Oleh :
Rafael Jireh Tambuwun
220141010014
Pembimbing :
dr. Frida M. Agu, Sp.KJ
Oleh:
220141010014
Pembimbing:
Referat...........................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................2
BAB III. KESIMPULAN.............................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
Masa remaja merupakan masa yang ditandai dengan perubahan fisiologis, emosional,
kognitif, dan sosial yang meghasilkan perhatian yang lebih besar terhadap penampilan fisik.
persepsi remaja tentang tubuh mereka, memprovokasi peningkatan preokupasi terhadap citra
diri yang dalam banyak kasus menyebabkan penurunan harga diri (self esteem).
Kecenderungan remaja untuk tidak bahagia dengan citra tubuh mereka telah dibahas dalam
banyak penelitian, sebab masalah citra tubuh ini dapat mengancam kesehatan dan
Citra tubuh mengacu pada pengalaman psikologis multifaset dari perwujudan yang
mencakup persepsi diri dan sikap diri yang berhubungan dengan tubuh seseorang, termasuk
pikiran, keyakinan, perasaan, dan perilaku. Citra tubuh sering didefinisikan sebagai persepsi
diri tentang diri secara fisik dan perasaan serta pikiran yang dihasilkan dari persepsi tersebut.
Gangguan di salah satu domain ini disebut sebagai kekhawatiran citra tubuh atau citra tubuh
tentang citra tubuh dan perkembangan psikopatologi pada masa remaja, terutama dengan
gejala perilaku internalizing yaitu, kecemasan, depresi, atau penarikan sosial, yang pada
Referat ini secara khusus akan membahas tentang masalah citra diri pada remaja.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Citra diri merupakan pandangan atau konsep diri seseorang. Citra diri adalah
hubungan interpersonal dan rasa kesejahteraan diri secara umum. Citra diri yang
negatif sering kali menjadi penyebab disfungsi dan perilaku yang melecehkan bahkan
dimensi ego dan posisi sosial dirinya sendiri akan menghasilkan citra diri (self image).
Sangat penting untuk memiliki persepsi yang benar atas diri sendiri, dengan tujuan
untuk mengetahui batas-batas diri dan untuk mengembangkan hubungan sosial yang
benar. Citra diri memainkan peran penting dalam kehidupan individu karena dapat
pengetahuan akan skema diri dan membawa seseorang untuk mencapai tingkat harga
B. Citra Tubuh (Body Image) Sebagai Bagian dari Citra Diri (Self Image)
Citra tubuh (body image) yang merupakan bagian dari citra diri mengacu pada
pengalaman psikologis seseorang dari perwujudan yang mencakup persepsi dan sikap
diri yang berhubungan dengan tubuh individu itu sendiri, termasuk pikiran,
keyakinan, perasaan, dan perilaku. Citra tubuh sering didefinisikan sebagai persepsi
2
tentang diri sendiri secara fisik dan perasaan serta pikiran yang dihasilkan dari
persepsi tersebut. Body image juga dapat diartikan sebagai gambaran mengenai tubuh
seseorang yang terbentuk dalam pikiran individu itu sendiri, atau dapat disimpulkan
Masa remaja adalah periode untuk terlibat dalam cara berpikir, bertindak, dan
mengorganisir kegiatan yang didukung secara sosial dan berfokus pada kemandirian
remaja. Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak dan masa dewasa.
Masa remaja juga merupakan suatu periode dalam rentang kehidupan manusia.
Remaja pada umumnya mengalami pergolakan hidup yang diakibatkan oleh berbagai
macam perubahan, baik perubahan fisik, psikis, maupun sosial. Remaja memiliki
perhatian besar pada penampilan, salah satunya adalah bentuk tubuh. Perubahan fisik
pada remaja merupakan permasalahan yang paling kelihatan menonjol dan merupakan
salah satu sumber utama permasalahan remaja. Salah satu perubahan fisik seperti
berat badan dan penampilan diri seperti citra tubuh atau body image merupakan
masalah yang paling sering dibahas dalam remaja. Perhatian terhadap citra tubuh atau
body image seseorang sangat kuat terjadi pada remaja akhir yang berusia 18-21 tahun,
baik remaja putri maupun remaja putra. Para remaja akhir berlomba-lomba untuk
3
1) Media
Secara luas, pandangan masyarakat barat untuk remaja perempuan dan wanita
diaggap ideal jika mencakup tipe tubuh tertentu yang berkisar dari kurus, ramping
dan berotot, hingga berbentuk layaknya jam pasir, untuk remaja laki – laki dan
pria, mereka akan dianggap ideal jika memiliki tubuh yang berotot. Industri
tidak puas dengan tubuh mereka untuk membeli produk yang menjanjikan guna
realistis yang diperkuat oleh industri-industri ini serta penggunaan konten dan
ini membuat hampir tidak mungkin bagi remaja untuk menghindari pengaruh dari
secara konsisten dapat berkontribusi pada citra tubuh yang buruk dan perilaku
Media sosial adalah bentuk media yang lebih baru yang semakin populer di
seluruh dunia, dan saat ini, sebagian besar pesan tentang idealisme penampilan
pada smartphone), pengaruh media sosial mungkin lebih kuat daripada bentuk
media sosial dapat mempengaruhi citra tubuh secara negatif dan tampaknya terkait
4
berbeda telah diusulkan, seperti membanding – bandingkan penampilan tubuh
2) Keolahragaan
Meskipun olahraga dapat memiliki dampak positif pada kesehatan fisik dan
mental pada remaja, penting juga bagi dokter untuk mengingat pengaruh olahraga
terhadap citra tubuh. Hal ini terutama berlaku untuk olahraga yang secara
tradisional cenderung lebih menyukai bentuk atau ukuran tubuh tertentu, misalnya
menari, berlari, pemandu sorak, berenang, senam, bersepeda, sepak bola, dan
berat badan’, seperti kru atau gulat dapat memberikan tekanan yang tidak
semestinya pada remaja untuk mencoba menurunkan atau menambah berat badan
dengan cara yang tidak sehat. Persentase yang signifikan dari remaja, terlebih
umum mereka yang berjenis kelamin laki – laki, telah menyatakan keinginan
untuk meningkatkan massa otot, dengan banyak dari remaja ini menggunakan
pola makan yang tidak teratur, suplemen makanan dan bahkan steroid anabolik
untuk mencapai tujuan ini. Penggunaan suplemen merupakan isu penting pada
remaja pada umumnya dan khususnya pada para atlet, baik di tingkat SMA
maupun elit. Remaja juga memiliki sedikit pengetahuan tentang potensi bahaya
bagian penting dari perkembangan remaja dan berdampak pada kesehatan mereka
kesehatan dan berdampak pada citra tubuh serta kesehatan secara keseluruhan.5
5
3) Hubungan Interpersonal
Citra tubuh remaja sangat dipengaruhi oleh hubungan dengan keluarga dan
sosial. Penelitian tentang citra tubuh remaja dengan hubungan interpersonal telah
melihat secara dekat konsep ‘pembicaraan soal badan yang gemuk’ atau
tentang tubuh sendiri atau tubuh orang lain, misalnya ‘Saya merasa sangat gemuk
hari ini’ atau ‘makanan ringan yang kamu makan bisa menggemukkan’, maupun
gambaran negatif tentang diri seseorang. Remaja yang terpapar pada pembicaraan
tentang tubuh dan diet yang negatif dengan teman dan anggota keluarga memiliki
tingkat ketidakpuasan tubuh yang lebih tinggi serta IMT yang lebih tinggi, dan
mereka akan menunjukkan perilaku pengendalian berat badan yang tidak sehat di
kemudian hari. Berge et al. yang meneliti efek antar generasi dari pembicaraan
diet mandapatkan bahwa anak-anak dari orang tua yang mendiskusikan diet sering
kali lebih mungkin untuk melakukannya juga ketika mereka memiliki anak
mereka sendiri.5
terhadap citra tubuh yang buruk dan dapat menghasilkan citra tubuh yang positif.
terhadap diri sendiri, fungsi dan interaksinya dengan dunia luar, kasih sayang pada
6
diri sendiri dan pemahaman bahwa tubuh memanglah tidak sempurna. Kesehatan
di setiap ukuran, yang telah dipelajari sebagian besar pada orang dewasa, berfokus
pada parameter, seperti kesehatan seluruh tubuh dan self esteem (harga diri)
daripada hanya sekedar penurunan berat badan, dan penelitian telah menunjukkan
efek positif pada kepuasan tubuh dan perilaku yang berhubungan dengan makan.
Demikian pula, tingkat self-compassion yang lebih tinggi dan area citra tubuh
yang positif terkait dengan kekhawatiran yang lebih rendah tentang penampilan,
IMT (indeks massa tubuh ) yang lebih sehat dari waktu ke waktu, peningkatan
aktivitas fisik, kebiasaan seksual yang lebih sehat, dan kebiasaan kesehatan umum
yang lebih baik pada remaja. Advokasi dan diskusi tentang ‘kepositifan tubuh’
(body positivity), cinta diri, dan penerimaan diri sendiri (self acceptance) lebih
umum dijumpai saat ini di media sosial dalam beberapa tahun terakhir.5
1) Bukti secara konsisten menunjukkan bahwa citra tubuh yang tidak sehat dikaitkan
pengendalian berat badan yang tidak sehat seperti melewatkan makan, muntah yang
diinduksi sendiri, puasa, dan minum pil penurun berat badan yang tidak diresepkan.
pengendalian berat badan yang tidak sehat dapat menyebabkan penurunan berat badan
7
3) Studi secara konsisten telah menunjukkan hubungan yang signifikan antara citra
tubuh negatif dan depresi. Ketidakpuasan tubuh dan persepsi citra tubuh yang salah
4) Sikap citra tubuh dipengaruhi oleh konteks kehidupan tertentu dan kualitas hidup.
perasaan stres, harga diri yang buruk, isolasi, preokupasi dengan penampilan, dan
kecemasan sosial.
5) Individu dengan gangguan citra tubuh mungkin berusaha secara dramatis untuk
steroid dan berolahraga di gym yang berlebihan untuk meningkatkan massa otot
6) Mispersepsi citra tubuh bisa menjadi indikator penting dari perilaku melukai diri
7) Citra tubuh negatif dikaitkan dengan gangguan fungsi seksual dan ketidakpuasan
8) Citra tubuh negatif dikaitkan dengan perilaku kesehatan yang tidak aman seperti
locus of control dan perfeksionisme, distorsi citra tubuh adalah prediktor terkuat dari
10) Distorsi citra tubuh merupakan faktor penting dalam pengembangan penyakit –
penyakit seperti anoreksia nervosa, bulimia nervosa, gangguan dismorfik tubuh, dan
merupakan faktor risiko yang diketahui untuk pengembangan Binge Eating Disorder.
8
11) Selain meningkatkan risiko bunuh diri dan perilaku melukai diri sendiri, gangguan
12) Gangguan makan secara klinis dapat mengganggu hampir semua sistem organ utama,
F. Citra Diri Negatif dan Gangguan Dismorfik Tubuh (Body Dysmorphic Disorders)
Gejala BDD erat kaitannya dengan body image seseorang. Hal ini
pengaruh langsung dan signifikan antara citra tubuh dengan BDD. Dimana
penampilan atau tubuh yang ideal sehingga terlihat lebih menarik, seperti
treatment tubuh dan wajah, akan tetapi semua hal itu masih belum memberikan
bentuk tubuh dan tampilan fisik yang ideal dapat dijadikan salah satu indikasi
bahwa remaja tersebut memiliki karakteristik dari gejala BDD. Bentuk tubuh
individu menjadi bagian yang diprioritaskan pertama kali dan selalu dilihat orang
lain. Keinginan untuk memiliki bentuk tubuh yang ideal berkaitan erat dengan
body image. Dengan kata lain seorang individu akan melakukan berbagai cara
Gangguan dismorfik tubuh adalah kondisi yang masih kurang dibahas, karena
pasien lebih cenderung pergi ke dokter kulit, internis, atau ahli bedah plastik daripada
ke psikiater untuk kondisi ini. Satu studi dari sekelompok mahasiswa menemukan
9
bahwa lebih dari 50 persen memiliki setidaknya beberapa preokupasi dengan aspek
lainnya.
kekhawatiran dengan lemak tubuh atau berat badan pada individu yang
positif:6
10
Terapi perilaku-kognitif atau yang dikenal dengan cognitive behavioral therapy
(CBT) adalah intervensi yang paling umum yang digunakan dan paling didukung
secara empiris untuk meningkatkan citra tubuh yang positif. CBT bertujuan untuk
menargetkan proses kognitif dan perilaku inti yang berkontribusi pada citra tubuh
negatif, dan membantu individu untuk mengubah pikiran, perasaan, dan perilaku
Intervensi pelatihan kebugaran terdiri dari latihan aerobik atau anaerobik untuk
meningkatkan kapasitas fisik seperti kekuatan otot, dan juga untuk mendorong
individu untuk lebih fokus pada fungsionalitas dan kurang pada penampilan.
Intervensi peningkatan harga diri telah ditemukan bermanfaat, aman, dan cocok
Psikoedukasi bertujuan untuk mendidik individu tentang konsep citra tubuh, citra
tubuh negatif, dan penyebab serta konsekuensinya. Psikoedukasi sering ampuh jika
11
Penelitian tentang citra tubuh mulai melihat aspek neuropsikologis bagaimana
individu dengan gangguan citra tubuh memproses informasi secara kognitif. Terapi
seperti fleksibilitas dan perencanaan kognitif, perhatian, memori kerja dan fungsi
Pedoman klinis saat ini menunjukkan bahwa terapi perilaku kognitif (CBT)
gangguan dismorfik tubuh. Farmakoterapi yang tepat dapat memperbaiki gejala inti
dari gangguan dismorfik tubuh, mencegah bunuh diri, dan memperbaiki fungsi
psikososial pada sebagian besar pasien. Kesediaan pasien untuk menerima dan
kosmetik daripada farmakoterapi. Dosis obat SRI yang diperlukan untuk mengobati
gangguan dismorfik tubuh seringkali lebih tinggi daripada dosis yang dibutuhkan
untuk mengatasi gangguan kejiwaan umum lainnya, dan pasien harus tetap
12
BAB III
KESIMPULAN
bentuk tubuh. Perubahan fisik pada remaja merupakan permasalahan yang paling
kelihatan menonjol dan merupakan salah satu sumber utama permasalahan remaja.
Salah satu perubahan fisik seperti berat badan dan penampilan diri seperti citra tubuh
atau body image merupakan masalah yang paling sering dibahas dalam remaja.3,4
Citra tubuh yang negatif pada remaja dapat berdampak secara psikis maupun
fisik dalam kehidupan remaja itu sendiri, telah terbukti bahwa pandangan atau adanya
gambaran yang terlampau negatif akan diri sendiri dapat menjadi psikopatologi
serta resistensi media, sebab telah diketahui bahwa media merupakan salah satu faktor
yang dapat meningkatkan gambaran negatif seseorang akan dirinya akibat dari
ekspektasi penampilan yang tidak realistis yang ditampilkan dari media, dll.
tubuh adalah inhibitor reuptake serotonin selektif yang dapat dikombinasikan dengan
13
DAFTAR PUSTAKA
1. Manaf NA, Saravanan C, Zuhrah B. The prevalence and inter-relationship of negative body
image perception, depression and susceptibility to eating disorders among female medical
1;10(3):VC01–4.
2. Lupu E, Petrescu AL. A study regarding teenagers’ self-image and the importance of physical
3. Nugraha A, Layli S, Safitri S. Gambaran Persepsi Remaja Terhadap Citra Tubuh (Body
P. Adolescents’ actual appearance and body image self-assessment. Balt J Health Phys Act.
5. Hartman-Munick SM, Gordon AR, Guss C. Adolescent body image: influencing factors and
http://journal.umbjm.ac.id/index.php/psychoholistic30
8. saddock B, Saddock V, Ruiz P. Kaplan and Saddocks Synopsis of Psychiatry. 9th ed.
14