Anda di halaman 1dari 29

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Pengelolaan Keuangan Daerah pada mata kuliah
Keuangan Negara dan Daerah pada Program Pascasarjana Ilmu Adminitrasi Pemrintahan Kesentrasi Otonomi
Daerah. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Orang tua penulis yang selalu memberikan dukungan baik dalam bentuk moral maupun
moril, demi mencapai citacita yang penulis harapkan.
2. Rekan-rekan yang telah banyak membantu baik secara langsung maupun tidak langsung
dalam penyelesaian makalah ini tepat pada waktunya.

Penulis sadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kejanggalan dan kekurangan
baik dalam segi penulisan maupun penempatan kata-kata, untuk itu penulis mohon masukan yang
sifatnya membangun agar bisa memperbaiki penulisan makalah selanjutnya.

Penulis

KEITHRAN ALI SARAGIH


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan kedua
atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang pedoman pengelolaan
keuangan daerah, Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala
bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban. Sementara pengelolaan keuangan
daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan,
pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah tersebut. Pemegang
Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah adalah kepala daerah yang karena jabatannya mempunyai
kewenangan menyelenggarakan keseluruhan pengelolaan keuangan daerah.
Hak dan kewajiban daerah tersebut perlu dikelola dalam suatu sistem pengelolaan keuangan
daerah. Pengelolaan keuangan daerah merupakan subsistem dari sistem pengelolaan keuangan
Negara dan merupakan elemen pokok dalam penyelenggaraan pemerintah daerah. Pengelolaan
keuangan daerah juga harus dilakukan dengan cara yang baik dan bijak agak keuangan daerah
tersebut bisa menjadi efisien penggunaanya yang sesuai dengan kebutuhan daerah.

1.2 Rumusan Masalah

A. Bagaimana pengelolaan keuangan daerah?


B. Bagaimana Analisis pengelolaan keuangan daerah?
C. Bagaimana pengaruh pengelolaan keuangan daerah terhadap perekonomian Indonesia?

1.3 Tujuan dan manfaat.

A. Untuk Mengetahui bagaimana sebenarnya pengelolaan uang daerah secara garis besar
B. Untuk mengetahui secara garis besar pengaruh pengelolaan keuangan daerah terhadap
perekonomian daerah.
C. Untuk mengetahui analisis tentang pengelolaan keuangan daerah
Bab II Tinjauan Pustaka

1. PENGERTIAN-PENGERTIANPENGEOLAAN KEUANGAN DAERAH

Di era reformasi pengelolaan keuangan daerah sudah mengalami berbagai perubahan regulasi dari
waktu ke waktu. Perubahan tersebut merupakan rakaian bagaimana suatu Pemerintah Daerah dapat
menciptakan good governance dan clean goverment dengan melakukan tata kelola pemerintahan
dengan baik. Keberhasilan dari suatu pembangunan di daerah tidak terlepas dari aspek pengelolaan
keuangan daerah yang di kelola dengan manajemen yang baik pula.

Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan,


pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah.

Pengelolaan keuangan daerah yang diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
20013 pasal 3 meliputi kekuasaan pengelolaan keuangan daerah, azas umum dan struktur APBD,
penyusunan rancangan APBD, penetapan APBD, penyusunan dan penetapan APBD bagi daerah yang
belum memiliki DPRD, pelaksanaan APBD, perubahan APBD, pengelolaan kas, penatausahaan
keuangan daerah, akuntansi keuangan daerah, pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, pembinaan
dan pengawasan pengelolaan keuangan daerah, kerugian daerah, dan pengelolaan keuangan BLUD.
Pengelolaan keuangan daerah harus dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-
undangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan
azas keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat.

Proses Pengelolaaan keuangan daerah dimulai dengan perencanaan/penyusunan anggaran


pendapatan belanja daerah (APBD). APBD merupakan rencana keuangan tahunan pemerintahan
daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan
dengan peraturan daerah. Oleh karena itu APBD merupakan kesepakatan bersama antara eksekutif
dan legislatif yang dituangkan dalam peraturan daerah dan dijabarkan dalam peraturan bupati.
APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan dan kemampuan
pendapatan daerah. Penyusunan APBD berpedoman kepada RKPD dalam rangka mewujudkan
pelayanan kepada masyarakat untuk tercapainya tujuan bernegara. Sesuai dengan Undang-undang
Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah pasal 181 dan Undang-undang Nomor 17 tahun
2003 tentang Keuangan Negara pasal 17-18, yang menjelaskan bahwa proses penyusunan APBD
harus didasarkan pada penetapan skala prioritas dan plafon anggaran, rencana kerja Pemerintah
Daerah dan Kebijakan Umum APBD yang telah disepakati bersama antara DPRD dengan Pemerintah
Daerah. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah dalam Bab IV Penyusunan Rancangan APBD Pasal 29 sampai dengan pasal 42 dijelaskan
bahwa proses penyusunan RAPBD berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Kebijakan Umum APBD, Prioritas dan
Plafon Anggaran Sementara (PPAS) dan Rencana Kerja Anggaran SKPD (RKA-SKPD).

APBD mempunyai fungsi :

Fungsi Otorisasi mengandung arti bahwa anggaran daerah menjadi dasar untuk
melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan;
Fungsi Perencanaan mengandung arti bahwa anggaran daerah menjadi pedoman
bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan;
Fungsi Pengawasan mengandung arti bahwa anggaran daerah menjadi pedoman
untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan;
Fungsi Alokasi mengandung arti bahwa anggaran daerah harus diarahkan untuk
menciptakan lapangan kerja/ mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya,
serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian;
Fungsi Distribusi mengandung arti bahwa kebijakan anggaran daerah harus
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan;
Fungsi stabilisasi mengandung arti bahwa anggaran pemerintah daerah menjadi alat
untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian
daerah.

Sebelum berlakunya sistem Anggaran Berbasis Kinerja, APBD disusun dengan menggunakan metoda
tradisional atau item line budget. Mekanisme penyusunan anggaran ini tidak didasarkan pada analisa
rangkaian kegiatan yang harus dihubungkan dengan tujuan yang telah ditentukan, namun lebih
meniitikberatkan pada kebutuhan untuk belanja/pengeluaran. Sasaran (target), keluaran (output)
dan hasil (outcome) dari kegiatan/program yang akan atau telah dicapai sehubungan dengan
penggunaan anggaran dengan kuantitas dan kualitas yang terukur tidak dapat disajikan dengan baik
sehingga esiensi dari pengertian anggaran berbasis kinerja (performance based budgeting) semakin
tidak jelas.

Namun dalam perkembangannya, sistematika anggaran berbasis kinerja muncul sebagai pengganti
dari anggaran yang bersifat tradisional. Anggaran berbasis kinerja pada dasarnya memiliki makna
yang mendalam yaitu suatu pendekatan sistematis dalam proses penyusunan anggaran yang
mengaitkan pengeluaran yang dilakukan organisasi pemerintahan di daerah dengan kinerja yang
dihasilkannya serta menggunakan informasi kinerja yang terencana. Proses penyusunan anggaran
pemerintah daerah, dimulai dengan dokumen-dokumen perencanaan seperti Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),
Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS). Sedangkan,
pada tingkat satuan kerja pemerintah daerah (SKPD), dokumen-dokumen tersebut meliputi Rencana
Stratejik (Renstra) SKPD, Rencana Kerja (Renja) SKPD dan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) SKPD.
Dalam implementasinya penerapkan penganggaran berbasis kinerja tidak hanya dibuktikan dengan
adanya dokumen-dokumen tersebut, melainkan substansi dari dokumen tersebut harus ada
keselarasan antar dokumen-dokumen dengan memperhatikan indikator kinerja yang hendak dicapai.
Indikator-indikator kinerja di SKPD dituangkan dalam Renja SKPD seyogyanya terdapat keselarasan
dalam pencapaian indikator kinerja yang termuat dalam Renstra SKPD. Indikator kinerja Renja SKPD
harus selaras dengan indikator-indikator kinerja yang dituang dalam RKA SKPD. Keselarasan indikator
kinerja secara otomatis akan dapat mengaitkan tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam dokumen
perencanaan strategis (Renstra SKPD) yang selanjutnya dituangkan dalam program dan kegiatan-
kegiatan yang dilaksanakan SKPD.

Oleh karena itu, kedudukan APBD sangatlah penting sebagai alat untuk memelihara dan
mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian daerah dalam proses pembangunan di
daerah. APBD juga merupakan alat/wadah untuk menampung berbagai kepentingan publik (public
accountability) yang diwujudkan melalui program dan kegiatan. APBD merupakan instrumen
kebijakan yaitu sebagai alat untuk meningkatkan pelayanan umum dan kesejahteraan masyarakat di
daerah yang harus mencerminkan kebutuhan riil masyarakat sesuai dengan potensi dan karakteristik
daerah serta dapat memenuhi tuntutan terciptanya anggaran daerah yang berorientasi pada
kepentingan dan akuntabilitas publik. Proses penganggaran yang telah direncanakan dengan baik
dan dilaksanakan dengan tertib serta disiplin akan mencapai sasaran yang lebih optimal. APBD juga
menduduki posisi sentral dan vital dalam upaya pengembangan kapabilitas dan efektivitas
pemerintah daerah. Proses pembangunan di era otonomi daerah memberikan celah dan peluang
yang besar bagi Pemerintah Daerah dalam menentukan kebijakan dan arah pembangunan yang
mengutamakan potensi serta keunggulan daerah sesuai dengan karakteristik daerah sehingga esensi
dari dokumen APBD yang dihasilkan dapat memenuhi keinginan dari semangat otonomi daerah itu
sendiri. Pemerintah Daerah juga dituntut melakukan pengelolaan keuangan daerah yang tertib,
transparan dan akuntabel agar tujuan utama dapat tercapai yaitu mewujudkan good governance
dan clean goverment.

1. JENIS FUNGSI DAN ANGGARAN

Pengertian, Tujuan, dan Fungsi APBD| APBD atau Anggaran pendapatan dan belanja daerah dalam
pengertian, tujuan dan fungsi APBD perlunya kita mengetahui, mengapa ?.. karna selain tugas dari
sekolah, ktia perlu mengetahui tentang APBD ini karna anggaran yang ada di daerah kita atau
tempat kita berasal ini dirancang di APBD sehingga perlunya kita mengetahui tentang pendapatan
wilayah kita dan anggaran belanja yang dikeluarkan di tempat kita bernaung. APBD sangat
bermanfaat karna dampak-dampak dari APBD. Manfaat APBD dapat dilihat dari tujuan dan fungsi
APBD itu sendiri. Pengertian APBD : Menurut UUD No.32 Tahun 2003 tentang pengertian APBD
adalah sebagai rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama
oleh pemerintah daerah dan DPRD serta ditetapkan dalam peraturan Daerah (perda).

1. Landasan Hukum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Landasan hukum penyusunan APBD antara lain sebagai berikut..

Undang-undang No.32 Tahun 2003 tentang Pemerintah daerah


Undang-undang No.33 Tahun 2003 tentang Perimbangan keuangan pemerintah
pusat dan pemerintah daerah
Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 29 Tahun 2002 tentang Pedoman pengurusan,
dan pertanggung jawaban keuangan daerah serta tata cara pengawasan, penyusunan
dan penghitungan APBD.
PP No. 105 Tahun 2000 tentang pengelolaan dan pertanggung jawaban keuangan
daerah

2. Tujuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Tujuan APBD disusun dengan tujuan untuk dijadikan pedoman oleh pemerintah daerah dalam
mengatur penerimaan dan belanja untuk pelaksanaan pembangunan daerah sehingga kesalahan,
pemborosan dan penyelewengan yang merugikan dapat dihindari. Adapun tujuan APBD yang lain
antara lain..

Membantu pemerintah dalam hal ini pemerintah daerah mencapai tujuan fiskal
Meningkatkan pengaturan atau kordinasi setiap bagian-bagian yang berada pada
lingkungan pemerintah daerah.
Membantu menghadirkan dan menciptakan efisensi dan keadilan terhadap
penyediaan barang dan jasa publik dan umum.
Menciptakan perioritas belanja atau keutaman belanja pemerintahan daerah.
Menghadirkan dan Meningkatkan transparansi pemerintah daerah terhadap
masyarakat luas dan pemerintah daerah dapat mempertanggungjawabkan kepada
Dewan Perwakila Rakyat (DPRD)

3. Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)


Fungsi APBD terbagi atas 5 fungsi yakni fungsi otoritasi, fungsi perencanaan, fungsi pengawasan,
fungsi alokasi, fungsi distribusi. lihat pembahasannya seperti dibawah ini..

a. Fungsi Otoritasi

Fungsi otoritasi adalah sebagai pedomen untuk melaksanakan pendapatan dan belanja daerah pada
tahun yang bersangkutan.

b. Fungsi Perencanaan

Fungsi perencanaan, berfungsi sebagai pedoman untuk merencanakan kegiatan pada tahun yang
bersangkutan.

c. Fungsi Pengawasan

Fungsi pengawasan, berfungsi sebagai pedoman untuk menilai kinerja pemerintah daerah

d. Fungsi Alokasi

Fungsi alokasi, berfungsi sebagai dalam pembagiannya harus diarahkan sesuai dengan tujuan untuk
mengurangi pengangguran, pemborosan sumber daya dan meningkatkan efisiensi/efektivitas
ekonomi .

e. Fungsi Distribusi

Fungsi distribusi, berfungsi dalam pendistribusiannya harus memperhatikan rasa keadilan dan
kepatutan.

BAB III 3.KEBIJAKAN PENGELLOLAAN KEUANGAN DAERAH


PENDAHULUAN

Angaran pendapatn dan belanja daerah (APBD) merup akan rencana keuangan tahunan
pemerintahan daerah yang dibahas dan disetu jui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan
diteapkan dengan peraturan daerah. P enyelngarn urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah dianai dari dan ats beban APBD. Seluruh peneriman dan pengeluarn pemerintahan dae rah
baik dalm bentuk uang, barng dan/atu jasa pada tahun angarn yang berke nan harus diangarkan
dalm APBD. Setiap pengangarn peneriman dan pengeluar n dalm APBD harus memilk dasar hukum
pengangarn. Angarn belanja daerah d iprioritaskan untuk melaksanakan kewajiban pemerintahan
daerah sebagaimana ditetapka n dalm peraturan perundang-undangan. APBD sebagai rencana
keuangan tahunan, mengambarka n semua hak dan kewajiban daerah dalm rangka penyelngarn
pemer intahan daerah yang dapat dinlai dengan uang, termasuk dialmnya segal bentuk keka yan
yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah dalm kurun waktu satu tah un. Selain sebagai
rencana keuangan tahunan, APBD berfungsi sebagai nstrumen dalm ran gka mewujdkan pelayanan
dan penigkatn kesejahteran masyarkat untuk tercapai nya tujan bernegar. Sehubungan dengan hal
tersebut, agar APBD dapat berfungsi seba gai nstrumen untuk menciptakan lapangan kerja,
mengurangi penganguran dan pemboro san sumberdaya, maka seluruh unsur penyelngar
pemerintahan daerah supaya meng ambil langkah-langkah untuk memenuhi prinsip dan kebijakan
penyusunan APBD. Pada bab in akan dibahas secar rinci mengenai pen gertian angarn, prinsip-
prinsip dan kebijakan penyusunan APBD, konsep pende katn dalm penyusunan APBD, konsep analis
standar belanja (ASB), proses danj adwal penyusunan APBD, serta struktur APBD dan kode rekenig.

PRINSIP PENYUSUNAN APBD

Dalm penyusunan APBD, pemerintah daerah bersama DP RD harus memperhatikan beberapa prinsip
penyusunan APBD, yaitu:

A. Partispasi Masyarkat Hal in mengandung makna bahwa pengambilan keputusa n dalm


proses penyusunan dan penetapan APBD sedapat mungkin melibatkan part sipasi masyarkat,
sehinga masyarkat mengetahui akan hak dan kewajibanya dl am pelaksanan APBD.

B.Transparnsi dan Akuntabltas Angarn APBD yang disusun harus dapat menyajikan informasi
secar terbuka dan mudah diakses oleh masyarkat meliputi tujan, sasarn,s umber pendanan pada
setiap jenis

belanja serta korelasi antar besarn angarn deng an manfat dan hasil yang ingin dicapai dari suatu
kegiatn yang diangarkan. Oleh karena itu, setiap penguna angarn harus bertangung jawab terhadap
penguna n sumber daya yang dikeloa untuk mencapai hasil yang diteapkan.

C. Displin Angarn Beberapa prinsip dalm displin angarn yang perlu diperhatikan antar lain:

1. Pendapatn yang direncanakan merupakan perkiran ya ng terukur secar rasional yang dapat
dicapai untuk setiap sumber pendapatn, sedangkan belanja yang diangarkan merupakan bats
tertingi pengeluarn b elanja;

2. Pengangarn pengeluarn harus diukung dengan adan ya kepastian tersedianya peneriman dalm
jumlah yang cukup dan tidak dibena rkan melaksanakan kegiatn yang belum tersedia atu tidak
mencukupi kredit an garnya dalm APBD/Perubahan APBD;

3. Semua peneriman dan pengeluarn daerah dalm tahun angarn yang bersangkutan harus
diangarkan dalm APBD dan dilak ukan melaui rekenig kas umum daerah.
D.Keadilan Angarn Pajk daerah, retribusi daerah, dan pungutan daerah lainya yang
dibebankan kepada masyarkat harus mempertimbangkan kemampuan masyar kat untuk membayar.
Masyarkat yang memilk kemampuan pendapatn renda h secar proporsional diberi beban yang sama,
sedangkan masyarkat yang mempunyai kemampuan untuk membayar tingi diberikan beban yang
tingi pula. U ntuk menyeimbangkan kedua kebijakan tersebut pemerintah daerah dapat melakuka n
perbedan tarif secar rasional guna menghilangkan rasa ketidakadilan. Selain darip ada itu dalm
mengalokasikan belanja daerah, harus mempertimbangkan keadilan dan pemeratn agar dapat
dinkmati oleh seluruh lapisan masyarkat anpa dis kriminasi pemberian pelayanan.

E. Efisensi dan Efektivtas Angarn Dana yang tersedia harus dimanfatkan seoptimal mun gkin
untuk menigkatkan pelayanan dan kesejahteran masyarkat. Oleh karena itu, untuk menigkatkan
efisensi dan efktivtas angarn, dalm perncanan angar n perlu memperhatikan:

1. Tujan, sasarn, hasil dan manfat, serta indikator kinerja yang ingin dicapai; dan

Penetapan prioritas kegiatn dan penghitungan beban kerja, serta penetapan harga satuan yang
rasional.

F. Tat Azas APBD sebagai rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah diteapkan
dengan peraturan daerah, memperhatikan:

1.APBD tidak bertentangan dengan peraturan perundang- undangan yang lebih tingi,
mengandung arti bahwa apabila pendapatn, belanja d an pembiayan yang dicantumkan dalm
rancangan peraturan daerah terseb ut telah sesuai dengan ketntuan undang-undang, peraturan
pemerintah, pera turan presiden, keputusan presiden, atu peraturan/keputusan/surat edarn men
teri yang diakui keberadanya dan mempunyai kekuatn hukum yang men gikat sepanjang
diperintahkan oleh peraturan perundang-undangan yan g lebih tingi. Peraturan perundang-
undangan yang lebih tingi dimaksud menca kup kebijakan yang berkaitan dengan keuangan daerah.

2. APBD tidak bertentangan dengan kepentingan umum, me ngandung arti bahwa


rancangan peraturan daerah tentang APBD lebih diar hkan agar mencerminkan keberpihakan
kepada kebutuhan dan kepentingan masya rakat (publik) dan bukan membebani masyarkat.
Peraturan daerah tidak boleh menimbulkan diskriminasi yang dapat mengakibatkan ketidakadilan,
menghambat kelancarn arus barng dan pertumbuhan ekonomi masyarkat, pemborosan keuangan
negar/daerah, memicu ketidakpercayan masyarkat kepada pemerintah, dan mengangu stabiltas
keamanan serta ketrtiban masyarkat yang secar ke seluruhan mengangu jalnya penyelngarn
pemerintahan di daerah.

3. APBD tidak bertentangan dengan peraturan daerah lai nya, mengandung arti bahwa
apabila kebijakan yang dituangkan dalm perat uran daerah tentang APBD tersebut elah sesuai
dengan ketntuan peraturan da erah sebagai penjabarn lebih lanjut dari peraturan perundang-
undangan yang lebih tingi dengan memperhatikan cir khas masing-masing daerah. Sebag ai
konsekuensinya bahwa rancangan peraturan daerah tersebut harus ejaln d engan pengaturanya
tentang pokok-pokok pengeloan keuangan daerah dan menghin dari adanya tumpang tindih dengan
peraturan daerah lainya, seperti per aturan daerah mengenai pajk daerah, retribusi daerah dan
sebagainya.

KEBIJAKAN PENYUSUNAN APBD

Kebijakan Pengangaran Pendapatan Dalm kebijakan pengangarn pendapatn, pemerinta h


daerah harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.Pendapatn daerah meliputi semua peneriman uang me laui rekenig kas umum daerah,
yang menambah ekuitas dana lancar sebagai h ak pemerintah daerah dalm 1 (satu) tahun angarn
yang tidak perlu dibayar kemb ali oleh daerah.

2.Seluruh pendapatn daerah diangarkan dalm APBD se cara bruto, mempunyai makna bahwa
jumlah pendapatn yang diangarkan tidak bole h dikurangi dengan belanja yang digunakan dalm
rangka menghasilkan pendapatn tersebut dan/atu dikurangi dengan bagian pemerintah
pusat/daerah lain dalm ra ngka bagi hasil.

2. Pendapatn daerah merupakan perkiran yang terukur secar rasional yang dapat dicapai untuk
setiap sumber pendapatn.

Kebijakan Pengangaran Belanja Belanja daerah yang diangarkan dalm APBD, supaya
mempedomani hal-hal sebagai berikut :

1. Belanja daerah diprioritaskan dalm rangka pelaksan an urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan provinsi atu kabupaten/kota yan g terdir dari urusan wajib dan urusan pilhan yang
diteapkan berdasarkan ketntua n perundang-undangan.

2. Belanja dalm rangka penyelngarn urusan wajib d igunakan untuk melindungi dan menigkatkan
kualitas kehidupan masyarkat dalm up aya memenuhi kewajiban daerah yang diwujdkan dalm
bentuk penigkatn pelayanan dasar, pendikan, kesehatn, fasiltas sosial dan fasiltas umum yang layak
serta mengembangkan sitem jaminan sosial.

3. Belanja daerah disusun berdasarkan pendekatn prest asi kerja yang berorientasi pada pencapain
output dan outcome dar input yang direncanakan. Hal tersebut bertujan untuk menigkatkan
akuntabiltas perencanan angar an serta memperjelas efktivtas dan efisensi pengunan angarn.

4. Penyusunan belanja daerah diprioritaskan untuk menu njang efktivtas pelaksanan tugas dan
fungsi SKPD dalm rangka melaksanakan uru san pemerintahan daerah yang menjadi tangung
jawabnya. Penigkatn alokasi ang arn belanja yang direncanakan oleh setiap SKPD harus terukur yang
dikuti dengan penigkatn kinerja pelayanan dan penigkatn kesejahteran masyarkat.

5. Penyedian dana untuk penangulangan bencana alm/b encana sosial dan/atu memberikan bantuan
kepada daerah lain dalm rangka penangulangan bencana alm/bencana sosial dapat memanfatkan
saldo angar an yang tersedia dalm Sisa Lebih Perhitungan APBD Tahun Angarn sebelumnya da n/atu
dengan melakukan pengeseran Belanja Tidak Terduga atu dengan melak ukan penjadwaln ulang ats
program dan kegiatn yang kurang mendesak.

Kebijakan Pengangaran Pembiayan

PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN DAERAH

Perencanaan dan Penganggaran Daerah

Pembiayan disediakan untuk mengangarkan setiap pe neriman yang perlu dibayar kembali dan/atu
pengeluarn yang akan dite rima kembali, baik pada tahun angarn yang bersangkutan maupun pada
tahun-tahun angarn berikutnya. FUNGSI APBD Penyusunan APBD harus disesuaikan dengan
kebutuha n penyelngarn pemerintahan dan kemampuan pembiayan daerah. Penyu sunan APBD
dalm rangka mewujdkan pelayanan kepada masyarkat untuk tercap ainya tujan bernegar. Sejaln
dengan hal tersebut,

APBD berfungsi sebagai instrumen otorisasi, perncanan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan
stabilsasi.

1. Fungsi OtorisasiFungsi otorisasi mengandung arti bahwa angarn dae rah menjadi dasar untuk
melaksanakan pendapatn dan belanja pada tahun yang bersangkutan.

2. Fungsi PerncananFungsi perncanan mengandung arti bahwa angarn d aerah menjadi pedoman
bagi manajemen dalm merncanakan kegiatn pada tahun ya ng bersangkutan.

3. Fungsi Pengawasan Fungsi pengawasan mengandung arti bahwa angarn da erah menjadi
pedoman untuk menilai apakah kegiatn penyelngarn pemerintaha n daerah sesuai dengan ketntuan
yang telah diteapkan.

4. Fungsi Alokasi Fungsi alokasi mengandung arti bahwa angarn daera h harus diarhkan untuk
menciptakan lapangan kerja/mengurangi penganguran dan pemborosan sumber daya, serta
menigkatkan efisensi dan efktivtas perko nomian.

5. Fungsi Distribusi Fungsi distribusi mengandung arti bahwa kebijakan a ngarn daerah harus
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGIS DAN ARAH


KEBIJAKAN

4.1. Visi dan Misi SKPD

Visi BAPPEDA dirumuskan untuk mendukung Visi dan Misi Provinsi Gorontalo.
Secara dimensional pernyataan visi berfokus kemasa depan berdasarkan pemikiran
masa kini dan pengalaman masa lalu.

Visi BAPPEDA :

Perencanaan Berkualitas, Yang Inovatif dan Fokus


Maksud Visi Bappeda Provinsi Gorontalo Perencanaan berkualitas, yang
Inovatif dan Fokus, mempunyai bukti yang lebih luas, yaitu :

1. Data dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan;

2. RPJMD, Renstra SKPD, RKPD, Renja SKPD yang berkualitas dan tepat
syarat;

3. Terkendalianya pelaksanaan program dan kegiatan;

4. Sinergitas Program dan Kegiatan antar SKPD Provinsi Gorontalo;

5. Sinergitas Program dan Kegiatan antar Tingkat Pemerintahan (K/L Provinsi


Kabupaten/Kota);

6. Meningkatnya ketepatan pencapaian 10 Arah Pembangunan Provinsi


Gorontalo 2012-2017;

7. Koordinasi/sinkronisasi pembangunan yang tepat syarat;

8. Terlembaganya sisdur perencanaan di tiap SKPD;

9. Optimalnya pemanfaatan ruang dan pengendalian ruang;

10. Mekanisme perencanaan yang semakin berkualitas;

11. Bappeda Provinsi Gorontalo sebagai pusat Studi Banding Bidang


Perencanaan.

Misi BAPPEDA :

1. Melembagakan Sistem Perencanaan pembangunan yang menghasilkan


perencanaan yang berkualitas dan inovatif untuk percepatan pembangunan di
Provinsi Gorontalo;

2. Meningkatkan kualitas pelayanan pengkajian dan pelayanan perencanaan


untuk percepatan pembangunan di Provinsi Gorontalo yang inovatif dan fokus;

3. Meningkatkan kualitas tata kerja yang akuntabel dan transparansi serta


peningkatan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan untuk pelayanan
perencanaan yang berkualitas.

4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD

Dengan memperhatikan Visi dan Misi SKPD BAPPEDA dengan tetap mengacu
pada Visi dan Misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Dearah dalam peride 2012-2017,
tujuan yang ingin di capai BAPPEDA Provinsi Gorontalo adalah :
1. Melembagakan sistem dan prosedur perencanaan di tiap SKPD lingkup
Provinsi Gorontalo;

2. Mewujudkan sinkronisasi, koordinasi dan sinergitas perencanaan


pembangunan antar SKPD Provinsi dan Kabupaten/Kota;

3. Penyusunan Data Dasar Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi


Gorontalo;

4. Mewujudkan perencanaan pembangunan daerah berbasis keruangan;

5. Terwujudnya pengendalian dan evaluasi perencanaan pembangunan daerah


yang optimal dan terpadu;

6. Mewujudkan Aparatur BAPPEDA yang Profesional dalam Perencanaan


pembangunan Daerah.

7. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana serta pelayanan administrasi


bagi aparatur perencana.

Berdasarkan pada tujuan diatas, maka sasaran yang diambil adalah sebagai
berikut :

1. Terimplementasinya dokumen Sisdur Perencanaan untuk lingkup SKPD.

2. Terwujudnya sinkronisasi, koordinasi dan sinergitas perencanaan


pembangunan antara Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota.

3. Tersedianya Data / Informasi Perencanaan yang dapat diakses oleh Instansi


Pemerintah, Pelaku usaha, Masyarakat & Stakeholder lain.

4. Terimplementasinya arahan dalam RTRWP ke dalam perencanaan,


pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang daerah.

5. Tercapainya efektivitas biaya,hasil dan dampak dari pelaksanaan program


dan kegiatan pembangunan.

6. Tersedianya aparatur perencana yang berkualitas dan handal.

7. Tersedianya sarana prasarana penunjang kerja yang memadai.

8. Tercapainya tertib administrasi perencanaan.

Secara Rinci tujuan dan sasaran jangka Menengah Pelayanan SKPD tergambar
dalam 4.1. (terlampir).

4.3. Strategi dan Kebijakan


Untuk mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran sebagaimana telah diuraikan
diatas, ditetapkan Strategi dan kebijakan BAPPEDA Provinsi Gorontalo yang mengacu
pada RPJMD 2012-2017.

4.3.1. Strategi dan Arah Kebijakan Provinsi Gorontalo

Sebagaimana telah dijelaskan dalam Bab II, banyak pengaruh yang besar
terhadap kebijakan pembangunan diantaranya arus globalisasi yang mengalirkan
keterbukaan informasi, fleksibilitas barang dan jasa, otonomi daerah, MP3EI,
percepatan pencapaian MDGs, percepatan penanggulangan kemiskinan, peningkatan
pertumbuhan ekonomi daerah, peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia dan
penyediaan infrastruktur untuk percepatan pembangunan daerah serta
penyelenggaraan pendidikan dan kesehatan gratis.

Untuk mengatasi kondisi dan permasalahan tersebut, Pemerintah Provinsi


Gorontalo telah menetapkan Strategi dan Arah Kebijakan yang terjabar dari masing-
maisng Misi yang terdiri dari 5 (lima misi) seperti tersaji dalam tabel 4.2.

Tabel 4.2.

Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Provinsi Gorontalo


VISI : Terwujudnya Percepatan Pembangunan Berbagai Bidang Serta Peningkatan
Ekonomi Masyarakat Yang Berkeadilan Di

Provinsi Gorontalo
Misi I : Memfokuskan Peningkatan Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi Potensi
Kewilayahan, Mendorong Laju Investasi, Percepatan Pembangunan
Infrastruktur Pedesaan Sekaligus Mengembangkan Potensi Unggulan Dengan
Mengakselerasi Secara Cerdas Terhadap Pencapaian Kesejahteraan Rakyat.
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
1. 1. Mening 1. Meningkat 1. Mengupay
Mening katkan kan investasi akan iklim
katkan pertumbuhan investasi yang
pertum ekonomi 2. Menurunk kondusif
buhan daerah; an angka
ekono pengangguran 2. Mengupay
mi 2. Mening terbuka akan peningkatan
daerah katnya lapangan kerja
lapangan kerja 3. Perdagang baru
an Antar Pulau
3. Mendoron
4. Menekan g peningkatan
Laju Inflasi perdagangan
barang dan jasa
5. Meningkat antar pulau
kan pembiayaan
pembangunan 4. Mengupay
daerah akan stabilisasi
harga dan
6. Mengemb distribusi barang
angkan dan jasa
Pariwisata
Daerah 5. Mendoron
g peningkatan
7. Mengemb APBD
angkan IKM,
UMKM dan 6. Mengupay
Koperasi akan
Pengembangan
8. Peningkat Pariwisata
an investasi baik Daerah
PMDN, PMA dan
Swasta murni 7. Mendoron
g
9. Peningkat berkembangnya
an Keterampilan IKM, UMKM dan
dan Koperasi

Produktivitas Tenaga 8. Mengupay


kerja akan kemudahan
investasi

9. Mengemb
angkan teknologi
informasi untuk
memperkenalkan
potensi daerah
secara nasional
maupun
internasional.

10. Mendoron
g kerjasama yang
konkrit dalam
meningkatkan
investasi.

11. Mengupay
akan tersedianya
sarana dan
prasarana yang
meningkatkan
minat investasi.

12. Meningkat
kan koordinasi
dalam
pengembangan
investasi baik
ditingkat regional
dan nasional.

13. Mendoron
g peningkatan
keterampilan dan
produktivitas
tenaga kerja.

Misi I : Memfokuskan Peningkatan Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi Potensi


Kewilayahan, Mendorong Laju Investasi, Percepatan Pembangunan Infrastruktur
Pedesaan Sekaligus Mengembangkan Potensi Unggulan Dengan
Mengakselerasi Secara Cerdas Terhadap Pencapaian Kesejahteraan Rakyat.
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
2. Meningkatkan 1. Meningkat 1. Membang
Menyedia pertumbuhan ekonomi kan kualitas dan un Jalan,
kan daerah kuantitas Jembatan, Irigasi,
infrastrukt infrastruktur darat, Waduk,
ur untuk laut dan udara Pelabuhan,
percepat Bandara dan
an 2. Mengingka Terminal
pembang tkan
unan Pengembangan 2. Mengupay
daerah akan
Kawasan Strategis pengembangan
wilayah dan
kawasan strategis
cepat tumbuh.

3. Membang
un Bandara
Internasional
Gorontalo

4. Mendoron
g pembukaan
kawasan
pemukiman baru

Misi II : Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui pendekatan kesesuaian


keahlian serta pemenuhan mutu kwalitas penyelenggaraan pendidikan dan
kesehatan
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
1. Meningkatnya kualitas Peningkatan kualitas 1. Mengupay
Meningkat pendidikan pendidikan akan pendidikan
kan gratis
kualitas
Pendidikan 2. Memperlu
daerah as akses
pendidikan

3. Mendoron
g peningkatan
mutu Pendidikan

4. Mendoron
g peningkatan
pendidikan luar
sekolah
(pendidikan
informal)

5. Mengemb
angkan
pendidikan
berbasis
kawasan.

2. Meningkatnya kualitas Peningkatan kualitas 1. Mendoron


Meningka kesehatan masyarakat layanan kesehatan g peningkatan
tkan masyarakat layanan
derajat kesehatan
Kesehata dengan jaminan
n kesehatan gratis
masyarak bagi masyarakat
at miskin
(SEMESTA)

2. Menyiapka
n sarana dan
prasaran
kesehatan
3. Mengupay
akan peningkatan
kapasitas SDM
kesehatan

4. Mengemb
angkan
manajemen
sistem layanan
kesehatan

5. Mengemb
angkan Pola
Hidup Bersih dan
Sehat

Misi III : Mengembangkan manajemen pengelolaan potensi sumberdaya kelautan,


pertanian, peternakan, kehutanan, danau limboto dan potensi lingkungan lainnya
yang lebih baik, saling terintegrasi serta lestari demi kepentingan kemakmuran
rakyat.
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

1. Mengelola 1. Meningkatnya Peningkatan 1. Mendorong


sumber pengelolaan pengelolaan peningkatan produksi dan
daya alam sumber daya sumberdaya produktifitas perikanan dan
dan alam alam kelautan, Pertanian,
lingkungan Peternakan & Perkebunan
hidup untuk dan Kehutanan
kemakmura
n 2. Mendorong
masyarakat Peningkatan Pengelolaan
Energi

3. Mengupayakan
terinformasinya varitas
benih unggulan sekaligus
melakukan diseminasi
inovasi teknologi.

4. Meningkatkan
kapasitas SDM pada
sektor pertanian, perikanan
dan Kehutanan.
2. Meningkatnya 1. Peningkatan Melakukan upaya untuk
pengelolaan pengelolaan mengurangi pengrusakan
lingkungan lingkungan kawasan hutan.
hidup hidup
2. Peningkatan 1. Mengupayakan
penyediaan Air penyelamatan danau
Bersih dan limboto.
Sanitasi
2. Menyediakan
manajemen pengelolaan
LH

3. Mendorong
partisipasi lembaga dan
masyarakat dalam
pengelolaan dan
pengendalian dampak LH.

4. Melakukan
pemantauan dan
pengawasan kegiatan
Pengelolaan dan
Pengendalian Dampak
Lingkungan Hidup

5. Mendesain regulasi
yang ditujukan untuk
mengurangi dampak
lingkungan.

6. Melakukan kajian
terhadap kualitas air, udara
dan tanah serta rawan
bencana.

7. Mendorong
Ketersediaan Air Bersih
dan Sanitasi

Misi IV : Mengembangkan nilai-nilai religi, dalam kehidupan beragama yang rukun penuh
kesejukan sekaligus memelihara keragaman budaya. Serta memperkuat peran
pemberdayaan perempuan, perlindungan terhadap anak, termasuk issue
kesetaraan gender dalam pembangunan
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
1. Meningkatkan Meningkatnya Peningkatan 1. Mendorong
kesejahteraan Kesejahteraan Pembangunan Kawasan
sosial Kesejahteraan Sosial Adat Terpendicl (KAT)
masyarakat. Sosial Masyarakat
2. Memperhatikan
Masyarakat kualitas hidup lansia

3. Memperhatikan
kualitas hidup fakir miskin
dan anak-anak terlantar

2. Memelihara 1. Meningkatnya Meningkatkan 1. Mendorong


keragaman Kualitas kerukunan antar kerukunan antar umat
Agama dan umat beragama. beragama, etnik, maupun
Budaya Kehidupan golongan untuk
Umat meningkatkan rasa saling
percaya dan hubungan
Beragama yang harmonis di antara
kelompok-kelompok
masyarakat.

2. Mengembangkan
peningkatan peran
kelembagaan agama
sebagai institusi yang
mendorong
pengembangan iman dan
keselarasan hidup antar
umat beragama.

2. Meningkatnya Meningkatkan 1. Meningkatkan


pelestarian pelestarian pagelaran-pagelaran seni
budaya nilainilai budaya budaya daerah,
daerah daerah mengembangkan sanggar-
sanggar seni serta
komunitas adat untuk
melestarikan budaya lokal.

2. Mengembangkan
dan mempertahankan
tradisi dan budaya religi.
Misi V : Menciptakan sinergitas diantara pemerintah provinsi dengan pemerintah
kabupaten/kota di gorontalo dalam kaidah otonomi daerah sekaligus untuk
meningkatkan kinerja pelayanan publik, menurunkan angka kemiskinan serta
menjalankan sistem tata pemerintahan yang baik dalam rangka reformasi
birokrasi.

3. Meningkatnya Peningkatan 1. Mengupayakan dan


Meningkatk kualitas hidup kualitas hidup mendorong peningkatan
an kualitas perempuan dan perempuan dan pemberdayaan ekonomi
hidup anak anak khususnya bagi
perempuan perempuan.
dan
2. Memperkuat peran
anak lembaga perlindungan
perempuan dan anak.

3. Mengupayakan
peningkatan
pengarusutamaan gender.

4. Mendorong peran
aktif perempuan dalam
pembangunan daerah.
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
1. Meningkatnya Peningkatan 1. Mendorong
Mengembangk tata kelola peningkatan kualitas
an Good Penyelenggaraan pemerintahan perencanaan
Governance Pemerintahan yang baik pembangunan daerah.
dalam yang baik dalam (Good
penyelenggara pelayanan pada Governance) 2. Mendorong
an masyarakat peningkatan pengelolaan
pemerintahan keuangan daerah.
daerah
3. Melakukan
pembinaan kesadaran
berbangsa dan bernegara
termasuk perlindungan
masyarakat.

4. Mengefektifkan
pengawasan terhadap
pelaksanaan kegiatan
pembangunan.

5. Mengefektif
koordinasi
penyelenggaraan
pemerintahan dan
pembangunan daerah.

6. Mengupayakan
peningkatan kualitas
aparatur daerah.

7. Mendorong
dilaksanakannya reformasi
birokrasi.

8. Mengupayakan
efektivitas pengelolaan
asset daerah.

9. Mendorong
efektivitas pengendalian
dan evaluasi
pembangunan daerah.

10. Memperkuat tugas-


tugas pemerintahan umum
dalam konteks
penyelenggaraan
pemerintahan daerah.

11. Melakukan
penataan organisasi
perangkat daerah.

12. Mendorong
peningkatan penerapan
Produk hukum dan
perundang-undangan
daerah.

13. Mengembangkan
Sistem Komunikasi dan
Informasi dalam
penyelenggaraan
pemerintahan daerah

14. Mengupayakan
tersedianya bahan bacaan
yang berkualitas bagi
masyarakat

15. Mendorong
dilakukannya riset dan
kajian yang berguna bagi
penyelenggaraan
pemerintahan dan
pembangunan daerah

2. Pengentasan Berkurangnya Meningkatkan 1. Mengupayakan


Kemiskinan. persentase kesejahteraan pemenuhan kebutuhan
masyarakat miskin. masyarakat pokok masyarakat miskin;
miskin.
2. Mendorong
peningkatan ekonomi
masyarakat miskin;

3. Membuka akses
produksi bagi masyarakat
miskin.
4.3.2. Strategi dan Arah Kebijakan BAPPEDA Provinsi Gorontalo

Bertolak dari visi, misi dan tujuan BAPPEDA Provinsi Gorontalo dalam rangka
mewujudkan keberhasilan pembangunan daerah diperlukan suatu rencana
pembangunan yang handal, berkualitas dan kebijakan pembangunan lainnya yang
akan mendukung pencapaian tujuan pembangunan daerah bahkan pembangunan
Nasional, maka strategi dan kebijakan yang akan dilakukan dalam periode 2012-
2017 dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.3.

Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAPPEDA


Provinsi Gorontalo

Visi : Perencanaan Berkualitas yang Inovatif dan Fokus

Misi 1 : Melembagakan Sistem Perencanaan pembangunan yang menghasilkan


perencanaan yang berkualitas dan inovatif untuk percepatan pembangunan di Provinsi
Gorontalo.

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

1. 1. 1. Penyempurnaan 1. Penerapan
Melembaga Terimplementas penyusunan dokumen dokumen sisdur
kan sisdur inya dokumen sisdur perencanaan perencanaan
perencanaa Sisdur untuk lingkup SKPD untuk lingkup
n di tiap Perencanaan yang didukung dengan SKPD;
SKPD untuk lingkup kualitas dan kuantitas
lingkup data dan informasi; 2. Peningkat
Provinsi SKPD an dukungan
Gorontalo. 2. Meningkatkan manajemen
kompentensi tenaga tenaga perencana
perencana yang yang handal di
berkualitas dan handal tiap SKPD;
di tiap SKPD yang
profesional; 3. Penguatan
kerjasama
3. Dukungan dengan BPKP
kerjasama dengan terkait penilaian
BPKP untuk penilaian penyelenggaraan
penyelenggaraan sisdur
sisdur perencanaan perencanaan di
sebagai bagian dari lingkup
SPIP di lingkup Pemerintahan
Pemerintahan Provinsi Provinsi
Gorontalo; Gorontalo;

4. Penyempurnaan 4. Mendoron
ranwal RPJMD dan g peningkatan
ranwal Renstra SKPD kualitas ranwal
sesuai data dan RPJMD dan
informasi yang akurat ranwal Renstra
SKPD sesuai data
5. Meningkatkan dan informasi
kualitas dan kuantitas yang akurat
MUSRENBANG RPJMD sebagai dasar
dan RENSTRA SKPD dalam
Penyusunan
6. Penyempurnaan RPJMD dan
RPJMD Provinsi Renstra SKPD;
Gorontalo dan
RENSTRA SKPD sesuai 5. Peningkat
data dan informasi an sumber daya
yang berkualitas dan sarana
prasarana dalam
7. Terselenggaran pelaksanaan
ya Sosialisasi dan MUSRENBANG
Diseminasi RPJMD RPJMD dan
Provinsi Gorontalo RENSTRA SKPD

8. Meningkatkan 6. Mendoron
kualitas kajian dalam g peningkatan
rangka proses kualitas
perencanaan penyusunan
pembangunan, RPJMD Provinsi
penyusunan kebijakan Gorontalo dan
pembangunan RENSTRA SKPD
diberbagai bidang sesuai data dan
untuk mendukung informasi yang
tujuan dan sasaran berkualitas dan
RPJMD 20122017 tepat syarat

7. Mendoron
g dan
berpatisipasi aktif
dalam
penyelenggaraan
sosialisasi dan
diseminasi RPJMD
Provinsi
Gorontalo

8. Peningkat
an kualitas serta
pedoman
pelaksanaan
kajian dalam
rangka proses
perencanaan
pembangunan,
penyusunan
kebijakan
pembangunan di
berbagai bidang
untuk mendukung
tujuan dan
sasaran RPJMD
2012-2017

Misi 1 : Melembagakan Sistem Perencanaan pembangunan yang menghasilkan


perencanaan yang berkualitas dan inovatif untuk percepatan pembangunan di
Provinsi Gorontalo.

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

2. Mewujudkan Terwujudnya Membangun sistem Penguatan kualitas


Sinkronisasi, sinkronisasi, perencanaan yang sistem perencanaan
Koordinasi dan koordinasi dan sinergis antara SKPD yang
Sinergitas sinergitas Provinsi dan
perencanaan Kabupaten/Kota. sinergis antara SKPD
perencanaan pembangunan antara Provinsi dan
pembangunan Pemerintah Provinsi Kabupaten/Kota.
antar SKPD dan
Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Kabupaten/Kota.
Misi 2 : Meningkatkan kualitas pelayanan pengkajian dan pelayanan perencanaan untuk
percepatan pembangunan di Provinsi Gorontalo yang inovatif dan fokus.

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

1. Penyusunan 1. Tersedianya 1. Penyempurna 1. Peningkat


Data Dasar Data / an penyusunan an kualitas data
Perencanaan Informasi Provinsi Gorontalo dan informasi
Perencanaan Dalam Angka sesuai yang akurat
Pembangunan yang dapat data dan informasi dalam
Daerah diakses oleh yang akurat; penyusunan
Provinsi Instansi Provinsi
Gorontalo. Pemerintah, 2. Membangun Gorontalo dalam
Pelaku rekonsiliasi dan Angka;
sinkronisasi data dan
usaha, informasi renbangda 2. Penguata
Masyarakat & tematik yang n rekonsiliasi dan
Stakeholder lain didukung dengan sinkronisasi data
kualitas data dan dan informasi
informasi; renbangda
tematik yang
3. Meningkatkan didukung dengan
kualitas data dan kualitas data dan
informasi renbangda informasi yang
yang valid didukung akurat;
dengan kualitas dan
kuantitas data dan 3. Penerapa
informasi yang n Perencanaan
akurat; pembangunan
daerah dan
4. Meningkatkan penganggaran
Sumber Daya berbasis kinerja
Manusia, sarana dan serta penyediaan
prasarana serta data
pedoman perencanaan
penyediaan dan yang lengkap dan
pengelolaan Data akurat;
Base Perencanaan.
4. Penguata
n Sumber Daya
Manusia, sarana
dan prasarana
serta pedoman
penyediaan dan
pengelolaan Data
Base
Perencanaan.

2. Terimplementasin Pelaksanaan proses Peningkatan kualitas


Mewujudk ya arahan dalam penyusunan kajian kajian perencanaan
an RTRWP ke dalam perencanaan pembangunan pembangunan daerah
perencana perencanaan, daerah berbasis keruangan. berbasis keruangan.
an pemanfaatan dan
pembang pengendalian
unan pemanfaatan
daerah ruang daerah
berbasis
keruanga
n.
Misi 3 : Meningkatkan kualitas tata kerja yang akuntabel dan transparansi serta
peningkatan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan untuk pelayanan
perencanaan yang berkualitas.

Sasaran Strategi Arah Kebijakan

1. Terwujudnya Tercapainya Mengupayakan 1. Peningkat


pengendalian efektivitas biaya, pencapaian target dan an sumber daya
dan evaluasi hasil dan dampak kinerja dalam RPJMD dan sarana
perencanaan dari pelaksanaan 2012- prasarana dalam
pembangunan program dan pelaksanaan
daerah yang kegiatan 2017 Rakordal.
optimal dan pembangunan
terpadu 2. Berperan
aktif dalam
monitoring
pelaksanaan
RKTL hasil
rakordal.

3. Peningkat
an sumberdaya
dan sarana
prasarana dalam
rangka
pelaksanaan
Musrenbang

2. Mewujudkan Tersedianya Meningkatkan Mengupayakan


Aparatur aparatur perencana kompentensi aparatur peningkatan kompetensi
BAPPEDA yang yang berkualitas perencanaan yang kualitas aparatur
Profesional dan handal berkualitas dan handal. perencana yang handal.
dalam
Perencanaan
pembangunan
Daerah.
3. Meningkatkan 1. Ters 1. Penyediaa Peningkatan kualitas
kualitas sarana edianya n sarana dan sarana dan prasarana
dan prasarana sarana prasarana yang dan pelayanan
serta pelayanan prasarana berkualitas serta administrasi bagi
administrasi penunjang pelayanan aparatur perencana
bagi aparatur kerja yang administrasi bagi
perencana memadai. aparatur
perencana
2. Terc
apainya 2. Penyusun
tertib an SOP
administrasi administrasi

Anda mungkin juga menyukai