Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4
3.1 Kesimpulan...................................................................................................22
3.2 Saran.............................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................24
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
(under weight), obesitas (over weight) dan anemia. Gizi kurang terjadi karena
jumlah konsumsi energi dan zat-zat gizi lain tidak memenuhi kebutuhan
tubuh.
2
1.1.2 Untuk pembaca makalah ini dapat memahami tentang apa itu Konsep
Gizi Pada Remaja.
1.1.3 Untuk masyarakat diharapkan dapat memahami dan mengetahui Konsep
Gizi Pada Remaja.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Pada periode remaja, baik akibat langsung maupun akibat jangka panjang
tetaplah penting. Perkembangan fisik yang begitu cepat disertai dengan cepatnya
perkembangan mental, terutama pada masa awal remaja. Semua perkembangan ini
menimbulkan perlunya penyesuaian mental serta perlunya membentuk sikap,
nilai, dan minat baru.
4
Pada fase ini, remaja bukan lagi seorang anak dan bukan juga orang dewasa.
Kalau remaja berperilaku seperti anak-anak, ia akan diajari untuk bertindak sesuai
dengan umurnya. Kalau remaja berusaha berperilaku sebagaimana orang dewasa,
remaja seringkali dituduh terlalu besar ukurannya dan dimarahi karena mencoba
bertindak seperti orang dewasa. Di lain pihak,status remaja yang tidak jelas ini
juga menguntungkan karena status memberi waktu kepadanya untuk mencoba
gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai, dan sifat yang
paling sesuai bagi dirinya.
Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku selama masa remaja sejajar
dengan tingkat perubahan fisik. Selama awalmasa remaja, ketika perubahan fisik
terjadi dengan pesat, perubahan perilaku dan sikap juga berlangsung pesat. Kalau
perubahan fisik menurun, maka perubahan sikap dan perilaku juga menurun.
5
Anggapan stereotip budaya bahwa remaja suka berbuat semaunya sendiri,
yang tidak dapat dipercaya dan cenderung berperilaku merusak, menyebabkan
orang dewasa yang harus membimbing dan mengawasi kehidupan remaja yang
takut bertanggung jawab dan bersikap tidak simpatik terhadap perilaku remaja
yang normal.
6
Prevalensi anemia pada remaja wanita (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5% dan pada
wanita subur sebesar 26,9% (Depkes RI, 2005). Berdasarkan hasil Riskesdas
2013, proporsi anemia di Indonesia pada kelompok umur 5-14 tahun adalah
sebesar 26,4% (Kemenkes RI, 2014).
Asupan gizi besi yang kurang pada remaja dapat disebabkan pengetahuan
remaja yang kurang tentang pangan sumber zat besi dan peran zat besi bagi
remaja. Berdasarkan hal ini maka peningkatan pengetahuan melalui pendidikan
gizi dapat memperbaiki perilaku remaja untuk mengonsumsi pangan sumber zat
besi sesuai dengan kebutuhan gizinya. Masalah anemia pada remaja perlu
perhatian khusus, terutama pada remaja perempuan karena akan menjadi calon ibu
(periode Window of Oppurtunity). Tindakan: suplemen zat besi. Akibat : 5L
(letih, lemah, lesu, lunglai, lalai)
Dampak anemia pada remaja putri dan status gizi yang buruk memberikan
kontribusi negatif bila hamil pada usia remaja ataupun saat dewasa yang dapat
menyebabkan kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah, kesakitan bahkan
kematian pada ibu dan bayi. Selain itu, anemia juga mempunyai dampak negatif
terhadap perkembangan fisik dan kognitif remaja (WHO, 2008). Sel darah putih
yang berperan sebagai komponen imunitas tubuh tidak dapat bekerja secara
7
efektif dalam keadaan defisiensi besi. Selain itu enzim mieloperoksidase yang
berperan dalam sistem kekebalan juga terganggu fungsinya bila defisiensi besi
(Almatsier, 2007). Hal yang sama juga dinyatakan oleh Barasi (2009) yaitu
anemia defisiensi besi dapat memengaruhi fungsi sel darah putih sehingga
menurunkan kemampuannya untuk menghancurkan organisme yang menyerang
Pola makan adalah kebiasaan makan seseorang yang mencakup jenis dan
frekuensi konsumsi makanan. Masa remaja adalah masa tumbuh kembang secara
cepat yang membutuhkan asupan makanan yang sehat dan bergizi. Asupan
makanan yang tidak baik menyebabkan status kesehatan menurun dan
menimbulkan masalah gizi remaja Pola Makan Sering terjadi pada remaja laki-
laki, umumnya mempunyai nafsu makan lebih besar sehingga sering mencari
makanan tambahan (jajan diluar waktu makan). Konsumsi makanan yang padat
energi berlebihan -> manis dan berlemak yang berakibat Obesitas.
Salah satu faktor determinan status gizi masyarakat adalah faktor kebiasaan
makan ( food habit ) penduduk atau masyarakat setempat. kKebiasaan makan
adalah suatu tingkah laku manusia atau sekelompok manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya akan makan yang meliputi sikap, kepercayaan dan pemilihan
8
makanan. Sikap orang terhadap makanan dap[at bersipat positif ataupun bersipat
negatif. Sikap negatif atau positif pada makanan bersumber pada nilai-nilai “
Affective” yang berasal dari lingkungan dimana manusia atau kelompok manusia
itu tumbuh. Demikian pula halnya dengan kepercayaan terhadap makanan selalu
berkaitan dengan kualitas baik atau buruk, menarik atau tidak menarik. Dan
pemilihan adalah proses untuk memilih makanan sesuai dengan sikap dan
kepercayaanya.Remaja sekarang juga sangat Menjaga penampilan fisik (body
image) mengurangi porsi makan (tidak bergizi seimbang). Penurunan berat badan
yang terlalu cepat dapat membahayakan kesehatan.Body image yang baik =
tercapainya BB yang ideal (keserassian TB dengan BB berdasarkan IMT).
9
di kalangan kelompok rentan ini, sehingga menyebabkan meningkatnya
kesenjangan.
Kehamilan usia remaja adalah kehamilan yang berlangsung pada usia 11-
18 tahun, angka kejadian kehamilan pada usia remaja cukup tinggi dan cenderung
meningkat kehamilan pada remaja terkait etar dengan ketergesaan remaja
mempraktikkan hubungan seksuual kehamilan pada usia remaja bukan hanya
karena kematangan fisik dan psisik yang belum sempurna tetapi juga karena
pendidikan rendah, kurangnya sosialisasi, konflik dengan keluarga, kecemasan
dan lenyapnya sumber keuangan.
Akibat :
10
tinggi dibanding dengan usia lainnya , sehingga diperlukan zat gizi yang lebih
banyak .
Remaja meiliki kebutuhan nutrisi yang unik apabila ditinjau dari sudut
pandang biologi , psikologi dan dari sudut pandang sosial. Secara biologis
kebutuhan nutrisi mereka selaras dengan aktivitas mereka. Remaja membutuhkan
lebih banyak protein, vitamin, dan mineral per unit dari setiap energi yang mereka
konsumsi dubsnding dengan anak yang beluim mengalami pubertas .
Kelebihan energi akan diubah menjadi lemak tubuh. Ini berakibat terjadi berat
badan lebih atau kegemukan. Kegemukan biasanya disebabkan oleh kebanyakan
makan, dalam hal karbohidrat, lemak maupun protein, tetapi juga karena kurang
bergerak (Almatsier, 2002).
11
2.5.1 Energi
Sejak lahir hingga usia 10 tahun, energi yang dibutuhkan relatif sama dan
tidak dibedakan antara laki-laki dan perempuan. Pada masa remaja terdapat
perbedaan kebutuhan energi untuk laki-laki dan perempuan karena perbedaan
komposisi tubuh dan kecepatan pertumbuhan.
Kecukupan gizi (AKG) energi untuk remaja dan dewasa muda perempuan
2000-1200 kkal sedangkan untuk laki-laki antara 2400-2800 kkal setiap hari.
AKG energi ini dianjurkan sekitar 60% berasal dari sumber karbohidrat.
Makanan sumber karbohidrat adalah: beras, terigu dan hasil olahannya (mie,
spagetti, macaroni), umbi-umbian (ubi jalar, singkong), jagung, gula, dan lain-
lain.
2.5.2. Protein
12
merah (sapi, kerbau, kambing), daging putih (ayam, ikan, kelinci), susu dan hasil
olahannya (keju, mentega, yakult), kedele dan hasil olahannya (tempe, tahu),
kacang-kacangan, dan lain-lain.
2.5.3. Kalsium
13
Status zat besi dalam tubuh juga mempengaruhi efisiensi
penyerapan zat besi. Pada remaja dengan defisiensi zat besi maka penyerapan zat
besi akan lebih efisien dibandingkan yang tidak defisiensi zat besi. Yang dapat
meningkatkan penyerapan zat besi dari sumber nabati adalah vitamin C serta
sumber protein hewani tertentu (daging dan ikan). Sedangkan zat yang dapat
menghambat penyerapan zat besi antara lain adalah cafein, tannin, fitat, zinc, dan
lain-lain.
2.5.6. Vitamin
14
zat gizi dan dampak tidak dipenuhinya kebutuhan zat gizi tersebut terhadap
kesehatan mereka.
Tubuh yang langsing sering menjadi idaman bagi para remaja t erutama
wanita remaja. Hal itu sering menjadi penyebab masalah, karena untuk
memelihara kelangsingan tubuh mereka menerapkan pengaturan pembatasan
makanan secara keliru. Sehingga kebutuhan gizi mereka tak terpenuhi. Hanya
makan sekali sehari atau makan makanan seadanya, tidak makan nasi merupakan
penerapan prinsip pemeliharaan gizi yang keliru dan mendorong terjadinya
gangguan gizi.
Usia remaja merupakan usia dimana mereka sangat tertarik pada hal-hal baru.
Kondisi tersebut dimanfaatkan oleh pengusaha makanan untuk mempromosikan
produk mereka dengan cara yang sangat mempengaruhi remaja. Padahal, produk
makanan tersebut bukanlah makanan yang sehat bila dikonsumsi dalam jumlah
yang berlebihan.
15
french fries, berbagai jenis makanan berupa kripik (junk food) sering dianggap
sebagai lambing kehidupan modern oleh para remaja. Padahal berbagai jenis fast
food itu mengandung kadar lemak jenuh dan kolesterol yang tinggi disamping
kadar garam. Zat-zat gizi itu memicu terjadinya berbagai penyakit kardiovaskuler
pada usia muda.
Pada dasarnya intake makanan dipengaruhi olehdua hal, yaitu faktor internal
dan factor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri
manusia itu sendiri, dapat berupa emosi/kejiwaan yang memiliki sifat kebiasaan.
Sementara itu, factor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar manusia,
seperti ketersediaan bahan pangan yang ada dialam sekitar serta kondisi social
ekonomi yang mempengaruhi tingkat daya beli manusia terhadap bahan pangan.
Status gizi yang cukup adalah penting bagi kesehatan dan kesejahteraan
Setiap orang hanya akan cukup gizi yang diperlukan jika makanan yang
diperlukan untuk pertumbuhan tubuh yang optimal, pemeliharaan, dan energi.
Kebutuhan gizi anak laki-laki berbeda dengan anak perempuan dan biasanya
lebih tinggi anak laki-laki karena memiliki aktifitas fisik yang lebih
16
tinggi.Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa kekurangan gizi lebih banyak
terdapat pada anak perempuan dari pada anak laki-laki.
Aktifitas fisik atau disebut juga aktifitas eksternal adalah sesuatu yang
menggunakan tenaga atau energi untuk melakukan berbagai kegiatan fisik, seperti
berjalan, berlari, berolahraga, dan lain-lain. Setiap kegiatan fisik membutuhkan
energi yang berbeda menurut lamanya intensitas dan sifat kerja otot. Latihan fisik
dapat meningkatkan kemampuan fungsional kardiovaskular dan menurunkan
kebutuhan oksigen otot jantung yang diperlukan pada setiap penurunan aktifitas
fisik seseorang.
17
tertentu jika dibakar atau dimetabolisasi oleh tubuh. Jumlah kalori yang kemudian
dihasilkan bergantung pada komposisi makanan tersebut (protein, karbohidrat,
dan lemak). Besarnya panas yang dihasilkan oleh tiap gram sampel protein,
karbohidrat, dan lemak murni berturut-turut adalah 5.65; 4.10; dan 9.45 kkal
(sementara alcohol 7.10 kkal).
Makanan yang telah dikonsumsi tidak seluruhnya dapat dicerna dan diserap
dengan sempurna. Karena itu penting sekali diketahui besaran ketercernaan
makanan tersebut. Pada keadaan normal, keterserapan protein, lemak, dan
karbohidrat berturut-turut sebesar 92%, 95%, dan 96%.
Kandungan energy tubuh total dapat dihitung menjadi 150.000 kkal. Lebih
kurang setengah dari jumlah ini berada dalam struktur protein penting dalam
tubuh, sementara sisanya (sebagian besar lemak) merupakan cadangan yang jika
diperlukan dapat dimobilisasi. Pada penderita obese, cadangan ini sangat besar.
Begitu pula sebaliknya, pada orang kurus jumlah tersebut kecil.
Laju metabolisme basal ini dapat diukur dengan calorimeter tak langsung, dan
diartikan sebagai energy yang dikeluarkan oleh seseorang setelah 12-14 jam
berpuasa (biasanya sepanjang malam) sementara secara mental dan fisik
beristirahat pada lingkungan bersuhu netral. BMR sering diambil untuk mewakili
18
tingkat minimal keluaran enrgi tiap hari, meski telah diketahui BMR bukanlah
nilai yang baku, dan bahwa energy yang keluar selama tidur jatuh dibawah tingkat
BMR.
Keterangan:
BMR = Basal Metabolic Rate (kkal)
BB = Berat Badan (dalam kilogram).
berat yang digunakan bergantung pada
tujuan perhitungan energy ini, dapat berat normal,
berat ideal, atau berat sekarang.
TB = Tinggi badan (dalam meter)
U = Usia
Adapun hasil perhitunga BMR dengan persamaan Harris-Bennedict,
berdasarkan penelitian Daly, dkk. (1985) berlebih 10-15%, sementara hasil riset
19
Long dkk. (1979, 1980) menunjukan bahwa kelebihan tersebut hanya sebesar 3%.
Dengan demikian, hasil perhitungan dengan persamaan ini harus dipotong
sebanyak kelebihan tersebut (sebagian besar literature menuliskan angka 10%).
20
5. Menjaga lingkungan sekitar: Pastikan lingkungan sekolah atau tempat
tinggal mendukung pilihan makanan sehat dengan menyediakan opsi
makanan yang sehat dan bergizi.
6. Dorong gaya hidup aktif: Mendorong remaja untuk aktif secara fisik juga
penting dalam mendukung pola makan sehat.
7. Sosialisasi sehat: Mendorong teman sebaya untuk makan bersama dengan
makanan sehat dapat menjadi dorongan positif.
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kebutuhan Gizi Remaja , relatif besar , karena remaja masih mengalami
masa pertumbuhan. Selain itu , remaja umumnya melakukan aktivitas fisik
yang lebih tinggi dibanding dengan usia lainnya , sehingga diperlukan zat gizi
yang lebih banyak .
Faktor Penyebab Masalah Gizi Remaja dan Dewasa Kebiasaan makan
yang buruk, Pemahaman gizi yang keliru, Kesukaan yang berlebihan terhadap
makanan tertentu, Promosi yang berlebihan melalui media massa, Masuknya
produk-produk makanan baru,Konsumsi makanan,Pendidikan dan
pengetahuan,Jenis kelamin,Sosial ekonomi dan Aktifitas fisik.
Kebutuhan gizi pada remaja lebih tinggi daripada usia anak. Namun,
kebutuhan gizi pada remaja perempuan dan laki-laki akan jelas berbeda. Hal
ini disebabkan oleh adanya pertumbuhan yang pesat, kematangan seksual,
perubahan komposisi tubuh, mineralisasi tulang, dan perubahan aktifitas
fisik.BKebutuhan nutrisi yang meningkat pada masa remaja adalah energi,
protein, kalsium, besi, dan zinc.
3.2 Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini, kami dan semua pembaca
dapat memahami tentang Konsep Gizi Pada Remaja. Dan kami berharap
pembaca dapat menyerap, mengambil nilai positif dan dapat mengamalkan
atau menerapkan dalam kehidupan sehari-hari apa saja yang terdapat dalam
makalah ini.
22
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S., 2007. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Barasi, M.E., 2009. At a Glance: Ilmu Gizi. Jakarta: Erlangga.
BKKBN.(2012). Grand Desain Program Pembinaan Ketahanan Remaja.
Jakarta: BKKBN
Departemen Kesehatan RI, 2005. Gizi dalam Angka. Jakarta: Departemen
Kesehatan.
Kemenkes RI.(2015). Situasi Kesehatan Reproduksi Remaja. In: Informasi
PDd, editor. Jakarta: Kemenkes RI
Kementrian Kesehatan RI, 2014. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Milman, N., 2011. Anemia-Still a Major Health Problem in Many Parts of the
World! Review Article. Ann Hematol, 90:369–377.
Monks, (2009). Tahap Perkembangan Masa Remaja. Medical Journal New
Jersey Muagman, 1980. Defenisi Remaja. Jakarta : Penerbit Grafindo
Jakarta
Putro, K. Z. (2017). Memahami Ciri dan Tugas Perkembangan Masa Remaja.
APLIKASIA: Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama, Vol. 17, No. 1, 1-8
Sirajuddin, dkk. (2018 ). Bahan Ajar Gizi Survei Konsumsi Pangan.
Kemenkes: Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan
Sulistyoningsih, H. (2011 ). Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta:
Graha Ilmu
WHO, 2008. Worldwide Prevalence of Anemia 1993– 2005: WHO Global
Database on Anemia.
23