Anda di halaman 1dari 28

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Pengelolaan Keuangan Daerah pada mata kuliah Keuangan Negara dan Daerah
pada Program Pascasarjana Ilmu Adminitrasi Pemrintahan Kesentrasi Otonomi Daerah.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Orang tua penulis yang selalu memberikan dukungan baik dalam
bentuk moral maupun moril, demi mencapai citacita yang penulis harapkan.
2. Rekan-rekan yang telah banyak membantu baik secara langsung
maupun tidak langsung dalam penyelesaian makalah ini tepat pada waktunya.

Penulis sadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat


kejanggalan dan kekurangan baik dalam segi penulisan maupun penempatan
kata-kata, untuk itu penulis mohon masukan yang sifatnya membangun agar
bisa memperbaiki penulisan makalah selanjutnya.

Penulis

KEITHRAN ALI SARAGIH


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Perubahan kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah, Keuangan Daerah adalah
semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan
daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk
kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban. Sementara pengelolaan
keuangan daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan
pengawasan keuangan daerah tersebut. Pemegang Kekuasaan Pengelolaan
Keuangan Daerah adalah kepala daerah yang karena jabatannya mempunyai
kewenangan menyelenggarakan keseluruhan pengelolaan keuangan daerah.
Hak dan kewajiban daerah tersebut perlu dikelola dalam suatu sistem
pengelolaan keuangan daerah. Pengelolaan keuangan daerah merupakan
subsistem dari sistem pengelolaan keuangan Negara dan merupakan elemen
pokok dalam penyelenggaraan pemerintah daerah. Pengelolaan keuangan
daerah juga harus dilakukan dengan cara yang baik dan bijak agak keuangan
daerah tersebut bisa menjadi efisien penggunaanya yang sesuai dengan
kebutuhan daerah.

1.2 Rumusan Masalah

A. Bagaimana pengelolaan keuangan daerah?

B. Bagaimana Analisis pengelolaan keuangan daerah?

C. Bagaimana pengaruh pengelolaan keuangan daerah terhadap


perekonomian Indonesia?

1.3 Tujuan dan manfaat.

A. Untuk Mengetahui bagaimana sebenarnya pengelolaan uang daerah


secara garis besar
B. Untuk mengetahui secara garis besar pengaruh pengelolaan keuangan
daerah terhadap perekonomian daerah.

C. Untuk mengetahui analisis tentang pengelolaan keuangan daerah

Bab II Tinjauan Pustaka

1. PENGERTIAN-PENGERTIANPENGEOLAAN KEUANGAN DAERAH

Di era reformasi pengelolaan keuangan daerah sudah mengalami berbagai


perubahan regulasi dari waktu ke waktu. Perubahan tersebut merupakan rakaian
bagaimana suatu Pemerintah Daerah dapat menciptakan good governance dan
clean goverment dengan melakukan tata kelola pemerintahan dengan baik.
Keberhasilan dari suatu pembangunan di daerah tidak terlepas dari aspek
pengelolaan keuangan daerah yang di kelola dengan manajemen yang baik
pula.

Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi


perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban,
dan pengawasan keuangan daerah.

Pengelolaan keuangan daerah yang diatur dalam Peraturan Menteri Dalam


Negeri Nomor 13 Tahun 20013 pasal 3 meliputi kekuasaan pengelolaan
keuangan daerah, azas umum dan struktur APBD, penyusunan rancangan APBD,
penetapan APBD, penyusunan dan penetapan APBD bagi daerah yang belum
memiliki DPRD, pelaksanaan APBD, perubahan APBD, pengelolaan kas,
penatausahaan keuangan daerah, akuntansi keuangan daerah,
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, pembinaan dan pengawasan
pengelolaan keuangan daerah, kerugian daerah, dan pengelolaan keuangan
BLUD. Pengelolaan keuangan daerah harus dikelola secara tertib, taat pada
peraturan perundang-undangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan, dan
bertanggung jawab dengan memperhatikan azas keadilan, kepatutan, dan
manfaat untuk masyarakat.

Proses Pengelolaaan keuangan daerah dimulai dengan perencanaan/penyusunan


anggaran pendapatan belanja daerah (APBD). APBD merupakan rencana
keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama
oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan daerah.
Oleh karena itu APBD merupakan kesepakatan bersama antara eksekutif dan
legislatif yang dituangkan dalam peraturan daerah dan dijabarkan dalam
peraturan bupati. APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan
pemerintahan dan kemampuan pendapatan daerah. Penyusunan APBD
berpedoman kepada RKPD dalam rangka mewujudkan pelayanan kepada
masyarakat untuk tercapainya tujuan bernegara. Sesuai dengan Undang-undang
Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah pasal 181 dan Undang-
undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara pasal 17-18, yang
menjelaskan bahwa proses penyusunan APBD harus didasarkan pada penetapan
skala prioritas dan plafon anggaran, rencana kerja Pemerintah Daerah dan
Kebijakan Umum APBD yang telah disepakati bersama antara DPRD dengan
Pemerintah Daerah. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dalam Bab IV Penyusunan Rancangan
APBD Pasal 29 sampai dengan pasal 42 dijelaskan bahwa proses penyusunan
RAPBD berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Kebijakan Umum APBD,
Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) dan Rencana Kerja Anggaran
SKPD (RKA-SKPD).

APBD mempunyai fungsi :

Fungsi Otorisasi mengandung arti bahwa anggaran daerah menjadi


dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang
bersangkutan;

Fungsi Perencanaan mengandung arti bahwa anggaran daerah menjadi


pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun
yang bersangkutan;

Fungsi Pengawasan mengandung arti bahwa anggaran daerah menjadi


pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan
pemerintahan daerah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan;

Fungsi Alokasi mengandung arti bahwa anggaran daerah harus


diarahkan untuk menciptakan lapangan kerja/ mengurangi
pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta meningkatkan
efisiensi dan efektivitas perekonomian;

Fungsi Distribusi mengandung arti bahwa kebijakan anggaran daerah


harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan;

Fungsi stabilisasi mengandung arti bahwa anggaran pemerintah


daerah menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan
keseimbangan fundamental perekonomian daerah.

Sebelum berlakunya sistem Anggaran Berbasis Kinerja, APBD disusun dengan


menggunakan metoda tradisional atau item line budget. Mekanisme penyusunan
anggaran ini tidak didasarkan pada analisa rangkaian kegiatan yang harus
dihubungkan dengan tujuan yang telah ditentukan, namun lebih
meniitikberatkan pada kebutuhan untuk belanja/pengeluaran. Sasaran (target),
keluaran (output) dan hasil (outcome) dari kegiatan/program yang akan atau
telah dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan
kualitas yang terukur tidak dapat disajikan dengan baik sehingga esiensi dari
pengertian anggaran berbasis kinerja (performance based budgeting) semakin
tidak jelas.

Namun dalam perkembangannya, sistematika anggaran berbasis kinerja muncul


sebagai pengganti dari anggaran yang bersifat tradisional. Anggaran berbasis
kinerja pada dasarnya memiliki makna yang mendalam yaitu suatu pendekatan
sistematis dalam proses penyusunan anggaran yang mengaitkan pengeluaran
yang dilakukan organisasi pemerintahan di daerah dengan kinerja yang
dihasilkannya serta menggunakan informasi kinerja yang terencana. Proses
penyusunan anggaran pemerintah daerah, dimulai dengan dokumen-dokumen
perencanaan seperti Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD),
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan
Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS). Sedangkan, pada tingkat
satuan kerja pemerintah daerah (SKPD), dokumen-dokumen tersebut meliputi
Rencana Stratejik (Renstra) SKPD, Rencana Kerja (Renja) SKPD dan Rencana
Kerja dan Anggaran (RKA) SKPD. Dalam implementasinya penerapkan
penganggaran berbasis kinerja tidak hanya dibuktikan dengan adanya dokumen-
dokumen tersebut, melainkan substansi dari dokumen tersebut harus ada
keselarasan antar dokumen-dokumen dengan memperhatikan indikator kinerja
yang hendak dicapai. Indikator-indikator kinerja di SKPD dituangkan dalam Renja
SKPD seyogyanya terdapat keselarasan dalam pencapaian indikator kinerja yang
termuat dalam Renstra SKPD. Indikator kinerja Renja SKPD harus selaras dengan
indikator-indikator kinerja yang dituang dalam RKA SKPD. Keselarasan indikator
kinerja secara otomatis akan dapat mengaitkan tujuan-tujuan yang hendak
dicapai dalam dokumen perencanaan strategis (Renstra SKPD) yang selanjutnya
dituangkan dalam program dan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan SKPD.

Oleh karena itu, kedudukan APBD sangatlah penting sebagai alat untuk
memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian
daerah dalam proses pembangunan di daerah. APBD juga merupakan alat/wadah
untuk menampung berbagai kepentingan publik (public accountability) yang
diwujudkan melalui program dan kegiatan. APBD merupakan instrumen kebijakan
yaitu sebagai alat untuk meningkatkan pelayanan umum dan kesejahteraan
masyarakat di daerah yang harus mencerminkan kebutuhan riil masyarakat
sesuai dengan potensi dan karakteristik daerah serta dapat memenuhi tuntutan
terciptanya anggaran daerah yang berorientasi pada kepentingan dan
akuntabilitas publik. Proses penganggaran yang telah direncanakan dengan baik
dan dilaksanakan dengan tertib serta disiplin akan mencapai sasaran yang lebih
optimal. APBD juga menduduki posisi sentral dan vital dalam upaya
pengembangan kapabilitas dan efektivitas pemerintah daerah. Proses
pembangunan di era otonomi daerah memberikan celah dan peluang yang besar
bagi Pemerintah Daerah dalam menentukan kebijakan dan arah pembangunan
yang mengutamakan potensi serta keunggulan daerah sesuai dengan
karakteristik daerah sehingga esensi dari dokumen APBD yang dihasilkan dapat
memenuhi keinginan dari semangat otonomi daerah itu sendiri. Pemerintah
Daerah juga dituntut melakukan pengelolaan keuangan daerah yang tertib,
transparan dan akuntabel agar tujuan utama dapat tercapai yaitu mewujudkan
good governance dan clean goverment.

1. JENIS FUNGSI DAN ANGGARAN

Pengertian, Tujuan, dan Fungsi APBD| APBD atau Anggaran pendapatan dan
belanja daerah dalam pengertian, tujuan dan fungsi APBD perlunya kita
mengetahui, mengapa ?.. karna selain tugas dari sekolah, ktia perlu mengetahui
tentang APBD ini karna anggaran yang ada di daerah kita atau tempat kita
berasal ini dirancang di APBD sehingga perlunya kita mengetahui tentang
pendapatan wilayah kita dan anggaran belanja yang dikeluarkan di tempat kita
bernaung. APBD sangat bermanfaat karna dampak-dampak dari APBD. Manfaat
APBD dapat dilihat dari tujuan dan fungsi APBD itu sendiri. Pengertian APBD :
Menurut UUD No.32 Tahun 2003 tentang pengertian APBD adalah sebagai
rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui
bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD serta ditetapkan dalam peraturan
Daerah (perda).
1. Landasan Hukum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Landasan hukum penyusunan APBD antara lain sebagai berikut..

Undang-undang No.32 Tahun 2003 tentang Pemerintah daerah

Undang-undang No.33 Tahun 2003 tentang Perimbangan keuangan


pemerintah pusat dan pemerintah daerah

Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 29 Tahun 2002 tentang Pedoman


pengurusan, dan pertanggung jawaban keuangan daerah serta tata
cara pengawasan, penyusunan dan penghitungan APBD.

PP No. 105 Tahun 2000 tentang pengelolaan dan pertanggung jawaban


keuangan daerah

2. Tujuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Tujuan APBD disusun dengan tujuan untuk dijadikan pedoman oleh pemerintah
daerah dalam mengatur penerimaan dan belanja untuk pelaksanaan
pembangunan daerah sehingga kesalahan, pemborosan dan penyelewengan
yang merugikan dapat dihindari. Adapun tujuan APBD yang lain antara lain..

Membantu pemerintah dalam hal ini pemerintah daerah mencapai


tujuan fiskal

Meningkatkan pengaturan atau kordinasi setiap bagian-bagian yang


berada pada lingkungan pemerintah daerah.

Membantu menghadirkan dan menciptakan efisensi dan keadilan


terhadap penyediaan barang dan jasa publik dan umum.

Menciptakan perioritas belanja atau keutaman belanja pemerintahan


daerah.

Menghadirkan dan Meningkatkan transparansi pemerintah daerah


terhadap masyarakat luas dan pemerintah daerah dapat
mempertanggungjawabkan kepada Dewan Perwakila Rakyat (DPRD)

3. Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Fungsi APBD terbagi atas 5 fungsi yakni fungsi otoritasi, fungsi perencanaan,
fungsi pengawasan, fungsi alokasi, fungsi distribusi. lihat pembahasannya
seperti dibawah ini..

a. Fungsi Otoritasi

Fungsi otoritasi adalah sebagai pedomen untuk melaksanakan pendapatan dan


belanja daerah pada tahun yang bersangkutan.
b. Fungsi Perencanaan

Fungsi perencanaan, berfungsi sebagai pedoman untuk merencanakan kegiatan


pada tahun yang bersangkutan.

c. Fungsi Pengawasan

Fungsi pengawasan, berfungsi sebagai pedoman untuk menilai kinerja


pemerintah daerah

d. Fungsi Alokasi

Fungsi alokasi, berfungsi sebagai dalam pembagiannya harus diarahkan sesuai


dengan tujuan untuk mengurangi pengangguran, pemborosan sumber daya dan
meningkatkan efisiensi/efektivitas ekonomi .

e. Fungsi Distribusi

Fungsi distribusi, berfungsi dalam pendistribusiannya harus memperhatikan rasa


keadilan dan kepatutan.

BAB III 3.KEBIJAKAN PENGELLOLAAN KEUANGAN DAERAH

PENDAHULUAN

Angaran pendapatn dan belanja daerah (APBD) merup akan rencana keuangan
tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetu jui bersama oleh
pemerintah daerah dan DPRD, dan diteapkan dengan peraturan daerah. P
enyelngarn urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dianai dari
dan ats beban APBD. Seluruh peneriman dan pengeluarn pemerintahan dae rah
baik dalm bentuk uang, barng dan/atu jasa pada tahun angarn yang berke nan
harus diangarkan dalm APBD. Setiap pengangarn peneriman dan pengeluar n
dalm APBD harus memilk dasar hukum pengangarn. Angarn belanja daerah d
iprioritaskan untuk melaksanakan kewajiban pemerintahan daerah sebagaimana
ditetapka n dalm peraturan perundang-undangan. APBD sebagai rencana
keuangan tahunan, mengambarka n semua hak dan kewajiban daerah dalm
rangka penyelngarn pemer intahan daerah yang dapat dinlai dengan uang,
termasuk dialmnya segal bentuk keka yan yang berhubungan dengan hak dan
kewajiban daerah dalm kurun waktu satu tah un. Selain sebagai rencana
keuangan tahunan, APBD berfungsi sebagai nstrumen dalm ran gka mewujdkan
pelayanan dan penigkatn kesejahteran masyarkat untuk tercapai nya tujan
bernegar. Sehubungan dengan hal tersebut, agar APBD dapat berfungsi seba gai
nstrumen untuk menciptakan lapangan kerja, mengurangi penganguran dan
pemboro san sumberdaya, maka seluruh unsur penyelngar pemerintahan daerah
supaya meng ambil langkah-langkah untuk memenuhi prinsip dan kebijakan
penyusunan APBD. Pada bab in akan dibahas secar rinci mengenai pen gertian
angarn, prinsip-prinsip dan kebijakan penyusunan APBD, konsep pende katn
dalm penyusunan APBD, konsep analis standar belanja (ASB), proses danj adwal
penyusunan APBD, serta struktur APBD dan kode rekenig.

PRINSIP PENYUSUNAN APBD

Dalm penyusunan APBD, pemerintah daerah bersama DP RD harus


memperhatikan beberapa prinsip penyusunan APBD, yaitu:

A. Partispasi Masyarkat Hal in mengandung makna bahwa pengambilan


keputusa n dalm proses penyusunan dan penetapan APBD sedapat mungkin
melibatkan part sipasi masyarkat, sehinga masyarkat mengetahui akan hak dan
kewajibanya dl am pelaksanan APBD.

B.Transparnsi dan Akuntabltas Angarn APBD yang disusun harus dapat


menyajikan informasi secar terbuka dan mudah diakses oleh masyarkat meliputi
tujan, sasarn,s umber pendanan pada setiap jenis

belanja serta korelasi antar besarn angarn deng an manfat dan hasil yang ingin
dicapai dari suatu kegiatn yang diangarkan. Oleh karena itu, setiap penguna
angarn harus bertangung jawab terhadap penguna n sumber daya yang dikeloa
untuk mencapai hasil yang diteapkan.

C. Displin Angarn Beberapa prinsip dalm displin angarn yang perlu


diperhatikan antar lain:

1. Pendapatn yang direncanakan merupakan perkiran ya ng terukur secar


rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatn, sedangkan belanja
yang diangarkan merupakan bats tertingi pengeluarn b elanja;

2. Pengangarn pengeluarn harus diukung dengan adan ya kepastian tersedianya


peneriman dalm jumlah yang cukup dan tidak dibena rkan melaksanakan kegiatn
yang belum tersedia atu tidak mencukupi kredit an garnya dalm
APBD/Perubahan APBD;
3. Semua peneriman dan pengeluarn daerah dalm tahun angarn yang
bersangkutan harus diangarkan dalm APBD dan dilak ukan melaui rekenig kas
umum daerah.

D.Keadilan Angarn Pajk daerah, retribusi daerah, dan pungutan daerah


lainya yang dibebankan kepada masyarkat harus mempertimbangkan
kemampuan masyar kat untuk membayar. Masyarkat yang memilk kemampuan
pendapatn renda h secar proporsional diberi beban yang sama, sedangkan
masyarkat yang mempunyai kemampuan untuk membayar tingi diberikan beban
yang tingi pula. U ntuk menyeimbangkan kedua kebijakan tersebut pemerintah
daerah dapat melakuka n perbedan tarif secar rasional guna menghilangkan rasa
ketidakadilan. Selain darip ada itu dalm mengalokasikan belanja daerah, harus
mempertimbangkan keadilan dan pemeratn agar dapat dinkmati oleh seluruh
lapisan masyarkat anpa dis kriminasi pemberian pelayanan.

E. Efisensi dan Efektivtas Angarn Dana yang tersedia harus dimanfatkan


seoptimal mun gkin untuk menigkatkan pelayanan dan kesejahteran masyarkat.
Oleh karena itu, untuk menigkatkan efisensi dan efktivtas angarn, dalm
perncanan angar n perlu memperhatikan:

1. Tujan, sasarn, hasil dan manfat, serta indikator kinerja yang ingin dicapai; dan

Penetapan prioritas kegiatn dan penghitungan beban kerja, serta penetapan


harga satuan yang rasional.

F. Tat Azas APBD sebagai rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah


diteapkan dengan peraturan daerah, memperhatikan:

1.APBD tidak bertentangan dengan peraturan perundang- undangan yang


lebih tingi, mengandung arti bahwa apabila pendapatn, belanja d an pembiayan
yang dicantumkan dalm rancangan peraturan daerah terseb ut telah sesuai
dengan ketntuan undang-undang, peraturan pemerintah, pera turan presiden,
keputusan presiden, atu peraturan/keputusan/surat edarn men teri yang diakui
keberadanya dan mempunyai kekuatn hukum yang men gikat sepanjang
diperintahkan oleh peraturan perundang-undangan yan g lebih tingi. Peraturan
perundang-undangan yang lebih tingi dimaksud menca kup kebijakan yang
berkaitan dengan keuangan daerah.

2. APBD tidak bertentangan dengan kepentingan umum, me ngandung arti


bahwa rancangan peraturan daerah tentang APBD lebih diar hkan agar
mencerminkan keberpihakan kepada kebutuhan dan kepentingan masya rakat
(publik) dan bukan membebani masyarkat. Peraturan daerah tidak boleh
menimbulkan diskriminasi yang dapat mengakibatkan ketidakadilan,
menghambat kelancarn arus barng dan pertumbuhan ekonomi masyarkat,
pemborosan keuangan negar/daerah, memicu ketidakpercayan masyarkat
kepada pemerintah, dan mengangu stabiltas keamanan serta ketrtiban
masyarkat yang secar ke seluruhan mengangu jalnya penyelngarn pemerintahan
di daerah.

3. APBD tidak bertentangan dengan peraturan daerah lai nya,


mengandung arti bahwa apabila kebijakan yang dituangkan dalm perat uran
daerah tentang APBD tersebut elah sesuai dengan ketntuan peraturan da erah
sebagai penjabarn lebih lanjut dari peraturan perundang-undangan yang lebih
tingi dengan memperhatikan cir khas masing-masing daerah. Sebag ai
konsekuensinya bahwa rancangan peraturan daerah tersebut harus ejaln d
engan pengaturanya tentang pokok-pokok pengeloan keuangan daerah dan
menghin dari adanya tumpang tindih dengan peraturan daerah lainya, seperti
per aturan daerah mengenai pajk daerah, retribusi daerah dan sebagainya.

KEBIJAKAN PENYUSUNAN APBD

Kebijakan Pengangaran Pendapatan Dalm kebijakan pengangarn


pendapatn, pemerinta h daerah harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1.Pendapatn daerah meliputi semua peneriman uang me laui rekenig kas


umum daerah, yang menambah ekuitas dana lancar sebagai h ak pemerintah
daerah dalm 1 (satu) tahun angarn yang tidak perlu dibayar kemb ali oleh
daerah.

2.Seluruh pendapatn daerah diangarkan dalm APBD se cara bruto,


mempunyai makna bahwa jumlah pendapatn yang diangarkan tidak bole h
dikurangi dengan belanja yang digunakan dalm rangka menghasilkan
pendapatn tersebut dan/atu dikurangi dengan bagian pemerintah
pusat/daerah lain dalm ra ngka bagi hasil.

2. Pendapatn daerah merupakan perkiran yang terukur secar rasional yang


dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatn.

Kebijakan Pengangaran Belanja Belanja daerah yang diangarkan dalm APBD,


supaya mempedomani hal-hal sebagai berikut :

1. Belanja daerah diprioritaskan dalm rangka pelaksan an urusan pemerintahan


yang menjadi kewenangan provinsi atu kabupaten/kota yan g terdir dari urusan
wajib dan urusan pilhan yang diteapkan berdasarkan ketntua n perundang-
undangan.

2. Belanja dalm rangka penyelngarn urusan wajib d igunakan untuk melindungi


dan menigkatkan kualitas kehidupan masyarkat dalm up aya memenuhi
kewajiban daerah yang diwujdkan dalm bentuk penigkatn pelayanan dasar,
pendikan, kesehatn, fasiltas sosial dan fasiltas umum yang layak serta
mengembangkan sitem jaminan sosial.

3. Belanja daerah disusun berdasarkan pendekatn prest asi kerja yang


berorientasi pada pencapain output dan outcome dar input yang direncanakan.
Hal tersebut bertujan untuk menigkatkan akuntabiltas perencanan angar an
serta memperjelas efktivtas dan efisensi pengunan angarn.

4. Penyusunan belanja daerah diprioritaskan untuk menu njang efktivtas


pelaksanan tugas dan fungsi SKPD dalm rangka melaksanakan uru san
pemerintahan daerah yang menjadi tangung jawabnya. Penigkatn alokasi ang
arn belanja yang direncanakan oleh setiap SKPD harus terukur yang dikuti
dengan penigkatn kinerja pelayanan dan penigkatn kesejahteran masyarkat.

5. Penyedian dana untuk penangulangan bencana alm/b encana sosial dan/atu


memberikan bantuan kepada daerah lain dalm rangka penangulangan bencana
alm/bencana sosial dapat memanfatkan saldo angar an yang tersedia dalm Sisa
Lebih Perhitungan APBD Tahun Angarn sebelumnya da n/atu dengan melakukan
pengeseran Belanja Tidak Terduga atu dengan melak ukan penjadwaln ulang ats
program dan kegiatn yang kurang mendesak.

Kebijakan Pengangaran Pembiayan

PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN DAERAH

Perencanaan dan Penganggaran Daerah

Pembiayan disediakan untuk mengangarkan setiap pe neriman yang perlu


dibayar kembali dan/atu pengeluarn yang akan dite rima kembali, baik pada
tahun angarn yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun angarn berikutnya.
FUNGSI APBD Penyusunan APBD harus disesuaikan dengan kebutuha n
penyelngarn pemerintahan dan kemampuan pembiayan daerah. Penyu sunan
APBD dalm rangka mewujdkan pelayanan kepada masyarkat untuk tercap ainya
tujan bernegar. Sejaln dengan hal tersebut,

APBD berfungsi sebagai instrumen otorisasi, perncanan, pengawasan, alokasi,


distribusi, dan stabilsasi.

1. Fungsi OtorisasiFungsi otorisasi mengandung arti bahwa angarn dae rah


menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatn dan belanja pada tahun yang
bersangkutan.

2. Fungsi PerncananFungsi perncanan mengandung arti bahwa angarn d aerah


menjadi pedoman bagi manajemen dalm merncanakan kegiatn pada tahun ya ng
bersangkutan.

3. Fungsi Pengawasan Fungsi pengawasan mengandung arti bahwa angarn da


erah menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatn penyelngarn pemerintaha
n daerah sesuai dengan ketntuan yang telah diteapkan.

4. Fungsi Alokasi Fungsi alokasi mengandung arti bahwa angarn daera h harus
diarhkan untuk menciptakan lapangan kerja/mengurangi penganguran dan
pemborosan sumber daya, serta menigkatkan efisensi dan efktivtas perko
nomian.

5. Fungsi Distribusi Fungsi distribusi mengandung arti bahwa kebijakan a ngarn


daerah harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGIS DAN


ARAH KEBIJAKAN
4.1. Visi dan Misi SKPD

Visi BAPPEDA dirumuskan untuk mendukung Visi dan Misi Provinsi


Gorontalo. Secara dimensional pernyataan visi berfokus kemasa depan
berdasarkan pemikiran masa kini dan pengalaman masa lalu.

Visi BAPPEDA :

Perencanaan Berkualitas, Yang Inovatif dan Fokus

Maksud Visi Bappeda Provinsi Gorontalo Perencanaan


berkualitas, yang Inovatif dan Fokus, mempunyai bukti yang lebih
luas, yaitu :

1. Data dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan;

2. RPJMD, Renstra SKPD, RKPD, Renja SKPD yang berkualitas dan tepat
syarat;

3. Terkendalianya pelaksanaan program dan kegiatan;

4. Sinergitas Program dan Kegiatan antar SKPD Provinsi Gorontalo;

5. Sinergitas Program dan Kegiatan antar Tingkat Pemerintahan (K/L


Provinsi Kabupaten/Kota);

6. Meningkatnya ketepatan pencapaian 10 Arah Pembangunan Provinsi


Gorontalo 2012-2017;

7. Koordinasi/sinkronisasi pembangunan yang tepat syarat;

8. Terlembaganya sisdur perencanaan di tiap SKPD;

9. Optimalnya pemanfaatan ruang dan pengendalian ruang;

10.Mekanisme perencanaan yang semakin berkualitas;

11.Bappeda Provinsi Gorontalo sebagai pusat Studi Banding Bidang


Perencanaan.

Misi BAPPEDA :
1. Melembagakan Sistem Perencanaan pembangunan yang menghasilkan
perencanaan yang berkualitas dan inovatif untuk percepatan
pembangunan di Provinsi Gorontalo;

2. Meningkatkan kualitas pelayanan pengkajian dan pelayanan


perencanaan untuk percepatan pembangunan di Provinsi Gorontalo
yang inovatif dan fokus;

3. Meningkatkan kualitas tata kerja yang akuntabel dan transparansi serta


peningkatan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan untuk pelayanan
perencanaan yang berkualitas.

4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD

Dengan memperhatikan Visi dan Misi SKPD BAPPEDA dengan tetap


mengacu pada Visi dan Misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Dearah dalam
peride 2012-2017, tujuan yang ingin di capai BAPPEDA Provinsi Gorontalo
adalah :

1. Melembagakan sistem dan prosedur perencanaan di tiap SKPD lingkup


Provinsi Gorontalo;

2. Mewujudkan sinkronisasi, koordinasi dan sinergitas perencanaan


pembangunan antar SKPD Provinsi dan Kabupaten/Kota;

3. Penyusunan Data Dasar Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi


Gorontalo;

4. Mewujudkan perencanaan pembangunan daerah berbasis keruangan;

5. Terwujudnya pengendalian dan evaluasi perencanaan pembangunan


daerah yang optimal dan terpadu;

6. Mewujudkan Aparatur BAPPEDA yang Profesional dalam Perencanaan


pembangunan Daerah.

7. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana serta pelayanan


administrasi bagi aparatur perencana.

Berdasarkan pada tujuan diatas, maka sasaran yang diambil adalah


sebagai berikut :

1. Terimplementasinya dokumen Sisdur Perencanaan untuk lingkup


SKPD.

2. Terwujudnya sinkronisasi, koordinasi dan sinergitas perencanaan


pembangunan antara Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota.

3. Tersedianya Data / Informasi Perencanaan yang dapat diakses oleh


Instansi Pemerintah, Pelaku usaha, Masyarakat & Stakeholder lain.
4. Terimplementasinya arahan dalam RTRWP ke dalam perencanaan,
pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang daerah.

5. Tercapainya efektivitas biaya,hasil dan dampak dari pelaksanaan


program dan kegiatan pembangunan.

6. Tersedianya aparatur perencana yang berkualitas dan handal.

7. Tersedianya sarana prasarana penunjang kerja yang memadai.

8. Tercapainya tertib administrasi perencanaan.

Secara Rinci tujuan dan sasaran jangka Menengah Pelayanan SKPD


tergambar dalam 4.1. (terlampir).

4.3. Strategi dan Kebijakan

Untuk mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran sebagaimana telah


diuraikan diatas, ditetapkan Strategi dan kebijakan BAPPEDA Provinsi
Gorontalo yang mengacu pada RPJMD 2012-2017.

4.3.1. Strategi dan Arah Kebijakan Provinsi Gorontalo

Sebagaimana telah dijelaskan dalam Bab II, banyak pengaruh yang


besar terhadap kebijakan pembangunan diantaranya arus globalisasi yang
mengalirkan keterbukaan informasi, fleksibilitas barang dan jasa, otonomi
daerah, MP3EI, percepatan pencapaian MDGs, percepatan
penanggulangan kemiskinan, peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah,
peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia dan penyediaan infrastruktur
untuk percepatan pembangunan daerah serta penyelenggaraan
pendidikan dan kesehatan gratis.

Untuk mengatasi kondisi dan permasalahan tersebut, Pemerintah


Provinsi Gorontalo telah menetapkan Strategi dan Arah Kebijakan yang
terjabar dari masing-maisng Misi yang terdiri dari 5 (lima misi) seperti
tersaji dalam tabel 4.2.

Tabel 4.2.

Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Provinsi Gorontalo

VISI : Terwujudnya Percepatan Pembangunan Berbagai Bidang Serta Peningkatan Ekonomi Masyarakat

Provinsi Gorontalo
Misi I : Memfokuskan Peningkatan Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi Potensi Kewilayahan, Mendorong La
Pembangunan Infrastruktur Pedesaan Sekaligus Mengembangkan Potensi Unggulan Dengan M
Terhadap Pencapaian Kesejahteraan Rakyat.

Tujuan Sasaran Strategi Ar

1. Meningkatkan 1. Meningkatkan pertumbuhan 1. Meningkatkan investasi


pertumbuhan ekonomi daerah;
ekonomi daerah 2. Menurunkan angka
2. Meningkatnya lapangan pengangguran terbuka
kerja
3. Perdagangan Antar Pulau

4. Menekan Laju Inflasi

5. Meningkatkan pembiayaan
pembangunan daerah

6. Mengembangkan Pariwisata
Daerah

7. Mengembangkan IKM, UMKM


dan Koperasi

8. Peningkatan investasi baik


PMDN, PMA dan Swasta murni

9. Peningkatan Keterampilan dan

Produktivitas Tenaga kerja


Misi I : Memfokuskan Peningkatan Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi Potensi Kewilayahan, Mendorong La
Pembangunan Infrastruktur Pedesaan Sekaligus Mengembangkan Potensi Unggulan Dengan M
Terhadap Pencapaian Kesejahteraan Rakyat.

Tujuan Sasaran Strategi Ar

2. Menyediakan Meningkatkan pertumbuhan 1. Meningkatkan kualitas dan 1.


infrastruktur untuk ekonomi daerah kuantitas infrastruktur darat, laut dan Irig
percepatan udara Te
pembangunan
daerah 2. Mengingkatkan Pengembangan 2.
wi
Kawasan Strategis tum

3.
Int

4.
pe

Misi II : Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui pendekatan kesesuaian keahlian serta peme
pendidikan dan kesehatan
Tujuan Sasaran Strategi Ar

1. Meningkatkan Meningkatnya kualitas pendidikan Peningkatan kualitas pendidikan 1.


kualitas Pendidikan
daerah 2.

3.
Pe

4.
pe
inf

5.
be

2. Meningkatkan Meningkatnya kualitas kesehatan Peningkatan kualitas layanan kesehatan 1.


derajat Kesehatan masyarakat masyarakat ke
masyarakat gra
(S

2.
ke

3.
ka

4.
sis

5.
Be
Misi III : Mengembangkan manajemen pengelolaan potensi sumberdaya kelautan,
pertanian, peternakan, kehutanan, danau limboto dan potensi lingkungan
lainnya yang lebih baik, saling terintegrasi serta lestari demi kepentingan
kemakmuran rakyat.

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

1. Mengelola 1. Meningkatnya Peningkatan 1. Mendorong peningkatan


sumber pengelolaan pengelolaan produksi dan produktifitas
daya alam sumber daya sumberdaya perikanan dan kelautan,
dan alam alam Pertanian, Peternakan &
lingkungan Perkebunan dan Kehutanan
hidup untuk
kemakmura 2. Mendorong Peningkatan
n Pengelolaan Energi
masyarakat
3. Mengupayakan
terinformasinya varitas benih
unggulan sekaligus melakukan
diseminasi inovasi teknologi.

4. Meningkatkan kapasitas
SDM pada sektor pertanian,
perikanan dan Kehutanan.

2. Meningkatnya 1. Peningkatan Melakukan upaya untuk


pengelolaan pengelolaan mengurangi pengrusakan
lingkungan lingkungan kawasan hutan.
hidup hidup

2. Peningkatan 1. Mengupayakan
penyediaan Air penyelamatan danau limboto.
Bersih dan
Sanitasi 2. Menyediakan manajemen
pengelolaan LH

3. Mendorong partisipasi
lembaga dan masyarakat dalam
pengelolaan dan pengendalian
dampak LH.

4. Melakukan pemantauan
dan pengawasan kegiatan
Pengelolaan dan Pengendalian
Dampak Lingkungan Hidup

5. Mendesain regulasi yang


ditujukan untuk mengurangi
dampak lingkungan.

6. Melakukan kajian terhadap


kualitas air, udara dan tanah serta
rawan bencana.

7. Mendorong Ketersediaan
Air Bersih dan Sanitasi

Misi IV : Mengembangkan nilai-nilai religi, dalam kehidupan beragama yang rukun penuh kesejukan sekal
Serta memperkuat peran pemberdayaan perempuan, perlindungan terhadap anak, termasuk issu
pembangunan

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

1. Meningkatkan kesejahteraan Meningkatnya Peningkatan Kesejahteraan 1. Mendoron


sosial masyarakat. Sosial Masyarakat Terpendicl (KAT)
Kesejahteraan Sosial
2. Memperh
Masyarakat
3. Memperh
anak-anak terlan
2. Memelihara keragaman 1. Meningkatnya Kualitas Meningkatkan kerukunan 1. Mendoron
Agama dan Budaya antar umat beragama. etnik, maupun go
Kehidupan Umat saling percaya da
kelompok-kelomp
Beragama
2. Mengemb
kelembagaan ag
pengembangan i
beragama.

2. Meningkatnya Meningkatkan pelestarian 1. Meningka


pelestarian budaya nilainilai budaya daerah daerah, mengem
daerah komunitas adat u

2. Mengemb
dan budaya relig

3. Meningkatkan kualitas Meningkatnya kualitas Peningkatan kualitas hidup 1. Mengupa


hidup perempuan dan hidup perempuan dan perempuan dan anak pemberdayaan e
anak
anak 2. Memperk
perempuan dan

3. Mengupa
gender.

4. Mendoron
pembangunan da

Misi V : Menciptakan sinergitas diantara pemerintah provinsi dengan pemerintah


kabupaten/kota di gorontalo dalam kaidah otonomi daerah sekaligus untuk
meningkatkan kinerja pelayanan publik, menurunkan angka kemiskinan serta
menjalankan sistem tata pemerintahan yang baik dalam rangka reformasi
birokrasi.

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan


1. Meningkatnya Peningkatan 1. Mendorong peningkatan
Mengembangk tata kelola kualitas perencanaan
an Good Penyelenggaraan pemerintahan pembangunan daerah.
Governance Pemerintahan yang baik
dalam yang baik dalam (Good 2. Mendorong peningkatan
penyelenggara pelayanan pada Governance) pengelolaan keuangan daerah.
an masyarakat
pemerintahan 3. Melakukan pembinaan
daerah kesadaran berbangsa dan
bernegara termasuk perlindungan
masyarakat.

4. Mengefektifkan
pengawasan terhadap
pelaksanaan kegiatan
pembangunan.

5. Mengefektif koordinasi
penyelenggaraan pemerintahan
dan pembangunan daerah.

6. Mengupayakan
peningkatan kualitas aparatur
daerah.

7. Mendorong
dilaksanakannya reformasi
birokrasi.

8. Mengupayakan efektivitas
pengelolaan asset daerah.

9. Mendorong efektivitas
pengendalian dan evaluasi
pembangunan daerah.

10. Memperkuat tugas-tugas


pemerintahan umum dalam
konteks penyelenggaraan
pemerintahan daerah.

11. Melakukan penataan


organisasi perangkat daerah.

12. Mendorong peningkatan


penerapan Produk hukum dan
perundang-undangan daerah.

13. Mengembangkan Sistem


Komunikasi dan Informasi dalam
penyelenggaraan pemerintahan
daerah

14. Mengupayakan tersedianya


bahan bacaan yang berkualitas
bagi masyarakat

15. Mendorong dilakukannya


riset dan kajian yang berguna bagi
penyelenggaraan pemerintahan
dan pembangunan daerah

2. Pengentasan Berkurangnya Meningkatkan 1. Mengupayakan pemenuhan


Kemiskinan. persentase kesejahteraan kebutuhan pokok masyarakat
masyarakat miskin. masyarakat miskin;
miskin.
2. Mendorong peningkatan
ekonomi masyarakat miskin;

3. Membuka akses produksi


bagi masyarakat miskin.

4.3.2. Strategi dan Arah Kebijakan BAPPEDA Provinsi Gorontalo


Bertolak dari visi, misi dan tujuan BAPPEDA Provinsi Gorontalo dalam
rangka mewujudkan keberhasilan pembangunan daerah diperlukan suatu
rencana pembangunan yang handal, berkualitas dan kebijakan
pembangunan lainnya yang akan mendukung pencapaian tujuan
pembangunan daerah bahkan pembangunan Nasional, maka strategi dan
kebijakan yang akan dilakukan dalam periode 2012-2017 dapat dilihat
dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.3.

Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAPPEDA


Provinsi Gorontalo

Visi : Perencanaan Berkualitas yang Inovatif dan Fokus

Misi 1 : Melembagakan Sistem Perencanaan pembangunan yang menghasilkan


perencanaan yang berkualitas dan inovatif untuk percepatan pembangunan di
Provinsi Gorontalo.

Tujuan Sasaran Strategi

1. Melembagakan 1. Terimplementasinya 1. Penyempurnaan penyusunan 1


sisdur dokumen Sisdur dokumen sisdur perencanaan untuk lingkup p
perencanaan di Perencanaan untuk SKPD yang didukung dengan kualitas dan
tiap SKPD lingkup lingkup kuantitas data dan informasi; 2
Provinsi m
Gorontalo. SKPD 2. Meningkatkan kompentensi tenaga h
perencana yang berkualitas dan handal di
tiap SKPD yang profesional; 3
B
3. Dukungan kerjasama dengan BPKP p
untuk penilaian penyelenggaraan sisdur p
perencanaan sebagai bagian dari SPIP di P
lingkup Pemerintahan Provinsi Gorontalo;
4
4. Penyempurnaan ranwal RPJMD dan k
ranwal Renstra SKPD sesuai data dan R
informasi yang akurat i
d
5. Meningkatkan kualitas dan kuantitas R
MUSRENBANG RPJMD dan RENSTRA SKPD
5
6. Penyempurnaan RPJMD Provinsi s
Gorontalo dan RENSTRA SKPD sesuai data p
dan informasi yang berkualitas d

7. Terselenggaranya Sosialisasi dan 6


Diseminasi RPJMD Provinsi Gorontalo k
G
8. Meningkatkan kualitas kajian dalam d
rangka proses perencanaan pembangunan, d
penyusunan kebijakan pembangunan
diberbagai bidang untuk mendukung tujuan 7
dan sasaran RPJMD 20122017 a
s
P

8
p
r
p
k
b
s

Misi 1 : Melembagakan Sistem Perencanaan pembangunan yang menghasilkan


perencanaan yang berkualitas dan inovatif untuk percepatan
pembangunan di Provinsi Gorontalo.

Tujuan Sasaran Strategi

2. Mewujudkan Sinkronisasi, Terwujudnya sinkronisasi, Membangun sistem


Koordinasi dan Sinergitas koordinasi dan sinergitas perencanaan yang sinergis
perencanaan pembangunan antara SKPD Provinsi dan
perencanaan pembangunan antara Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota.
antar SKPD Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Kabupaten/Kota.
Misi 2 : Meningkatkan kualitas pelayanan pengkajian dan pelayanan
perencanaan untuk percepatan pembangunan di Provinsi Gorontalo
yang inovatif dan fokus.

Tujuan Sasaran Strategi

1. Penyusunan Data 1. Tersedianya Data / 1. Penyempurnaan penyusunan


Dasar Perencanaan Informasi Perencanaan Provinsi Gorontalo Dalam Angka sesuai
yang dapat diakses oleh data dan informasi yang akurat;
Pembangunan Daerah Instansi Pemerintah,
Provinsi Gorontalo. Pelaku 2. Membangun rekonsiliasi dan
sinkronisasi data dan informasi
usaha, Masyarakat & renbangda tematik yang didukung
Stakeholder lain dengan kualitas data dan informasi;

3. Meningkatkan kualitas data dan


informasi renbangda yang valid
didukung dengan kualitas dan kuantitas
data dan informasi yang akurat;

4. Meningkatkan Sumber Daya


Manusia, sarana dan prasarana serta
pedoman penyediaan dan pengelolaan
Data Base Perencanaan.

2. Mewujudkan Terimplementasinya Pelaksanaan proses penyusunan kajian


perencanaan arahan dalam RTRWP ke perencanaan pembangunan daerah
pembangunan dalam perencanaan, berbasis keruangan.
daerah berbasis pemanfaatan dan
keruangan. pengendalian
pemanfaatan ruang
daerah
Misi 3 : Meningkatkan kualitas tata kerja yang akuntabel dan transparansi serta
peningkatan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan untuk pelayanan
perencanaan yang berkualitas.

Sasaran Strategi Arah Kebijakan

1. Terwujudnya Tercapainya Mengupayakan 1. Peningkatan


pengendalian efektivitas biaya, pencapaian target sumber daya
dan evaluasi hasil dan dan kinerja dalam dan sarana
perencanaan dampak dari RPJMD 2012- prasarana
pembanguna pelaksanaan dalam
n daerah program dan 2017 pelaksanaan
yang optimal kegiatan Rakordal.
dan terpadu pembangunan
2. Berperan aktif
dalam
monitoring
pelaksanaan
RKTL hasil
rakordal.

3. Peningkatan
sumberdaya
dan sarana
prasarana
dalam rangka
pelaksanaan
Musrenbang
2. Mewujudkan Tersedianya Meningkatkan Mengupayakan
Aparatur aparatur kompentensi aparatur peningkatan
BAPPEDA perencana yang perencanaan yang kompetensi kualitas
yang berkualitas dan berkualitas dan aparatur perencana
Profesional handal handal. yang handal.
dalam
Perencanaan
pembanguna
n Daerah.

3. Meningkatkan 1. Tersediany 1. Penyediaan Peningkatan kualitas


kualitas a sarana sarana dan prasarana sarana dan prasarana
sarana dan prasarana yang berkualitas dan pelayanan
prasarana penunjang serta pelayanan administrasi bagi
serta kerja yang administrasi bagi aparatur perencana
pelayanan memadai. aparatur perencana
administrasi
bagi aparatur 2. Tercapainy 2. Penyusunan
perencana a tertib SOP administrasi
administra
si

Anda mungkin juga menyukai