Anda di halaman 1dari 9

Pemaknaan Tubuh Ideal

(Studi Deskriptif Tentang Pemaknaan tubuh Ideal bagi Komunitas XL’SO)

Oleh: Greytha Vialini


NIM: 071014012

Program Studi Sosiologi Departemen Sosiologi


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Airlangga
Semester Genap/Tahun 2013/2014

Abstrak

Obesitas bukan merupakan penyakit yang membahayakan dalam masyarakat.


Banyak yang beranggapan miring tentang tubuh obesitas. Terdapat komunitas khusus
obesitas di Surabaya yaitu XL’SO yang membuktikan bahwa memiliki tubuh obesitas
tidaklah memalukan. Oleh sebab itu, fokus penelitian dalam penelitian ini adalah: (1).
Bagaimana pemaknaan tubuh obesitas terhadap tubuh ideal? dan (2). Apa yang
dilakukan orang-orang obesitas dengan interaksi sosial terjadi pada dirinya?
Teori interaksionisme simbolik oleh Herbert Blumer digunakan untuk
menjawab fokus penelitian. Teknik penentuan informan menggunakan purposive
sampling. Tipe penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan memilih lokasi Surabaya,
Jawa Timur. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam.
Hasil penelitian menemukan bahwa anggota komunitas memaknai tubuh ideal
adalah tubuh yang banyak diidamkan banyak perempuan, yaitu kurus dan tinggi.
Namun, tubuh ideal menurut informan juga yang lebih nyaman untuk dirinya sendiri,
entah gemuk atau kurus. Salah satu hal yang menyebabkan anggota komunitas
tertarik dengan tubuh ideal adalah faktor keluarga. Anggota komunitas yang ingin
memiliki tubuh ideal melakukan kegiatan menurunkan berat badan, seperti olahraga
sampai puasa. Di lain pihak, terdapat hambatan pada proses penurunan badan,
misalnya informan yang tidak kuat melakukan olahraga. Akhirnya, mereka
mengkonsumsi obat dari dokter yang mampu menurunkan berat badannya.

Kata Kunci : Tubuh Obesitas dan Komunitas XL’SO.


ABSTRACT

Obesity is not a disease that is dangerous in societies. Many are leaning of the
obesity. There is a special community obesity in Surabaya that the XL’SO which
prove that obesity does not have a body shame. Therefore, the focus of the research in
this study are: (1) the definition of obese body. how the body ideal? and (2). What
does obese people with social interaction happens on him?
The theory of symbolic interaksionisme by Herbert Blumer used to answer the
research focus. Determination technique using a purposive sampling informant. Type
of this research is a descriptive qualitative and choose the location of Surabaya, East
Java. The technique of data collection conducted in-depth interviews with.
Results of the study found that members of the community to interpret the
ideal body is a much coveted body of many women, that is thin and tall. However,
the ideal body according to informants as well as a more comfortable for himself,
whether fat or thin. One of the things that lead to community members interested in
the body ideal is the family factor. Community members who wish to have an ideal
body weight loss activities, like sports to fasting. On the other hand, there are
obstacles in the process of lowering the body, for example the informant not strong
do sports. Finally, they are taking the drug from a doctor who was able to reduce his
weight.

Keywords: Obesity and XL’SO Community.

Pendahuluan menyebabkan remaja cenderung


Setiap manusia selalu ingin menjadi individu yang mudah bergaul
tampil menarik di depan umum atau dan memiliki rasa percaya diri serta
masyarakat, terutama bagi perempuan sikap terbuka dalam kehidupan
yang ingin tampil cantik dan menarik. sosialnya 2.
Salah satu contohnya yaitu memiliki Preiffer mengatakan bahwa
bentuk tubuh ideal. Hanya 10 persen remaja memiliki keprihatinan terkait
dari anak-anak yang tidak memiliki perubahan fisiknya. Hanya sedikit
orang tua obesitas menjadi obesitas, remaja yang merasa puas dengan
sementara kurang lebih 40 persen dari bentuk tubuhnya. Ketidakpuasan
anak-anak yang memilliki salah satu hanya dialami pada beberapa bagian
orang tua obesitas menjadi obesitas tubuh tertentu yang menyebabkan
dan kurang dari 70 persen anak-anak ketidakpercayaan diri pada remaja.
yang kedua orang tuanya obesitas Tidak merasa puas dengan bentuk
menjadi obesitas 1. Tahap
perkembangan yang baik akan 2
Nisa, Adisti. 2011. Hubungan Faktor Perilaku,
Frekuensi Konsumsi Fast Food, Diet Genetik
1
Soegih. R Rahmad & Wiramihardja. 2009, Dengan Kelebihan Berat Badan ( Studi SMA
Permasalahan Dan terapi Praktis. Jakarta Negeri 5 SBY). Surabaya: Universitas Airlangga
tubuh menjadi salah satu penyebab tubuh ideal? dan (2). Apa yang
timbulnya konsep diri yang kurang dilakukan orang-orang obesitas dengan
baik dan kurangnya rasa percaya diri interaksi sosial terjadi pada dirinya?
selama masa remaja. 3 Harter (1989)
melalui penelitiannya menyatakan Kajian Teori dan Metode Penelitian
bahwa penampilan fisik secara Kajian Teori
konsisten berkorelasi tinggi dengan Teori Interaksionis Simbolik
rasa percaya diri secara umum, yang Perspektif interaksionisme
kemudian diikuti oleh penerimaan simbolik banyak dipengaruhi oleh
sosial teman sebayanya. 4 Remaja George Herbert Mead dengan
memiliki kepercayaan diri yang dapat psikologi sosial yang
diungkapkan melalui sikap yang dikembangkannya. Mead melihat
tenang dan seimbang dalam situasi bahwa aktor sosial dan lingkungan
sosial 5. sosialnya merupakan proses yang akan
Obesitas atau kelebihan berat terus berkembang. Ia menjelaskan
badan menjadi momok bagi pria atau bahwa diri ‘self’ mengalami
wanita yang mengalaminya dewasa internalisasi atau interpretasi subyektif
kini. Obesitas adalah kelebihan berat atas realitas (obyektif) dalam struktur
badan sebagai akibat dari penimbunan yang lebih luas. Diri ‘self’ merupakan
lemak tubuh yang berlebihan. Remaja internalisasi individu atas hal yang
yang mengalami obesitas saat tampil di telah “digeneralisir” orang lain, atau
depan publik akan merasa kurang kebiasaan komunitas sosial secara
nyaman atau kurang percaya diri. lebih luas. “Dia” merupakan produk
Fallon menyatakan bahwa dialektis dari “saya” (impulsif dari
permasalahan berat badan lebih diri) dan “aku” (sisi sosial manusia).
banyak dialami oleh perempuan. Berat Oleh sebab itu, setiap individu terdiri
badan ideal menurut perempuan adalah dari dimensi biologis dan psikologis,
berat badan yang lebih kurus dari rata- yaitu “saya”, dan sosiologis, yaitu
rata berat perempuan dalam populasi 6. “aku”.
Berdasarkan permasalahan di Proses interaksi manusia tidak
atas, maka fokus penelitian dalam hanya melibatkan aktor sosial saja,
penelitian ini adalah: (1). Bagaimana tetapi juga melibatkan serangkaian
pemaknaan tubuh obesitas terhadap simbol yang digunakan oleh aktor
selama proses interaksi berlangsung.
3
Hurlock, E., 1997. Psikologi Perkembangan Melalui interaksionisme simbolik,
Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Mead mencoba untuk mendalami
Jakarta : Erlangga. Hlm : 211 interpretasi subyektif atas realitas
4
obyektif 7. Tradisi tersebut kemudian
Santrock, John W. 2003. Adolescene, dikembangkan oleh murid Mead, yaitu
Perkembangan Remaja. Jakarta : Erlangga. Herbert Blumer.
Hlm: 336-338
5
Hurlock, Op.Cit, hal 213-214.
7
Poloma, margarent M. 2010. Sosiologi
6
Santrrock, Op. Cit hal 77. Kontemporer. Jakarta. Rajawali pers. Hal: 257
Penelitian ini juga 1. Manusia bertindak berdasarkan
menggunakan teori interaksionisme makna yang ada bagi mereka.
simbolik dari Blumer yang 2. Makna tersebut berasal dari
mengandung sejumlah ide dasar ‘root interaksi sosial individu dengan
images’ sebagai berikut: individu lain.
1. Masyarakat terdiri dari manusia 3. Makna tersebut disempurnakan
yang berinteraksi dan saat proses interaksi sosial
membentuk struktur sosial berlangsung.
melalui tindakan bersama. Blumer mengatakan, “bagi
2. Interaksi terdiri dari kegiatan seseorang, makna dari sesuatu berasal
yang meliputi hubungan manusia dari cara orang lain bertindak
dengan manusia lain. Interaksi terhadapnya dalam kaitannya dengan
simbolis mencakup stimulus- sesuatu itu 9. Manusia sebagai aktor
respon yang sederhana, sosial tidak hanya bereaksi terhadap
sementara interaksi non-simbolis tindakan orang lain, tetapi juga
mencakup “penafsiran tindakan”. menafsirkan dan mendefinisikan setiap
3. Obyek tidak memiliki makna tindakan tersebut 10.
intrinsik. Makna merupakan Interaksionis simbolik
produk simbolis. Obyek dapat menghargai setiap manusia sebagai
dikelompokkan ke dalam tiga individu yang bisa bertindak atas
kategori: (1). Obyek fisik, berupa kehendaknya sendiri, berdasarkan oleh
benda, (2). Obyek sosial seperti apa yang ia lihat dan ia maknai dari
peran dalam masyarakat, dan (3). lingkungan sosialnya. Blumer
Obyek abstrak, seperti nilai mengatakan bahwa organisasi dan
sosial. Blumer membatasi obyek struktur masyarakat merupakan tempat
sebagai segala hal yang berkaitan tindakan sosial berlangsung, bukan
dengan benda yang merupakan penentu dari tindakan
bersangkutan. tersebut. Dengan demikian, segala hal
4. Manusia dapat melihat dirinya yang terjadi di dalam struktur dan
sendiri sebagai obyek. organisasi adalah hasil dari tindakan
5. Tindakan manusia adalah para aktor sosial 11.
tindakan interpretatif yang dibuat Aliran interaksionis simbolik
manusia itu sendiri. dalam sosiologi tidak hanya mengakui
6. Tindakan tersebut kemudian realitas dunia obyektif dan peranannya
dibatasi dan disesuaikan dalam perkembangan manusia, tetapi
sehingga membentuk tindakan juga memberi perhatian terhadap
bersama dalam struktur sosial. kedudukan interpretasi dunia obyektif
Secara umum, Blumer
mengungkapkan bahwa 9
interaksionisme simbolik bertumpu Ibid hal 4-5
pada tiga premis utama, yaitu 8: 10
Zeitlin M, Irving. 1995. Memahami Kembali
sosiologi. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada
8 11
Ibid hal 261 Ibid264-265
secara subyektif oleh individu di penelitian dekriptif dipilih agar mampu
dalamnya 12. Blumer menyatakan, menjawab fokus penelitian secara
tindakan manusia merupakan hasil rinci. Penelitian ini bertujuan untuk
dari serangkaian proses pemaknaan memberi gambaran mengenai makna
subyektif manusia terhadap realitas terhadap tubuh ideal dan interaksi
obyekif yang ada di sekelilingnya. sosial yang dialami oleh penderita
Proses pemaknaan tersebut kemudian obesitas dalam kehidupan masyarakat.
disempurnakan melalui interaksi yang Jawaban dari fokus penelitian tersebut
dilakukan manusia dengan akan mengalami diversitas yang sangat
lingkungannya. Blumer menyatakan beragam sehingga data yang diperoleh
bahwa self-indication merupakan juga akan bervariasi. Dengan
proses yang dilakukan manusia demikian, peneliti menggunakan
sebagai aktor yang sadar dan refleksif metode kualitatif.
dalam menyatukan obyek yang ada di Penelitian dilakukan di dalam
sekitarnya. Proses self-indication komunitas XL’SO yang berlokasi di
berlangsung selama terjadinya kota Surabaya. Komunitas XL’SO
interaksi antara manusia dan manusia dipilih karena: (1). Komunitas yang
yang lain; seorang individu mencoba paling dikenal oleh banyak pihak,
untuk mengantisipasi tindakan orang seperti: media cetak, media televisi,
lain dan menyesuaikan tindakannya dan radio, (2). Mudah ditemui karena
sebagaimana dia menafsirkan tindakan sering menjadi tamu undangan dalam
itu 13. Tindakan tersebut yang disebut berbagai acara, (3). Latar belakang
Blumer sebagai tindakan berdasarkan anggotanya yang berbeda dalam
pernafsiran simbol. Menurut Blumer, berbagai hal, seperti: pekerjaan,
simbol tersebut dapat berupa banyak pendidikan, status ekonomi, dan
hal, baik itu berupa verbal, gerakan agama. Dengan demikian, komunitas
tubuh, dan lain sebagainya. Simbol tersebut mampu memberikan informasi
yang muncul selama proses interaksi yang beragam sehingga mampu
tersebut kemudian akan menimbulkan memperkaya data.
makna yang berbeda antara satu Informan dalam penelitian ini
manusia dan manusia lainnya. dipilih dengan menggunakan metode
Pemaknaan yang muncul pada diri purposive, yaitu cara memilih
seorang manusia dipengaruhi oleh informan dengan pertimbangan
orang yang ada di lingkungannya. tertentu berdasarkan tujuan penelitian.
Artinya, informan dianggap mampu
Metode dan Prosedur Penelitian memberikan informasi yang
Tipe penelitian yang digunakan dibutuhkan sesuai dengan fokus
adalah deskriptif, yaitu penelitian. Pertimbangan dalam
menggambarkan fenomena sosial yang menentukan informan menurut
terjadi di dalam masyarakat. Tipe Spradley, yaitu 14:

12
Ibid hal 256
14
Moelong, L. J. 2004. Metodolgi Penelitian
13
Ibid hal 4-5 Kualitatif. Bandung: Pt Remaja Rosdakarya.
1. Mereka menguasai dan deskriptif kualitatif, yaitu
memahami hal melalui proses menggambarkan permasalahan secara
inkulturasi, sehingga hal tersebut cermat dan tepat berdasarkan
bukan sekedar diketahui, tetapi pemaparan dari subyek penelitian yang
juga dihayati. disajikan dalam bentuk teks naratif.
2. Mereka yang tergolong masih
berkecimpung atau terlibat pada Pembahasan
kegiatan yang diteliti.
3. Mereka mempunyai kesempatan Tokoh interaksionisme
dan waktu yang memadai untuk simbolik, Herbert Blumer, mengatakan
dimintai informasi. bahwa setiap individu mampu
4. Mereka yang tidak cenderung memaknai segala hal yang ada di
menyampaikan informasi dan sekitarnya. Blumer percaya bahwa
kemasannya sendiri. tidak ada manusia yang memiliki
5. Mereka pada umumnya makna yang sama dengan manusia lain
tergolong cukup asing akan terhadap satu obyek. Pemaknaan
peneliti sehingga lebih tersebut dipengaruhi oleh interaksi
mengarahkan untuk dijadikan yang terjadi dengan manusia lain.
semacam guru atau narasumber. Blumer mengatakan, interaksionisme
Jumlah informan yang didapat simbolik bertumpu pada tiga premis
adalah sebanyak enam informan. utama, yaitu:
Informan utama berjumlah empat 1. Manusia bertindak berdasarkan
orang dengan kriterianya adalah makna yang ada bagi mereka.
memiliki tubuh obesitas dan menjadi 2. Makna tersebut berasal dari
anggota komunitas XL’SO. Sementara interaksi sosial individu dengan
itu, dua sisanya merupakan informan individu lain.
pendukung dengan kriterianya adalah 3. Makna tersebut disempurnakan
bertubuh obesitas, tetapi tidak menjadi saat proses interaksi sosial
anggota komunitas XL’SO. berlangsung.
Data dalam penelitian ini Manusia dapat memaknai
didapatkan melalui wawancara obyek di luar dirinya dan melihat
mendalam yang dilakukan dengan dirinya sendiri sebagai obyek, yang
mengajukan pertanyaan langsung kemudian memberikan makna
kepada informan dan beberapa pihak terhadapnya. Blumer menyebut hal
yang berkompeten dalam menjawab tersebut sebagai konsep kedirian
fokus penelitian.Wawancara (self). Self-indication adalah proses
mendalam menggunakan instrumen komunikasi yang sedang berjalan saat
berupa guide of interview untuk individu mengetahui, menilai,
mempermudah proses wanwancara. memberi makna, dan memutuskan
Data yang diperoleh kemudian untuk bertindak berdasarkan makna
dianalisa. Analisa data merupakan yang ada. Blumer menghargai setiap
proses mengorganisasikan dan manusia sebagai individu yang
mengurutkan data ke dalam pola, mempunyai inisiatif dari dalam dirinya
kategori, dan satuan uraian dasar. untuk bertindak, bukan individu yang
Analisis data yang digunakan adalah
bertindak berdasarkan tekanan dari mengatakan bahwa organisasi dan
sturktur sosial. struktur masyarakat merupakan tempat
Penelitian ini juga tindakan sosial berlangsung, bukan
menggunakan teori interaksionisme merupakan penentu dari tindakan
simbolik dari Blumer yang tersebut. Dengan demikian, segala hal
mengandung sejumlah ide dasar ‘root yang terjadi di dalam struktur dan
images’ sebagai berikut: organisasi adalah hasil dari tindakan
1. Masyarakat terdiri dari manusia para aktor sosial 15. Bagi Blumer,
yang berinteraksi dan tindakan manusia tidak dipengaruhi
membentuk struktur sosial oleh organisasi dan struktur sosial
melalui tindakan bersama. yang ada di dalam masyarakat.
2. Interaksi terdiri dari kegiatan Namun, tindakan manusia didasari atas
yang meliputi hubungan manusia pemaknaannya terhadap obyek.
dengan manusia lain. Interaksi Pemaknaan tersebut merupakan hasil
simbolis mencakup stimulus- dari interaksinya dengan obyek yang
respon yang sederhana, bersangkutan. Interaksi adalah kunci
sementara interaksi non-simbolis utama dari teori interaksionisme
mencakup “penafsiran tindakan”. simbolik. Oleh sebab itu, manusia
3. Obyek tidak memiliki makna mampu untuk memberikan makna
intrinsik. Makna merupakan tersendiri terhadap obyek yang ada di
produk simbolis. Obyek dapat sekitarnya.
dikelompokkan ke dalam tiga Berdasarkan temuan data, self
kategori: (1). Obyek fisik, berupa indication ialah proses komunikasi
benda, (2). Obyek sosial seperti pada diri individu yang dimulai dari
peran dalam masyarakat, dan (3). mengetahui, menilai, memberi makna,
Obyek abstrak, seperti nilai dan memutuskan untuk bertindak
sosial. Blumer membatasi obyek berdasarkan makna tersebut. Tindakan
sebagai segala hal yang berkaitan tersebut merupakan konstruksi yang
dengan benda yang tidak bernilai bebas, tetapi
bersangkutan. keberadaannya dibangun oleh individu
4. Manusia dapat melihat dirinya melalui catatan dan penafsiran situasi
sendiri sebagai obyek. tempat ia bertindak 16.
5. Tindakan manusia adalah
tindakan interpretatif yang dibuat
manusia itu sendiri.
6. Tindakan tersebut kemudian
dibatasi dan disesuaikan
sehingga membentuk tindakan 15
bersama dalam struktur sosial. Poloma, Margaret. 2010. Sosiologi
Interaksionis simbolik Kontemporer. Raja Grafindo. Jakarta Hlm : 264-
265
menghargai setiap manusia sebagai
individu yang bisa bertindak atas 16
Zeitlin, Irving M. 1995 memahami Kembali
kehendaknya sendiri, berdasarkan oleh Sosiologi. Yogyakarta : Gajah Mada University
apa yang ia lihat dan ia maknai dari Press. Hlm : 331-332
lingkungan sosialnya. Blumer
Kesimpulan dan Saran Penelitian selanjutnya dengan tema
Kesimpulan yang sama diharapkan mampu
1. Informan memaknai tubuh ideal melakukan penelitian yang lebih baik
sebagai tubuh yang diidamkan banyak dan variatif. Dengan demikian, mampu
perempuan, yaitu kurus dan tinggi. memberikan gambaran yang lebih luas
Selain itu, tubuh ideal menurut mengenai makna tubuh ideal bagi
informan merupakan tubuh yang lebih komunitas obesitas.
nyaman untuk dirinya sendiri, entah
gemuk atau kurus. Daftar Pustaka
2. Informan yang ingin memiliki tubuh Buku
ideal melakukan kegiatan menurunkan Hurlock, E. (1997) Psikologi
berat badan, seperti olahraga dan Perkembangan Suatu
puasa. Informan mendapat dukungan Pendekatan Sepanjang Rentang
dari orang sekitarnya saat melakukan Kehidupan. Jakarta : Erlangga.
kegiatan tersebut. Informan yang tidak Jenice, Thompson. dan Manore,
kuat melakukan olahraga atau puasa Melinda. (2009) Nutrion and
akan mengkonsumsi obat dari dokter. Aplied. San Fransisco: Person
3. Ada yang mendukung dan kurang Education.
mendukung terhadap komunitas Moelong, L. J. (2004) Metodolgi
XL’SO. Dukungan terhadap komunitas Penelitian Kualitatif. Bandung.
tersebut berbentuk undangan kepada Remaja Rosda.
mereka dalam berbagai acara, seperti Poloma, Margarent M. (2010)
acara amal. Setiap momen tersebut Sosiologi Kontemporer. Jakarta.
selalu disiarkan melalui media cetak Rajawali pers.
atau media elektronik. Sementara itu, Ritzer, George. d a n Douglas J.
lingkungan sekitar yang kurang Goodman. ( 2010) Teori Sosial
mendukung menganggap bahwa Modern. Jakarta: Kencana.
komunitas tersebut tidak menghasilkan Santrock, John W. (2003) Adolescene,
hal-hal positif dan membuat waktu Perkembangan Remaja. Jakarta :
terbuang sia-sia. Erlangga.
Soegih, R Rahmad. dan Wiramihardja.
Saran (2009) Permasalahan dan
Tubuh obesitas tidak selamanya Terapi Praktis. Jakarta.
harus dipandang sebelah mata oleh Zeitlin, Irving M. (1995) Kritik
masyarakat luas. Tubuh obesitas akan terhadap Teori Sosiologi
tidak dipandang sebelah mata apabila Kontemporer. Gadjah Mada
individu yang mengalaminya University Press.
mempunyai kelebihan tertentu.
Contohnya, tiga selebritis wanita yang Skripsi
gemuk dan tergolong obesitas Nisa, Adisti. (2011) Hubungan Faktor
menjadikan tubuhnya sebagai hal yang Perilaku, Frekuensi Konsumsi
positif. Mereka tidak pernah rugi Fast Food, Diet Genetik Dengan
dengan tubuh obesitas yang mereka Kelebihan Berat Badan (Studi
miliki. Tubuh obesitas bukan musibah SMA Negeri 5 SBY). Skripsi.
atau penyakit yang ganas dan menular. Universitas Airlangga.
Pramita, Lilanendra. (2012) Kontruksi
Sosial tentang Studi pada Ibu-
Ibu Komunitas Senam Aerobic di
Club House Dian Istana
Surabaya. Skripsi. Universitas
Airlangga.
Chandrani, Fastari. (2007)
Kepercayaan Diri Wanita Muda
Penderita Obesitas. Skripsi.
Universitas Airlangga.

Artikel dan Internet


Kuntari, Rien. (2006). Perempuan,
berhati-hatilah..
http://kompas.com/kompas-
cetak/0608/11/sorotan/2873380.
html
Id.m.wikipedia.org/wiki/kegemukan

Anda mungkin juga menyukai