Anda di halaman 1dari 7

KD 17.

MENERAPKAN KEBUTUHAN RASA CINTA DAN KASIH SAYANG

Konsep Cinta dan Kasih Sayang

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau rasa

sayang (kepada), ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangan kata kasih, artinya

perasaan saying atau cinta (kepada )atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian, arti cinta dan kasih

itu hamper sama sehingga kata kasih dapat dikatakan lebih memperkuat rasa cinta. Oleh karena itu,

cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepda seseorang yang disertai dengan

menaruh belas kasihan.

Cinta kasih bersumber pada ungkapan perasaan yang didukung oleh unsur karsa, yang dapat

berupa tingkah laku dan pertimbangan dengan akal yang menimbulkan tanggung jawab. Dalam cinta

kasih tersimpul pula rasa kasih sayang dan kemesraan. Belas kasihan dan pengabdian. Cinta kasih yang

disertai dengan tanggung jawab menciptakan keserasian, keseimbangan, dan kedamaian antara sesama

manusia, antara manusia dengan lingkungan, antara manusia dengan Tuhan.

Cinta adalah perasaan jiwa, getaran hati, pancaran naluri. Dan terpautnya hati org yg mencintai

pada pihak yg dicintainya, dg semangat yg menggelora dan wajah yg selalu menampilkan keceriaan.

Cinta dalam pengertian seperti ini merupakan perasaaan mendasar dalam diri manusia, yang

tidak bisa terlepas dan merupakan sesuatu yg essensial. Dlm banyak hal, cinta muncul untuk mengontrol

keinginan ke arah yg lebih baik dan positif. Hal ini dapat terjadi jika orang yang mencintai menjadikan

cintanya sebagai sarana untuk meraih hasil yg baik dan mulia guna meraih kehidupan sbgmn kehidupan

orang-orang pilihan dan suci serta orang-orang yg bertaqwa dan selalu berbuat baik.

Apabila dirumuskan secara sederhana, cinta kasih adalah perasaan kasih sayang, kemesraan,

belas kasihan dan pengabdian yang diungkapkan dengan tingkah laku yang bertanggung jawab.

Tanggung jawab artinya yang baik, positif, berguna, saling menguntungkan, menciptakan keserasian,

keseimbangan, dan kebahagiaan.

Walaupun cinta dan kasih mengandung arti yang sama, antar keduanya terdapat perbedaan,

yaitu cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam, sedangkan kasih merupakan

pengungkapan untuk mengeluarkan tasa, mengarah kepada orang atau yang dicintai. Dengan kata lain,

bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan secara nyata. Apabila akan
dihubungkan dengan kata sayang, kata ini mengandung pengertian lebih nyata dalam mewujudkan cinta

seseorang.

Beberapa makhluk hidup juga mengenal cinta kasih. Tingkah laku tumbuhan memang sudah

lebih tinggi dari pada benda mati, tetapi gejala-gejala cinta kasih belum tampak pada tumbuhan. Tingkah

laku binatang sudah mulai menunjukkan adanya cinta kasih, terutama induk kepada anaknya. Hal itu

dapat dilihat ketika menyusui si anak, si ibu membelainya atau selalu melindunginya dari segala macam

bahaya yang mengancam. Tingkah laku manusia makin jelas menunjukkan adanya rasa cinta kasih yang

bukan hanya diwujudkan dalam menyusui atau pun belaian kasih sayang, tetapi sudah dengan kata-kata

dan mimik. Perwujudan itu makin jelas lagi apabila disingkapkan dalam bentuk tulisan yang merupakan

tingkat pengungkapan yang tertinggi.

Seperti makhluk hidup lainnya, manusia juga mengalami perkembangan. Dalam hal ini,

perkembangan manusia terdiri atas tiga fase besar, yaitu anak-anak, dewasa, dan tua. Dalam setiap fase,

cinta kasih berkembang dalam proses yang berbeda-beda.

Pada fase anak-anak, mereka itu terutama baru dapat menerima cinta kasih dari saudara-

saudaranya dan cinta kasih yang lebih diperoleh dari orang tuanya

Kasih sayang merupakan konsep yang mengandung arti psikologis yang dalam, agak sulit

didefinisikan dengan untaian kata-kata. Mungkin baru dapat dipahami makna yang jelas apabila konsep

tersebut sudah diwujudkan dalam bentuk sikap, tingkah laku dan perbuatan manusia terhadap manusia

yang lainnya, atau terhadap lingkungannya, atau terhadap Tuhan. Sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang

paling sempurna, manusia mempunyai akal, perasaan dan kehendak. Dengan unsur-unsur budaya itu,

manusia menilai, merasakan, dan menghendaki kebutuhan Kasih Sayang dalam hidup ini. Apabila kasih

sayang itu tidak ada atau tidak lagi dibutuhkan, sulit dibayangkan terjadinya perkembangan manusia

penghuni bumi dan sulit adanya kedamaian diantara manusia, kecuali kebencian yang merajalela.

Kasih sayanag bersumber dari “unsur rasa” dalam diri manusia, ungkapan perasaan yang

dibenarkan oleh akal dan direalisasikan oleh karsa dalam bentuk tingkah laku dan perbuatan yang

bertanggung jawab. Kasih sayang yang dilengkapi dengan tanggung jawab menciptakan keserasian,

keseimbangan, dan kedamaian antara sesama manusia, antara manusia dan alam lingkungan, serta

antara manusia dengan Tuhan. Jika demikian halnya, bagaimana rumusan konsep “Kasih sayang” dalam
bentuk untaian kata-kata? Kasih sayang merupakan kata majemuk paduan dari dua istilah, “kasih” dan

“sayang” yang satu sama lain ada kesamaan makna walaupun bentuk katanya berbeda. Apabila kedua

istilah tersebut dipadu menjadi satu dalam bentuk kata majemuk, maknanya menjadi lebih berbobot

dan pas.

Menurut arti kata, “kasih sayang” adalah perasaan sayang kepada sesuatu, yang diungkapkan

secara nyata, dengan penuh tanggung jawab, serta pengabdian dan pengorbanan. Dalam rumusan

tersebut dapat diuraikan lima unsur kasih sayang, yaitu:

a. Perasaan sayang, yang meliputi cinta, senang, suka, dan belas kasihan.

b. Kepada sesuatu, yaitu objek yang disayangi meliputi Tuhan Sang Pencipta, manusia, dan alam

lingkungan.

c. Diungkapkan secara nyata, yaitu dalam bentuk sikap, tingkah laku, dan perbuatan nyata yang dapat

diamati.

d. Penuh tanggung jawab, yaitu segala akibat yang timbul atau terjadi adalah baik, berguna,

menguntungkan, menciptakan keserasian, keseimbangan dan kebahagiaan.

e. Pengabdian dan pengorbanan, yaitu keikhlasan atau kerelaan semata-mata, beban pengeluaran

maupun perbuatan tidak diharapkan memperoleh pengembalian ataupun imbalan.

Kasih sayang, dan cinta merupakan milik semua orang. Manifestasi dari kasih sayang dan cinta dapat

menciptakan lingkungan yang tenteram. Karena setiap individu menyadari makna yang paling hakiki dari

rasa kasih sayang dan cinta. Dengan kasih sayang kita akan selalu menghargai karya orang lain.

Macam-Macam Tingkatan Cinta

Didalam kitab suci Al Quran ditemui adanya fenomena cinta yang bersembunyi dalam jiwa manusia.

Cinta memiliki 3 tingkatan, yaitu :

1. Cinta tingkat tinggi adalah cinta kepada Allah SWT, Rosulullah SAW dan berjihad kepada Allah SWT.

Cinta yang mengharuskan mencintai apa-apa yang dicintai Allah, yang dilakukan berlandaskan cinta

kepada Allah dan RasulNya. Apabila seorang taat beribadah, menurut perintah Tuhan, dan menjauhi

larangan-Nya, maka orang itu mempunyai cinta kasih kepada Tuhan penciptanya.
2. Cinta tingkat menengah adalah cinta kepada orang tua, anak, saudara, suami/istri, kerabat serta

lingkungan karena Allah SWT.

a) Cinta kasih antar orang tua dan anak. Orang tua yang memperhatikan dan memenuhi kebutuhan

anaknya, berarti mempunyai rasa cinta kasih terhadap anak. Mereka selalu mengharapkan agar anaknya

menjadi orang baik dan berguna dikemudian hari.

b) Cinta kasih anatara pria dan wanita. Seseorang pria menaruh perhatian terhadap seorang gadis

dengan perilaku baik, lemah lembut, sopan, apalagi memberikan seuntai mawar merah, berarti ia

menaruh cinta kasih terhadap gadis itu.

c) Cinta kasih antar sesama manusia. Apabila seorang sahabat berkunjung kerumah kawannya yang

sedang sakit dan membawa obat kepadanya, berarti bahwa sahabat itu menaruh cinta kasih terhadap

kawannya yang sedang sakit itu.

d) Cinta kasih manusia terhadap lingkungannya. Apabila seseorang menciptakan taman yang indah,

memelihara taman pekarangan, tidak menebang kayu di hutan seenaknya, menanam tanah gundul

dengan teratur, tidak berburu hewan dengan semena-mena atau dikatakan bahwa orang itu menaruh

cinta kasih atau menyayangi lingkungan hidupnya.

3. Cinta tingkat rendah adalah cinta yang lebih mengutamakan harta dan tempat tinggal. Yaitu, cinta

yang menomorduakan Allah SWT dan Rasul- Nya. Cinta yang motifnya karena ingin mendapatkan

sesuatu dari yang dicintainya, baik dalam bentuk kedudukan, harta, pengajaran dan bimbingan, ataupun

kebutuhan biologis. Cinta yang seperti itu akan hilang bersama hilangnya apa-apa yang ingin didapatnya

dari orang yang dicintai. Yakinlah bahwa orang yang mencintaimu karena sesuatu akan meninggalkanmu

ketika dia telah mendapat apan yang diinginkannya darimu.

Adapun cinta lainnya adalah cinta yang berlandaskan adanya kesamaan dan kesesuaian antara yang

mencintai dan yang dicinta. Cinta jenis ini tidak akan sirna kecuali jika ada sesuatu yang

menghilangkannya. cinta jenis ini, yaitu berpadunya ruh dan jiwa, oleh karena itu tidak terdapat

pengaruh yang begitu besar baik berupa rasa was-was, hati yang gundah gulana maupun kehancuran

kecuali pada cinta jenis ini.

Sedangkan menurut Ulama Ibnu Qayim Al Jauziah macam tingkatan cinta ada tiga, yaitu

1) Cinta Atas Dasar Harapan Mendapat Sesuatu


Yaitu ketika seorang yang mencintai kekasihnya karena menginginkan sesuatu dari kekasihnya itu. Dan

sesuatu yang diinginkannya itu biasanya berujud materi. Seorang wanita biasanya mudah tergoda

dengan materi. Cinta seperti ini adalah tingkatan cinta yang paling rendah. Jika keinginannya tidak

terpenuhi maka kadar cinta pecinta golongan ini sontak turun tajam. Bahkan kemudian hatinya terisi

oleh bibit-bibit kejengkelan, kebencian dan kemarahan. Sehingga bila akumulasi harapan-harapannya

yang tak terpenuhi itu sudah sedemikian besar, seringkali berujung pada perselisihan, bahkan

perpisahan.

2) Cinta Atas Dasar Mengharap Ridho Kekasih

Cinta seperti ini lebih tinggi tingkatannya dari yang pertama. Yaitu mencintai kekasih karena semata

mengharap ridhonya. Orang yang memiliki cinta tingkat kedua ini akan melakukan apapun secara

sukarela dengan tujuan agar kekasih mendapatkan kebahagiaan. Agar kekasih memperoleh kesenangan.

Agar kekasih terhindar dari marabahaya, dll. Terkadang ada dia berani mengambil resiko besar dalam

melakukan hal-hal tersebut. Terkadang dia bersedia melakukan sesuatu yang konyol dan memalukan.

Terkadang dia mau melakukan sesuatu yang tidak masuk akal. Bahkan tak jarang ada yang rela

melakukan sesuatu yang membahayakan nyawanya sendiri. Dalam melakukan semuanya itu, dia tidak

mengharapkan imbalan dari kekasih atas apa yang dilakukannya itu. Yang ada dihatinya hanyalah niat

tulus agar kekasihnya senang dan bahagia, itu saja. Dan inilah yang disebut "Cinta Tulus". Dan ketika

kekasih tersenyum senang, diapun turut merasakan kesenangan itu. Manakala kekasih bahagaia,

hatinyapun turut merasa bahagia.

3) Cinta Atas Dasar Mengharap Ridho Allah Sekaligus Ridho Kekasih

Iniah cinta sejati.

Inilah cinta tertinggi. Pada cinta jenis kedua (mengharap ridho kekasih), adakalanya orang tersebut

melakukan sesuatu dengan tulus namun apa yang dilakukannya itu tidak diridhoi oleh Allah, Sang

Pencipta Cinta. Artinya apa yang dilakukannya itu menyimpang dari aturan-aturan agama. Jika demikian

adanya, maka dia dan kekasihnya tidak akan merasakan kebahagiaan sejati. Yang dirasakannya hanyalah

kesenangan jangka pendek dan bersifat semu. Misalnya saja waktu sholat maghrib hampir habis dan dia

membiarkan kekasihnya asyik menonton TV karena tidak mau mengganggu kesenangannya. Atau dia

terus menerus memanjakannya dengan selalu membelikan barang-barang mewah secara mubazir dan
berfoya-foya menghamburkan uang untuk menyenangkan kekasihnya (yang tidak punya nilai ibadah).

Itu semua bertentangan dengan aturan Allah. Dan orang yang tindakannya bertentangan dengan

aturanNya tidak akan menemukan ketentraman hidup dan kebahagiaan sejati. Sebab, yang meniupkan

kebahagiaan dan ketenangan hidup kedalam hati manusia hanyalah Allah. Dan kebahagiaan sejati di

dunia ini adalah ketika amal perbuatan seseorang itu sejalan dengan PerintahNya (sejalan dengan

nurani). Yaitu ketika amal perbuatannya itu memiliki nilai ibadah.

Itulah kenapa cinta tulus saja tidak menjamin kebahagiaan. Yang menjamin kebahagiaan adalah cinta

jenis ketiga, yakni cinta tulus mengharap Ridho Allah sekaligus kekasih. Jadi apa yang dilakukan haruslah

sesuai dengan jalur pencarian ridhoNya terlebih dulu, baru ridho kekasihnya.

Tanda-tanda cinta menurut ulama Ibnu Qayim Al Jauziah mendefinisikan seseorang dikatakan sedang

dilanda cinta bila telah ada tanda-tanda :

a) Menghujamkan pandangan mata, yaitu orang yang dimabuk cinta akan selalu memandang kepada

yang dicinta.

b) Malu-malu bila yang dicinta memandangnya

Itulah salah satu sebab mengapa Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam melarang shalat dengan

menengadah ke atas , namun haruslah menunduk ke bawah sebagai adab menghadap Yang Maha

Tinggi. Bahkan rajapun akan marah bila pengikutnya berani menatap wajahnya dan tidak menunduk ke

bawah sebagai tanda hormat dan segan.

c) Banyak mengingat dan membicarakan dan menyebut namanya

Dalam surat Al Anfal ayat 45 yang artinya : Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi

pasukan (musuh) maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar

kamu beruntung.

d) Tunduk pada perintah yang dicinta dan mendahulukannya dari pada kepentingan sendiri

Katakanlah : Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku (Muhammad), niscaya Allah

mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun Maha Penyayang.

e) Memperhatikan perkataan yang dicinta dan mendengarkannya

f) Mencintai rumah dan tempat kekasih


g) Mencintai apapun yang dicintai kekasih

Anda mungkin juga menyukai