Oleh
FAKULTAS PERTANIAN
T.A. 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karna berkat rahmat dan
Systematic Sampling” tepat pada waktu yang ditentukan. Salam serta shalawat
tak pula penulis kirimkan kepada baginda Muhammad SAW yang menjadi parton
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna oleh karena itu, penulis sangat berharap saran dan kritik yang
bersifat membangun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
2
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................6
PENDAHULUAN.............................................................................................................6
1.1. Latar Belakang.................................................................................................6
1.2 Tujuan dan Kegunaan..........................................................................................7
BAB II...............................................................................................................................9
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................9
2.1. Pengertian Inventarisasi Hutan...........................................................................9
2.2. Pengertian Sistematik Sampling..........................................................................9
2.3. Pengelolaan Petak Ukur.....................................................................................10
2.4. Populasi dan Sampel (Contoh)...........................................................................11
2.5. Pengambilan Sampel Secara Sistematik............................................................15
BAB III............................................................................................................................20
METODE PRAKTEK......................................................................................................20
3.1. Waktu dan tempat...............................................................................................20
3.2 Alat dan Bahan....................................................................................................20
3.3 Cara kerja...................................................................................................21
3.4 Metode pengumpulan data.................................................................................22
BAB IV............................................................................................................................23
HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................................23
4.1 Hasil.....................................................................................................................23
4.2 Pembahasan..........................................................................................................26
BAB V.............................................................................................................................29
KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................................29
5.1 Kesimpulan...........................................................................................................29
5.2 Saran.....................................................................................................................29
3
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................31
BAB I
PENDAHULUAN
untuk mengetahui kekayaan yang terkandung di dalam suatu hutan pada saat
waktu. Oleh karena itu jumlah kekayaan yang terkandung di dalam hutan juga
selalu berubah. Hal itu menyebabkan inventore hutan tidak mudah untuk
Nilai kekayaan suatu hutan tidak hanya dipengaruhi oleh keadaan hutan yang
ada pada inventore yang ada serta taksiran perubahan yang terjadi, tetapi juga
ditentukan oleh faktor-faktor yang lain di luarnya. Semua itu merupakan elemen-
elemen yang terkandung di dalamnya yang akan dicatat dalam suatu inventore
hutan.
Suatu inventarisasi hutan lengkap dipandang dari segi penaksiran kayu harus
lain seperti berat) pohon-pohon yang masih berdiri, dan penaksiran tambah-
tekanan atau pembatasan pada satu atau beberapa masalah tersebut, bergantung
pada asas tujuan. Tetapi untuk suatu penilaian yang menyeluruh terhadap suatu
4
areal hutan dan terutama bermaksud untuk mengelolanya berdasar asas hasil
inventarisasi hutan lawasa cakupannya tidak terbatas hanya pada tegakan hutan
saja, tetapi mencakup pula masalah social ekonomi yang erat kaitannya dengan
dapat memahami tata cara pembuatan jalur petak ukur, cara menentukan arah
jalur, serta cara pengukuran jarak petak ukur pada masing-masing jalur.
5
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
adalah mendapatkan data yang akan diolah menjadi informasi yang dipergunakan
keadaan fisik hutan, flora dan fauna, sumberdaya manusia serta kondisi sosial
dari menyajikan informasi yang terspesifikasi dari suatu areal hutan karena secara
umum hutan merupakan areal yang luas, maka data biasanya di kumpulkan
perhatian yang sama. Hal-hal yang yang perlu mendapatkan perhatian dalam
dengan satu pola yang bersifat sistematik (systematic pattern), yang telah
7
ditentukan terlebih dahulu. Bentuk pola tersebut bermacam-macam, bergantung
pada tujuan inventore, waktu dan biaya yang tersedia, serta kondisi populasi yang
acak (random start) dan selanjutnya jalur di tempatkan secara sistematik. Adanya
pengambilan contoh secara sistematik dengan awal acak ini sangatlah tepat karena
sampling.
Petak ukur adalah satuan sampling yang berupa bagian dari luasan sebuah
tegakan dimana akan dilakukan pengukuran dan pengamatan karakter tegakan dan
kondisi lahannya.
8
Pencatatan dan pengolahan data memperoleh perhatian yang cermat,
informasi yang diperlukan serta uang dan waktu yang tersedi, perlakuan terhadap
data dan semakin sedikit waktu yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan.
Secara umum tipe petak ukur dapat dipisahkan menjadi tiga macam yaitu
petak ukur sederhana dengan berbagai bentuk, petak ukur terkombinasi, dan petak
ukur satelit.
Salah satu bagian dalam desain penelitian adalah menentukan populasi dan
penarikan sampel, karena metode penarikan sampel lebih praktis, biayanya lebih
hemat, serta memerlukan waktu dan tenaga yang lebih sedikit dibandingkan
dengan metode sensus. Pengambilan sebagian dari keseluruhan objek, dan atas
9
populasi dibuat, disebut sebagai metode penarikan sampel (sampling). Penelitian
penelitian, dilakukan dengan beberapa alasan antara lain: objek yang diteliti
sifatnya mudah rusak, objek yang diteliti bersifat homogen, tidak mungkin
meneliti secara fisik seluruh objek dalam populasi, untuk menghemat biaya, untuk
Istilah populasi dan sampel tepat digunakan jika penelitian yang dilakukan
penelitiannya adalah seluruh anggota populasi, akan lebih cocok digunakan istilah
data lazim disebut responden dan dalam penelitian kualitatif disebut informan atau
subjek tergantung pada cara pengambilan datanya. Penjelasan yang akurat tentang
karakteristik populasi penelitian perlu diberikan agar besarnya sampel dan cara
dalam bagian Populasi dan Sampel adalah (a) identifikasi dan batasan-batasan
tentang populasi atau subjek penelitian, (b) prosedur dan teknik pengambilan
10
Dalam penelitian yang menggunakan sampel sebagai unit analisis, baik pada
kualitatif, setidaknya terdapat dua hal yang menjadi masalah atau persoalan yang
mendapatkan sampel dari suatu populasi. Di sini sampel harus benar-benar bisa
yaitu sampel yang dapat mewakili elemen lain dalam populasi atau mencerminkan
pengambilan sampel, dan berapa banyak unit analisis yang akan diambil.
yang cocok dengan karakteristik populasi, tujuan dan masalah penelitian yang
akan dikaji. Selain itu berapa banyak unit analisis atau ukuran sampel (sample
mencari informasi tentang sesuatu dan ini harus diberi batasan secara baik. Suatu
sampel adalah suatu bahagian dari populasi yang kita harapkan merupakan wakil
pengukuran kayu adalah diameter atau keliling, tinggi pohon, tinggi batang,
11
diameter tajuk dan volume. Di samping dapat diukur pada berbagai ketinggian,
pengukuran diameter pohon melibatkan beberapa macam alat, baik untuk dimensi
populasi tersebut. Sifat dari populasi dapat di ukur dengan tingkat kepercayaannya
selalu melekat pada sampel manapun. Hal ini disebabkan oleh dua hal yang
erorr).
statistik. Penggunaan sampel ukur (sampel plot) dalam kehutanan untiuk berbagai
untuk menghitung besarnya anggota sampel secara umum dapat dilakukan dengan
dua cara yaitu cara proporsi dan ketelitian estimasi (Usman, H., 2008).
12
Menurut Nasoetion, contoh adalah bagian dari populasi yang digunakan guna
pengamatan atau penyelidikan. Contoh ini merupakan suatu irisan sifat populasi,
populasi sewajarnya.
waktu dan tenaga yang tersedia dalam suatu penelitian. Menurut Mubyarto,
dengan satu pola yang bersifat sistematik (systematic pattern), yang telah
pada tujuan inventore, waktu dan biaya yang tersedia, serta kondisi populasi yang
continous strip sampling. Latar belakang penggunaan line plot sampling adalah
diperoleh.
suatu metode yang ditentukan berdasarkan luas tertentu dari unit contohnya,
yakni berdasarkan dengan unit contoh berbentuk jalur yang terdistribusi secara
sistematik. Sistematik di sini diartikan bahwa jalur tersebar merata dengan lebar
jalur dan jarak antar jalur yang selalu tetap dari satu jalur ke jalur lainnya.
13
Bentuk petak ukur yang lazim digunakan dalam inventore hutan adalah
bentuk petak ukur persegi panjang, bujur sangkar, jalur dan lingkaran.
dari flora dan fauna di suatu wilayah yang cukup luas, mulai dari mikroorganisme
populasi tersebut. Sedangkan parameter adalah ciri suatu populasi, seperti harga
keliling (K) lebih banyak dilakukan, baru kemudian dikonversi ke diameter (D),
dengan menggunakan rumus yang berlaku untuk lingkaran yaitu D = k/π (Kadri
14
Selain pengukuran keliling dan diameter, tinggi pohon juga merupakan
variabel dari parameter pohon yang mempunyai arti yang tak kalah pentingnya
dalam melakukan pengukuran dan penaksiran potensi tegakan hutan dan hasil
hutan. Tinggi pohon merupakan parameter lain yang mempunyai arti penting
dalam penaksiran hasil hutan. Bersama diameter, tinggi pohon diperlukan untuk
menaksir volume dan riap. Secara khusus tinggi pohon dapat dihubungkan
dengan umur hutan tanaman untuk menentukan kelas kesuburan tanah (bonita)
tinggi total, tinggi batang bebas cabang, tinggi batang komersil dan tinggi
Oloboju variable tinggi pohon yang diamati adalah tinggi batang bebas cabang
dan tinggi total pohon. Tinggi batang bebas cabang yaitu tinggi pohon dari
total yaitu tinggi dari pangkal pohon di permukaan tanah sampai puncak pohon
perhitungan volume dari setiap pohon sampel pada masing-masing petak ukur dan
perhitungan volume rata-rata dari semua pohon sampel pada keseluruhan petak
ukur. Agar hasil yang diperoleh dari perhitungan volume pohon dapat
memberikan keyakinan bagi si penaksir maka diperlukan analisis data yang lain
15
berupa perhitungan ragam (varians), simpangan baku (standar deviasi), galat baku
pohon yang ditaksir maka digunakan suatu tabel volume. Tabel volume disususn
parameter pohon yang mudah untuk diukur dengan volume pohon tersebut.
pohon yang masih berdiri untuk menentukan hubungan volume dengan parameter
macam klasifikasi sortimen. Jenis sortimen kayu yang lazim dipakai sebagai
dasar penaksiran ada lima macam, yaitu volume kayu tunggak, kayu batang
komersil, kayu cabang komersial, kayu batang non-komersial dan kayu ranting
Pada dasarnya ada dua macam cara untuk menaksir volume kayu yaitu
penaksiran secara langsung dan tidak langsung. Penaksiran secara tidak langsung
16
seluruhnya hanya dapat dilakukan secara langsung dengan ketinggian 2 meter,
17
BAB III
METODE PRAKTEK
26 April 2015, Pukul 09.00- 10.00 WITA. bertempat di Desa Labuan Kunguma,
berikut :
1) Meteran Roll
2) Kompas Bidik
3) Parang
4) Pita Ukur
5) Hagameter
7) Kayu
1) Tally Sheet
2) Tali Rafia
18
3.3 Cara kerja
2) Kemudian untuk plot berukuran 20m x 20m kita mengukur keliling pohon
3) Pohon yang telah diukur diameternya, diberi label gantung. Setelah itu
dlakukan pengukuran tinggi bebas cabang pohon dan tinggi total pohon.
5) Setelah itu kita mengukur tinggi mata pengamat dari ujung kaki sampai
ke mata pengamat/pengukur.
6) Setelah itu kita membidik TBC dan TT pohon antara mata pengukur
19
8) Untuk tingkat semai penkuran yang dilakukan hanya menentukan berapa
9) Semua hasil data dilapangan dicatat pada tali sheet, dan kita perlu
Pembuatan Plot 20x20 untuk pohon, 10x10 untuk tiang, 5x5 untuk pancang,
tegakan dalam plot. Mengukur Keliling pohon, Tinggi Total pohon, Batang Lepas
Cabang, dan menghitung jumlah vegetasi dan diameter pohon, tiang dan pancang.
20
BAB IV
4.1 Hasil
sebagai berikut :
1. Pohon Jenis 1 :
1 2
V= π d . t . fk
4
21
1 2
V =( x 3 , 14 x 0,334 ¿ x 12 ,5 x 0 ,7
4
= 0,77 m3.
2. Pohon Jenis 1 :
1 2
V= π d . t . fk
4
1 2
V=( x 3 , 14 x 0,305 ¿ x 10 , 0 x 0 , 7
4
= 0,51 m3.
3. Pohon Jenis 2 :
1 2
V= π d . t . fk
4
1 2
V=( x 3 , 14 x 0,271 ¿ x 9 ,5 x 0 ,7
4
= 0,38 m3.
4. Pohon Jenis 2 :
1 2
V= π d . t . fk
4
1 2
V=( x 3 , 14 x 0,225 ¿ x 8 ,5 x 0 , 7
4
= 0,24 m3.
V=
∑ Vi
n
1, 90
=
4
= 0,47 m3.
22
Perhitungan Rata-rata Tiang
1. Tiang jenis 2
1 2
V= π d . t . fk
4
1 2
V=( x 3 , 14 x 0,142 ¿ x 5 ,5 x 0 ,7
4
= 0,06 m3.
2. Tiang jenis 2
1 2
V= π d . t . fk
4
1 2
V=( x 3 , 14 x 0,176 ¿ x 6 x 0 , 7
4
= 0,10 m3.
V=
∑ Vi
n
0,163
=
2
= 0,08 m3.
1. Pancang jenis 2
1 2
V= π d . t . fk
4
1 2
V=( x 3 , 14 x 0,059 ¿ x 4 ,5 x 0 ,7
4
= 0,01 m3.
2. Pancang jenis 2
23
1 2
V= π d . t . fk
4
1 2
V=( x 3 , 14 x 0,064 ¿ x 3 , 5 x 0 , 7
4
= 0,01 m3.
V=
∑ Vi
n
0,016
=
2
= 0,008 m3.
Keterangan :
V = Volume pohon
d = Diameter pohon
fk = Faktor koreksi
n = Jumlah pohon
4.2 Pembahasan
datanya adalah metode line plot sampling karena tatanan cara dalam
tidak semua elemen dalam populasi diukur atau dengan kata lain pendugaan
24
populasi yang sedang dipelajari. Cenderung menguntungkan karena
yang diperoleh lebih teliti dan mendalam serta pekerjaan lapangan lebih
mudah.
petak ukur pengamatan. Petak ukur ini berbasis pada plot persegi yang
umumnya dibuat tegak lurus garis kontur atau sungai yang mengarah ke
puncak gunung atau bukit agar keragaman karakteristik tegakan yang diukur
dapat terwakili. Adanya penentuan petak ukur ini tidak lepas dari
jenis, keliling, diameter, tinggi bebas cabang, tinggi total, dan volume
tegakan pohon.
Kawasan hutan Desa Labuan Kunguma merupakan kawasan hutan alam yang
wilayahnya cukup luas, oleh karena itu diperlukan suatu pengamatan potensi
tegakan hutan. Dan untuk mengetahui potensi tegakan tersebut maka diadakan
Dalam praktikum ini kondisi hutan yang ada didesa Labuan Kunguma
25
Dari hasil praktikum inventarisasi hutan di hutan produksi Desa Labuan
pohon dengan pengambilan sampel sebanyak 4 pohon pada petak ukur (plot).
jalur dan jarak antar jalur dengan menggunakan alat meteran roll, selanjutnya jika
Setelah petak ukur dibuat selanjutnya mengamati dan menghitung jumlah pohon
yang akan dijadikan sampel, terdapat 4 pohon sampel yang masing-masing akan
diketahui potensi tegakan pohon dalam hal ini volume pohon dengan
atau penaksiran pada parameter pohon yang terdiri dari diameter, tinggi total dan
tinggi bebas cabang, penambahan nilai phi (π (3,14)) dan faktor koreksi (fk (0,7))
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam praktikum ini dapat diketahui selain
potensi tegakan pohon, juga diperoleh volume tegakan rata-rata tiang sebesar 0,08
26
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. Kondisi hutan yang ada didesa Labuan Kunguma termasuk hutan sekunder
tidak semua elemen dalam populasi diukur atau dengan kata lain
jumlah pohon yang akan dijadikan sampel, dari jenis pohon sebanyak 4,
4. Volume rata-rata pohon adalah sebesar 1,90 m3. volume tegakan rata-rata
tiang sebesar 0,08 m3 dan volume rata-rata tegakan pancang sebesar 0,008
m3.
5.2 Saran
bahan yang digunakan dalam praktikum lebih dilengkapi agar hasil yang
27
pengambilan data juga dapat berkurang. Selain itu agar praktikum dapat berjalan
28
DAFTAR PUSTAKA
Kadri Wartono Ir., DKK. 1992. Buku Ajar Inventarisasi Hutan. Universitas
Tanjungpura.
Jakarta.
Mada. Yogyakarta.
29