Anda di halaman 1dari 5

Kriteria subjek

Assesmen ini diawali dengan menentukan kriteria subjek berdasarkan tujuan intervensi
ini, yaitu kepada subjek yang mengalami obesitas. Oleh karena itu, perlu diketahui kriteria apa
yang bisa menyatakan seorang individu tersebut mengalami obesitas. Individu mengalami
obesitas jika BMI-nya berada di atas angka 25. Saat BMI seseorang menyentuh angka 23–24,9,
maka ia dikategorikan mengalami kelebihan berat badan. Selain kriteria individu yang dikatakan
obesitas, juga di pilih kriteria berdasarkan usia, dalam hal ini yaitu usia dewasa awal menurut
Santrock (2012) yaitu antara usia 18-25 tahun. Pemilihan kriteria usia ini karena diketahui pada
dewasa awal merupakan masa transisi, dimana individu memperhatikan penampilan karena
perubahan fisik yang terjadi pada masa remaja hingga dewasa awal. Selain itu, individu memiliki
kebutuhan untuk diterima dan terhindar dari penolakan orang lain. Pada masa ini juga terjadi
puncak performa fisik yang mulai dialami oleh seseorang.Penampilan dianggap penting dan
utama bagi seorang wanita. Oleh sebab itu, wanita sering membandingkan penampilan fisiknya,
khususnya bentuk tubuhnya, dengan tubuh wanita lain yang dianggapnya ideal. Berdasarkan hal
tersebut maka, kriteria subjek adalah individu yang memiliki BMI di atas 25, berusia diantara 18-
25 tahun dan berjenis kelamin wanita. Maka, ditentukanlah subjek pada penelitian ini yaitu :

Identitas Subjek
Inisial : OAI
Usia : 20 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : S1
Alamat : Boja, Kendal
Kesibukan : Bekerja sebagai guru dan Kuliah
Berat Badan : 73 Kg
Tinggi Badan : 147 Cm
BMI : 33.8
Status BMI : Obesitas
Penggalian Data Awal

1. kuesioner

Kuesioner merupakan tahapan paling awal pada penelitian ini, kuesioner tersebut
menggunakan skala Body Uneasiness Test A (BUT A) oleh Cuzzolaro (2006) yang telah
dimodifikasi menggunakan bahasa indonesia oleh Turnip (2018). Skala ini terdiri dari dua
bagian, A dan B, tetapi pada penelitian ini menggunakan bagian A yang terdiri dari 31 item

pertanyaan. Bagian A ini mengukur fobia berat badan, kekhawatiran citra tubuh, penghindaran,
pemantauan diri kompulsif, keterpisahan dan perasaan terasing terhadap tubuh sendiri. Skala ini
diberikan kepada subjek melalui link Google form yang pilihan jawabannya, sangat sesuai,
sesuia,netral,tidak sesuai dan sangat tidak sesuai.

2. Wawancara

Setelah subjek mengisi kuesioner yang telah diberikan, Dilakukan wawancara,


wawancara ini bertujuan untuk memperoleh informasi lebih mendalam dan detail tentang
pengalaman subjek mengalami obesitas, motivasi untuk mengurangi berat badan, serta faktor
psikologis yang mempengaruhi perilaku makan dan berat badan. Wawancara ini dilakukan
menggunakan pedoman umum yang di bantu dengan guideline wawancara yang membahas
tentang identitas subjek, aktivitas subjek, gambaran berat badan ideal, pengalaman obesitas yang
dialami subjek, Pengaruh obesitas terhadap subjek dan Harapan subjek berkaitan dengan kondisi
fisiknya. Setiap bahasan utama terdapat pertanyaan lanjutan yang lebih menggali bahasan
tersebut, dari 6 pertanyaan utama, terdapat 35 pertanyaan lanjutan. Berdasarkan wawancara yang
dilakukan diketahui bahwa subjek benar merasakan ketidakpercayaan diri akan berat badannya,
banyak upaya yang dilakukan subjek

3. Self-Monitoring

Kegiatan assesmen yang terakhir adalah observasi dengan cara self-monitoring berupa
checklist pemantauan pola makan dan aktivitas fisik. Checklist pemantauan pola makan dan
aktivitas fisik dapat membantu penderita obesitas untuk mengetahui pola makan dan aktivitas
fisik yang dilakukan sehari-hari. Dengan mengetahui pola makan dan aktivitas fisik yang
dilakukan, penderita obesitas dapat mengevaluasi kebiasaan makan dan beraktivitas fisik mereka
untuk mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki selain itu Hal ini dapat membantu mereka
untuk meningkatkan kesadaran tentang kebiasaan yang perlu diperbaiki dan memotivasi mereka
untuk melakukan perubahan yang diperlukan. Checklist ini terdiri atas 3 bahasan utama yaitu,
pemantaun pola makan, pemantauan aktivitas fisik serta pemantauan kondisi fisik, yang di
dalamnya masing masing bahasa utama terdapat sub bahasan yang akan di checklist, terdiri atas
13 checklist.

Hasil penggalian data awal

Berdasarkan tiga tahapan proses assemen yang dilakukan, diketahui bahwa subjek
berperawakan tidak proposional dengan tinggi badan sekitar 147 cm dan berat badan sekitar 73
kg. Dilakukan perhitungan BMI dan hasilnya adalah 33,8>25. Hal tersebut menunjukkan bhawa
subjek mengalami obesitas. subjek adalah seorang perempuan dan mahasiswa Universitas
Terbuka sekaligus seorang pengajar.

Pada kegiatan assesmen pertama yaitu menggunakan kuesioner diketahui dari jawaban
subjek, terdapat kecendrungan bahwa subjek merasakan tidak percaya diri atas tubuhnya,
menghindari lingkungan dan memiliki kekhawatiran terhadap berat tubuh dan berusaha untuk
memperbaikinya. Hal tersebut terlihat dari item pertanyaan dan pilihan jawabannya seperti, saya
merasa tidak puas diri terhadap tubuh, saya menghindar untuk melihat diri saya sendiri, Saat
melihat diri saya di cermin saya merasa buruk dan aneh, saya lebih suka berada di rumah saja
dan menghindari bertemu orang lain, Saya merasa ditertawakan karena penampilan saya, Saya
bisa membawa diri saya dengan lebih baik di hadapan orang lain jika saya kurus. Itu merupakan
beberapa item pertanyaan dalam kuesioner ini yang jawabannya mmeberikan gambaran bahwa
subjek merasakan dampak atas obesitas yang dia rasakan. Dampak tersebut khawatir tentang
penampilan, atau khawatir tentang bagaimana orang lain memandang subjek. Mereka juga
mungkin merasa tidak nyaman saat berada di lingkungan sosial tertentu, seperti di tempat umum
atau di depan umum. Selain itu juga merakan keinginan untuk menyamakan dirinya dengan
standar ideal di masyarakat.

Pada kegiatan assesmen kedua yaitu wawancara, Saat pertama kali bertemu dengan
subjek. Subjek menggunakan baju terusan berwarna biru dongker (biru tua), menggunakan hijab
dan membawa tas jinjing serta mengenakan sepatu flatshoes. Wajah subjek terlihat lesu dan
kurang bersemangat. Namun ketika ditanya subjek mampu menjawab dengan baik dan terkadang
bercanda. Wawancara dilakukan untuk mengekplore lebih dalam tentang kehidupan sosial subjek
dan upaya-upaya yang dilakukan subjek untuk mengatasi permasalahan yang subjerk rasaka.
Dari wawancara yang dilakukan, bahwa meskipun subjek mengalami obesitas, tetapi tidak
membuat ia menutup diri hal-hal yang berkaitan dengan percintaan. Diketahui bahwa subjek
memiliki seorang pacar yang menerima subjek sepenuhnya, hal. Tetapi pada hubungan dengan
pertemanan, subjek tidak memiliki banyak teman, dan cenderung untuk menutup diri cenderung
menghindar dari lingkungan baru dan berteman dengan teman-teman yang sudah lama mengenal
subjek, hal ini karena subjek merasakan malu, tidak percaya diri dan merasa tidak sama dengan
teman lainnya. Wawancara yang dilakukan juga menjelaskan bahwa subjek untuk menyamakan
dirinya dengan standar masyarakat dengan melaankukan upaya diet dengan cara meminum obat
diet dan berolahraga,karena selain secara psikologis merasa berdampak, obesitas yang dirasakan
oleh subjek juga berdampak pada kesehatan, subjek mengalami ketakutan rentan terkena
penyakit. Tetapi hal tersebut tidak subjek lakukan secara konsisten, karena hasil yang tidak
signifikan, oleh karena itu, karena tidak berhasil menurunkan berat badanm subjek hanya
berharap berat badannya tidak naik saja. Setelah wawancara dilakukan subjek diberikan checklist
pertanyaan, checklist ini terdari atas 10 pertanyaan yang berkaitan dengan pola makan dan
aktivitas fisik yang di lakukan oleh berdasarkan checklist diketahui bahwa pola makan dan
aktivitas fisik yang dijalankan tidak signifikan. Pola makan yang kurang seimbang dan aktivitas
fisik yang tidak teratur .

Berdasarkan ketiga assesmen untuk penggalian data awal tersebut diketahui bahwa Seorang
wanita berusia 20 tahun, dengan indeks massa tubuh (IMT) yang menunjukkan keadaan obesitas
(IMT 33,8). Subjek mengalami gangguan citra tubuh dan merasa tidak nyaman dengan bentuk
tubuh mereka. Hal ini mempengaruhi kesehatan mental, menimbulkan perasan tidak percaya diri
dan memicu gangguan kecemasan. Subjek mengalami kerap kali ejekan, dan perlakuan yang
tidak adil dari orang lain. Hal ini yang menyebabkan rendah diri, dan menyalahkan diri sendiri
pada subjek. Selain itu diketahui bahwa subjek jika mengalami stress memicu peningkatan nafsu
makan, pola makan yang tidak sehat, dan penurunan aktivitas fisik. kondisi ini mempengaruhi
pola makan dan aktivitas fisik, serta memperburuk masalah obesitas. Subjek memiliki persepsi
yang negatif terhadap tubuh.
Daftar pustaka

Cuzzolaro, M., Vetrone, G., Marano, G., & Garfinkel, P. (2006). The Body Uneasiness
Test (BUT): development and validation of a new body image assessment scale. Eating and
Weight Disorders-Studies on Anorexia, Bulimia and Obesity, 11, 1-13.

Santrock, J. W. (2012). Perkembangan Masa-Hidup. Jilid 2. Jakarta: Erlangga

Sunartio, L., Sukamto, E. M., & Dianovinina, K. (2012). Social comparison dan body
dissatisfaction pada wanita dewasa awal. Humanitas, 9,(2), 157-168.

Turnip, Ellen Leolyta. (2018). Kontribusi Self Compassion Terhadap Body


Dissatisfaction Pada Remaja Perempuan Yang Mengalami Obesitas. Universitas Gunadarma.

Anda mungkin juga menyukai