Anda di halaman 1dari 14

HUBUNGAN ANTARA BODY DISSACTISFACTION

DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU DIET


PADA REMAJA PUTRI

Ellen Prima dan Endah Puspita Sari


Program Studi Psikologi, Universitas Islam Indonesia
endahlintang@gmail.com

ABSTRACT
The aim of this research is to find out the correlation between body dissatisfaction with
dieting behavior of adolescent female. The subjects were 96 adolescent females who were still
studying in Junior High School with age between 12 – 15 years. Scale used in this research was
dieting behavior scale by Polivy, et al (1978) arranged based on three dieting behavior aspects,
which are external aspect, emotional aspect, and restraint aspect and body dissatisfaction scale
arranged based on body dissatisfaction component by Thomson, et al (Odang, 2005), which are
affective component, cognitive and behavior. The result of this research was there was a positive
correlation between body dissatisfaction with dieting behavior of adolescent female, (r = 0.456
and p < 0.01), so that the hypothesis of this research was acceptable.

Keywords: body dissatisfaction, dieting behavior, female adolescence

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara ketidakpuasan terhadap tubuh
(body dissatisfaction) dengan kecenderungan perilaku diet pada remaja putri. Subjek dalam
penelitian ini adalah 96 remaja putri yang masih bersekolah di tingkat sekolah lanjutan pertama
dengan rentang usia antara 12 – 15 tahun. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah
skala perilaku diet yang disusun berdasarkan 3 aspek dari teori perilaku diet yang dikemukakan
oleh Polivy dkk. (1978) yaitu aspek eskternal, aspek emosional, dan aspek pengekangan. Adapun
skala ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh (body dissatisfaction) disusun berdasarkan komponen
ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh dari Thomson dkk. (Odang, 2005) yaitu komponen afektif,
komponen kognitif, dan komponen perilaku. Hasil dari penelitian ini adalah ada hubungan positif
antara ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh dengan kecenderungan perilaku diet pada remaja
putri (r = 0.456 dan p < 0.01), dengan demikian hipotesa dalam penelitian ini diterima.

Kata kunci : ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh, perilaku diet, remaja putri

PENDAHULUAN nampilkan model dengan karakteristik bentuk


Tubuh merupakan bagian dari diri setiap tubuh yang ideal. Menurut Atwater dan Duffy
individu yang memiliki arti beragam. Se- (1999), sampul majalah, iklan-iklan televisi
bagian besar remaja putri mendambakan ben- dan film berperan penting dalam pembentukan
tuk tubuh yang ideal seperti memiliki bentuk standar kecantikan dalam suatu masyarakat.
tubuh yang langsing, pinggul dan pinggang Reaksi sosial terhadap bentuk tubuh me-
yang lebih kecil, lengan dan tungkai kaki yang nyebabkan remaja cemas akan pertumbuhan
lebih ramping, dan payudara yang lebih besar tubuh yang tidak sesuai dengan standar budaya
(Al-Mighwar, 2006). Banyak iklan yang me- yang berlaku. Ketidakpuasan terhadap bentuk

17
Jurnal Psikologi Integratif, Vol. 1, No. 1, Juni 2013, Halaman 17 - 30

tubuh mendorong remaja berusaha untuk terus Menurut Maloney, McGuire, Daniels dan
memperbaiki penampilan fisiknya. Salah satu Specker (Hill dkk., 1992) saat ini perilaku
upaya yang mudah dilakukan untuk mem- diet sudah mulai terlihat pada kelompok usia
buat tubuh menjadi langsing adalah dengan remaja awal. Pada sebuah penelitian yang
melakukan diet. dilakukan terhadap anak-anak usia tujuh
Polivy dan Herman (Hill dkk.,1992) me- sampai 12 tahun (mean 9.7 tahun), 41% anak
ngatakan bahwa diet pada remaja dapat menja- mengaku bahwa mereka pernah mencoba
di sebuah titik awal berkembangnya gangguan untuk menurunkan berat badan. Sebuah studi
pola makan. Selain itu, penelitian yang dilaku- serupa juga dilakukan terhadap remaja putri di
kan Hill, Rogers dan Blundell (Hill dkk.,1992) SMP Negeri 1 Surabaya menunjukkan bahwa
juga menemukan bahwa seorang remaja yang sebesar 45% subjek melakukan diet dengan
berdiet kemudian menghentikan dietnya da- tujuan untuk menurunkan berat badan (Arini,
pat menjadi perilaku makan berlebihan pada 2006).
tahun-tahun berikutnya. Hasil-hasil penelitian Perilaku diet memiliki dua faktor yaitu
di atas menjadi bukti bahwa perilaku diet dapat faktor internal dan eksternal. Faktor internal
membawa dampak yang buruk bagi kesehatan meliputi kemasakan fisik dan usia, berat ba-
remaja yang melakukannya. dan, health belief, dan kepribadian, sedangkan
Secara medis, perilaku diet merupakan faktor eksternal meliputi pengaruh hubungan
perilaku pengaturan asupan (intake) makanan keluarga, nilai sosial masyarakat terhadap
yang masuk ke tubuh dengan tujuan yang daya tarik dan kerampingan tubuh, serta status
beraneka macam, salah satunya untuk menu- sosial ekonomi keluarga (Attie & Brooks-
runkan berat badan (Sutriandewi, 2003). Diet Gunn, 1989). Body dissatisfaction termasuk ke
jarang dilakukan dengan alasan kesehatan, dalam salah satu faktor eksternal dari perilaku
namun diet biasanya dilakukan demi men- diet, yaitu nilai sosial masyarakat terhadap
jaga penampilan (Sutriandewi, 2003). Hal daya tarik dan kerampingan tubuh.
itu merupakan penyebab utama kebanyakan Secara teoretis, wanita yang menginternal-
orang tidak tahan menjalani berbagai metode isasi bentuk tubuh ideal menurut masyarakat
diet karena pada dasarnya diet melakukan ke dalam dirinya akan lebih mudah untuk
pembatasan. Istilah diet pada akhirnya hanya memiliki body dissatisfaction apabila standar
sebatas pada pola makan untuk menurunkan bentuk tubuh yang ideal tidak terpenuhi (Bear-
berat badan. Diet mencakup pola-pola perilaku man, Martinez, & Stice, 2006). Body dissat-
yang bervariasi, dari pemilihan makanan yang isfaction adalah suatu bentuk ketidakpuasan
baik untuk kesehatan sampai pembatasan yang terhadap tubuh yang merupakan hasil dari
sangat ketat akan konsumsi kalori (Kim & pengalaman individu dan juga merupakan ha-
Lennon, 2006). sil dari interaksi dengan lingkungan (Sumali,
Berdasarkan hasil penelitian Vereecken Sukamto, Mulya, 2008). Menurut Rosen dan
dan Maes (Papalia, Old, Feldman, 2008), Reiter (Sumali dkk.,2008), body dissatisfac-
pada usia 15 tahun, lebih dari setengah remaja tion memiliki karakteristik yaitu penilaian
perempuan di 16 negara melakukan diet atau negatif terhadap bentuk tubuh; baik secara
berpikir mereka harus melakukan diet. Pene- keseluruhan ataupun bagian-bagian tertentu
litian lain menyebutkan bahwa dua per tiga dari tubuhnya, perasaan malu terhadap bentuk
dari remaja putri melakukan diet padahal tubuhnya, body checking, kamuflase tubuh
sebagian besar dari mereka memiliki berat dan menghindari aktivitas sosial serta kontak
badan normal (French, Perry, Leon & Fulk- fisik dengan orang lain. Menurut Freedman
erson, 1995). (Sumali dkk., 2008) body dissatisfaction
dapat menyebabkan timbulnya permasalahan

18
Hubungan antara Body Dissactisfaction dengan Kecenderungan Perilaku Diet ... (Ellen Prima dan Endah Puspita Sari)

kesehatan fisik yang serius pada orang yang subjek tetap mengkonsumsi suplemen tersebut
mengalaminya. Permasalahan yang mungkin (Putri, Gadis 10 Mei 2010).
timbul meliputi gangguan makan, diet yang Selain itu, pada 25 September 2010 pene-
ternyata justru menimbulkan kelebihan berat liti melakukan wawancara dengan lima orang
badan dan timbulnya perilaku-perilaku meng- remaja putri untuk mengetahui bagaimana
hukum diri. fenomena diet yang terjadi di kalangan pelajar
Body dissatisfaction seringkali muncul Sekolah Menengah Pertama (SMP). Kelima
pada remaja karena masa remaja merupakan remaja yang diwawancarai mengaku pernah
masa peralihan dan pencarian identitas. Menu- melakukan diet. Diet yang mereka lakukan
rut Thompson dkk (Stice & Whitenton, 2002), bukanlah diet yang berada dalam pengawasan
body dissatisfaction lebih banyak dialami ahli gizi. Mereka mengaku mengetahui cara
oleh remaja putri dari pada remaja laki-laki. diet tersebut dari teman maupun dari tips-tips
Pada umumnya, remaja putri lebih kurang diet yang mereka dapatkan dari media massa.
puas dengan keadaan tubuhnya dibandingkan Tiga dari lima orang remaja putri berusaha
dengan remaja laki-laki selama masa puber- menurunkan berat badan dengan berbagai
tas. Hal tersebut dikarenakan pada saat mulai cara antara lain melewatkan makan malam,
memasuki masa remaja, seorang perempuan hanya mengkonsumsi apel dan sayur dalam
akan mengalami peningkatan lemak tubuh sehari, dan tidak mengkonsumsi karbohidrat.
yang membuat tubuhnya semakin jauh dari Satu orang berusaha menurunkan berat badan
bentuk tubuh yang ideal, sedangkan remaja dengan tidak mengkonsumsi karbohidrat dan
laki-laki menjadi lebih puas karena massa otot melewatkan sahur saat puasa serta hanya ber-
yang meningkat (Santrock, 2003). Pernyataan buka dengan apel. Satu orang lainnya berusaha
di atas sesuai dengan hasil penelitian Win- menurunkan berat badan dengan mengguna-
zeler (2005), bahwa 73% remaja laki-laki kan obat penyerap lemak.
lebih bangga dengan tubuhnya dan lebih puas Pada 16 Oktober 2010, peneliti melaku-
dengan berat badannya daripada remaja pu- kan wawancara lanjutan dengan subjek yang
tri (hanya sebesar 47%). Menurut Davison, sama mengenai body dissatisfaction. Dua
Birch, Schreiber, Vereecken dan Maes (Papalia dari lima orang remaja putri merasa tubuh-
dkk., 2008) bahwa persepsi mengenai tubuh nya masih gemuk sehingga terlihat kurang
yang negatif ini dapat mengakibatkan adanya menarik. Tiga remaja lainnya merasa tidak
usaha-usaha obsesif terhadap kontrol berat percaya diri dan malu apabila berat tubuhnya
badan pada remaja. meningkat. Menurut mereka, tubuh langsing
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan lebih menarik untuk dilihat dan merasa lebih
majalah perempuan Gadis (2010), menun- percaya diri.
jukkan bahwa dari 4000 remaja perempuan, Body dissatisfaction akan menghambat
hanya 19% saja yang merasa puas akan remaja dalam mengkonsumsi makanan atau
tubuhnya dan sisanya (81%) merasa tidak membatasi asupan makanan yang masuk ke
puas dan cenderung melakukan diet. Berikut dalam tubuh. Padahal masa remaja adalah
ini adalah salah satu jawaban responden dari masa yang memiliki peran penting dalam
survei tersebut. Subjek mengaku ingin sekali proses pertumbuhan; terutama dalam hal
memiliki tubuh yang langsing karena teman- mengkonsumsi makanan yang sehat dan
temannya sangat mendukung. Selain itu, bergizi agar membantu proses pertumbuhan
subjek juga mengkonsumsi suplemen untuk menjadi optimal. Proses pertumbuhan menen-
memperlancarnya mendapatkan tubuh yang tukan keberhasilan remaja dalam beradaptasi
indah. Meskipun mengetahui ada efek sam- dan bersosialisasi dengan lingkungan. Bagi
ping dari suplemen yang dikonsumsinya, remaja putri yang merasa tidak puas dengan

19
Jurnal Psikologi Integratif, Vol. 1, No. 1, Juni 2013, Halaman 17 - 30

penampilan fisiknya cenderung akan terus dan emosional daripada individu yang
melakukan perbaikan-perbaikan, baik pada tidak diet, akan mengalami kecemasan,
bagian tubuh tertentu ataupun penampilan kurangnya penyesuaian diri yang baik
seluruhnya. Berdasarkan permasalahan yang dalam bersosialisasi, kematangan, tanggung
dipaparkan, maka pertanyaan penelitian ini jawab, dan struktur nilai intrapersonal.
adalah “apakah ada hubungan antara body dis- c. Dampak Kognitif. Kerusakan dalam work-
satisfaction dengan kecenderungan perilaku ing memory, waktu reaksi, tingkat perhatian
diet pada remaja putri?” dan performansi kognitif dipengaruhi
Diet berasal dari bahasa Yunani yaitu oleh bentuk tubuh, makanan dan diet
diaita, yang berarti cara hidup (Hartanto, yang disebabkan oleh kecemasan yang
2006). Definisi diet menurut Hartanto (2006) dihasilkan oleh efek stres terhadap diet.
adalah kebiasaan yang diperbolehkan dalam Menurut Polivy, Herman dan Warsh (1978),
hal makanan dan minuman yang dimakan aspek-aspek perilaku diet meliputi:
oleh seseorang dari hari ke hari, terutama a. Aspek Eksternal. Aspek eksternal men-
yang khusus dirancang untuk mencapai tujuan cakup situasi yang berkaitan dengan faktor
dengan memasukkan atau mengeluarkan makanan itu sendiri, baik dari segi rasa,
bahan makanan tertentu. Ahli lain, Siregar aroma, dan penampilan makanan.
(2009) berpendapat bahwa perilaku diet adalah b. Aspek Emosional. Bagi pediet ketika
perilaku pengaturan makanan dan minuman sedang marah atau sedih akan meningkatkan
yang dikonsumsi seseorang secara rutin untuk konsumsi makanan atau memiliki nafsu
menjaga kesehatan. Selain itu, Polivy dan makan yang lebih besar.
Herman (Sutriandewi, 2003) mengungkapkan c. Aspek Pengekangan (restraint). Teori
perilaku diet merupakan usaha yang bertujuan restraint dikembangkan oleh Herman dan
untuk menurunkan berat badan yang dapat Polivy (Strauss, Doyle & Kreipe, 1994)
dilakukan dengan berbagai cara namun tetap yang mengemukakan bahwa pola makan
berfokus pada pengaturan pola makan oleh individu dipengaruhi oleh keseimbangan
pelaku diet. antara faktor-faktor fisiologis yaitu desak-
Berdasarkan definisi-definisi di atas, peri- an terhadap keinginan pada makanan
laku diet dapat diartikan sebagai usaha yang dan usaha untuk melawan keinginan
bertujuan untuk menurunkan berat badan tersebut.
yang dapat dilakukan dengan berbagai cara Menurut Attie dan Brooks-Gunn (1989),
namun tetap berfokus pada pengaturan pola secara umum faktor-faktor yang mempenga-
makan oleh pelaku diet. Menurut Hawks, ruhi perilaku diet antara lain :
Madanat, Smith & Cruz (2007), perilaku diet a. Faktor internal, yang meliputi :
dapat menimbulkan dampak bagi seseorang 1) Kemasakan (fisik dan usia)
antara lain : 2) Berat badan
a. Dampak Biologis. Anderson dan McLean 3) Nilai kesehatan (health belief)
(Hawks dkk., 2007) mengatakan bahwa 4) Kepribadian
diet akan meningkatkan level systemic b. Faktor eksternal, yang meliputi :
cortisol. Cortisol merupakan pertanda 1) Hubungan keluarga
dari timbulnya stres, yang merupakan 2) Nilai sosial masyarakat terhadap daya
prediktor terhadap level rasa lapar dan tarik dan kerampingan tubuh
hal ini merupakan faktor yang beresiko 3) Status sosial ekonomi keluarga
terhadap timbulnya perapuhan tulang. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat
b. Dampak Psikologis. Individu yang me- disimpulkan bahwa perilaku diet memiliki
lakukan diet biasanya akan lebih depresi dua faktor yang mempengaruhi yaitu faktor

20
Hubungan antara Body Dissactisfaction dengan Kecenderungan Perilaku Diet ... (Ellen Prima dan Endah Puspita Sari)

internal dan eksternal. Faktor internal meliputi mengungkapkan bahwa body dissatisfaction
kemasakan fisik dan usia, berat badan, health adalah suatu perasaan subjektif terhadap
belief, dan kepribadian, sedangkan pengaruh ketidakpuasan pada salah satu penampilan
hubungan keluarga, nilai sosial masyarakat fisik. Body dissatisfaction merupakan perasaan
terhadap daya tarik dan kerampingan tubuh, tidak senang dengan berat badan dan bentuk
serta status sosial ekonomi keluarga merupakan tubuh (Bearman dkk., 2006). Thompson
faktor eksternal. Body dissatisfaction termasuk dkk (Odang, 2005) mengemukakan bahwa
ke dalam salah satu faktor eksternal dari body dissatisfaction merupakan kelanjutan
perilaku diet, yaitu nilai sosial masyarakat dari adanya gangguan terhadap citra tubuh
terhadap daya tarik dan kerampingan tubuh. atau dari meningkatnya perhatian seseorang
Sebelum peneliti menjelaskan tentang terhadap citra tubuhnya.
body dissatisfaction, akan dijelaskan terlebih Berdasarkan definisi-definisi di atas,
dahulu mengenai citra tubuh. Citra tubuh dapat disimpulkan bahwa body dissatisfaction
menurut Atwater dan Duffy (1999) adalah merupakan kelanjutan dari adanya gangguan
gambaran mental yang terbentuk mengenai terhadap citra tubuh berupa perasaan tidak
tubuh kita sendiri. Papalia dkk (2008) men- senang dan tidak puas yang dimiliki sese-
definisikan citra tubuh sebagai keyakinan orang mengenai penampilan fisiknya yang
deskriptif dan evaluatif tentang penampilan mencakup bentuk tubuh dan berat badan.
seseorang. Ahli lain, Thompson dkk (Odang, Menurut Thompson dkk (Odang, 2005), body
2005) mengemukakan bahwa citra tubuh ada- dissatisfaction memiliki tiga komponen antara
lah konsep multidimensional yang meliputi lain :
pikiran, perasaan, perilaku dan persepsi se- a. Komponen afektif. Seseorang yang
seorang yang berhubungan dengan tubuhnya. mengalami body dissatisfaction akan
Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat di- memiliki perasaan negatif terhadap tu-
simpulkan bahwa citra tubuh adalah gambaran buhnya.
seseorang mengenai tubuhnya yang meliputi b. Komponen kognitif. Pengetahuan dan
pikiran, perasaan, perilaku dan persepsi. Citra informasi yang berkaitan dengan citra
tubuh ini bersifat subjektif dan memiliki pe- tubuh disimpan dan diproses. Informasi-
nilaian yang berbeda pada setiap orang. informasi tersebut berupa pengetahuan
Thompson dkk (Odang, 2005) menge- mengenai bentuk dan ukuran tubuhnya
mukakan empat komponen dalam citra sendiri yang dianggap positif dan negatif
tubuh yang dapat mengalami gangguan oleh lingkungan sosial.
yaitu: komponen afektif, komponen kognitif, c. Komponen perilaku. Perilaku yang dapat
komponen perilaku, dan komponen perseptual. muncul berkaitan dengan citra tubuh dan
Thompson dkk (Odang, 2005) menyatakan body dissatisfaction, salah satunya adalah
bahwa gangguan citra tubuh yang terjadi pada usaha untuk menurunkan berat badan.
komponen perseptual akan mengakibatkan Menurut Polivy dan Herman (Sutriandewi,
distorsi citra tubuh, sedangkan gangguan 2003), perilaku diet merupakan usaha yang
pada komponen lain akan mengakibatkan bertujuan untuk menurunkan berat badan yang
body dissatisfaction. Menurut Sumali dkk dapat dilakukan dengan berbagai cara namun
(2008) body dissatisfaction adalah suatu tetap berfokus pada pengaturan pola makan
bentuk ketidakpuasan terhadap tubuh yang oleh pelaku diet. Saat ini, diet merupakan
merupakan hasil dari pengalaman individu salah satu cara yang paling populer untuk
dan juga merupakan hasil dari interaksi menurunkan berat badan karena diet dapat
dengan lingkungan. Selain itu, Littleton dilakukan oleh hampir semua orang, tidak
dan Ollendick (Skemp-Arlt dkk., 2006) mahal, diterima secara sosial, dan tidak men-

21
Jurnal Psikologi Integratif, Vol. 1, No. 1, Juni 2013, Halaman 17 - 30

imbulkan efek samping yang langsung terasa merupakan komponen yang berkaitan de-
(Hill, Oliver & Rogers, 1992). ngan perasaan individu terhadap penampilan
Diet diyakini oleh remaja dapat memper- tubuhnya. Seseorang yang mengalami body
baiki penampilannya yaitu dengan membatasi dissatisfaction akan memiliki perasaan negatif
konsumsi makanan. Pembatasan dalam jangka terhadap tubuhnya. Perasaan negatif membuat
waktu tertentu terhadap konsumsi makanan seseorang selalu merasa kurang puas dengan
dianggap dapat mengurangi lemak tubuh bentuk tubuhnya sehingga mereka menjadi
yang diikuti dengan menurunnya berat ba- tidak percaya diri dan tidak senang dengan
dan. Penurunan berat badan diharapkan dapat penampilan tubuhnya. Komponen kedua
mengubah tubuh remaja menjadi semakin adalah komponen kognitif. Cash dan Green
mendekati bentuk tubuh yang ideal. Kepu- (Banfield & McCabe, 2002) mengatakan
tusan individu melakukan diet dipengaruhi bahwa komponen ini merupakan pemikiran
oleh faktor internal dan eksternal. Body dis- dan keyakinan terhadap bentuk tubuh dan
satisfaction adalah salah satu faktor eksternal penampilan. Pengetahuan dan informasi yang
dari perilaku diet yang termasuk ke dalam berkaitan dengan citra tubuh disimpan dan
nilai sosial masyarakat terhadap daya tarik diproses. Informasi-informasi tersebut berupa
dan kerampingan tubuh. pengetahuan mengenai bentuk dan ukuran
Secara teoretis, wanita yang menginternal- tubuhnya sendiri yang dianggap positif dan
isasi bentuk tubuh ideal menurut masyarakat negatif oleh lingkungan sosial (Odang, 2005).
ke dalam dirinya akan lebih mudah untuk Menurut Brehm (Sumali dkk., 2008) orang
memiliki body dissatisfaction apabila stan- yang mengalami body dissatisfaction memi-
dar bentuk tubuh yang ideal tidak terpenuhi liki kesenjangan antara bentuk tubuh sesung-
(Bearman dkk., 2006). Body dissatisfaction guhnya dengan bentuk tubuh ideal mereka.
adalah suatu bentuk ketidakpuasan terhadap Mereka yang mengalami body dissatisfaction
tubuh yang merupakan hasil dari pengalaman memiliki keyakinan bahwa tubuhnya tidak
individu dan juga merupakan hasil dari inter- sesuai dengan yang diharapkan oleh lingkung-
aksi dengan lingkungan (Sumali dkk., 2008). an sosial. Selain itu, komponen ketiga adalah
Individu yang berpandangan negatif terhadap komponen perilaku. Komponen ini muncul
diri sendiri merasa memiliki banyak kekura- berdasarkan pengaruh dari komponen kognitif
ngan dan menjadikan seseorang merasa tidak dan afektif (Banfield & McCabe, 2002). Peri-
berguna, tidak menghargai diri sendiri dan laku yang dapat muncul berkaitan dengan citra
merasa tidak puas dengan dirinya sendiri. tubuh dan body dissatisfaction, salah satunya
Bagi orang yang mengalami body dis- adalah usaha untuk menurunkan berat badan.
satisfaction, semakin ia merasa tidak puas Ketiga komponen di atas memiliki keterkaitan
dengan ukuran dan bentuk tubuhnya maka satu sama lain yang menyebabkan seseorang
ia akan semakin mengembangkan perilaku melakukan diet. Orang yang mengalami body
diet. Selain itu, pada umumnya individu dissatisfaction akan memiliki perasaan negatif
yang puas dengan keadaan dan penampilan terhadap tubuhnya yang membuat mereka
fisiknya, akan memiliki kepercayaan diri kurang puas. Setelah perasaan negatif muncul,
yang lebih tinggi daripada individu yang tidak orang yang mengalami body dissatisfaction
puas dengan kondisi fisiknya (Rahmaniaty, memiliki keyakinan bahwa tubuhnya tidak
2002). Menurut Thompson dkk (Odang, 2005) sesuai dengan yang diinginkannya dan men-
body dissatisfaction memiliki tiga komponen ganggap bahwa tubuh langsing adalah tubuh
yaitu komponen afektif, kognitif dan peri- yang ideal dan dianggap positif atau lebih
laku. Cash dan Green (Banfield & McCabe, baik oleh lingkungan sosial. Perasaan negatif
2002) mengatakan bahwa komponen afektif dapat muncul bersamaan dengan keyakinan

22
Hubungan antara Body Dissactisfaction dengan Kecenderungan Perilaku Diet ... (Ellen Prima dan Endah Puspita Sari)

seseorang terhadap tubuhnya. Oleh karena Metode Pengumpulan Data


itu, orang yang mengalami body dissatisfac- Penelitian ini menggunakan skala sebagai
tion akan melakukan berbagai macam usaha metode pengumpulan data. Skala merupakan
untuk bisa tampil menarik. Salah satu usaha daftar pernyataan yang harus diisi oleh subjek
yang dilakukan untuk bisa menurunkan berat penelitian. Penggunaan skala dalam penelitian
badan adalah dengan cara diet agar tubuh ini didasarkan pada suatu asumsi bahwa subjek
menjadi langsing. merupakan orang yang paling tahu mengenai
Perhatian yang berlebihan terhadap citra dirinya sendiri, sehingga apa yang dinyatakan
tubuh sangat kuat pada masa remaja, terutama oleh subjek adalah sesuatu yang benar-benar
selama masa pubertas, saat remaja lebih tidak menggambarkan tentang kondisi dan sikap
puas akan keadaan tubuhnya dibandingkan dirinya (Azwar, 2010). Adapun skala yang
dengan akhir masa remaja (Santrock, 2003). digunakan dalam penelitian ini adalah skala
Pada umumnya, remaja putri lebih kurang puas perilaku diet dan skala body dissatisfaction.
dengan keadaan tubuhnya dan memiliki lebih 1. Skala Perilaku Diet. Skala ini bertujuan
banyak citra tubuh yang negatif, dibandingkan untuk mengukur perilaku diet subjek
dengan remaja putra selama masa pubertas. penelitian. Skala ini disusun berdasarkan
Hal tersebut dikarenakan pada saat mulai tiga aspek perilaku diet dari Polivy, dkk
memasuki masa remaja, seorang perempuan (1978) yaitu aspek eksternal, emosional,
akan mengalami peningkatan lemak tubuh dan pengekangan (restraint). Skala ini
yang membuat tubuhnya semakin jauh dari menggunakan empat alternatif jawaban.
bentuk tubuh yang ideal, sedangkan remaja Pilihan yang disediakan adalah Selalu
laki-laki menjadi lebih puas karena massa otot (SL), Sering (SR), Jarang (JR), dan Tidak
yang meningkat (Santrock, 2003). Pernah (TP).
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dike- 2. Skala body dissatisfaction. Skala ini ber-
tahui bahwa perilaku diet cenderung dilakukan tujuan untuk mengukur ketidakpuasan ter-
oleh individu yang merasa tubuhnya kurang hadap tubuh pada subjek penelitian. Skala
ideal. Apabila seseorang merasa tidak puas ini disusun berdasarkan komponen-kom-
dengan tubuhnya terutama dalam hal berat ponen body dissatisfaction dari Thomp-
badan, maka orang tersebut akan mengem- son, dkk (Odang, 2005) yaitu komponen
bangkan perilaku diet, baik sehat maupun afektif, kognitif dan perilaku. Skala ini
tidak sehat. menggunakan empat alternatif jawaban.
Bertitik tolak dari uraian di atas, maka Pilihan yang disediakan adalah Sangat
hipotesis dalam penelitian ini adalah : ada Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS),
hubungan positif antara body dissatisfaction dan Sangat Tidak Sesuai (STS).
dengan kecenderungan perilaku diet pada
remaja putri. Semakin tinggi body dissa- Metode Analisis Data
tisfaction seseorang, maka ia akan semakin Data dari penelitian ini berupa data kuan-
mengembangkan perilaku diet. Sebaliknya, se- titatif. Sesuai dengan tujuan dari penelitian
makin rendah body dissatisfaction seseorang, ini yaitu ingin mengetahui hubungan antara
maka semakin rendah perilaku dietnya. variabel bebas yaitu body dissatisfaction dan
variabel tergantung yaitu kecenderungan
METODE PENELITIAN perilaku diet, maka digunakan teknik statistik
Subjek Penelitian korelasi yaitu korelasional Product Moment
Subjek penelitian ini adalah remaja putri dari Pearson (Azwar, 2009). Sebelum
yang sedang duduk di bangku Sekolah Me- dilakukan uji korelasi Product Moment,
nengah Pertama (SMP) dengan rentang usia terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan
antara 12-15 tahun.
23
Jurnal Psikologi Integratif, Vol. 1, No. 1, Juni 2013, Halaman 17 - 30

linearitas sebagai persyaratan uji hipotesis Data berat badan dan tinggi badan diolah
(Azwar, 2009). Keakuratan dan kemudahan menjadi Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT
pengolahan data dalam analisis dengan dihitung dengan menggunakan rumus berat
menggunakan program SPSS versi 15.0 for badan (kg) / tinggi badan (m)2. Berdasarkan
windows. data dari Tabel 2, dapat diketahui bahwa sub-
jek yang memiliki IMT dengan kategorisasi
HASIL PENELITIAN kurus berjumlah 36 orang dengan persentase
Deskripsi Data Penelitian sebesar 37.50%, 49 orang memiliki IMT den-
Gambaran umum mengenai subjek pene- gan kategorisasi normal dengan persentase
litian adalah sebagai berikut : sebesar 51.04%, dan 11 orang memiliki IMT
dengan kategorisasi gemuk dengan persentase
Tabel 1. Deskripsi Subjek Penelitian Ber- sebesar 11.46%.
dasarkan Usia Deskripsi data penelitian di atas selanjut-
nya akan digunakan untuk mengetahui kriteria
kategorisasi subjek pada variabel-variabel
yang diteliti. Kategorisasi ini bertujuan untuk
menempatkan individu ke dalam kelompok-
kelompok yang terpisah secara berjenjang
menurut suatu kontinum berdasar atribut
yang diukur, kontinum jenjang ini contohnya
Sumber : data primer
adalah dari rendah ke tinggi (Azwar, 2009).
Peneliti menggunakan rumus kategorisasi
Berdasarkan Tabel 1, diketahui bahwa
yang dibuat oleh Azwar (2009) yang terdiri
subjek yang berusia 12 tahun berjumlah 7
dari lima kategori.
orang dengan persentase sebesar 7.29%, 63
Perilaku Diet.
orang berusia 13 tahun dengan persentase
Berdasarkan kategorisasi subjek pada
sebesar 65.63%, 25 orang berusia 14 tahun
variabel perilaku diet, subjek yang memiliki
dengan persentase sebesar 26.04%, dan 1
kecenderungan perilaku diet dengan kategori
orang berusia 15 tahun dengan persentase
rendah berjumlah 33 orang dengan persentase
sebesar 1.04%.
sebesar 34.38%, 47 orang berada pada kategori
Gambaran subjek berdasarkan indeks
sedang dengan persentase sebesar 48.96%,
massa tubuh adalah sebagai berikut :
15 orang berada pada kategori tinggi dengan

Tabel 2. Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT)

Sumber : data primer

persentase sebesar 15.63%, dan 1 orang berada sebagian besar subjek penelitian memiliki
pada kategori sangat tinggi dengan persentase kecenderungan perilaku diet dengan kategori
sebesar 1.04%. Hal ini menunjukkan bahwa sedang.

24
Hubungan antara Body Dissactisfaction dengan Kecenderungan Perilaku Diet ... (Ellen Prima dan Endah Puspita Sari)

Body Dissatisfaction. Hasil Uji Hipotesis


Berdasarkan kategorisasi subjek pada Hipotesis dalam penelitian ini adalah
variabel body dissatisfaction, subjek yang ada hubungan positif antara body dissatis-
memiliki body dissatisfaction dengan kategori faction dengan kecenderungan perilaku diet
sangat rendah berjumlah 14 orang dengan pada remaja putri. Uji normalitas penelitian
persentase sebesar 14.58%, 33 orang berada menunjukkan bahwa data kedua skala yang
pada kategori rendah dengan persentase sebe- digunakan peneliti berasal dari populasi yang
sar 34.38%, 31 orang berada pada kategori berdistribusi normal. Selain itu, uji linearitas
sedang dengan persentase sebesar 32.29%, penelitian menunjukkan hasil yang linear,
14 orang berada pada kategori tinggi dengan maka uji hipotesis dalam penelitian ini meng-
persentase sebesar 14.58%, dan 4 orang berada gunakan uji korelasi Pearson. Hasil analisis
pada kategori sangat tinggi dengan persentase korelasi menunjukkan bahwa antara body dis-
sebesar 4.17%. Hal ini menunjukkan bahwa satisfaction dengan kecenderungan perilaku
sebagian besar subjek penelitian memiliki diet diperoleh r = 0.456 dan p = 0.000 (p <
body dissatisfaction dengan kategori rendah. 0.01).

Hasil Uji Asumsi PEMBAHASAN


Sebelum dilakukan uji hipotesis, maka Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
terlebih dahulu dilakukan uji asumsi yang me- hubungan antara body dissatisfaction dengan
liputi uji normalitas dan uji linearitas terhadap kecenderungan perilaku diet pada remaja putri.
sebaran data penelitian yang ada. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan oleh
1. Uji normalitas. Uji normalitas dihitung peneliti, diperoleh hasil r = 0.456 dan p = 0.000
untuk mengetahui apakah data penelitian (p < 0.01). Hal ini menunjukkan bahwa ada
berdistribusi secara normal atau tidak. hubungan positif antara body dissatisfaction
Uji normalitas menggunakan perhitun- dengan kecenderungan perilaku diet pada
gan Kolmogorof Smirnov. Jika, hasil p > remaja putri. Semakin tinggi tingkat body
0,05 maka data dinyatakan berdistribusi dissatisfaction seseorang, maka ia akan
normal. Hasil uji normalitas kedua skala semakin mengembangkan perilaku diet.
memenuhi distribusi yang normal, skala Sebaliknya, semakin rendah tingkat body
perilaku diet dengan koefisien KS-Z = dissatisfaction seseorang, maka semakin
0.777 dan p = 0.582 (p > 0.05) dan skala rendah perilaku dietnya. Hal ini sesuai dengan
body dissatisfaction dengan koefisien pernyataan bahwa orang yang mengalami
KS-Z = 0.784 dan p = 0.570 (p > 0.05). body dissatisfaction, semakin ia merasa tidak
Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa puas dengan ukuran dan bentuk tubuhnya
data kedua skala yang digunakan peneliti maka ia akan semakin mengembangkan
berasal dari populasi yang berdistribusi perilaku diet (Rahmaniaty, 2002). Selain itu,
normal. pada umumnya individu yang puas dengan
2. Uji linearitas. Uji linearitas digunakan keadaan dan penampilan fisiknya, akan
untuk melihat adanya hubungan antara memiliki kepercayaan diri yang lebih tinggi
variabel tergantung dan variabel bebas daripada individu yang tidak puas dengan
yang linear dalam penelitian. Hasil uji kondisi fisiknya.
linearitas antara perilaku diet dengan body Sebanyak 63 orang (65.63%) subjek
dissatisfaction menunjukkan memenuhi penelitian berusia 13 tahun. Hal ini sesuai
asumsi linearitas (F = 26.275 dan p = dengan pendapat Maloney, McGuire, Daniels
0.000), karena dapat dikatakan linear jika dan Specker (Hill dkk., 1992) bahwa perilaku
p < 0,05. diet sudah mulai terlihat pada kelompok

25
Jurnal Psikologi Integratif, Vol. 1, No. 1, Juni 2013, Halaman 17 - 30

usia remaja awal. Sebuah studi serupa juga tetapi masih berada dalam batas wajar atau
dilakukan terhadap remaja putri di SMP tidak berlebihan. Subjek pernah mencoba
Negeri 1 Surabaya menunjukkan bahwa melakukan diet sampai rela untuk tidak makan
sebesar 45% subjek melakukan diet dengan (hanya minum). Hal itu dilakukan karena
tujuan untuk menurunkan berat badan (Arini, subjek takut gemuk atau berat badannya
2006). Penelitian mengenai perilaku diet menjadi bertambah. Ini sesuai dengan pendapat
juga pernah dilakukan oleh Sutriandewi Kurnianingsih (2009) yang menyebutkan
(2003) kepada siswa SMA dan mahasiswa bahwa remaja putri lebih memperhatikan
sebagai subjek penelitian. Hasil penelitian penampilannya untuk terlihat langsing dan
tersebut menunjukkan ada hubungan negatif tidak menjadi gemuk. Selain itu, menurut
yang signifikan antara citra raga dengan Mariana (2007), ketakutan akan gemuk dan
perilaku diet dengan r = - 0.188 dan p = 0.048 memilih untuk melakukan diet merupakan
(p<0.05), yang berarti semakin tinggi citra raga resiko yang dapat merusak perkembangan
maka akan semakin rendah perilaku dietnya dan pertumbuhan remaja baik itu secara fisik
dan sebaliknya, semakin rendah citra raga maupun psikis. Bagi subjek, mempertahankan
maka akan semakin tinggi perilaku dietnya. berat badan dan memiliki tubuh yang ideal
Akan tetapi, data dari penelitian tersebut adalah penting untuk meningkatkan rasa
menunjukkan bahwa citra raga subjek berada percaya diri. Diet merupakan salah satu
pada kategori tinggi dan perilaku diet berada cara yang biasanya subjek lakukan ketika
pada kategori sedang. Hal ini menunjukkan ia merasa berat badannya mulai bertambah.
bahwa subjek tersebut merasa puas terhadap Akan tetapi, diet yang subjek lakukan adalah
kondisi tubuhnya yang bisa disebabkan karena dengan menerapkan pola makan yang tidak
mereka memang sudah memiliki fisik yang berlebihan atau tidak melakukan diet ketat.
menarik atau bisa juga karena mereka tidak Subjek juga menjelaskan bahwa sejak kecil,
terlalu mempermasalahkan kekurangan- ia sudah terbiasa dengan pola makan yang
kekurangan yang ada pada tubuhnya sehingga dilakukan oleh keluarga. Ketika subjek ingin
mereka merasa belum perlu sekali untuk melakukan diet, orang tuanya pun langsung
melakukan diet. Selain itu, penelitian yang memberikan nasehat mengenai kekhawatiran
sama juga pernah dilakukan oleh Andea (2009) mereka apabila subjek sampai jatuh sakit.
kepada siswa SMA dengan hasil penelitian Subjek memahami hal itu dan menyadari
menunjukkan ada hubungan negatif antara bahwa saat ini subjek masih berada dalam
citra raga dengan perilaku diet. Hasil tersebut pengawasan kedua orang tua termasuk ketika
dapat diketahui dari nilai r = - 0.554 dan p = ingin melakukan diet. Oleh karena itu, subjek
0.000 (p < 0.01), yang berarti semakin positif memiliki perilaku diet pada kategori sedang.
gambaran tubuh maka intensitas perilaku diet Selain itu, berdasarkan data yang ada
yang dilakukan akan semakin rendah. diketahui bahwa subjek sebanyak 33 orang
Berdasarkan data yang ada, diketahui (34.38%) memiliki body dissatisfaction pada
bahwa subjek sebanyak 47 orang (48.96%) kategori rendah. Hal ini menunjukkan bahwa
memiliki kecenderungan perilaku diet pada sebagian besar subjek penelitian memiliki
kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa body dissatisfaction pada kategori rendah.
sebagian besar subjek penelitian memiliki Berdasarkan wawancara non-formal yang
kecenderungan perilaku diet pada kategori dilakukan oleh peneliti, diketahui bahwa
sedang. subjek mengakui bahwa dengan menjaga
Berdasarkan wawancara non-formal berat badan maka akan mempengaruhi
yang dilakukan oleh peneliti, diketahui penampilannya dan dapat meningkatkan
bahwa subjek mengaku melakukan diet rasa percaya diri ketika sedang bersosialisasi

26
Hubungan antara Body Dissactisfaction dengan Kecenderungan Perilaku Diet ... (Ellen Prima dan Endah Puspita Sari)

dengan lingkungan sekitar. terhadap dirinya sehingga dapat meningkatkan


Menurut Al-Mighwar (2006), penerimaan rasa percaya diri (Sutriandewi, 2003).
adalah faktor penting dalam kebahagiaan, Orang yang memiliki penampilan fisik
baik itu penerimaan diri sendiri maupun menarik dianggap memiliki kepribadian yang
sosial. Remaja tidak hanya menyukai diri menarik dan sering mendapat perlakuan yang
sendiri, tetapi juga merasa diterima oleh lebih baik dibandingkan orang yang berusaha
orang lain sehingga remaja akan merasa puas memiliki tubuh yang ideal sesuai anggapan
dengan kehidupannya dan merasa bahagia. masyarakat. Hal inilah yang membuat remaja
Sebaliknya, remaja yang merasa cemas akan menganggap bahwa mereka hanya akan
tubuhnya dan merasa tidak puas dengan diterima jika mereka memiliki penampilan
penampilan dirinya akan sulit baginya untuk fisik yang ideal menurut masyarakat sekitarnya
menerima diri sendiri. Selain itu, peneliti juga (Sumali dkk, 2008). Selain itu, ketidakpuasan
melakukan wawancara mendalam mengenai terhadap tubuh merupakan keyakinan individu
body dissatisfaction yang dialami subjek bahwa penampilannya tidak memenuhi
sebagai tambahan data. Subjek menjelaskan standar pribadinya, sehingga ia menilai
bahwa penampilan tidak selalu membuat rendah tubuhnya. Hal ini lebih lanjut dapat
seseorang merasa diterima dan mendapatkan menyebabkan individu menjadi rentan
banyak teman atau dukungan sosial. Ada terhadap harga diri yang rendah, depresi,
banyak faktor lain yang bisa membuat subjek kecemasan sosial dan menarik diri dari situasi
mampu bersosialisasi dengan baik atau sosial serta mengalami disfungsi seksual.
mendapatkan banyak teman seperti memiliki Ketidakpuasan terhadap tubuh merefleksikan
kepribadian yang menyenangkan dan mampu adanya keinginan memiliki tubuh yang lebih
membuat orang lain merasa senang serta langsing (Odang, 2005).
nyaman, memiliki prestasi, dan memiliki Peneliti juga melakukan analisis terhadap
tingkah laku atau kebiasaan yang baik. Hal berat dan tinggi badan subjek yang terdapat
tersebut akan membuat perasaan cemas di dalam deskripsi subjek penelitian. Hal ini
mengenai penampilan diri semakin berkurang. bertujuan untuk mengetahui indeks massa
Dengan kata lain, untuk memperoleh banyak tubuh (IMT) subjek. Berdasarkan data yang
teman atau dukungan sosial tidak harus selalu ada, dapat diketahui bahwa subjek sebanyak
mengubah penampilan tetapi bagaimana 49 orang (51.04%) memiliki IMT dengan
kemampuan seseorang dalam bersosialisasi. kategorisasi normal. Hal ini menunjukkan
Oleh karena itu, subjek memiliki body bahwa sebagian besar subjek penelitian
dissatisfaction pada kategori rendah. memiliki berat badan normal. Ini sesuai dengan
Thompson dkk (Odang, 2005) mengemu- pernyataan bahwa sebagian besar remaja putri
kakan bahwa body dissatisfaction merupakan melakukan diet dan mereka memiliki berat
kelanjutan dari adanya gangguan terhadap badan normal (French dkk., 1995).
citra tubuh atau dari meningkatnya perhatian Pernyataan di atas diperkuat dengan hasil
seseorang terhadap citra tubuhnya. Seseorang wawancara bahwa dua dari lima orang remaja
yang sangat memperhatikan citra tubuhnya putri merasa tubuhnya masih gemuk sehingga
akan dapat timbul rasa tidak puas akan terlihat kurang menarik. Menurut Brooks-
tubuhnya. Rasa tidak puas ini akan semakin Gunn, Burrow dan Warren, Brooks-Gunn dan
dalam apabila perbedaan itu terjadi dalam suatu Warren, Garner dan Garfinkel, dan Hamilton
aspek yang penting dalam hidup seseorang (Attie & Brooks-Gunn, 1989) bahwa remaja
seperti misalnya penampilan fisik (Odang, putri yang berada dalam lingkungan yang
2005). Hal ini berarti bahwa citra tubuh yang menekankan berat badan dan penampilan dapat
lebih positif mencerminkan individu lebih puas meningkatkan tekanan sosial seseorang untuk

27
Jurnal Psikologi Integratif, Vol. 1, No. 1, Juni 2013, Halaman 17 - 30

memiliki tubuh yang ideal. Hal tersebut dapat semakin rendah tingkat body dissatisfaction
diketahui dari adanya kegiatan ekstrakurikuler seseorang, maka semakin rendah perilaku
seperti fashion yang kebanyakan diikuti dietnya.
oleh para siswi. Banyak kegiatan yang
dilakukan di dalam ekstrakurikuler tersebut, SARAN
seperti mempelajari pengetahuan mengenai Berdasarkan hasil penelitian dan pemba-
lingkungan di sekitar, belajar mengenai hasan maka peneliti dapat mengemukakan
kepribadian, mengenal berbagai budaya, beberapa saran, yaitu sebagai berikut :
cara berbusana, cara berperilaku, belajar 1. Bagi peneliti selanjutnya
menerapkan hidup sehat, dan lain-lain. a. Mengganti subjek penelitian dengan
Dengan mengikuti kegiatan tersebut, para tingkatan usia yang berbeda, se-
siswi mendapatkan salah satu pengetahuan hingga dapat melihat tingkat body
mengenai cara berpenampilan yang baik. dissatisfaction dan kecenderungan
Menjaga berat badan merupakan salah satu perilaku dietnya. Hal tersebut dilaku-
faktor yang dapat menunjang penampilan kan untuk membandingkan hasil
seseorang. Ketidakpuasan terhadap tubuh penelitian ini dengan penelitian yang
mendorong remaja berusaha untuk terus menggunakan subjek pada tingkat
memperbaiki penampilan fisiknya. Salah usia yang berbeda. Itu dikarenakan
satu upaya yang mudah dilakukan untuk setiap tahap perkembangan remaja
membuat tubuh menjadi langsing adalah mulai dari remaja awal sampai akhir
dengan melakukan diet. Oleh karena itu, memiliki karakteristik perkembangan
perilaku diet seseorang dipengaruhi oleh body yang berbeda-beda.
dissatisfaction yang merupakan salah satu dari b. Menambah variabel dan mengganti
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku metode penelitian yang digunakan.
diet yang termasuk ke dalam faktor eksternal Hal ini dilakukan agar hasil dari
yaitu nilai sosial masyarakat terhadap daya penelitian sesuai dengan hipotesis,
tarik dan kerampingan tubuh. sehingga pada saat pengambilan data
Body dissatisfaction memberikan kontribusi dilakukan kontrol terhadap subjek.
bagi variabel tergantung yaitu perilaku diet Dengan kata lain, menambahkan
sebesar 20%. Ini berarti 80% sisanya berasal variabel kontrol. Selain itu, mengganti
dari faktor lain yang mempengaruhi perilaku metode penelitian dengan metode
diet. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah kualitatif agar data yang didapatkan
nilai kesehatan (health belief), kepribadian, lebih detail dan mendalam.
pengaruh hubungan keluarga, dan status 2. Bagi subjek penelitian
sosial ekonomi keluarga. Oleh karena itu, a. Para remaja diharapkan untuk bisa
body dissatisfaction bukan faktor utama bagi lebih menghargai tubuh dengan segala
seseorang dalam melakukan diet. kelebihan dan kekurangan yang di-
miliki.
KESIMPULAN b. Bagi remaja putri yang ingin melakukan
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan diet hendaknya bukan didasari oleh
bahwa hipotesis penelitian diterima, yaitu ada keinginan untuk mempercantik diri,
hubungan positif antara body dissatisfaction tetapi dikarenakan alasan kesehatan.
dengan kecenderungan perilaku diet pada Apabila melakukan diet sebaiknya
remaja putri. Semakin tinggi tingkat body dis- konsultasikan dahulu dengan ahli
satisfaction seseorang, maka ia akan semakin gizi dan dilakukan dengan benar.
mengembangkan perilaku diet. Sebaliknya, Jika tidak, maka dampak yang akan

28
Hubungan antara Body Dissactisfaction dengan Kecenderungan Perilaku Diet ... (Ellen Prima dan Endah Puspita Sari)

muncul dari perilaku diet antara Bearman, S. K., Martinez, E., & Stice, E.
lain yaitu dampak biologis seperti (2006). The Skinny on Body Dissatisfac-
resiko terhadap timbulnya perapuhan tion: A Longitudinal Study of Adolescent
tulang, dampak psikologis seperti Girls and Boys. Journal of Youth Adoles-
sering mengalami kecemasan, depresi cent, 35(2), 217-229.
dan kurangnya penyesuaian diri French, S. A., Perry, C. L., Leon, G. R., &
yang baik dalam bersosialisasi, serta Fulkerson, J. A. (1995). Dieting Behaviors
dampak kognitif seperti menyebabkan and Weight Change History in Female
kerusakan dalam kerja memori, tingkat Adolescents. Health Psychology, 14(6),
perhatian dan performansi kognitif. 548-555.
Hartanto, H. (2006). Kamus Kedokteran Dor-
DAFTAR PUSTAKA land. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Al-Mighwar, M. (2006). Psikologi Remaja. Hawks, S. R., Madanat, H., Smith, T., &
Bandung: Pustaka Setia. Cruz, N. (2007). Classroom Approach
Andea, R. (2009). Hubungan antara Body Im- for Managing Dietary Restraint, Nega-
age dan Perilaku Diet pada Remaja. Skripsi tive Eating Styles, and Body Image Con-
(tidak diterbitkan). Sumatera Utara: Fakul- cerns Among College Women. Journal
tas Psikologi Universitas Sumatera Utara. of American College Health, 56(4), 359-
Diunduh pada tanggal 23 September 2010. 366. Diunduh pada tanggal 27 Novem-
http://repository.usu.ac.id/bitstream/1234 ber 2010. http://pdfserve.informaworld.
56789/14525/1/10E00103.pdf. com/87911925303337.pdf.
Arini, F. A. (2006). Studi Tentang Upaya Penu- Hill, A. J., Oliver, S., & Rogers, P. J. (1992).
runan Berat Badan pada Remaja Putri: Eating In The Adult World : The Rise of
Studi pada Siswi SMP Negeri 1 Surabaya. Dieting In Childhood and Adolescence.
Skripsi (tidak diterbitkan). Surabaya: British Journal of Clinical Psychology,
Fakultas Kesehatan Masyarakat Univer- 31, 95-105.
sitas Airlangga. Diunduh pada tanggal Kim, M., & Lennon, S. J. (2006). Analysis
29 Maret 2011. http://www.alumni.unair. of Diet Advertisements: A Cross-Na-
ac.id/kumpulanfile/7671818446_abs.pdf. tional Comparison of Korean and U.S.
Attie, I. & Brooks-Gunn, J. (1989). Develop- Women’s Magazines. Clothing and Tex-
ment of Eating Problems in Adolescent tiles Research Journal, 24(4), 345-362.
Girls: A Longitudinal Study. Developmen- Diunduh pada tanggal 24 September
tal Psychology, 25(1), 70-79. 2010. http://ctr.sagepub.com/cgi/content/
Atwater, E. & Duffy, K .G. (1999). Psycho- abstract/24/4/345
logy for Living : Adjustment, Growth, Kurnianingsih, Y. (2009). Hubungan Faktor
and Behavior Today (6th ed). New Jersey Individu dan Lingkungan terhadap Diet
: Prentice Hall. Penurunan Berat Badan pada Remaja
Azwar, S. (2009). Reliabilitas dan Validitas. Putri. Skripsi (tidak diterbitkan). Depok:
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Fakultas Kesehatan Masyarakat Univer-
------------. (2009). Penyusunan Skala Psikolo- sitas Indonesia. Diunduh pada tanggal 29
gi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Maret 2011.
------------. (2010). Sikap Manusia: Teori dan http://www.digilib.ui.ac.id/file?file=pdf/
Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka abstrak-126265.pdf.
Pelajar. Liel. 10 Mei 2010. Punya tubuh indah, bukan
Banfield, S. S., & McCabe, M. P. (2002). An berarti sehat loh. Gadis. No: 01. XXXVII,
Evaluation of The Construct of Body Im- hal. 129.
age. Adolescence, 37(146), 373-393.
29
Jurnal Psikologi Integratif, Vol. 1, No. 1, Juni 2013, Halaman 17 - 30

Mariana. (2007). Hubungan Kesenjangan Skemp-Arlt, K. M., Rees, K. S., Mikat, R.


Diri (Self Discrepancy) dengan Kepuasan P., & Seebach, E. E. (2006). Body Image
Citra Tubuh (Body Image Satisfaction) Dissatisfaction Among Third, Fourth, and
pada Wanita. Skripsi (tidak diterbitkan). Fifth Grade Children. Californian Journal
Depok: Fakultas Psikologi Universitas of health Promotion, 4(3), 58-67.
Indonesia. Stice, E. & Whitenton, K. (2002). Risk Factors
Odang. (2005). Pengaruh Majalah terhadap for Body Dissatisfaction in Adolescent
Body Image dan Body Dissatisfaction pada Girls: A Longitudinal Investigation. Deve-
Remaja Putri. Skripsi (tidak diterbitkan). lopmental Psychology, 38(5), 669-678.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Strauss, J., Doyle, A. E., & Kreipe, R. E.
Indonesia. (1994). The Paradoxical Effect of Diet
Papalia, D. E., Old, S. W., & Feldman, R. D. Commercials on Reinhibition of Dietary
(2008). Human Development: Psikologi Restraint. Journal of Abnormal Psycho-
Perkembangan Edisi Kesembilan. Jakarta: logy, 103(3), 441-444.
Kencana. Sumali, E., Sukamto, M. E., & Mulya, T. W.
Polivy, J., Herman, C. P., & Warsh, S. (1978). (2008). Efektivitas Hipnoterapi terhadap
Internal and External Components of Emo- Penurunan Body Dissatisfaction pada
tionality in Restrained and Unrestrained Remaja Akhir. Humanitas, 5(1), 47-57.
Eaters. Journal of Abnormal Psychology, Sutriandewi. (2003). Hubungan Citra Raga
87(5), 497-504. dengan Perilaku Diet pada Remaja Putri.
Rahmaniaty, J. (2002). Hubungan antara Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta:
Citra Raga dengan Kepercayaan Diri pada Fakultas Psikologi Universitas Islam In-
Wanita. Skripsi (tidak diterbitkan). Yog- donesia.
yakarta: Fakultas Psikologi Universitas Winzeler, A. (2005). A Healthy Body Image.
Islam Indonesia. UNH Department of Family Studies. Di-
Santrock, J. W. (2003). Adolescence: Perkem- unduh pada tanggal 24 September 2010.
bangan Remaja. Jakarta: Erlangga. http://www.adolescence.unh.edu/healthybody-
Siregar, M. H. (2009). Diet Efektif Berdasar- final.pdf/24/09/10
kan Golongan Darah Anda. Yogyakarta:
Buku Biru.

30

Anda mungkin juga menyukai