Anda di halaman 1dari 4

PERBEDAAN BODY IMAGE DAN POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI NORMAL DAN

TIDAK NORMAL PADA REMAJA PUTRI D SMAN 80 JAKARTA

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk melakukan penyusunan dan penelitian
SKRIPSI Pendidikan Diploma IV Kesehatan Bidang Gizi

Oleh :
Ratna Fatinah
P2.31.31.1.15.0.41

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV GIZI

POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA II

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

Jakarta, 2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja sangat erat hubungannya dengan aktualisasi diri. Salah satunya adalah
mengenal citra bentuk tubuh atau yang biasa disebut body image. Remaja umumnya
bertambah dalam tinggi dan berat badan hingga enam tahun setelah mencapai menarche
(kedatangan haid pertama). Kebanyakan masa remaja, khususnya remaja putri ingin tampil
langsing dengan cara melakukan diet. Remaja merasa tidak puas terhadap keadaan dirinya
sendiri. Masalah body image ini dianggap sebagai perkara besar yang tak henti-hentinya
dipikirkan (Anwar, 2006) (Di and Negeri, 2015).
Hasil penelitian Moore dan Franko (2005) mengatakan bahwa body image adalah
komponen yang penting dalam hidup manusia karena apabila terdapat gangguan pada
body image dapat mengakibatkan banyak hal, seperti perasaan minder dan tidak percaya
diri, gangguan pola makan (eating disorder) diet yang tidak sehat, bahkan depresi. Body
image pada remaja akan sangat mempengaruhi pola makannya termasuk pemilihan bahan
makanan dan frekuensi makan. Pola makan yang baik perlu dibentuk sebagai upaya untuk
memenuhi kebutuhan gizi. Pola makan yang tidak sesuai akan menyebabkan asupan gizi
berlebih atau sebaliknya (Sulistyoningsih, 2012). Hasil riskesdas tahun 2013 menunjukkan
bahwa, status gizi anak 14-17 tahun dari 5,3% sangat kurus dan 6,8% kurus sedangkan
prevalensi kegemukan sebesar 11,9%. Pola makan yang seimbang yaitu sesuai dengan
kebutuhan disertai pemilihan bahan makanan yang tepat akan menghasilkan status gizi
yang baik. Asupan makanan yang melebihi kebutuhan tubuh akan menyebabkan kelebihan
berat badan dan penyakit lain yang disebabkan oleh kelebihan zat gizi. Sebaliknya, asupan
makanan kurang dari yang dibutuhkan akan menyebabkan tubuh menjadi kurus dan rentan
terhadap penyakit. Kedua keadaan tersebut sama tidak baiknya (Sulistyoningsih, 2012) (Di
and Negeri, 2015).
Hasil penelitian Kusumajaya (2007) menunjukkan bahwa adanya ketidakpuasan
terhadap body image pada remaja terutama pada remaja putri. Pada remaja putri usia 14-
17 tahun, menganggap dirinya lebih gemuk dari ukuran tubuh mereka yang sebenarnya.
Remaja putri juga lebih cenderung melakukan upaya penurunan berat badan berkaitan
dengan bertambahnya umur mereka. Sedangkan berdasarkan penelitian Tarigan (2004) di
Yogyakarta menunjukan hasil bahwa 67 % remaja obesitas dan 33 % remaja yang tidak
obesitas menyatakan ketidak puasannya dengan body image. Sedangkan pada penelitian
Widianti (2012) 40,3 % remaja tidak puas dengan bentuk tubuhnya dan 59,7 % remaja puas
dengan bentuk tubuhnya (Cahyaningrum, 2013).
Dalam Yuniarti (2013) dijelaskan bahwa di Indonesia belum terdapat alat ukur baku
mengenai body image, sehingga untuk menguji validitas konstruk dari skala baku yang
telah banyak digunakan di negara lain, yaitu Multidimensional Body Self Relation
Questionnaire-Appearance Scales (MBSRQ-AS) yang menggunakan lima dimensi dalam
body image yaitu appearance evaluation, appearance orientation, body area satisfaction,
overweight preoccupation, dan self-classsified weight dengan jumlah total 34 item.
Menurut Cooper et al. (1987) metode yang lebih sederhana yang banyak digunakan oleh
peneliti pada penelitian body image yaitu Body Shape Questionaire (BSQ), untuk itu
penulis menggunakan metode sederhana yaitu Body Shape Questionaire (BSQ) (Savitri,
2015).
Perlunya pemenuhan zat gizi pada usia remaja, terutama remaja putri berhubungan
dengan perannya dimasa yang akan datang sebagai calon ibu. Kondisi seseorang pada
masa dewasa ditentukan oleh keadaan pada masa remaja. Pada usia remaja keadaan gizi
dan kesehatan harus diperhatikan karena remaja putri menjadi wanita dewasa yang
melahirkan generasi berikutnya untuk itu penulis tertarik untuk meneliti tentang
Perbedaan Body Image dan Pola Makan dengan Status Gizi Normal dan Tidak Normal pada
Remaja Putri di SMAN 80 Jakarta sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan
diploma IV bidang kesehatan jurusan gizi (Husaini, 1989) (Cahyaningrum, 2013).

B. Rumusan Masalah
Bagaimana perbedaan body image dan pola makan dengan status gizi normal dan
tidak normal pada remaja putri di SMAN 80 Jakarta?

C. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui perbandingan antara pengetahuan tentang body image
dengan pola dan kebiasaan makan pada remaja putri di SMAN 80 Jakarta.
b. Tujuan Khusus
- Mendeskripsikan body image remaja putri di SMAN 80 Jakarta.
- Mendeskripsikan frekuensi makan remaja putri di SMAN 80 Jakarta.
- Mendeskripsikan jenis makanan remaja putri di SMAN 80 Jakarta.
- Mendeskripsikan status gizi remaja putri di SMAN 80 Jakarta.
- Menganalisis hubungan antara body image dengan frekuensi makan pada
remaja putri di SMAN 80 Jakarta.
- Menganalisis hubungan antara jenis makan dengan body image pada
remaja putri di SMAN 80 Jakarta.
- Menganalisis hubungan antara status gizi dengan body image pada
remaja putri di SMAN 80 Jakarta.

D. Hipotesis
Ada perbedaan antara penilaian body image dan pola makan dengan status gizi
yang normal dan tidak normal pada remaja putri di SMAN 80 jakarta.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai tambahan sumber informasi
tentang perbedaan body image dan pola makan dengan status gizi normal dan
tidak normal pada remaja putri di SMAN 80 Jakarta.

2. Bagi pihak remaja putri


Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan motivasi
kepada remaja untuk mempunyai body image yang positif dan menjalankan
pola makan yang baik sehingga dapat mempertahankan status gizi yang
normal.

3. Bagi Peneliti
a. Merupakan proses pelatihan berfikir guna mencari tahu dan menilai
perbedaan body image dan pola makan denan status gizi normal dan tidak
normal di SMAN 80 Jakarta.
b. Dapat mengetahui perbedaan body image dan pola makan dengan status gizi
normal dan tidak normal di SMAN 80 Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai