ANGKA BENTUK
Dosen Penanggungjawab:
Samsuri S.Hut., M.Si.
Disusun Oleh:
Sri Rusmayanti Lubis (201201055)
Elza Ocktora Abidin (201201111)
Hasrat Silvester Hura (201201122)
Hazrikal Ahmad Chezar (201201123)
Keysha Alifah Zahra Nasution (201201130)
Kelompok 8
HUT 4C
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum
Inventarisasi Hutan ini dengan baik dan tepat waktu. Laporan ini berjudul “Angka
Bentuk”. Tujuan dari penulisan Laporan ini yaitu sebagai salah satu syarat dalam
mengikuti Praktikum Inventarisasi Hutan selanjutnya, di Program Studi Kehutanan,
Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara.
Dalam menulis laporan Akhir ini penulis mengucapkan terimakasih kepada
Bapak Samsuri S.Hut., M.Si. sebagai dosen penanggung jawab dan kepada asisten
praktikum yang telah membantu dan membimbing penulis dalam pelaksanaan
praktikum sehingga selesainya laporan ini.
Meski penulis sudah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan
laporan ini agar mendapat yang terbaik, namun penulis sadar bahwa laporan ini
masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. iii
PENDAHULUAN
Latar Belakang............................................................................................ 1
Tujuan ........................................................................................................ 2
TINJAUAN PUSTAKA
METODE PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat...................................................................................... 6
Alat dan Bahan ........................................................................................... 6
Prosedur Praktikum .................................................................................... 6
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil ........................................................................................................... 8
Pembahasan ................................................................................................ 8
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan............................................................................................... 10
Saran ........................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA
ii
DAFTAR TABEL
No Teks Halaman
1. Hasil Pengukuran Diameter Perseksi ................................................................ 8
2. Hasil Perhitungan Volume Pohon..................................................................... 8
3. Hasil Perhitungan Angka Bentuk Pohon.......................................................... 8
iii
1
PENDAHULUAN
pohon dan masing-masing dilakukan pengulangan sebanyak dua kali dari setiap alat
ukur. Data yang diperoleh sangat penting dalam langkah selanjutnya dalam
iventarisasi pada sebuah hutan (Nayli, 2019).
Angka bentuk mutlak adalah angka bentuk dimana volume silindernya
menggunakan lbds berdasarkan diameter pada pangkal. Angka bentuk buatan
adalah angka bentuk dimana volume silindernya menggunakan lbds berdasarkan
diameter setinggi dada. Sedangkan angka bentuk normal adalah angka bentuk
dimana volume silindernya menggunakan lbds berdasarkan diameter pada
ketinggian 1/10 tinggi pohon. Oleh karena itu dbh biasa digunakn sebagai ciri
diameter pohon, maka angka bentuk sering digunakan pun adalah angka bentuk
buatan. Taper adalah suatu istilah yang digunakan/yang menggambarkan bentuk
batang yang meruncing. Dengan kata lain, taper menggambarkan pengurangan atau
semakin kecilnya diameter batang dari pangkal hingga keujung. Taper merupakan
resultante dimensi pohon yang disebabkan oleh dengan pertumbuhan tingggi dan
diameter pohon pada suatu hutan (Paembonan, 2020).
Angka bentuk batang didefinisikan sebagai perbandingan atau rasio antara
volume batang yang sebenarnya dengan volume silinder yang memiliki tinggi atau
panjang yang sama. Perhitungan angka bentuk batang didasarkan pada pengukuran
dimensi pohon seperi diameter pohon, tinggi pohon, dan luas bidang dasar. Angka
bentuk batang bervariasi karena dipengaruhi oleh jenis pohon, umur pohon, ukuran
tajuk, faktor tempat tumbuh dan pengaruh angin. Bentuk batang berkaitan erat
dengan perubahan diameter batang karena perubahan tinggi pengukuran. Karena
perbedaan diameter pada berbagai macam ketinggian itu, maka secara umum ada
tiga macam pendekatan bentuk batang. Pertama adalah pada pangkal batang
didekati dengan bentuk neloid. Segmen batang bagian tengah didekati dengan
paraboloid. Bagian ujung pohon dapat didekati dengan bentuk kerucut atau konoid,
biasanya pohon jenis pinus (Pinus merkusii) (Hidayat, 2020).
Tujuan
Tujuan dari Praktikum Ekonomi Sumberdaya Hutan yang berjudul “Angka
Bentuk” adalah untuk mengetahui pengertian angka bentuk, bilangan bentuk atau
faktor bentuk dan kegunaannya serta untuk mengetahui cara meng
hitung cara menghitung angka bentuk atau bilangan bentuk.
3
TINJAUAN PUSTAKA
Pertama adalah pada pangkal batang didekati dengan bentuk neloid. Segmen batang
bagian tengah didekati dengan paraboloid. Bagian ujung pohon dapat didekati
dengan bentuk kerucut (konoid) bisa juga dengan paraboloid, tergantung apakah
perubahan diameter menuju ujung konstan atau tidak (melengkung). Volume
batang adalah besaran tiga dimensi dari suatu benda yang besarnya dinyatakan
dalam satuan kubik, yang didapat dari perkalian satuan dasar panjang. Pada
umumnya setiap pohon mempunyai bentuk yang berbeda. Tiap jenis mempunyai
bentuk pohon yang khas dan berbeda dengan bentuk pohon yang lainya dan bahkan
jenis yang sama, bentuk pohon dapat berubah. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi bentuk batang antara lain : Ketinggian,Fisiologis,Tempat tumbuh,
Kesuburan tanah, dan basal areal (Ardelina et al., 2015).
Taper adalah suatu istilah yang menggambarkan bentuk batang yang
meruncing. Dengan kata lain, taper menggambarkan pengurangan atau semakin
mengecilnya diameter batang dari pangkal hingga ke ujung. taper merupakan
resultante dimensi pohon yang disebabkan oleh pengaruh pertumbuhan tinggi dan
diameter pohon. Taper curve adalah tingkat perubahan ukuran diameter batang
mulai dari pangkal batang hingga tinggi batang atau panjang batang. Persamaan
taper disusun berdasarkan hubungan antara diameter sepanjang batang dengan
ketinggian batang yang bersangkutan dari permukaan tanah. Pertumbuhan tinggi
pohon lebih dipengaruhi oleh kualitas tempat tumbuh, sedangkan diameter pohon
lebih dipengaruhi oleh kerapatan pohon. Kelebihan cara pendugaan volume pohon
melalui fungsi taper ini adalah bahwa volume pohon dapat ditentukan pada berbagai
ketinggian atau panjang yang dikehendaki. Sedangkan kelemahannya adalah
dugaan volume pohon akan bias kalau fungsi taper yang digunakan tidak berhasil
menggambarkan pola bentuk batang yang sebenarnya (Wahjon, 2013).
Pendugaan suatu komunitas salah satunya dilakukan dengan melakukan
pengukuran pada tinggi pohon dari komunitas yang akan diketahui tersebut.
Tinggi pohon merupakan dimensi pohon yang sangat penting dalam pendugaan
potensi pohon dan tegakan. Data tinggi bukan hanya diperlukan untuk
menghitung nilai luas bidang dasar suatu tegakan melainkan juga dapat digunakan
untuk menentukan volume pohon dan tegakan, berguna dalam pengaturan
penebangan dengan batas tinggi tertentu serta dapat digunakan untuk mengetahui
5
METODE PRAKTIKUM
Prosedur Praktikum
1. Mahasiswa mencari pohon yang sedang ditebang atau sudah tumbang (daun
lebar atau daun jarum).
2. Batang pohon dibagi-bagi menjadi bagian yang sesuai dengan bentuk
batang (neloid, silindris, paraboloid, dan konus).
3. Menghitung rumus volume untuk tiga macam bentuk batang
Bagian pangkal (neloid)
V = π L/20 (D2 + d3/2 d1/2 + D d + D1/2 d3/2 + d2)
Bagian Tengah (paraboloid)
V = π L/20 (D2 + d2)
Bagian atas (konus)
V = π L/20 (D2 + D d + d2)
Keterangan :
Untuk bentuk silindris D = d
V = volume batang (m3)
L = panjang batang (m)
D = diameter batang bagian pangkal (cm)
d = diameter batang bagian ujung (cm)
4. Menghitung angka bentuk
5. Memasukkan hassil pengukuran ke tabel yang tersedia
7
Contoh Tabel
Tabel 1. Hasil Pengukuran Diameter per Seksi dan Perhitungan Volume per Seksi
No Seksi PosisiPengukuran Di (m2) Bi (cm²) Li (m) Vi (m2)
D1,30(DBH)
D0,90
D1
Tinggi
Volume(V)
Hasil
Adapun hasil yang didapatkan dari praktikum Inventarisasi Hutan yang
berjudul “Angka Bentuk” adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil Pengukuran Diameter Perseksi dan Perhitungan Volume Perseksi Pohon
No Posisi Di (cm) Bi (m2 ) Li (m) Vi (m )
Pengukuran
1 U1=P2 25,60 0.0514 1 0,05
2 U2=P3 24,90 0,0486 1 0,04745
3 U3=P4 24,30 0,0463 1 0,0689
4 U4=P5 24,00 0,0452 1 0,06705
5 U5=P6 23,60 0,0437 1 0,02185
D1,30 (dbh) 24,60
D0,90 25,40
D1 25,60
Tinggi 5
Volume (V) 0,0889
Pembahasan
Pada praktikum yang berjudul “Angka Bentuk” ini seperti terlihat pada tabel
didapati bahwa volume, luas, dan diameter pada setiap bagian pohon yang dibagi
menjadi 5 bagian itu mempunyai hasil yang berbeda-beda. Hal ini membuktikan
bahwa bentuk dari sebuah pohon tidak ada yang benar-benar sempurna seperti
tabung. Variasi bentuk dari sebuah pohon sendiri dapat dipengaruhi oleh perbedaan
jenis, tempat tumbuh, maupun sisstem silvikultur yang digunakan pada pohon
tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ardelina, Tiryana, dan Muhdin (2015)
bahwa adanya variasi pertumbuhan pohon, baik disebabkan oleh perbedaan jenis,
tempat tumbuh maupun tindakan silvikultur, akan menyebabkan bentuk dan ukuran
batang yang berbeda sehingga dibutuhkannya pendugaan volume pohon yang
bersifat khusus sehingga menghasilkan hasil data yang cukup akurat.
9
Hasil perhitungan angka bentuk pohon pada pohon sampel didapati F1,30
sebesar 0,3743: F0,90 yaitu 0,3511; dan F1 bernilai ,3456. Angka bentuk yang
digunakan pada praktikum kali ini merupakan angka bentuk yang dibedakan
berdasarkan dari diameter pohon. Hal ini sesuai dengan pernyataan Qirom dan
Supriyadi (2013) bahwasannya berdasarkan diameter yang digunakan untuk
menghitung volume silindernya, angka bentuk dibedakan atas : (1) angka bentuk
mutlak ; (2) angka bentuk buatan ; (3) angka bentuk normal. Angka bentuk mutlak
(absolute form factor) adalah angka bentuk di mana volume silindernya
menggunakan lbds berdasarkan diameter pada pangkal batang. Angka bentuk
buatan (artificial form factor) adalah angka bentuk di mana volume silindernya
menggunakan lbds berdasarkan dbh. Sedangkan angka bentuk normal (true form
factor/hohenadl form factor) adalah angka bentuk di mana volume silindernya
menggunakan lbds berdasarkan diameter pada ketinggian 1/10 tinggi pohon.
Oleh karena dbh biasa digunakan sebagai ciri diameter pohon, maka angka
bentuk yang sering digunakanpun adalah angka bentuk buatan. Angka bentuk
merupakan salah satu komponen yang digunakan untuk menghitung volume pohon
yang kemudian dapat digunakan untuk menduga potensi suatu tegakan. Pada
pendugaan potensi tegakan maka harus diperhatikan tingkat ketelitiannya dengan
cara yaitu menggunakan perangkat penduga yang cukup tinggi dan teknik yang
terbaru serta tenaga kerja yang handal. Hal in sesuai dengan pernyataan Sumadi,
Nugroho, dan Rahman (2010) bahwa Berkaitan dengan hasil tegakan yang akan
diperoleh, diperlukan data potensi tegakan hutan yang ada.
Data potensi tegakan yang digunakan harus didasarkan atas hasil penaksiran
dengan metode yang cukup akurat. Hal ini dapat dipenuhi apabila penaksiran
potensi tegakan tersebut diperoleh dari hasil pendugaan dengan menggunakan
perangkat penduga yang memiliki ketelitian yang cukup tinggi. pengunaan teknik
yang tepat, handal dan up to date dalam pendugaan yang benar mengenai volume
kayu berguna dalam efisiensi pengelolaan potensi tegakan, evaluasi tegakan, dan
keperluan perhitungan produksi kayu. Perhitungan angka bentuk ini sangat
berpengaruh dalam kegiatan inventarisasi hutan. Dalam memperoleh data
dilapangan, kegiatan pengukuran yang dilakukan di lapangan hendaklah dilakukan
secara teliti dan baik.
10
Kesimpulan
1. Inventarisasi hutan adalah suatu kegiatan pengumpulan dan penyusunan data
ataupun fakta mengenai sumber daya hutan untuk rencana pengelolaannya.
2. Angka bentuk batang didefinisikan sebagai perbandingan atau rasio antara
volume batang yang sebenarnya dengan volume silinder yang memiliki tinggi
atau panjang yang sama.
3. Angka bentuk pohon pada pohon sampel didapati F1,30 sebesar 0,3743: F0,90
yaitu 0,3511; dan F1 bernilai ,3456.
4. Besar volume pohon perseksi adalah 0,0889 m3.
5. D1 merupakan diameter yang terbesar yaitu 25,60 dan D3 merupakan diameter
yang terkecil yaitu 23,6.
Saran
Adapun saran untuk praktikum ini adalah sebaiknya praktikan lebih teliti
dalam mengolah data yang telah diberikan oleh asisten agar mendapat hasil
perhitungan yang akurat dan tepat.
11
DAFTAR PUSTAKA
Sumadi A, Nugroho AW, Rahman T. 2010. Model Penduga Volume Pohon Pulai
Gading di Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan. Jurnal Penelitian
Hutan Tanaman, 7(2) : 107-112.
Qirom MA, Supriyadi. 2013. Model Penduga Volume Pohon Nyawai (Ficus
variegata Blume) di Kalimantan Timur. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman,
10(4) : 173-184.
Susila IW. (2012). Model Dugaan Volume Dan Riap Tegakan Jati (Tectona grandis
LF) di Nusa Penida, Klungkung Bali. Jurnal Penelitian Hutan
Tanaman, 9(3), 165-178.
Atmaja AW. 2010. Model Taper Untuk Pendugaan Volume Kayu Jenis Nyatoh Di
Wilayah Hutan IUPHHK PT. Palopo Timber, Sulawesi Tengah.
Susila IW. 2012. Model Dugaan Volume Dan Riap Tegakan Jati (Tectona grandis
L.F) Di Nusa Penida, Klungkung Bali. Balai Penelitian Kehutanan
Mataram.
Puspitasari, D .2015. Angka Bentuk Dan Model Volume Kayu Afrika (Maesopsis
eminii Engl) Di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi, Jawa Barat.
Departemen Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian
Bogor.