REMAJA DINI
OLEH :
RAIHAN ARSYANDA
SALSABILA ANDRIANI
XII IPA 6
BAB I
PENDAHULUAN
Dunia modern yang semakin pesat menuntut masyarakat untuk hidup sesuai
dengan perubahan zaman. Salah satu tuntutan zaman modern tersebut adalah dari segi
penampilan fisik. Penampilan fisik seseorang menjadi pengaruh dan prioritas utama
seseorang. Khusunya pada wanita, penampilan fisik adalah faktor yang cukup penting
dalam merepresentasi penampilan. Kecenderungan lain adalah wanita lebih terpengaruh
oleh bayangan atau body image ideal yang diajarkan oleh kebudayaan atau lingkungan
mereka (Rice, 1990). Body image dimaknai dengan persepsi seseorang dalam memberi
penilaian terhadap bentuk tubuh sendiri. Padangan wanita terhadap body image dapat
berupa negatif positif yang dapat memengaruhi pikiran serta emosi. Sehingga wanita
memandang perlu untuk memberi perhatian terhadapa body image nya ini. Body image
tersebut merupakan evaluasi terhadap ukuran tubuh, berat badan ataupun aspek-aspek
lain dari tubuh yang berhubungan dengan penampilan fisik mereka (Altabe & Thompson,
1993).
Body image ini juga sangat mempengaruhi para remaja yang sedang
menanjak tumbuh dewasa. Banyak remaja dibuat merasa tidak nyaman dengan tubuhnya
sehingga rasa percaya ikut berkurang. Persepsi body image negatif menyebabkan remaja
tumbuh berkembang dalam kondisi mental yang kurang baik. Hal tersebut membuat
seseorang menjadi malu, cemas, dan sadar diri tentang tubuhnya. Kecemasan yang terus
menerus akan memicu stress dan gangguan pada kesehatan mental. Akibat dari gangguan
kesehatan mental akan berdampak buruk bagi jiwa seseoorang kedepan. Dengan kata
lain, persepsi-persepsi negatif yang setiap saat timbul cenderungan berpikir atau ingin
melakukan percobaan bunuh diri.
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis penulisan karya ilmiah bagi remaja yaitu menjadi sumber
referensi dan informasi bagi remaja yang membaca karya tulis ini supaya
mengetahui dan lebih mendalami bagaimana cara mengatasi persepsi body image
negative yang memepengaruhi kesehatan mental.
1.5 Metode
Metode yang digunakan dalam pengumpilan data adalah metode studi pustaka,
metode deskriptif dalam menganalisi data, dan metode informal (naratif) dalam penyajian
data.
BAB II
LANDASAN TEORI
Bentuk tubuh merupakan suatu simbol dari diri seorang individu, karena dalam
hal tersebut individu dinilai oleh orang lain dan dinilai oleh dirinya sendiri.
Selanjutnya bentuk tubuh serta penampilan baik dan buruk dapat mendatangkan
perasaan senang atau tidak senang terhadap bentuk tubuhnya sendiri.
Adanya penilaian sesuatu yang lebih baik atau lebih buruk dari yang lain,
sehingga menimbulkan suatu prasangka bagi dirinya ke orang lain, hal-hal yang
menjadi perbandingan individu ialah ketika harus menilai penampilan dirinya
dengan penampilan fisik orang lain.
Seseorang dapat menilai reaksi terhadap orang lain apabila dinilai orang itu
menarik secara fisik, maka gambaran orang itu akan menuju halhal yang baik
untuk menilai dirinya.
a. Physical attractiveness
Penilaian seseorang mengenai tubuh dan bagian tubuhnya (wajah, tangan, kaki,
bahu, dan lain-lain) apakah menaik atau tidak.
Perasaan puas atau tidaknya seseorang terhadap ukuran tubuh, bentuk tubuh, dan
berat badan.
d. Body Concealment
Usaha seseorang untuk menutupi bagian tubuhnya (wajah, tangan, kaki, bahu,
dan lain-lain) yang kurang menarik dari pandangan orang lain dan menghindari
diskusi tentang ukuran dan bentuk tubuhnya yang kurrang menarik.
e. Body improvemen
Perasaan cemas seseorang akan pandangan orang lain tentang tubuh dan bagian
tubuhnya yang kurang menarik jika berada di tempat umum.
g. Appearance comparison
Perbandingan yang dilakukan seseorang akan berat badan, ukuran tubuh, dan
bentuk badannya dengan berat badan, ukuran tubuh dan bentuk tubuh orang lain.
Body image pada diri seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
menurut Cash & Pruzinsky (2002) yaitu:
a. Jenis kelamin
Jenis kelamin merupakan faktor paling penting dalam perkembangan body image
seseorang. Ketidakpuasan terhadap tubuh lebih sering terjadi pada wanita daripada
laki-laki. Wanita cenderung untuk menurunkan berat badan disebabkan oleh iklan-
iklan dalam berbagai media yang menstandarkan bahwa wanita kurus, berkulit
putih, dan berambut panjang adalah idola dan disukai lawan jenis.
b. Media Masa
Diantara alat-alat komunikasi media masa yang ada, televisi boleh dikatakan telah
mendominasi dalam kehidupan masyarakat (Hafied, 2012). Tayangan di televisi
meliputi, film, telenovela, berita atau informasi dan iklan (Bungin, 2008).
Menonton televisi sering kali memuncak pada remaja akhir sebagai respon
terhadap persaingan media dan permintaan terhadap aktivitas sekolah dan sosial
(Roberts, Henriksen, & Foehr dalam Santrock, 2011). Salah satu tayangan yang
sering dilihat remja di televisi adalah iklan.
Iklan televisi merupakan salah satu faktor yang membetuk kriteria tubuh yang
ideal di masyarakat. Gencarnya iklan televisi yang menonjolkan bentuk tubuh
ideal mengakibatkan para remaja cenderung mengukur dirinya dengan kriteria
bentuk tubuh idel yang ditampilkan iklan televisi (Dewi, 2016). Secara tidak sadar
remaja yang menyaksikan tayangan iklan membentuk persepsi terhadap citra
tubuh mereka.
c. Hubungan Interpersonal
d. Keluarga
Menurut teori social learning, orang tua merupakan model yang paling penting
dalam proses sosialisasi sehingga mempengaruhi gambaran tubuh anak anaknya
melalui modeling, feedback dan instruksi. Fisher, Fisher dan Strack (dalam Cash
& Pruzinsky, 2002) menyatakan bahwa gambaran tubuh melibatkan bagaimana
orangtua menerima keadaan bayinya baik terhadap jenis kelamin bayinya dan
bagaimana wajah bayinya kelak. Ketika bayi lahir, orangtua menyambut bayi
tersebut dengan pengharapan akan adanya bayi ideal dan membandingkannya
dengan penampilan bayi sebenarnya. Kebutuhan emosional bayi adalah disayangi
lingkungan yang dapat mempengaruhi harga diri seseorang. Harapan fisik bayi
oleh orangtua sama seperti harapan oanggota keluarga lain yaitu tidak cacat tubuh.
Ikeda and Narworski (dalam Cash dan Purzinsky, 2002) menyatakan bahwa
komentar yang dibuat orang tua dan anggota keluarga mempunyai pengaruh yang
besar dalam gambaran tubuh anak- anak. Orang tua yang secara konstan
melakukan diet dan berbicara tentang berat mereka dari sisi negatif akan
memberikan pesan kepada anak bahwa menghawatirkan berat badan adalah
sesuatu yang normal.
b. Budaya
c. Siklus hidup
Pada dasar Individu menginginkan untuk kembali memiliki bentuk tubuh seperti
masa lalu.
d. Masa kehamilan
Proses dimana individu bisa menjaga masa tumbuh kembang anak dalam
kandungan, tanpa ada peristiwa-peristiwa pada masa kehamilan.
e. Sosialisasi
Adanya pengaruh dari teman sebaya yang menjadikan individu ikut terpengaruh
didalamnya.
f. Konsep diri
Gambaran Individu terhadap dirinya, yang meliputi penilaian diri dan penilaian
sosial.
g. Peran gender
Dalam hal ini peran orang tua sangat penting bagi citra tubuh individu, sehingga
menjadikan individu lebih cepat terpengaruh.
Perasaan dan persepsi individu yang bersifat negatif terhadap tubuhnya yang
dapat diikuti oleh sikap yang buruk.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi body
image menurut Cash & Pruzinsky (2002) adalah jenis kelamin, media massa, dan
hubungan interpersonal. Sedangkan menurut Thompson (januar, 2007) faktor yang dapat
mempengaruhi body image adalah pengaruh berat badan dan persepsi gemuk/ kurus,
budaya, siklus 23 hidup, masa kehamilan, sosialisasi, konsep diri, peran gender, dan
pengaruh distorsi citra tubuh pada diri individu. Sedangkan faktor yang digunakan
sebagai variabel bebas adalah faktor media massa dari Cash dan Pruzinsky (2002) yang
didalamnya terdapat iklan televisi sebagai objek persepsi.
Sering bercermin dan menilai diri sendiri memiliki kekurangan fisik yang
berlebihan.
Selalu mengambil hati atau terlalu memikirkan komentar orang lain soal
penampilan atau tubuhnya.
Sering membandingkan tubuhnya dengan orang lain dan merasa tubuh orang lain
menarik. Sementara tubuhnya merupakan sebuah bentuk kegagalan.
Merasa tidak nyaman dan canggung terhadap tubuhnya.
Merasa malu dan cemas dengan tubuhnya.
Rela diet ketat atau melakukan cara-cara ekstrem lainnya untuk “memperbaiki”
penampilan.
a) Depresi
Remaja yang memiliki citra diri negatif lebih mungkin mengalami depresi,
gangguan kecemasan, dan kecenderungan pemikiran dan/atau percobaan bunuh
diri. peneliti menyimpulkan bahwa gangguan pola makan, kekhawatiran akan citra
tubuh untuk menjadi langsing, dan gangguan mental memang merupakan hasil
dari terlibat dalam komentar “gendut”, bukan hanya dari mendengarkan saja.
b) Body Dysmorphia Disorder (BDD)
Body dysmorphia (BDD) klasik adalah obsesi citra tubuh yang ditandai
dengan kekhawatiran terus menerus hingga taraf mengganggu tentang ‘cacat’ fisik
dan penampilan yang dibayangkan, atau perhatian yang sangat berlebihan tentang
kekurangan tubuh yang sangat minimal. BDD yang terkait dengan berat badan
diklasifikasikan sebagai obsesi yang merusak terhadap berat dan bentuk badannya.
c) Anoreksia Nevorsa
Anoreksia adalah gangguan jiwa yang paling mematikan, membawa
peningkatan risiko kematian hingga enam kali lipat – empat kali risiko kematian
akibat depresi berat. Gejala emosional anoreksia termasuk cepat marah, menarik
diri dari situasi sosial, kurangnya mood atau emosi, tidak mampu memahami
keseriusan dari situasi yang ia idap, takut makan di di depan publik dan obsesi
dengan makanan dan olahraga.
d) Bulimia Nevorsa
bulimia menunjukkan kehilangan kontrol saat makan dalam porsi besar di
waktu singkat, kemudian mengerahkan segala kemampuan diri untuk membuang
asupan kalori dengan memaksakan muntah, olahraga mati-matian, atau
penyalahgunaan obat pencahar.
Obesitas atau kegemukan merupakan suatu masalah yang ditakuti oleh para
remaja. Papalia dan Olds (1995) mengatakan bahwa obesitas atau kegemukan terjadi jika
individu mengkonsumsi kalori yang berlebihan dari yang mereka butuhkan Sarafino
(1998) juga mengatakan bahwa obesitas adalah sebagai suatu simpanan yang berlebih
dalam bentuk lemak yang berdampak buruk bagi kesehatan. Dampak buruk obesitas
terhadap kesehatan, sangat berhubungan dengan berbagai macam penyakit yang serius,
seperti tekanan darah tinggi, jantung, diabetes melitus, dan penyakit pernapasan. Dampak
lain yang sering diabaikan adalah perasaan merasa dirinya berbeda atau dibedakan dari
kelompoknya akan membuat individu dengan obesitas rentan terhadap berbagai masalah
psikologis. Penelitian Daniel (1997) memperlihatkan bahwa ada hubungan yang sangat
erat antara psikologis dengan obesitas pada remaja, terutama dalam bentuk depresi.
Remaja obesitas yang dijauhi oleh teman-temannya memiliki kecenderungan untuk
mengalami rasa putus asa yang besar. Hubungan antara obesitas dengan gejala psikologis
merupakan suatu lingkaran yang tidak terputus. Masalah psikologis yang paling umum
didapatkan adalah cemas, ganggguan makan.
a) lawan “fatisme”
Belajarlah untuk menerima semua orang tanpa dipengaruhi bentuk ataupun
besar badannya. Hal ini akan membantu anda untuk lebih mengapresiasi badan
anda sendiri.
b) Lawan kegagalan Diet
Kebanyakan orang yang diet mengalami kegagalan dalam program dietnya.
Orang yang melakukan diet juga dapat terbawa program dietnya dan mengalami
gangguan makan akibatnya. Diet dapat menyebabkan seseorang mengalami mood
swing, kehilangan energy, dan perasaan tidak berdaya saat gagal menurunkan
berat badan. Hal yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan pendekatan
intuitive eating. Pendekatan ini menekankan pada mengaur jumlah makan yang
sedikit pada setiap jenis makanan tanpa menghitung kalori.
c) Menerima Genetika
Ada banyak aspek pada badan yang tidak bisa kita ubah. namun kita bisa
merubah atau memodifikasi kepercayaan dan sikap kita tentang perasaan kita pada
diri kita sendiri. Perubahan itu dapat dimulai dengan membentuk respect dan sikap
positif mengenai diri kita sendiri.
d) Belajar Mengidentifikasi Masalah dan Perasaan
Mencoba mencari tahu emosi dan perasaan yang mendasari body image
negatif yang anda alami. Saat anda tidak tahu cara mengatasi masalah atau
perasaan anda, anda akan mengalihkannya pada badan anda. Belajarlah untuk
mengenali perasaan anda dan sadar bahwa fokus pada badan anda hanyalah bentuk
pengalihan dari masalah yang menganggu anda.
e) Sadari Pengaruh Body Misperseption
Wanita umumnya lebih rentan memiliki perasaan negatif pada badannya
dibandingkan laki-laki. Hampir 25% self esteem wanita dipengaruhi oleh body
imagenya. wanita dengan gangguan makan memiliki persepsi yang salah dalam
menilai tubuhnya. Belajarlah untuk sadar bahwa anda masih memiliki persepsi
yang salah dan mulailah memperbaikinya dengan mendengarkan pendapat orang
yang dapat dipercaya sampai anda merasa bahwa persepsi anda sudah mulai
membaik.
BAB III
3.1 Simpulan
Body image yang negatif adalah masalah serius pada remaja yang dapat
mengakibatkan kerusakan mental remaja pada saat itu. Kerusakan yang terjadi bisa
meliputi depresi maupun gangguan makan yang berpengaruh pada kesehatan remaja
tersebut. Selain mengakitbatkan gangguan mental juga dapat menimbulkan efek traumatis
sehingga membuat remaja menutup diri dari lingkungan sosial dan berdampak buruk bagi
masa depan remaja.
3.2 Saran
Saran yang dapat kami berikan kepada hal tersebut adalah dengan cara
mengubah hal tersebut dimulai dari diri sendiri, menghargai dan mencintai diri sendiri
dapat menghentikan penilaian buruk pada diri kita, sehingga efek negatif yang terjadi
oleh hal tersebut tidak mengganggu kesehatan mental dan menutup relasi pertemanan.
Selain berusaha dari diri sendiri kita juga bisa kita juga bisa meminta bantuan
kepada orang yang lebih profesional seperti orang tua, psikolog dan teman atau orang
yang kita percayai, sehingga dapat mengurangi beban yang kita pikirkan dan
mendapatkan masukan dari orang lain yang dapat membantu kita untuk mengatasi
masalah tersebut. Pada dasarnya body image yang negatif dapat hilang dari diri kita
ketika kita tidak pernah memikirkan omongan orang dan mencintai diri sendiri karena
body image negatif tidak akan tumbuh jika kita telah memahami dan menerima diri kita
sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3162/3/BAB%202.pdf
http://mikeauliaputri.blogspot.com/2012/11/makalah-body-image.html
https://hellosehat.com/parenting/remaja/kesehatan-mental-remaja/gangguan-citra-tubuh/
https://student.binus.ac.id/2018/05/negative-or-distorted-body-image/