Anda di halaman 1dari 5

2.

2 Minat Bakat

1. Pengertian Minat Bakat

Minat merupakan suatu perhatian khusus terhadap suatu hal tertentu yang tercipta dengan penuh
kemauan dan tergantung dari bakat dan lingkungannya (Melinda bahri, S.Psi, 2022). Bakat adalah
kemampuan terhadap suatu yang menunjukkan kemampuan atas rata-rata yang telah ada pada diri
kita secara ilmiah dan perlu dilatih untuk mencapai hasil yang maksimal. Keberadaan minat
merupakan faktor utama bagi pengembangan bakat karena tanpa minat, bakat tidak akan berdaya
guna, sebaliknya berbakat tanpa minat akan sulit mengembangkan bakat tersebut. Kita dapat
memahami bahwa minat merupakan faktor yang dapat mengarahkan bakat. Kedua hal ini sering kali
dikaitkan dengan faktor kecerdasan dan kesuksesan seseorang. Dengan demikian minat dan bakat
merupakan faktor yang saling mempengaruhi, terlepas dari faktor mana yang lebih dominan,
keduanya penting untuk dikembangkan secara optimal bahkan maksimal. Dengan mengetahui minat
dan bakat yang dimiliki, seseorang dapat lebih mengenali dirinya sendiri dengan memahami potensi,
kelebihan, serta kelemahannya (Laila Febrianti, 2022). Hal tersebut akan membuat seseorang dapat
berkembang menjadi pribadi yang lebih baik. Minat dan bakat seseorang juga akan mempengaruhi
cita-citanya.

2. Jenis dan Contoh Minat Bakat

Secara umum minat bakat dibagi menjadi dua jenis, yaitu minat vokasional dan minat avokasional.

1. Minat Vokasional

Minat vokasional merupakan minat yang ada pada berbagai bidang pekerjaan. Minat vokasional
dapat dikategorikan lagi ke dalam tiga jenis:

•Minat profesional: minat di bidang keilmuan, seni, dan kesejahteraan sosial.

•Minat komersial: minat di bidang usaha, jual beli, periklanan, akuntansi, kesekretariatan.

•Minat kegiatan fisik: minat di bidang mekanik atau kegiatan luar lainnya

2. Minat Avokasional

Minat avokasional merupakan sebuah minat di mana seseorang memiliki ketertarikan terhadap
suatu hal yang dilakukan untuk memperoleh kepuasan atau dilakukan berdasarkan hobi. Beberapa
contoh minat avokasional, yaitu petualang, hiburan, apresiasi, dan ketelitian.

3. Ciri-Ciri Bakat

Untuk mengembangkan bakat seseorang kita harus terlebih dahulu, ciri-ciri bakat yang dimiliki anak
tersebut. Dengan mengetahui ciri-ciri bakat pada anak, kita akan lebih mudah untuk menilai bakat
mana yang patut dikembangkan oleh anak. Hal inipun berfungsi untuk menghindari agar tidak terjadi
salah praduga terhadap bakat anak. Adapun ciri-cirinya adalah sebagai berikut :

•Tidak merasa terpaksa untuk melakukan suatu hal bahkan lebih cenderung untuk senang
melakukannya dan ada perasaan bahagia yang terpancar ketika melakukan, melihat atau bahkan
hanya dengan mendengarnya saja.

•Anak mampu berkonsentrasi terhadap hal tersebut dan cenderung tekun.

•Mempunyai rasa ingin tahu yang besar terhadap hal tersebut.


•Anak sudah mahir terhadap hal tersebut meski dia belum mendapatkan pelajaran khusus dari
sekolah maupun dari rumah.

•Setelah diberi pelajaran khusus, anak tersebut dapat mudah menguasainya atau mudah
menangkap apa yang diajarkan padanya tentang hal tersebut.

Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pengembangan Bakat

•Perhatian

Setiap individu adalah unik karena setiap bakat perlu memperoleh perhatian khusus. Cermatilah
berbagai kelebihan, keterampilan dan kemampuan yang tampak menonjol.

•Motivasi

Beri motivasi pada mereka agar mereka dapat yakin, lebih percaya diri, dan fokus pada kelebihan
dirinya. Dan tanamkanlah rasa optimis kepada mereka bahwa mereka bisa mencapainya.

•Dukungan

Dukungan sangat penting bagi pengembangan minat bakat. Dengan memberikan dukungan akan
meyakinkan mereka untuk tekun, ulet dan latihan terus menerus. Selain itu berilah dukungan untuk
mengatasi berbagai kesulitan dan hambatan dalam mengembangkan bakat.

•Pengetahuan

Berilah berbagai wawasan, pengetahuan serta pengalaman dibidang tersebut.

•Latihan

Latihan terus menerus sangat baik untuk perkembangan bakat agar bakat yang dipunya lebih
matang. Alangkah baiknya bila ikut serta dalam ekstra kurikuler agar dapat terus berlatih dengan
bakatnya tersebut.

•Penghargaan

Berikan penghargaan dan pujian untuk setiap usaha yang dilakukan.

•Sarana

Sediakan fasilitas atau sarana yang menunjang dengan bakat.

•Lingkungan

Lingkungan juga ikut mempengaruhi perkembangan bakat. Karena itu usahakan untuk selalu dekat
dengan lingkungan yang mendukung bakat tersebut.

•Kerjasama

Kerjasama antara orang tua, guru, maupun anak sangat diperlukan untuk lebih mengembangkan
bakat tersebut.

•Teladan yang baik

Teladan yang baik sangat diperlukan untuk dijadikan contoh dan motivasi untuk terus
mengembangkan bakat

4. Faktor Pendukung Pengembangan Bakat dan Minat


1. Faktor Intern

Faktor bawaan (Genetik)

Faktor ini merupakan faktor yang mendukung perkembangan individu dalam minat dan bakat
sebagai totalitas karakter individu yang diwariskan orang tua kepada anak dalam segala potensi fisik
maupun psikis yang dimiliki individu sebagai pewarisan dari orang tuanya.

Faktor kepribadian

Faktor kepribadian yaitu keadaan psikologis dimana perkembangan potensi anak tergantung pada
diri dan emosi anak itu sendiri. Hal ini akan membantu anak dalam membentuk konsep serta optimis
dan percaya diri dalam mengembangkan minat dan bakatnya (Asror; 1999; 93).

2. Faktor Ekstern

Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan merupakan olahan dari berbagai hal untuk mendukung pengembangan minat dan
bakat. Faktor lingkungan terbagi atas lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan
sosial.

2.4 Remaja

1. Pengertian Remaja

Menurut World Health Organization (WHO), remaja merupakan masyarakat yang berada di rentang
usia 10 sampai 19 tahun. Adapun, menurut Peraturan Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, remaja
didefinisikan sebagai penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut Badan Kependudukan
dan Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah.
Sementara itu, Kemenkes menyatakan bahwa remaja sebagai suatu periode kehidupan manusia
yang mana terjadi pertumbuhan dan perkembangan fisik, psikologis, dan intelektual secara pesat. Ia
memiliki ciri khas berupa rasa ingin tahu yang tinggi, cenderung berani mengambil risiko dari
perbuatannya tanpa mempertimbangkan dengan matang, dan menyukai hal-hal berbau
petualangan.

Menurut World Health Organization (WHO), remaja merupakan masyarakat yang berada di rentang
usia 10 sampai 19 tahun. Adapun, menurut Peraturan Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, remaja
didefinisikan sebagai penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut Badan Kependudukan
dan Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah.

Sementara menurut Menurut King (2012) remaja merupakan perkembangan yang merupakan masa
transisisi dari anak-anak menuju dewasa. Adapun, remaja ialah masa perubahan atau peralihan dari
anak-anak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologis, perubahan psikologis, dan perubahan
sosial (Sofia & Adiyanti, 2013) Menurut King (2012) remaja merupakan perkembangan yang
merupakan masa transisisi dari anak-anak menuju dewasa.

Sehingga dapat kita simpulkan bahwa remaja merupakan fase atau masa peralihan dari masa anak-
anak ke masa dewasa, biasanya terjadi pada rentang usia 10 sampai 18 tahun (Alisa, . Pada masa
remaja, biasanya terjadi perkembangan baik fisik, psikologi, dan intelektual. Ia menjadi bagian masa
perkembangan manusia.

2. Karakteristik Remaja
Menurut Jahja (2011) ada beberapa perubahan yang terjadi selama masa remaja yang sekaligus
sebagai karakteristik masa remaja yaitu :

1. Remaja mengalami peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal
yang dikenal sebagai masa storm & stress. Peningkatan emosional ini merupakan hasil dari
perubahan fisik terutama hormon yang terjadi pada masa remaja. Jika dilihat dari segi kondisi
sosial, peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa remaja berada dalam kondisi bari yang
berbeda dari masa-masa yang sebelumnya. Pada fase ini banyak tuntutan dan tekanan yang
ditujukan kepada remaja, misalnya mereka diharapkan untuk tidak lagi bertingkah laku
seperti anak-anak, mereka harus lebih mandiri, dan bertanggung jawab. Kemandirian dan
tanggung jawab ini akan terbentuk seiring berjalannya waktu, dan akan tampak jelas pada
remaja akhir yang duduk di awal-awal masa kuliah di Perguruan Tinggi.
2. Remaja mengalami perubahan secara fisik yang cepat juga disertai dengan kematangan
seksual. Terkadang perubahan ini membuat remaja merasa tidak yakin akan diri dan
kemampuan mereka sendiri. Perubahan fisik yang terjadi secara cepat, baik perubahan
internal seperti sistem sirkulasi, pencernaan, dan sistem respirasi maupun perubahan
eksternal seperti tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh sangat berpengaruh terhadap
konsep diri remaja.
3. Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungannya dengan orang lain.
Banyak hal-hal menarik yang dibawa dari masa kanak-kanak bagi dirinya digantikan dengan hal
hal yang lebih matang selama mengalami masa remaja. Hal ini juga dikarenakan adanya
tanggung jawab yang lebih besar pada masa remaja, maka remaja diharapkan untuk dapat
mengarahkanketertarikan mereka pada hal-hal yang lebih penting. Perubahan juga terjadi
dalam hubungannya dengan orang lain. Remaja tidak lagi berhubungan hanya dengan
individu dari jenis kelamin yang sama, tetapi juga dengan lawan jenis, dan dengan orang
dewasa.
4. Perubahan nilai, di mana apa yang mereka anggap penting pada masa kanak-kanak menjadi
kurang penting, karena telah mendekati dewasa.
5. Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan yang terjadi. Di satu sisi
mereka menginginkan kebebasan, tetapi di sisi lain mereka takut akan tanggung jawab
yang menyertai kebebasan itu, serta meragukan kemampuan mereka sendiri untuk memikul
tanggung jawab itu

3. Tugas Tugas Masa Remaja

Upaya meninggalkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan agar mencapai kemampuan untuk
bersikap dan berperilaku lebih dewasa menjadi fokus utama pada perkembangan masa remaja.
Adapun tugas-tugas pada masa remaja yang dikemukakan oleh pikunas dalam William kay, yaitu
bahwa tugas perkembangan remaja adalah memperoleh kematangan moral, untuk membimbing
perilakunya. Kematangan remaja bejumlah sempurna, jika tidak memiliki kematangan moral yang
dapat di terima secara universal. Selanjutnya, William Kay (dalam Syamsu Yusuf, 2000:72)
mengemukakan tugas-tugas perkembangan remaja itu sebagai berkut:

1. Menerima fisiknya sendiri berikut beragaman kualitasnya.


2. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau figur-figur yang mempunyai otoritas.
3. Mengembangkan komunikasi interpersonal dan belajar bergaul dengan teman sebaya atau
orang lain, baik secara individual maupun kelompok.
4. Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap/perilaku) kekanak-kanakan
5. Dll.
Sementara itu menurut Elizabet B.Hurlock (dalam Asrori dan Ali, 2011) tugas-tugas pada
perkembangan masa remaja ialah sebagai berikut:

a. Mampu menerima keadaan fisiknya


b. Mampu menerima dan memahami pengaruh seks usia dewasa.
c. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis.
d. Mencapai kemandirian emosional.
e. Mencapai kemandirian ekonomi.
f. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk
melakukan pengaruh sebagai anggota masyarakat.
g. Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua.
h. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia
dewasa.
i. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan.
j. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga

Dengan mengetahui apa saja tugas yang harus dilakukan remaja, diharapkan mereka dapat
melewatinya dengan baik. Karena jika pada fase ini remaja gagal menjalankan tugasnya, maka
remaja akan kehilangan arah, bagaikan petualang yang kehilangan kompas. Sehingga akan
memberikan dampak negatif yang memungkinkan mereka akan mengembangkan perilaku-perilaku
yang menyimpan atau yang biasa dikenal dengan kriminalitas. Untuk itu sangat penting melakukan
kontrol pada remaja agar mereka selalu dalam lingkaran dan tahap perkembangan yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai