SKENARIO 2
(15237)
2. Rizky Fadhilah
(15240)
(15244)
4. Yuninda kurniawati
(15246)
5. Jeki Rahmawati
(15255)
6. Nanang Arif K
(15257)
7. Redita Elva F
(15262)
8. Wahyu Nitari
(15264)
(15269)
(15270)
(15271)
(15273)
AGENDA TUTORIAL
Pertemuan I
Hari
: Senin
Tanggal
: 02 Maret 2015
Agenda
Kehadiran
: 12
Tidak hadir
: Wahyu Nitari
Tutor
Skenario 2
Step 1-4
Step 5
LO:
1. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi gambaran diri ?
2. Menjelaskan perilaku yang berhubungan dengan respon gambaran diri faktor
predisposisi, presipitasi, sumber koping dan mekanisme koping pada klien dengan
gangguan gambaran diri ?
Step 6
Belajar Mandiri
Step 7
1.
Menurut Thompson (Januar, 2007) faktor-faktor pembentuk citra tubuh pada diri
individu dipengaruhi oleh, antara lain:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Budaya
Adanya pengaruh disekitar lingkungan individu dan bagaimana cara
budayamengkomunikasikan norma norma tentang penampilan fisik dan ukuran
tubuh yang menarik.
Siklus hidup
Pada dasarnya individu menginginkan untuk kembali memiliki bentuk tubuh
seperti masalalu.
Masa kehamilan
Proses dimana individu bisa menjaga masa tumbuh kembang anak dalam
kandungan,tanpa ada peristiwa peristiwa pada masa kehamilan.
Sosialisasi
Adanya pengaruh dari teman sebaya yang menjadikan individu ikut
terpengaruhdidalamnya.
Konsep diri
Gambaran individu terhadap dirinya, yang meliputi penilaian diri dan penilaian
sosial.
Peran gender
Dalam hal ini peran orang tua sangat penting bagi citra tubuh individu,
sehinggamenjadikan individu lebih cepat terpengaruh
Pengaruh distorsi citra tubuh pada diri individu
Perasaan dan persepsi individu yang bersifat negatif terhadap tubuhnya yang dapat
diikuti oleh sikap yang buruk.
Berdasarkan uraian yang ada di atas citra tubuh bisa dipengaruhi oleh budaya yang
ada di sekitar individu dan bagaimana cara budaya mengkomunikasikan norma
yang ada terhadap penampilan, ukuran tubuh, bentuk badan, dan daya tarik fisik.
Menurut Atwater (1999), mengatakan bahwa cara seseorang menerima gambaran
diri (self body image) yang ia miliki tergantung pada pengaruh sosial dan budaya, dengan
penjelasan sebagai berikut:
1.
Kebudayaan
Gambaran diri (self body image) dipengaruhi oleh budaya disekitar individu dan
cara bagaimana budaya mengkomunikasikan norma yang ada tentang berat badan,
ukuran tubuh, bentuk badan dan daya tarik fisik.
2.
Faktor sosial
Faktor sosial diantaranya adalah media massa, bahwa mediamassa telah melakukan
manipulasi dengan memberikan gambaran yang stereotipe yangmenitik beratkan
pada pesona daya tarik tanpa memperlihatkan kekurangan-kekurangan yang ada.
Hal ini dapat berakibat buruk bagi individu.
Dalam jurnal di sebutkan bahwa responden remaja yang berusia 12-21 tahun, dia
mengidolakan sesosok bintang film yaitu San Cai. Sosok San Cai yang bertato dan para
remaja menginginkan seperti dia. Remaja putri berpendapat bahwa bertato memiliki
alasan yang mendasari yaitu untuk mengekspresikan suatu seni dan terlihat lebih cantik,
keren dan menarik; Tato merupakan daya tarik tubuh dalam menarik lawan jenis; Tato
sebagai alat pertahanan baik dari serangan musuh maupun gangguan makhluk halus;dan
Tato merupakan ungkapan keberanian dan maskulinitas di kalangan laki-laki.
Faktor-faktor yang mempengaruhi gambaran diri adalah:
a.
distorsi citra
tubuh/gambaran diri. Kadang remaja berpikir hidung mereka terlalu besar, atau
pinggul mereka terlalu lebar, atau ada bagian tubuh lain yang dirasa kurang
menarik. Dalam fase remaja ini masih dianggap wajar karena umumnya remaja
akan terus mengembangkan persepsinya terhadap perubahan fisik, jika yang
berkembang adalah persepsi positif maka gambaran diri yang dihasilkan juga akan
baik, begitu pula sebaliknya.
b.
c. Media informasi
Di layar televisi misalnya, banyak suguhan pagelaran busana dengan para model bertubuh
langsing. Tontonan tersebut membuat para gadis ingin memiliki tubuh yang sama sehingga
mereka diet keras yang mengakibatkan gadis tersebut menderita anoreksia
Penelitian oleh Marle & Karin (2014) menunjukkan bahwa media informasi dapat
mempengaruhi kepuasan terhadap bentuk tubuh para remaja perempuan. kebanyakan
remaja putri menginginkan tubuh yang lebih kecil dar yang sebenarnya karena
menganggap apa yang ada adi media itu lebih menarik.
Dilakukan penelitian tentang isu gambaran diri pada populasi LGBTQ dengan
kesimpulan sebagai berikut:
Dari penelitian pada 263 wanita lesbian ditemukan bahwa meskipun secara umum
mereka lebih kritis pada norma-norma social terkait peran wanita, mereka tidak terlalu
kritis terhadap berat badan dan penampilan. 48% dari partisipan melakukan diet dalam
3 bulan terakhir dan hamper setengahnya tidak merasa puas dengan berat badan
mereka, dan selt-esteem rendah tekait dengan body dissatisfaction.
Penelitian yang dilakukan pada komunitas gay ditemukan bahwa pria gay yang lebih
sering diet takut pada kegemukan dan merasa tidak puas pada bentuk tubuhnya. Pria
gay juga cenderung ingin memiliki badan yang ideal dari pada pria normal pada
umumnya.
Peneliti menspekulasikan bahwa transgender memiliki resiko lebih tinggi pada body
dissatisfactions dan eating disorders, berkaitan dengan merasa asing dengan tubuhnya,
dan aspek psikologis berkaitan dengan keinginan untuk melakukan operasi dan suntik
hormone.
Faktor ketiga adalah ketidakpuasan yang mendalam terhadap diri sendiri dan
kehidupan, terutama jika meningkat menjadi
merupakan suatu ekspresi dari harga diri yang rendah dan perasan inadekuat.
Keempat adalah kebutuhan akan kontrol di dalam dunia yang terasa tidak
terkontrol. Kemampuan mengontrol tubuhnya sendiri menyebabkan seseorang
merasa
setidak-tidaknya
mempunyai
pengaruh
terhadap
hidupnya
dapat tertutupi dengan baju yang panjang. Wanita muslin akan lebih fokus kepada
bagaimana agama mengharuskan mereka berpenampilan dan berpakaian.
dan
memiliki
anak).
Sejalan
dengan
waktu,
banyaknya
Ras: dibandingkan dengen kulit putih, ras kulit hitam lebih tidak banyak mengeluh
mengenai berat badan, dan warna kulit. Mereka lebih fokus untuk menjaga
penampilan rambut serta pakaian yang sesuai dengan bentuk tubuhnya.
2.
berorientasi
tugas,
mencoba
untuk
memecahkan
masalah,
a. Syock
psikologis,
merupakan
reaksi
emosional
terhadap
dampak
Bentuk Perilaku
Perilaku dapat diberi batasan sebagai suatu tanggapan individu terhadap rangsangan yang
berasal dari dalam maupun dari luar diri individu tersebut.
Secara garis besar bentuk perilaku ada dua macam, yaitu:
Perilaku pasif (respons internal)
Perilaku yang sifatnya masih tertutup, terjadi dalam diri individu dan tidak dapat diamati
secara langsung. Perilaku ini sebatas sikap belum ada tindakan yang nyata.
Contoh:
-
Berpikir
Berfantasi
Berangan-angan
Melakukan olahraga.
Mengurangi makan
Daftar Pustaka
Berman, A., Snyder, S.J., Kozier, B., Erb, G. 2008. Fundamentals of Nursing: Concepts,
process, and Practice. New Jersey: Pearson Education.
BodyImage. http://www.brown.edu/Student_Services/Health_Services/Health_Education
/nutrition_&_eating_concerns/body_image.php diakses pada 2 Maret 2015 jam
08.30.
Delaune, S., & Ladner, P. (2011). Fundamentals of Nursing Standards & Practice
(fourth., p. 424). USA: Delmar Cengage Learning.
Elfiky, I. 2009. Terapi Berfikir Positif. Jakarta : Zaman.
Galli, Nick.2015.Signs of Body Image Disturbance, Disordered Eating, and Eating
Disorders in Physically Active Adolescents.University of Utah.Association for
Applied Sport Psychology.
Hasanah, Uswatun. 2013. Pembentukan Identitas Diri dan Gambaran Diri pada Remaja
Putri Bertato di Samarinda. E Journal Psikologi 1 (2): 177-186.
Mahapatro, F dan Parkar,R.S. 2005. A comparative study of coping skills and body
image: Mastectomized vs. lumpectomized patients with breast carcinoma. Indian
journal of psychiatry.
Marle & Karin. 2014. Media Influence and Body Satisfication in Brazilian Female
Undergraduate Students. Mexican Journal of Eating Disorder p.20-28. Brazil
Mukhlis, A. (2013). Berpikir positif pada ketidakpuasan terhadap citra tubuh (body
image dissatisfaction). Jurnal Psikologi Islam, 10 (1).
Odoms-Young, A. 2008. Factors that Influence Body ImageRepresentation of Black
Muslim
Women.
Soc
Sci
Med,
66(12):
2573-2584.
doi:
10.1016/j.soc.scimed.2008.02.008
Potter, P.A., Perry, A.G. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan volume
Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
1.
Ridha, M. 2012. Hubungan antara Body Image dengan Penerimaan Diri pada
Mahasiswa Aceh di Yogyakarta. Empathy Vol.I No.1 Desember 2012.
Smith-jackson, et. al., 2011. Coping with Bad body image days strategies from firsyears young adult college women. Body Image.
Sunaryo. 2004. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC
Surya, Hendra. 2010. Jadilah pribadi yang unggul.