BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
a. Memahami konsep cinta dan kasih sayang
b. Memahami macam-macam tingkatan cinta
c. Memahami bagaimana cinta dan kasih sayang dapat membentuk keselarasan dalam
masyarakat berbudaya.
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, cinta adalah rasa sangat suka (kepada)
atau rasa sayang (kepada), ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya.
Sedangan kata kasih, artinya perasaan saying atau cinta (kepada )atau menaruh belas
kasihan. Dengan demikian, arti cinta dan kasih itu hamper sama sehingga kata kasih
dapat dikatakan lebih memperkuat rasa cinta. Oleh karena itu, cinta kasih dapat
diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepda seseorang yang disertai dengan
menaruh belas kasihan.
Cinta kasih bersumber pada ungkapan perasaan yang didukung oleh unsur karsa,
yang dapat berupa tingkah laku dan pertimbangan dengan akal yang menimbulkan
tanggung jawab. Dalam cinta kasih tersimpul pula rasa kasih sayang dan kemesraan.
Belas kasihan dan pengabdian. Cinta kasih yang disertai dengan tanggung jawab
menciptakan keserasian, keseimbangan, dan kedamaian antara sesama manusia,
antara manusia dengan lingkungan, antara manusia dengan Tuhan.
Cinta adalah perasaan jiwa, getaran hati, pancaran naluri. Dan terpautnya hati org
yg mencintai pada pihak yg dicintainya, dg semangat yg menggelora dan wajah yg
selalu menampilkan keceriaan.
Cinta dalam pengertian seperti ini merupakan perasaaan mendasar dalam diri
manusia, yang tidak bisa terlepas dan merupakan sesuatu yg essensial. Dlm banyak
hal, cinta muncul untuk mengontrol keinginan ke arah yg lebih baik dan positif. Hal ini
dapat terjadi jika orang yang mencintai menjadikan cintanya sebagai sarana untuk
meraih hasil yg baik dan mulia guna meraih kehidupan sbgmn kehidupan orang-orang
pilihan dan suci serta orang-orang yg bertaqwa dan selalu berbuat baik.
Apabila dirumuskan secara sederhana, cinta kasih adalah perasaan kasih sayang,
kemesraan, belas kasihan dan pengabdian yang diungkapkan dengan tingkah laku
yang bertanggung jawab. Tanggung jawab artinya yang baik, positif, berguna, saling
menguntungkan, menciptakan keserasian, keseimbangan, dan kebahagiaan.
Walaupun cinta dan kasih mengandung arti yang sama, antar keduanya terdapat
perbedaan, yaitu cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam,
sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan tasa, mengarah
kepada orang atau yang dicintai. Dengan kata lain, bersumber dari cinta yang
mendalam itulah kasih dapat diwujudkan secara nyata. Apabila akan dihubungkan
dengan kata sayang, kata ini mengandung pengertian lebih nyata dalam mewujudkan
cinta seseorang.
Beberapa makhluk hidup juga mengenal cinta kasih. Tingkah laku tumbuhan
memang sudah lebih tinggi dari pada benda mati, tetapi gejala-gejala cinta kasih belum
tampak pada tumbuhan. Tingkah laku binatang sudah mulai menunjukkan adanya cinta
kasih, terutama induk kepada anaknya. Hal itu dapat dilihat ketika menyusui si anak, si
ibu membelainya atau selalu melindunginya dari segala macam bahaya yang
mengancam. Tingkah laku manusia makin jelas menunjukkan adanya rasa cinta kasih
yang bukan hanya diwujudkan dalam menyusui atau pun belaian kasih sayang, tetapi
sudah dengan kata-kata dan mimik. Perwujudan itu makin jelas lagi apabila
disingkapkan dalam bentuk tulisan yang merupakan tingkat pengungkapan yang
tertinggi.
Seperti makhluk hidup lainnya, manusia juga mengalami perkembangan. Dalam hal
ini, perkembangan manusia terdiri atas tiga fase besar, yaitu anak-anak, dewasa, dan
tua. Dalam setiap fase, cinta kasih berkembang dalam proses yang berbeda-beda.
Pada fase anak-anak, mereka itu terutama baru dapat menerima cinta kasih dari
saudara-saudaranya dan cinta kasih yang lebih diperoleh dari orang tuanya
Kasih sayang merupakan konsep yang mengandung arti psikologis yang dalam,
agak sulit didefinisikan dengan untaian kata-kata. Mungkin baru dapat dipahami makna
yang jelas apabila konsep tersebut sudah diwujudkan dalam bentuk sikap, tingkah laku
dan perbuatan manusia terhadap manusia yang lainnya, atau terhadap lingkungannya,
atau terhadap Tuhan. Sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, manusia
mempunyai akal, perasaan dan kehendak. Dengan unsur-unsur budaya itu, manusia
menilai, merasakan, dan menghendaki kebutuhan Kasih Sayang dalam hidup ini.
Apabila kasih sayang itu tidak ada atau tidak lagi dibutuhkan, sulit dibayangkan
terjadinya perkembangan manusia penghuni bumi dan sulit adanya kedamaian diantara
manusia, kecuali kebencian yang merajalela.
Kasih sayanag bersumber dari unsur rasa dalam diri manusia, ungkapan
perasaan yang dibenarkan oleh akal dan direalisasikan oleh karsa dalam bentuk
tingkah laku dan perbuatan yang bertanggung jawab. Kasih sayang yang dilengkapi
dengan tanggung jawab menciptakan keserasian, keseimbangan, dan kedamaian
antara sesama manusia, antara manusia dan alam lingkungan, serta antara manusia
dengan Tuhan. Jika demikian halnya, bagaimana rumusan konsep Kasih sayang
dalam bentuk untaian kata-kata? Kasih sayang merupakan kata majemuk paduan dari
dua istilah, kasih dan sayang yang satu sama lain ada kesamaan makna walaupun
bentuk katanya berbeda. Apabila kedua istilah tersebut dipadu menjadi satu dalam
bentuk kata majemuk, maknanya menjadi lebih berbobot dan pas.
Menurut arti kata, kasih sayang adalah perasaan sayang kepada sesuatu, yang
diungkapkan secara nyata, dengan penuh tanggung jawab, serta pengabdian dan
pengorbanan. Dalam rumusan tersebut dapat diuraikan lima unsur kasih sayang, yaitu:
a. Perasaan sayang, yang meliputi cinta, senang, suka, dan belas kasihan.
b. Kepada sesuatu, yaitu objek yang disayangi meliputi Tuhan Sang Pencipta, manusia,
dan alam lingkungan.
c. Diungkapkan secara nyata, yaitu dalam bentuk sikap, tingkah laku, dan perbuatan
nyata yang dapat diamati.
d. Penuh tanggung jawab, yaitu segala akibat yang timbul atau terjadi adalah baik,
berguna, menguntungkan, menciptakan keserasian, keseimbangan dan kebahagiaan.
e. Pengabdian dan pengorbanan, yaitu keikhlasan atau kerelaan semata-mata, beban
pengeluaran maupun perbuatan tidak diharapkan memperoleh pengembalian ataupun
imbalan.
Kasih sayang, dan cinta merupakan milik semua orang. Manifestasi dari kasih
sayang dan cinta dapat menciptakan lingkungan yang tenteram. Karena setiap individu
menyadari makna yang paling hakiki dari rasa kasih sayang dan cinta. Dengan kasih
sayang kita akan selalu menghargai karya orang lain.
2. Cinta tingkat menengah adalah cinta kepada orang tua, anak, saudara,
suami/istri, kerabat serta lingkungan karena Allah SWT.
a) Cinta kasih antar orang tua dan anak. Orang tua yang memperhatikan dan memenuhi
kebutuhan anaknya, berarti mempunyai rasa cinta kasih terhadap anak. Mereka selalu
mengharapkan agar anaknya menjadi orang baik dan berguna dikemudian hari.
b) Cinta kasih anatara pria dan wanita. Seseorang pria menaruh perhatian terhadap
seorang gadis dengan perilaku baik, lemah lembut, sopan, apalagi memberikan seuntai
mawar merah, berarti ia menaruh cinta kasih terhadap gadis itu.
c) Cinta kasih antar sesama manusia. Apabila seorang sahabat berkunjung kerumah
kawannya yang sedang sakit dan membawa obat kepadanya, berarti bahwa sahabat itu
menaruh cinta kasih terhadap kawannya yang sedang sakit itu.
d) Cinta kasih manusia terhadap lingkungannya. Apabila seseorang menciptakan taman
yang indah, memelihara taman pekarangan, tidak menebang kayu di hutan seenaknya,
menanam tanah gundul dengan teratur, tidak berburu hewan dengan semena-mena
atau dikatakan bahwa orang itu menaruh cinta kasih atau menyayangi lingkungan
hidupnya.
3. Cinta tingkat rendah adalah cinta yang lebih mengutamakan harta dan tempat
tinggal. Yaitu, cinta yang menomorduakan Allah SWT dan Rasul- Nya. Cinta yang
motifnya karena ingin mendapatkan sesuatu dari yang dicintainya, baik dalam bentuk
kedudukan, harta, pengajaran dan bimbingan, ataupun kebutuhan biologis. Cinta yang
seperti itu akan hilang bersama hilangnya apa-apa yang ingin didapatnya dari orang
yang dicintai. Yakinlah bahwa orang yang mencintaimu karena sesuatu akan
meninggalkanmu ketika dia telah mendapat apan yang diinginkannya darimu.
Adapun cinta lainnya adalah cinta yang berlandaskan adanya kesamaan dan
kesesuaian antara yang mencintai dan yang dicinta. Cinta jenis ini tidak akan sirna
kecuali jika ada sesuatu yang menghilangkannya. cinta jenis ini, yaitu berpadunya ruh
dan jiwa, oleh karena itu tidak terdapat pengaruh yang begitu besar baik berupa rasa
was-was, hati yang gundah gulana maupun kehancuran kecuali pada cinta jenis ini.
Sedangkan menurut Ulama Ibnu Qayim Al Jauziah macam tingkatan cinta ada tiga,
yaitu
1) Cinta Atas Dasar Harapan Mendapat Sesuatu
Yaitu ketika seorang yang mencintai kekasihnya karena menginginkan sesuatu dari
kekasihnya itu. Dan sesuatu yang diinginkannya itu biasanya berujud materi. Seorang
wanita biasanya mudah tergoda dengan materi. Cinta seperti ini adalah tingkatan cinta
yang paling rendah. Jika keinginannya tidak terpenuhi maka kadar cinta pecinta
golongan ini sontak turun tajam. Bahkan kemudian hatinya terisi oleh bibit-bibit
kejengkelan, kebencian dan kemarahan. Sehingga bila akumulasi harapan-harapannya
yang tak terpenuhi itu sudah sedemikian besar, seringkali berujung pada perselisihan,
bahkan perpisahan.
3.1 Kesimpulan
1. Walaupun cinta dan kasih mengandung arti yang sama, antar keduanya terdapat
perbedaan, yaitu cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam,
sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan tasa, mengarah
kepada orang atau yang dicintai. Dengan kata lain, bersumber dari cinta yang
mendalam itulah kasih dapat diwujudkan secara nyata. Apabila akan dihubungkan
dengan kata sayang, kata ini mengandung pengertian lebih nyata dalam mewujudkan
cinta seseorang.
2. Didalam kitab suci Al Quran ditemui adanya fenomena cinta yang yang bersembunyi
dalam jiwa manusia. Cinta memiliki 3 tingkatan, yaitu :
a) Cinta tingkat tinggi adalah cinta kepada Allah SWT, Rosulullah SAW dan berjihad
kepada Allah SWT.
b) Cinta tingkat menengah adalah cinta kepada orang tua, anak, saudara, suami/istri,
kerabat serta lingkungan karena Allah SWT.
c) Cinta tingkat rendah adalah cinta yang lebih mengutamakan harta dan tempat tinggal.
Yaitu, cinta yang menomorduakan Allah SWT dan Rasul-Nya.
3. Pada dasarnya, manusia-manusia menciptakan budaya atau lingkungan sosial mereka
sebagai suatu adaptasi terhadap lingkungan fisik dan biologis mereka. Kebiasaan-
kebiasaan, praktik-praktik, dan tradisi-tradisi untuk tersusun hidup dan berkembang
diwariskan oleh suatu generasi ke generasi lainnya dalam suatu masyarakat tertentu.
Pada gilirannya kelompok atau ras tersebut tidak menyadari darimana asal warisan
kebijaksanaan tersebut. Generasi-generasi berikutnya terkondisikan untuk menerima
kebenaran-kebenaran tentang kehidupan disekitar mereka. Budaya dipengaruhi oleh
setiap faset aktivitas manusia.