perikanan tentunya
tersusun dari dua kata yakni budidaya dan perikanan. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia bBudidaya adalah usaha yang bermanfaat dan
memberikan hasil. Perikanan budidaya menurut Undang-Undang Nomor
31 tahun 2004 tentang perikanan adalah kegiatan untuk memelihara,
membesarkan dan atau membiakkan ikan serta memanen hasilnya dalam
lingkungan yang terkontrol, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal

5
untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani,
mengolah, dan atau mengawetkannya., Sedangkan perikanan adalah
segala sesuatu yang berhubungan dengan penangkapan, pemeliharaan dan
pembudidayaan ikan. Jadi budidaya perikanan adalah usaha pemeliharaan
ikan guna mendapatkan manfaat atau hasil.
Berdasarkan beberapa uraian yang telah dikemukakan di atas,
dalam bidang perikanan pada umumnya ikan didefinisikan secara luas
tidak hanya merujuk pada binatang air yang bersisik dan bernafas dengan
insang, akan tetapi juga menyangkut segala organisme yang hidup di air
seperti udang , kerang, hingga tanaman air. (Pusat Pendidikan Kelautan
dan Perikanan, 2018).
2. Tujuan Budidaya
Menurut Danuri Susanto (2010) Tujuan budidaya perikanan yaitu
untuk mendapatkan produksi perikanan yang lebih baik atau lebih banyak
dibandingkan dengan hasil ikan yang hidup di alam liar. (Danuri Susanto,
2010). Untuk memenuhi tujuan itu, perlu diperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi usaha budidaya, antara lain penyedia benih, pembuatan
tempat pemeliharaan, pengairan, pakan dan pemupukan, serta
pengendalian hama dan penyakit. Untuk dapat melaksanakan usaha
budidaya ikan dengan baik, perlu diperhatikan beberapa ketentuan berikut:
a. Pemeliharaan tempat dan kondisi lingkungan didasarkan pada jenis
tanah, topografi, kualitas dan kuantitas air serta temperatur air
b. Perencanaan usaha budidaya ikan meliputi ukuran unit usaha
penyediaan air dan sistem pengeringan.
c. Perencanaan pembuatan kolam didasarkan pada ukuran kolam
budidaya, bentuk kolam, kedalaman kolam, dan bahan pembuatan
kolam.
d. Perencanaan metode budidaya didasarkan pada pertimbangan biologis
dan ekonomis, cara pengelolaan, dan rencana tahunan.
3. Tahapan Pelaksanaan Budidaya
Menurut Cahyo Saparinto (2008) Pada prinsipnya tahapan yang ada

6
pada kegiatan budidaya ikan meliputi tahap:
a. Persiapan media produksi
Setiap kali periode produksi akan dimulai, media produksi harus
dirawat atau diperbaiki. Pada pembenihan di akuarium, persiapan yang
dilakukan meliputi pembersihan akuarium, sterilisasi akuarium, dan
pengisian air sebagai media budidaya. Pada pendederan dan pembesaran
di kolam, kegiatan persiapan meliputi keduk-teplok, perbaikan saluran,
pengapuran, serta pemupukan. Sementara jika budi daya dilakukan di
keramba jaring apung maka kegiatan persiapan meliputi pembersihan dan
perbaikan kantong jaring serta penguatan tali-temalinya.
b. Penyediaan induk/penebaran benih
Kegiatan yang dilakukan pada usaha pembenihan di antaranya
penyediaan induk siap pijah. Penempatan induk secara berpasangan,
pengamatan saat pemijahan hingga selesai, pemindahan telur, penetasan,
dan pemeliharaan hingga benih. Untuk usaha pendederan dan pembesaran,
penebaran benih dilakukan setelah media budidaya siap. Benih yang
dipilih hendaknya berkualitas baik. Sebelum ditebar, benih harus
diaklimitasi terlebih dahulu agar mampu beradaptasi dengan
lingkungannya yang baru. lakukan pengaasan terhadap benih selama
pemeliharaan hingga target waktu yang ditentukan.
c. Pengelolaan air
Manajemen kualitas air adalah cara pengendalian kondisi air di
dalam kolam budidaya sehingga memenuhi persyaratan hidup bagi ikan
yang akan dipelihara. Indikator kualitas air yang sangat berpengaruh
terhadap ikan antara lain, suhu air, kadar oksigen terlarut, kadar garam,
cemaran lingkungan. Suhu air merupakan faktor penting yang harus
diperhatikan karena dapat mempengaruhi laju metabolisme dalam tubuh
ikan. Pada suhu tinggi maka laju metabolisme meningkat, sedangkan pada
suhu rendah maka laju metabolisme akan menurun. Dengan suhu optimal
maka laju metabolisme akan optimal. Kadar oksigen dalam air sangat
penting bagi ikan. Oksigen yang dibutuhkan ikan hidup di dalam air

7
disebut oksigen terlarut. Pertumbuhan ikan optimal jika kandungan
oksigen terlarut lebih dari 3 ppm. Kandungan oksigen terlarut kurang dari
3 ppm dapat menyebabkan pertumbuhan ikan menjadi lambat, bahkan
mati. Kadar garam atau salinitas yang tinggi membuat ikan membutuhkan
energi yang minim untuk osmoregulasi sehingga energi yang digunakan
untuk pertumbuhan kurang. Cemaran lingkungan, agar ikan tumbuh
dengan baik air yang digunakan untuk media budidaya harus tidak
tercemar oleh limbah industri maupun limbah rumah tangga. Ikan yang
pertumbuhannya baik dapat dilihat dari keruh atau tidaknya kolam.
Untuk mengetahui tingkat kekeruhan air kolam dapat dilihat dari tingkat
kecerahan air kolam, kecerahan air kolam yang baik berkisar antara 25-40
cm. Artinya jarak batas pengihatan berkisar antara 25-45 cm dari
permukaan perairan.
d. Pengelolaan pakan
Pengelolaan pakan perlu dilakukan, terlebih pada usaha pembenihan
saat benih ikan membutuhkan kualitas pakan yang baik dengan jumlah
cukup. Pemberian pakan perlu disesuaikan dengan kebutuhan gizi ikan.
Dengan begitu, kandungan gizi pada pakan dapat terabsorbsi dengan baik.
Pakan sebaiknya diberikan secara bertahap atau sedikit demi sedikit. Hal
ini dilakukan untuk menghindari adanya pakan yang terbuang dengan
percuma. Sisa pakan dapat menimbulkan polusi pada media budidaya
sehingga bisa membuat nilai FCR (feed convertion rute)-nya besar
e. Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian hama dan penyakit harus selalu dilakukan, jika tidak,
serangan hama dan penyakit dapat memusnahkan semua ikan yang di
budidayakan. Hama adalah organisme pengganggu yang dapat memangsa,
membunuh dan memengaruhi produktivitas, baik secara langsung maupun
bertahap. Hama dapat berupa predator (pemangsa), kompetitor
(penyaing) dan perusak sarana, contohnya, bebeasan (notonecta), ular,
katak, larva cybister. Sedangkan penyakit adalah segala sesuatu yang dapat
menimbulkan gangguan pada ikan, contohnya seperti, penyakit kulit,

8
penyakit pada insang, penyakit organ dalam.
Pengendalian dapat dilakukan mulai dari persiapan lahan/media
budidaya, pengelolaan kualiatas air pemberian pakan, termasuk
pengendalian ketika terjadi penularan penyakit secara mendadak.
Pencegahan lebih baik dilakukan daripada melakukan pengobatan setelah
penyakit menyerang, selain biaya pengobatan yang cukup besar,
keetrlambatan pengobatan dapat menyebabkan kematian massal.
Pengobatan yang dilakukan tentunya harus menggunakan obat dengan zat
kimia yang tidak dilarang serta tidak menimbulkan bahaya bagi
manusai dan lingkungannya.

9
10
BAB III
METODOLOGI PRAKTEK

3.1. Metode Praktek Keterampilan Lapangan


Metode dasar praktek yang digunakan dalam pelaksanaan Praktek
Keterampilan lapangan adalah metode partisipatif yang mana penulis ikut
berpartisipasi dengan bekerja di Balai Benih Ikan dalam rangka
melakukan observasi dan pengambilan data primer dan data sekunder.
Menurut Sugiyono (2018) Data primer yaitu sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data. Data dikumpulkan sendiri oleh
peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian
dilakukan (Sugiyono, 2018)..
3.2. Metode Pengumpulan Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data
primer dan data sekunder.
a. Data Primer
Data primer adalah data yang secara langsung diperoleh dari sumber
data asli di lokasi penelitian atau obyek peneliti. Dalam penelitian ini data
secara langsung diperoleh dari data pertama di lokasi penelitian atau obyek
penelitian. Obyek penelitian ini adalah pegawai di Balai Benih Ikan Dinas
Perikanan
b. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh melalui orang atau pihak terkait, dokumen
laporan-laporan, buku- buku, jurnal penelitian, artikel dan pustaka ilmiah
lainnya yang berhubungan dengan praktek keterampilan lapangan yang
dilakukan.

3.3 Subjek Penelitian


Subjek dan objek penelitian merupakan sasaran untuk
mendapatkan tujuan tertentu mengenai suatu hal yang akan dibuktikan
secara objektif. Pengertian subjek dan& objek penelitian menurut

11
Sugiyono (2013:32) adalah sebagai berikut: “subjek penelitian
merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau
kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2013).” Berdasarkan
pengertian tersebut dapat diketahui bahwa subjek penelitian menjadi
sangat penting dalam sebuah penelitian. Maka yang menjadi subjek
penelitian dalam Praktek Keterampilan Kerja ini adalah pegawai UPTD
Balai Benih Ikan Air Tawar .

3.4. Waktu dan Lokasi PKL

Praktek Keterampilan Lapangan ini di lakukan di UPTD Balai


Benih Ikan Air Tawar Dinas Perikanan di Kecamatan Inamosol,
Kabupaten Seram Bagian Barat. Yang dilakukan dari tanggal 15 Juli
sampai 12 Agustus 2021 , dengan rancangan kegiatan meliputi
pembuatan outline, penyusunan proposal, pengumpulan data, penyusunan
laporan, serta ujian PKL.

12
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PKL

4.1 Letak dan Batas Wilayah Kecamatan Inamosol

Kecamatan Inamosol berdiri sejak tahun 2010. Kecamatan ini


merupakan pemekaran dari Kecamatan Kairatu. Kecamatan Inamosol
berada di wilayah pegunungan Pulau Seram, dan berbatasan dengan
Kecamatan Taniwel dan Taniwel Timur di sebelah utara, Kecamatan
Kairatu dan Amalatu sebelah Selatan, sebelah Timur berbatasan dengan
Kecamatan Elpaputih, dan sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan
Kairatu Barat dan Seram Barat. Secara astronomis, Kabupaten Seram
Bagian Barat terletak antara 1 19’−7 16’ Lintang Selatan dan antara 127
20’−129 1’ Bujur Timur.

4.2 Luas dan Jarak


Kecamatan Inamosol secara geografis memiliki luas wilayah
sebesar 504,61 km2 yang terbagimenjadi 5 (lima) desa. Kelima desa yan
dimaksud adalah Desa Rumberu, Desa Honitetu, Desa Hukuanakota,
Desa Rambatu, dan Desa Manusa.

4.3 Kependudukan

Tahun 2018 tercatat jumlah penduduk di Kecamatan Inamosol


sebanyak 6.581 jiwa, yang terdiri dari 3.377 penduduk laki-laki dan
3.204 penduduk perempuan. Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya
jumlah penduduk Kecamatan Inamosol mengalami peningkatan sebesar
9,26% atau bertambah sebanyak 558 jiwa. Bila dibandingkan dengan
kecamatan lainnya di Kabupaten Seram Bagian Barat, pada tahun 2018,
Kecamatan Inamosol merupakan kecamatan kesepuluh dengan jumlah
penduduk terbanyak, yaitu sebesar 3.13% dari jumlah seluruh penduduk
Kabupaten Seram bagian Barat.
Rasio jenis kelamin di Kecamatan Inamosol sebesar 105 berarti

13
setiap 100 jiwa penduduk perempuan terdapat 105 jiwa penduduk laki-
laki. Desa Rumberu memiliki jumlah penduduk terbanyak, yaitu sebesar
2.067 jiwa. Sementara itu, desa dengan jumlah penduduk paling sedikit
adalah Desa Manusa, yaitu sebanyak 701 jiwa. Desa yang memiliki
penduduk terpadat adalah Desa Rambatu, yaitu 27 Jiwa/Km2, sedangkan
Desa Hukuanakota merupakan desa dengan penduduk terjarang dengan
kepadatan penduduk 7 Jiwa/Km2
4.4 Pendidikan
Sebagai salah satu kecamatan di Kabupaten Seram Bagian Barat,
Kecamatan Inamosol memiliki beberapa fasilitas pendidikan. Sampai dengan
tahun 2018, Kecamatan Inamosol tercatat memiliki 11 buah Sekolah Dasar (SD),
5 buah Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan 1 buah Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK). Pada tahun 2018, rasio jumlah murid terhadap guru untuk
tingkat SD sebesar 9 yang berarti rata-rata satu orang guru bertanggungjawab
terhadap pendidikan 9 orang anak muridnya di Kecamatan Inamosol. Rasio murid
guru pada jenjang SMP di Kecamatan Inamosol sebesar 6. Angka tersebut
menunjukkan bahwa rata-rata satu pengajar SMP bertanggung jawab terhadap 6
orang siswa. Sementara itu, rasio murid guru untuk jenjang SMK sebesar 7. Dari
angka tersebut dapat dijelaskan bahwa secara rata-rata satu orang guru
bertanggung jawab atas pendidikan 7 siswa.

14
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 KEADAAN UMUM BALAI BENIH IKAN AIR TAWAR PADA DINAS
PERIKANAN
5.2
Pada tahun 2005 Balai Benih Ikan (BBI) Ikan Air Tawar didirikan
atas prakarsa dari Instansi Dinas Perikanan Kabupaten Seram Bagian
Barat Provinsi Maluku, terletak di Dusun Kawatu Baru , Kecamatan
Inamosol , Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku. Tugas dan peran
BBI Air Tawar yaitu memberikan sebagai sumber penghasilan benih
ikan, sebagai sarana pembinaan dan transfer teknologi serta sumber
pendapatan asli daerah (PAD). Kemampuan Balai Benih Ikan (BBI)
dalam memenuhi kebutuhan benih ikan yang semakin meningkat belum
semua nya tercukupi menginggat sarana dan prasarana yang kurang
memadai.
Disamping itu, hanya seberapa jenis ikan tertentu saja yang bisa di
produksi secara maksimal dikarenakan menyusaikan dengan kondisi
kolam dan sumber air yang tersedia. Untuk mengantisipasi kebutuhan
benih ikan yang semakin meningkat perlu diupayakan rehabilitasi sarana
dan prasarana agar dapat berfungsi secara optimal sedangkan untuk
menjamin tersedianya benih ikan yang memenuhi syarat atau benih
unggul perlu dilakukan pembinaan dan pengawasan mutu benih melalui
pengadaan indukan yang unggul.
5.3 Letak dan Geografis
Lokasi Praktek Kerja Lapang dilaksanakan di Balai Benih Ikan (BBI)
air tawar terletak di jalan Irigasi KM.9 Dusun Kawatu Baru Kecamatan
Inamosol , Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku dengan batasan wilayah
sebagai berikut :
Sebelah Utara : Dusun Sukowati
Sebelah Timur : Dusun Urasana

15
Sebelah Selatan : Desa Waimital
Sebelah Barat : Dusun Kawatu
Balai Benih Ikan (BBI) ) air tawar berbatasan dengan area
persawahan, rumah penduduk, dan sungai. Disekitar lokasi (BBI) Seram
Bagian Barat terdapatsaluran irigrasi (sungai) yang merupakan sumber
air di lokasi Balai Benih Ikan (BBI) ) air tawar selain air sumur
(Monografi Balai Benih ikan (BBI) Seram Bagian Barat, 2017).

Gambar 1. Lokasi BBI melalui citra satelit

5.4 Tugas Pokok Dan Fungsi Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai Benih Ikan
Air Tawar Pada Dinas Perikanan
Sesuai dengan Peraturan Bupati Seram Bagian Barat Nomor 29
Tahun 2019 tentang tugas pokok dan fungsi unit pelaksana teknis daerah
balai benih ikan air tawar pada Dinas Perikanan Kabupaten Seram Bagian
Barat adalah sebagai berikut :
1. Kepala UPTD
Kepala UPTD Balai Benih Ikan Air Tawar mempunyai tugas

16
melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis
penunjang Dinas Perikanan dibidang pengelolaan pembudidayaan ikan
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana di maksud diatas maka kepala
UPTD Balai Benih Ikan Air Tawar mempunyai fungsi :
1) Menyusun rencana program kegiatan dan anggaran UPTD Balai Benih
Ikan Air Tawar sesuai kebutuhan untuk disampaikan kepada Dinas
Perikanan sebagai bahan penyusunan rencana kerja dinas perikanan;
2) Mempelajari dan menelaah peraturan perundang-undangan yang
terkait dengan pembenihan Ikan Air Tawar untuk kelancaran
pelaksanaan tugas;
3) Membagi tugas kepada bawahan secara merata sesuai dengan
kompetensi jabatan yang dimiliki untuk kelancaran pelaksanaan tugas;
4) Memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan sesuai dengan
ketentuan perundangan yang berlaku guna penyelesaian tugas secara
tepat;
5) Mengkoordinasikan pelaksanaan pengelolaan pembenihan sesuai
dengan standar operasional prosedur untuk menyediakan benih Ikan
unggul Daerah;
6) Menyediakan Benih Ikan Unggul Bersertifikat sesuai dengan Standar
Produksi Benih Ikan Unggul untuk melayani permintaan konsumen
dibidang perikanan budidaya di seluruh wilayah Kabupaten Seram
Bagian Barat;
7) Menyediakan Pakan Ikan Sehat yang terjangkau, sesuai dengan
Standar Produksi Pakan Ikan Sehat untuk melayani permintaan
kebutuhan masyarakat budidaya;
8) Melaksanakan pembinaan teknis pembenihan kepada masyarakat
pembudidaya ikan air tawar sesuai dengan Standar Operasional
Prosedur untuk meningkatkan produksi benih ikan unggul di daerah;
9) Menginformasikan perkembangan Teknologi Tepat Guna kepada
masyarakat pembudidaya ikan berdasarkan hasil Inovasi bersertifikat
untuk meningatkan kualitas sumber daya manusia perikanan budidaya.

17
10) Melaksanakan pengendalian hama dan penyakit ikan air tawar, sesuai
dengan Standar Operasional Prosedur, untuk memutus ratai
penyebaran penyakit ikan di daerah;
11) Menyampaikan laporan administrasi dan statistik pembenihan ikan
secara berkala sesuai dengan peraturaan yang berlaku untuk mengukur
keberhasilan pemanfaatan benih unggul oleh masyarakat budidaya
perikanan di daerah;
12) Melaksanakan pemungutan retribusi penjualan benih ikan, pakan ikan,
dan produksi ikan siap konsumsi sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku sebagai jasa layanan dalam meningkatan
pendapatan asli daerah;
13) Melaksanakan pengadministrasian Penerimaa Asli Daerah secara baik
dan benar sesuai dengan tata kelola administrasi keuangan daerah
sebagai wujud transparansi di bidang keuangan;
14) Mengevaluasi dan menilai prestasi kerja bawahan berdasarkan sasaran
kerja pegawai dan perilaku kerja sesuai ketentuan dalam rangka
peningkatan karier, pemberian penghargaan dan sanksi;
15) Melaporkan pelaksanaan tugas baik secara lisan maupun tertulis
kepada kepala Dinas Perikanan sebagai wujud akuntabilitas dan
transparansi pelaksanaan tugas ;
16) melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.

2. Sub Bagian Tata Usaha


Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas membantu Kepala
UPTD melaksanakan Pengelolaan Ketatausahaan dan Perencanaan Pada
UPTD Balai Benih Ikan Air Tawar. Untuk melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud Bagian Tata Usaha mempunyai Fungsi :
1) Merencanakan dan mengonsep program dan rencana kerja serta
rencana kegiatan UPTD Balai Benih Ikan Air Tawar berdasarkan
program kerja tahunan sebelumnya sebagai pedoman pelaksanaan
tugas sesuai dengan rencana kerja Dinas Perikanan;

18
2) Mempelajari dan menelaah peraturan perundang - undangan, petunjuk
pelaksanaan dan petunjuk teknis bidang ketatausahaan yang berlaku;
3) Memberi petunjuk arahan serta membagi tugas kepada bawahan dalam
pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar tugas
dapat disesuaikan dengan tepat, efektif dan efisien ;
4) Menyelenggarakan konsultasi dan koordinasi dengan instansi terkait
guna sinkronisasi dan kelancaran pelaksanaan tugas;
5) Melaksanakan kegiatan umum dan kepegawaian sesuai petunjuk teknis
dan prosedur untuk pelaksanaan tugas dan tertib administrasi ;
6) Melaksanakan kegiatan program dan keuangan sesuai petunjuk teknis
dan prosedur untuk pelaksanaan tugas dan administrasi keuangan;
7) Melaksanakan penatausahaan barang dan aset daerah yang dikuasai
oleh UPTD Balai Benih Ikan Air Tawar;
8) Mengevaluasi dan menilai prestasi kerja bawahan berdasarkan sasaran
kerja pegawai dan perilaku kerja sesuai ketentuan dalam rangka
peningkatan karier, pemberian penghargaan dan sanksi;
9) Melaporkan pelaksanaan program dan kegiatan bidang Ketatausahaan
baik secara lisan maupun tertulis kepada atasan sebagai wujud
akuntabilitas dan transparansi pelaksanaan tugas: dan
10) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan baik
lisan maupun tertulis.

3. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan


kegiatan pembenihan dan pengkajian teknologi perikanan dibidang benih
ikan air tawar sesuai dengan tugas dan fungsi jabatan teknis berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Tabel 1. Keragaan Pegawai Balai Benih Ikan Kabupaten Seram Bagian


Barat

No Nama Jabatan
1 DRECKY AKOLLO Penanggung Jawab

19
2 JACOBIS MATOKE Staf
3 CHRISTIAN SOPACUAPERU Staf
4 RECKY PIRSOUW Staf
5 RANDI TIBALY Staf
6 CHRISTOPOL WALALAYO Staf

5.5 Sarana Dan Prasarana Budidaya Benih Ikan Air Tawar

Sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor yang sangat


mempengaruhi keberhasilan suatu budidaya.Sarana adalah seluruh komponen
yang berhubungan langsung dengan aspek teknis budidaya dan harus selalu
ada.Prasarana merupakan faktor pelengkap atau pendukung faktor teknis budidaya
yang dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi usaha sehingga kegiatan
budidaya dapat berjalan dengan lancar.

5.4.1 Sarana Budidaya

a. Sumber Air
Sumber air yang digunakan pada kegiatan budidaya ikan nila di
BBI ( Balai Benih Ikan ) Air Tawar berasal dari sungai Ruapa dan
dibuatkan saluran irigasi untuk sampai ke Balai Benih Ikan (BBI)

Gambar 2. Sumber Air untuk BBI

b. Kolam Pemijahan
Kolam Pemijahan ikan nila pada BBI ( Balai Benih Ikan)

20
memiliki kolam pemijahanberukuran 5 x 10 m2 dan kedalaman 40-60
cm. Kolam yang digunakan di BBI ( Balai Benih Perikanan ) Air Tawar
yang memiliki 7 buah kolam buat pemijahan, pendederan, indukan, dan
pembesaran.

c. Kolam Pendederan
Kolam Pendederan ikan nila pada BBI ( Balai Benih Ikan)
memiliki kolam pembenihan berukuran berukuran 8 x 10 m 2 dan
kedalaman 1 meter serta berupa kolam beton.

ai

Gambar 3. Kolam Pendederan BBI

d. Kolam Pembesaran.

Kolam Pembesaran ikan nila pada BBI ( Bal Benih Ikan ) Seram
Bagian Barat memiliki 4 kolam pembesaran berukuran bervariasi ada
ukuran 4 x 12 m2 4 dan 8 x 10 m2 dengan kedalaman 1 meter.

21
Gambar 4. Kolam Pembesaran benih ikan
e. Kolam Indukan.
Kolam indukan ikan nila pada BBI ( Balai Benih Ikan ) memiliki
kolam indukan berjumlah 6 buah berukuran berukuran 8 x 10 m 2 dan
kedalaman 1 meter serta berupa kolam beton.

Gambar 5. Kolam Indukan

5.4.2 Prasarana Balai Benih Perikanan (BBI)


a. Bangunan Kantor
Bangunan kantor pada Balai Benih Ikan Air Tawar digunakan
sebagai ruang kerja staff manajerial. Ruangan kantor dilengkapi dengan
sarana seperti ruang tamu, kamar mandi, dan peralatan lainnya.

22
Penerangan dalam ruangan mengunakan lampu dan cahaya matahari
yang masuk melalui jendela kaca.Sirkulasi udara dalam ruangan melalui
saluran ventilasi.

Gambar 6. Ruang Kantor BBI

b. Gedung Pertemuan/ TC (Training Centre)


Gudang pertemuan digunakan sebagai ruang pertemuan atau rapat
bersama dengan staff manajerial serta dinas. Ruangan gedung
pertemuan dilengkapi dengan prasarana berupa meja, kursi, dan kamar
mandi.

Gambar 7. Gedung Pertemuan BBI


c. Mess / Asrama

23
Balai Benih Ikan Air Tawar juga menyediakan mess yang
diperuntukkan bagi karyawan tetap yang tinggalnya jauh dari lokasi
balai, digunakan untuk penginapan bagi siswa atau mahasiswa yang
sedang melakukan magang, PKL (Praktek Kerja Lapang) maupun
penelitian dan untuk tamu. Kebersihan mess diserahkan pada penghuni
mess. Ruang mess dilengkapi dengan kamar tidur,dan kamar
mandi.Penerangan dalam ruangan mengunakan lampu TL (Tube Ligh)
dan cahaya matahari yang masuk melalui jendela kaca.Sirkulasi udara
dalam ruangan melalui saluran ventilasi.

Gambar 8. Gedung Asrama BBI

24
d. Laboratorium
Laboratorium di Balai Benih Ikan terdapat bangunan
laboratorium tetapi alat-alat nya belum ada karena labotarium masih
baru dibangun.Penerangan dalam ruangan mengunakan lampu TL
(Tube Ligh) dan cahaya matahari yang masuk melalui jendela
kaca.Sirkulasi udara dalam ruangan melalui saluran ventilasi.

Gambar 9. Laboratorium BBI


e. Transportasi
Transportasi yang digunakan pada Balai Benih Ikan berupa
kendaraan roda dua dan mobil. Kendaraan yang digunakan merupakan
kendaraan pribadi berjumlah 9 unit motor dan juga Rental Mobil
berjumlah 1 buah untuk keperluan pengadaan benih.
f. Akses Jalan
Jalan yang dilalui untuk menuju lokasi di (BBI) Balai Benih
Ikan Air Tawar cukup memadai karena belum semuanya beraspal.
Untuk mencapai lokasi BBI, jarak yang di tempuh kurang lebih 9 km
dengan waktu tempuh kurang lebih 30 menit dari jalan umum.
g. Komunikasi
Alat komunikasi yang digunakan para pegawai di (BBI) Balai
Benih Ikan Air Tawar adalah telepon genggam yang sering digunakan buat
alat komunikasi.

25
h. Tenaga Listrik
Sistem pengadaan listrik besumber dari PLN yang berpusat di
(BBI) Balai Benih Ikan Air Tawar dengan tegangan sebesar 900 VA dan
apabila terjadi pemadaman lampu maka listrik bersumber dari genset
yang diletakkan di dalam gubuk tambak.

5.4.3 Komoditas yang dibudidayakan di Balai Benih Ikan (BBI) .


Berdasarkan data yang diperoleh dari Balai Benih Ikan Kabupaten
Seram Bagian Barat, jenis komoditas ika yang dibudidayakan adalah
jenis ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus). Jenis ikan ini merupakan
indukan yang terus dibudidaya dengan jumlah produksi pada tahun 2021
ialah sebanyak 6.800 ekor.
Induk ikan didatangkan dari Balai Besar Perikanan Budidaya Air
Tawar Sukabumi, Jawa Timur pada tahun 2020. Lama produksi jenis
ikan ini mulai dari ukuran 5 cm hingga siap kawin memerlukan waktu 9
bulan. Jenis ikan dapat dilihat pada gambar 5.10 di bawah ini.

Gambar 10. Ikan Nila(Oreochromis niloticus)


5.6 Peran Balai Benih Ikan Air Tawar Kabupaten Seram Bagian Barat
Balai Benih Ikan Air Tawar sebagai bagian dari pemerintah untuk
menyediakan benih bagi kelompok masyarakat yang ingin
membudidayakan ikan air tawar di beberapa desa yang berada di

26
Kabupaten Seram Bagian Barat. Bantuan pengadaan benih ini diberikan
kepada warga Kecamatan Taniwel Timur yang dibagi kedalam dua
kelompok.
Pemberian bantuan benih ikan dengan syarat yang diharuskan
bagi kelompok ialah memiliki kolam ikan agar dapat menerima bantuan
benih ikan ketika melakukan pengajuan proposal ke Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Seram Bagian Barat. Kelompok penerima bantuan
benih ikan Nila di Kecamatan Taniwel Timur sudah melakukan budidaya
selama dua tahun lebih sejak menerima bantuan tersebut. Bagi kelompok
penerima bantuan benih tidak memiliki target pasar dalam proses
budidaya ikan Nila, karena hanya dijadikan sebagai konsumsi rumah

tangga.

Gambar 11. Pemberian Benih Ikan kepada masyarakat


Kecamatan Taniwel

Target pemasaran hanya dilakukan oleh balai dengan menjual


benih ikan untuk dibudidayakan. Harga pasar yang ditetapkan balai ialah
sebesar Rp. 2.500 untuk benih ikan Nila Merah dengan ukuran 3-5 cm.
Harga untuk benih ikan Nila Putih sebesar Rp. 1.500/ ekor dengan ukuran
yang sama.

27
Gambar 12. Proses persiapan benih ikan untuk dibagikan ke
pembudidaya ikan

BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat penulis ambil setelah melakukan
Praktek Keterampilan Lapangan (PKL) adalah sebagai berikut :.
1. Balai Benih Ikan (BBI) Kabupaten Seram Bagian Barat ialah merupakan
salah satu balai khusus untuk budidaya ikan Air Tawar dengan Jenis
ikan yaitu ikan Nila.
2. Balai Benih Ikan (BBI) Kabupaten Seram Bagian Barat merupakan Unit
Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) yang terbagi atas Kepala UPTD, Sub
Bagian Tata Usaha dan Kelompok Jabatan Fungsional
3. Memiliki sarana prasarana yang memadai, mulai dari Sumber Air,
Kolam Pemijahan, Kolam Pendederan, Kolam Pembesaran, Kolam
Indukan juga sarana prasarana fisik (bangunan perkantoran, mess,
laboratorium, dll)
4. Komoditas benih ikan yang dibudidayakan oleh Balai Benih Ikan (BBI)
Kabupaten Seram Bagian Barat ialah jenis ikan Nila dengan harga
Rp2.500 untuk nila merah dan Rp1.500 untuk nila putih
5. Balai Benih Ikan (BBI) Kabupaten Seram Bagian Barat memiliki
peranan yang sangat penting sebagai perpanjangan tangan pemerintah
dalam menyediakan benih untuk kelompok maysarakat pembudidaya.
6.2 Saran
Saran yang penulis ajukan adalah Pperlu adanya peningkatan kualitas
sumber daya manusia yang bekerja pada Balai Benih Ikan (BBI) Kabupaten
Seram Bagian Barat. Hal ini dikarenakan dalam proses PKL yang diakukan,
ditemui adanya tenaga kerja yang memiliki kualifikasi pendidikan belum sesuai

28
keahlian.
Selain itu, perlu dilakukan training (pelatihan) bagi setiap tenaga kerja guna
meningkatkan profesionalitas pekerja di Balai Benih Ikan (BBI) Kabupaten Serm
Bagian Barat.

29
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Seram Bagian Barat Kecamatan Inamosol Dalam Angka 2018
Agus Afandi, dkk. Modul Participatory Action Research. (Surabaya: LPPM UIN Sunan
Ampel. 2016), Hal 91
Direktorat Jenderal Perikan Budidaya (2008) Pedoman Umum Cara Pembenihan
Ikan yang Baik (CPIB).
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (2010) Petunjuk Teknis UPTD.
Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Maluku, 2008-2013. Rencana Strategis Dinas
Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku, Ambon.
Wheaton, F.W. (1977). Aquacultural Engineering. New York: John Willey& Sons.
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, A. (2014). Modul Participatory Action Research (PAR). Untuk
Pengorganisasian Masyarakat (Community Organizing). Surabaya: Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) UIN Sunan Ampel.
Badan Pusat Statistik Seram Bagian Barat. (2018). Kecamatan Inamosol Dalam
Angka.
Bardach, J.E., Ryther, J.H., W.L.Mc. Larney. (1972). Aquaculture. Birmingham,
Alabama: Alabama Agricultural Experiment Station. Auburn University.
Cahyo Saparinto. (2008). Panduan Lengkap Gurami. Jakarta: Penebar Swadaya.
Danuri Susanto. (2010). Budidaya Nila. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Maluku 2008-2013. (2014). Rencana
Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku. Ambon.
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. (2008). Pedoman Sertifikasi CPIB.
Jakarta.
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. (2008). Petunjuk Teknis UPTD. Direktorat
Pembenihan.
Dirjen Perikanan Budidaya. (2010). Rencana Strategis Direktorat Jenderal
Perikanan Budidaya. Jakarta: Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2022, Januari 28).
Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan. (2018). Pengelolaan Lingkungan
Budidaya Perikanan. Jakarta: Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Pusat Riset Perikanan Budidaya. (2006). Kajian Keragaan dan Pemanfaatan
Lingkungan Perikanan Budidaya Lingkungan Perikanan Budidaya. Jakarta:
KKP.

30
Pusat Riset Perikanan Budidaya. (2006). Laporan Tahunan 2006. Jakarta:
Departemen Kelautan dan Perikanan.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: CV
Alfabeta.
Undang-Undang Nomor 31 tahun 2004. (n.d.). Tentang Perikanan.
Webster's New World Dictionary. (1990). College ed. New Yorl: The World Publ.
Co.
Wheaton, F.W. (1977). Aquacultural Engineering. New York: John Willey & Sons.

Bardach, J.E., Ryther, J.H., W.L.Mc. Larney. (1972). Aquaculture. Birmingham,


Alabama: Alabama Agricultural Experiment Station. Auburn University.
Cahyo Saparinto. (2008). Panduan Lengkap Gurami. Jakarta: Penebar Swadaya.
Danuri Susanto. (2010). Budidaya Nila. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Dirjen Perikanan Budidaya. (2010). Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perikanan
Budidaya. Jakarta: Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2022, Januari 28).
Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan. (2018). Pengelolaan Lingkungan Budidaya
Perikanan. Jakarta: Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Pusat Riset Perikanan Budidaya. (2006). Kajian Keragaan dan Pemanfaatan Lingkungan
Perikanan Budidaya Lingkungan Perikanan Budidaya. Jakarta: KKP.
Pusat Riset Perikanan Budidaya. (2006). Laporan Tahunan 2006. Jakarta: Departemen
Kelautan dan Perikanan.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: CV
Alfabeta.
Undang-Undang Nomor 31 tahun 2004. (t.thn.). Tentang Perikanan.
Webster's New World Dictionary. (1990). College ed. New Yorl: The World Publ. Co.
Wheaton, F.W. (1977). Aquacultural Engineering. New York: John Willey & Sons.

31
LAMPIRAN KEGIATAN PKL

32
33

Anda mungkin juga menyukai