Anda di halaman 1dari 15

TUGAS

GIZI REPRODUKSI REMAJA


“GIZI REMAJA: PENGARUH BODY IMAGE DENGAN
PERILAKU DIET REMAJA PUTRI “

Dosen Pengampu :
Iin Indrawati, SKM,M.Kes
Disusun Oleh :

SRI WAHYUNI
NPM. 202332016

STIKES BAITURAHIM JAMBI JURUSAN


RPL S1 GIZI
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR
Dengan segala rasa syukur, kami memulai dengan ungkapan puji kepada Allah Swt., yang
telah memberikan berbagai nikmat, kesehatan, dan petunjuk-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah "Gizi Reproduksi Remaja” ini.
Shalawat dan salam kami persembahkan kepada Nabi besar, Muhammad saw., yang telah
memberikan petunjuk dalam Al-Qur'an dan sunnahnya, sebagai pedoman hidup bagi keselamatan
umat di dunia.

Makalah ini merupakan salah satu tugas yang harus kami selesaikan dalam mata kuliah
Pendidikan Anti Korupsi di Fakultas Ilmu Gizi , Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Baiturrahim
Jambi. Kami juga ingin menyampaikan penghargaan yang besar kepada Ibu Iin Indrawati,
SKM,M.Kes selaku dosen pengampu kami dalam mata kuliah Pendidikan Anti Korupsi, dan
kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama kami menulis makalah
ini. Kami sadar bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk meningkatkan
kualitas makalah ini.

Palembang, 14 Januari 2024

Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL ................................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR............................................................................................................ ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................................... 1

1.2 Tujuan Penulisan ............................................................................................................... 2

1.3 Manfaat Penulisan ............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Remaja ............................................................................................................. 3

2.2 Tahapan Perkembangan Remaja ........................................................................................ 4

2.3 Pengertian Body Image ...................................................................................................... 4

2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Body Image ............................................................. 5

2.5 Ciri-Ciri Body Image ......................................................................................................... 7

2.6 Hubungan Body Image Dengan Perilaku Diet Remaja Putri ............................................ 8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ....................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 10


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Masa remaja merupakan suatu masa perkembangan dan transisi dari masa anak-anak
menuju masa dewasa yang didalamnya mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosial
emosional (Santrock, 2011). Kehidupan masa remaja banyak terjadi perubahan, antara lain
meningginya emosi, perubahan fisik, minat dan sikap. Salah satu perubahan yang paling
menonjol adalah perubahan fisik. Perubahanperubahan yang terjadi berakibat pada sikap
dan perilaku remaja. Hurlock (dalam Denich, Ifdil & Ilyas, 2017) menjelaskan salah satu
akibat perubahan ini adalah hilangnya kepercayaan diri. Anak remaja yang awalnya sangat
yakin pada diri sendiri, menjadi kurang percaya diri dan takut pada kegagalan karena daya
tahan fisik menurun dan karena kritik yang bertubi-tubi datang dari orang tua dan
temantemannya.
Masa remaja sendiri sering melekat pada saat pada peserta didik yang sudah mengijak
masa-masa SMA dimana mereka sudah bisa memperhatikan tentang begitu penting
penampilan yang harus tetap terga, karena penampilan yang mereka tampilakan merupakan
cerminan dari kepribadian mereka yang lebih memperhatikan penampilan fisik mereka. 16
Penampilan citra tubuh (body image) merupakan hal yang paling penting bagi peserta didik
yang sedang mengalami masa perubahan. Menurut Cash (2007: 32) mengungkapkan
bahawa body image merupakan evaluasi terhadap ukuran tubuh, berat badan, ataupun
aspek-aspek lain dari tubuh yang berhubungan dengan penampilan fisik mereka yang
dipengaruhi oleh standar penilaian mengenai penampilan menarik yang berlaku di
masyarakat dimana seseorang itu berada, terlebih pada apa yang dirasakan oleh seseorang
mengenai apa yang orang pikirkan mengenai dirinnya.
Munculnya penilaian dikalangan peserta didik bahwa standar tubuh saat ini yang
mementingkan penampilan fisik dengan bentuk tubuh yang kurus, telah membuat remaja
saat ini memiliki kepercayaan diri yang kurang, peserta didik selalu menilai dirinya melalui
kaca mata orang lain yaitu teman-teman sepergaulannya. Pada dasarnya penamapilan
sendiri mempenagaruhi kepercayaan diri yang dimiliki peserta didik karena tidak banyak
juga peserta didik lebih mementingkan penampilan yang dia miliki. Kepercayaan diri
secara sederhana bisa dikatakan sebagai suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek
kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa
mencapai keinginan yang akan dicapai. Menurut Hakim (2002: 6) mengungkapkan
kepercayaan diri merupakan suatu keyakinan dalam jiwa menusia bahwa tantangan hidup
apapun harus dihadapi dengan berbuat sesuatu. Kepercayaan diri itu lahir dari kesadaran
bahwa jika memutuskan untuk melakukan sesuatu, maka sesuatu itu pula yang harus
dilakukan. Kepercayaan diri itu akan datang dari kesadaran individu bahwa individu
tersebut memiliki tekad untuk melakukan apapun, sampai tujuan yang ia inginkan tercapai.
Pada saat ini kepercayaan diri para peserta didik sendiri dipengaruhi oleh berbagai faktor
mulai dari penampilan, tingkah laku yang mencerminkan kepribadian dari peserta didik itu
sendiri. Pada saat proses pembelajaran sendiri dibutuhkan kepercayaan diri yang tinggi
sehingga dapat tampil percaya diri didapat guru maupun peserta didik yang lain dalam
proses belajar.
Menurut Lauster (dalam Ghufron & Risnawita, 2018) mendefinisikan bahwa
kepercayaan diri diperoleh melalui pengalaman hidup. Kepercayaan diri merupakan salah
satu aspek kepribadian yang berupa keyakinan akan kemampuan diri seseorang sehingga
tidak terpengaruh oleh orang lain dan dapat bertindak sesuai kehendak, gembira, optimis,
toleran dan bertanggung jawab. Lauster juga menambahkan jika kepercayaan diri
berhubungan dengan kemampuan melakukan sesuatu yang baik. Tertama untuk menjadi
seorang model yang baik, tentunya harus memiliki rasa kepercayan diri yang baik pula.
Kepercayaan diri merupakan faktor penunjang dalam keberhasilan dari dalam diri
peserta didik agar seorang mempunyai kepercayaan diri tinggi maka mereka harus
mengurus penampilan mereka lebih dianggap penting dalam segala hal terutama
dilingkungan sekolah yang masih banyak peserta didik suka memilih teman dari
penampilan yang dilihat dari luarnya saja. Lingkungan sekolah sendiri banyak peserta didik
yang masih saling mengejek teman-temannaya di sekolah terutama dalam hal penampilan
serta bentuk fisik peserta didik yang lain.

1.2 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan, berikut ditulis tujuan penulisan makalah :
1. Apakah yang di maksud dengan remaja ?
2. Bagaimanakah tahap perkembangan remaja ?
3. Apa yang dimaksud dengan body image ?
4. Apa saja factor-faktor yang mempengaruhi body image ?
5. Bagaimana ciri-ciri body image ?
6. Bagaimana hubungan body image dengan perilaku diet remaja putri ?

1.3 Manfaat Penulisan


Berdasarkan tujuan penelitian yang diuraikan, berikut ini ditulis manfaat penulisan makalah :
1. Untuk memahami apa itu remaja.
2. Umtuk memahami tahap perkembangan remaja.
3. Untuk memahami ap aitu body image
4. Untuk memahami factor-faktor yang mempengaruhi body image
5. Untuk memahami ciri-ciri body image
6. Untuk memahami hubungan body image dengan perilaku diet remaja putri
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Remaja


Masa remaja atau yang sering disebut dengan istilah adolescence merupakan frase yang
sangat penting dalam perkembangan diri individu manusia, dimana masa ini adalah masa
transisi dari mulai masa kanak-kanak menuju masa dewasa, (Hurlock, 2012). Menurut
Santrock (2011), remaja merupakan suatu masa perkembangan dan transisi dari masa anak-
anak menuju masa dewasa yang didalamnya mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosial
emosional.
Remaja juga dapat diartikan sebagai sebuah periode yang panjang dimana setiap individu
manusia pasti pernah mengalaminya sebagai sebuah proses siklus hidup serta masa remaja ini
adalah merupakan tolak ukur individu manusia menuju kedewasaan diri. Seperti halnya pada
semua frase penting dalam kehidupan, sela rentang remaja memilliki ciri-ciri dalam perubahan
biologis, kognitif dan psikososialnya.
Menurut Jatmika (2010), remaja mempunyai ciri-ciri tersendiri, antara lain sebagai berikut
:
1. Remaja mulai menyampaikan kebebasannya dan haknya untuk mengemukakan pendapatnya
sendiri. Tidak terhindarkan, ini dapat menciptakan ketegangan dan perselisihan, dan bisa
menjauhkan remaja dari keluarganya.
2. Remaja lebih mudah dipengaruhi oleh teman-temannya dari pada ketika mereka masih
kanak-kanak. Ini berarti bahwa pengaruh orangtua semakin lemah. Anak remaja berperilaku
dan mempunyai kesenangan yang berbeda bahkan bertentangan dengan perilaku dan
kesenangan keluarga. Contoh-contoh yang umum adalah dalam hal mode pakaian, potongan
rambut, kesenangan musik yang kesemuanya harus mutakhir.
3. Remaja mengalami perubahan fisik yang luar biasa, baik pertumbuhannya maupun
seksualitasnya. Perasaan seksual yang mulai muncul bisa menakutkan, membingungkan dan
menjadi sumber perasaan salah dan frustrasi.
4. Remaja sering menjadi terlalu percaya diri (over confidence) dan ini bersama-sama dengan
emosinya yang biasanya meningkat, mengakibatkan sulit menerima nasihat dan pengarahan
orang tua.
Salah satu periode dalam rentang kehidupan ialah (fase) remaja. Masa ini merupakan
segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan individu, dan merupakan masa
transisi yang dapat diarahkan kepada perkembangan masa dewasa yang sehat. Untuk dapat
melakukan sosialisasi dengan baik, remaja harus menjalankan tugas-tugas perkembangan
pada usianya dengan baik. Apabila tugas pekembangan sosial ini dapat dilakukan dengan baik,
remaja tidak akan mengalami kesulitan dalam kehidupan sosialnya serta akan membawa
kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas perkembangan untuk fase-fase
berikutnya. Sebaliknya, manakala remaja gagal menjalankan tugas-tugas perkembangannya
akan membawa akibat negatif dalam kehidupan sosial fase-fase berikutnya, menyebabkan
ketidakbahagiaan pada remaja yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat, dan
kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas perkembangan berikutnya.
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan dapatlah disimpulkan bahwa masa
remaja berada pada batas peralihan kehidupan anak dan dewasa. Tubuhnya tampak sudah
“dewasa”, akan tetapi bila diperlakukan seperti orang dewasa remaja gagal menunjukan
kedewasaannya. Pengalamannya mengenai alam dewasa masih belum banyak karena ia sering
terlihat pada remaja adanya kegelisahan, pertentangan, kebingungan, dan konflik pada diri
sendiri. Bagaimana remaja memandang peristiwa yang dialami akan menentukan perilakunya
dalam menghadapi peristiwa-peristiwa tersebut.

2.2 Tahapan Perkembangan Remaja


Menurut Sarwono (2012) ada tiga tahap perkembangan remaja dalam proses penyesuaian
diri menuju dewasa, antara lain:
a. Remaja awal (Early Adolescence)
Masa remaja awal berada pada rentang usia 10-13 tahun ditandai dengan adanya
peningkatan yang cepat dari pertumbuhan dan pematangan fisik, sehingga intelektual dan
emosional pada masa remaja awal ini sebagian besar pada penilaian kembali dan
restrukturisasi dari jati diri. Pada tahap remaja awal ini penerimaan kelompok sebaya
sangatlah penting (Aryani, 2010).
b. Remaja Madya (Middle Adolescence)
Masa remaja madya berada pada rentangusia 14-16 tahun ditandai dengan hampir
lengkapnya pertumbuhan pubertas, dimana timbulnya keterampilan-keterampilan berpikir
yang baru, adanya peningkatan terhadap persiapan datangnya masa dewasa, serta
keinginan untuk memaksimalkan emosional dan psikologis dengan orang tua (Aryani,
2010).
c. Remaja akhir (Late Adolescence)
Masa remaja akhir berada pada rentang usia 16-19 tahun. Masa ini merupakan masa
konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan pencapain lima hal, yaitu:
1) Minat menunjukkan kematangan terhadap fungsi-fungsi intelek.
2) Ego lebih mengarah pada mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang lain dalam
mencari pengalaman baru.
3) Terbentuk identitas seksual yang permanen atau tidak akan berubah lagi.
4)Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan
keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain.
5) Tumbuh pembatas yang memisahkan diri pribadinya (Private Self) dengan masyarakat
umum (Sarwono, 2012).

2.3 Pengertian Body Image


Secara umum, body image mempunyai pengertian sebagai “A person perseption,
thought and feeling about her or his body”, yang mempunyai arti sebagai persepsi, pikiran,
dan perasaan seseorang tentang bentuk tubuihnya. Menurut Candra & Abrori (2010), body
image merupakan sikap individu seseorang terhadap dirinya secara sadar atau tidak, yang
meliputi persepsi masa lalu maupun masa sekarang yang berkaitan dengan ukuran bentuk
tubuh yang seiring waktu berkembang dan membentuk pengalaman-pengalaman baru.
Lebih dalam lagi, menurut Davison & Mc’cabe (dalam Repi 2018), body image merupakan
persepsi dan sikap seseorang terhadap tubuhnya sendiri. Jika seseorang sudah merasa ada yang
salah dengan tubuhnya maka persepsi tubuh tidak baik akan selalu melekat, begitupun
sebaliknya. Jika seseorang sudah merasa yakin dengan baik keadaaan tubuhnya, maka
persepsi baik juga akan selalu melekat dalam dirinya.
Pendapat lain dikemukakan oleh Honigam & Castle (dalam Candra & Abrori, 2010), yang
mengemukakan bahwa body image adalah gambaran mental seorang individu manusia
tentang bentuk tubuh atau keadaan fisiknya. Body image juga dapat dikatakan sebagai
bagaimana seorang individu manusia mempersepsikan dan memberikan penilaian terhadap
apa yang dirasakan dan apa yang difikirkan terhadap ukuran dan bentuk tubuhnya serta
penilaian orang lain terhadap. Sedangkan Arthur (2010) menambahkan bahwa Body Image
merupakan imajinasi subjektif yang dimiliki seseorang tentang tubuhnya, khususnya yang
terkait dengan penilaian orang lain dan seberapa baik tubuhnya harus disesuaikan dengan
persepsi-persepsi ini.
Sementara itu menurut Gardner (dalam Mukhlis, 2013) mengemukakan bahwa Body
Image merupakan gambaran atau persepsi yang dimiliki seseorang tentang keadaan fisik
dirinya misalnya ukuran dan bentuk tubuhnya serta sikap dan karakteristik-karakteristik yang
ada pada tubuhnya. Ada dua komponen dalam body Image, antara lain komponen perseptual,
adalah bagaimana seseorang dalam memandang keadaan tubuhnya dan komponen sikap,
adalah bagaimana seseorang dalam merasakan tampilan atau tubuh yang dipersepsikannya.
Berdasarkan pendapat beberapa para ahli diatas, maka peneliti menyimpulkan bahwa Body
Image mempunyai pengertian sebagai gambaran atau persepsi seseorang/individu terhadap
dirinya sendiri (apakah termasuk tubuh yang ideal) dan apa yang seseorang atau individu
tersebut inginkan dan lakukan terhadap dirinya sendiri sebagai bentuk penyesuaian persepsi-
persepsi orang lain tentang bentuk tubuh.

2.4 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Body Image


Banyak hal yang dapat mempengaruhi body image seseorang, baik itu dari pandanganya
sendiri maupun dari faktor lain. Menurut Cash (dalam Denich, Ifdil & Ilyas, 2015), ada
beberapa faktor yang mempengaruhi body image, antara lain sebagai berikut :
a. Jenis kelamin
Jenis kelamin merupakan faktor yang mempengaruhi dalam perkembangan Body Image
seseorang. Ketidakpuasan terhadap tubuh sering terjadi kepada wanita dibanding dengan
pria. Pada umumnya, wanita sering merasa kurang puas terhadap bentuk tubuhnya dan
menjadikan sebagai stigma negatif. Cash (dalam Denich, Ifdil & Ilyas, 2015) juga
memberikan penjelasan bahwa sekitar 40%-70% gadis remaja tidak puas dengan dua
aspek dari tubuh mereka, seperti pinggul, perut dan paha. Hal ini disebabkan letak ideal
bentuk tubuh wanita diukur oleh aspek-aspek tersebut.
b. Media massa
Menurut Cash (dalam Denich, Ifdil & Ilyas, 2015), menjelaskan bahwa media massa yang
muncul dimana-mana memberikan gambaran yang ideal mengenai figure perempuan dan
pria yang dapat mempengaruhi gambaran tubuh seseorang, sebagai contoh seorang model
yang memperagakan pakaian/busana dan menggambarkan ideal bentuk tubuh. Isi
tayangan dari media massa sering menggambarkan bahwa standar kecantikan seorang
perempuan adalah memiliki bentuk tubuh yang kurus. Kebanyakan wanita percaya bahwa
bentuk tubuh kurus adalah bentuk tubuh yang sehat. Media juga menggambarkan bentuk
ubuh ideal pria dilengkapi dengan tubuh six pack dengan oto-otot yang bagus.
c. Hubungan interpersonal
Hubungan interpersonal membuat seseorang cenderung membandingkan dirinya dengan
diri orang lain dan feedback yang diterima serta cenderung mempengaruhi konsep diri
termasuk pada perasaan pada penampilan fisik. Cash (dalam Denich, Ifdil & Ilyas, 2015)
menjelaskan bahwa feedback terhadap penampilan dan adanya kompetensi teman sebaya,
keluarga, kerabat dan keluarga dalam hubungan interpersonal dapat mempengaruhi
bagaimana pandangan dan perasaan mengenai bentuk tubuh dan fisik individu.
Sejalan dengan itu, Thompson (dalam dalam Denich, Ifdil & Ilyas, 2015) juga menjelaskan
beberapa faktor yang mempengaruhi body image, antara lain sebagai berikut :
1. Pengaruh berat badan/persepsi gemuk
Merupakan keinginan individu manusia dalam membentuk bentuk tubuhnya sesuai
dengan yang diinginkan, seperti menjaga pola makan yang teratur sehingga dapat
menimbulkan persepsi yang diinginkan terkait dengan bentuk tubuh.
2. Budaya
Merupakan adanya pengaruh lingkungan dan budaya yang dapat mengkomunikasikan
norma-norma tentang penampilan fisik, bentuk tubuh dan penampilan fisik yang
menarik.
3. Sosialiasasi
Merupakan adanya pengaruh dari dunia pertemanan seseorang yang terkait tentang
bentuk tubuh dan penampilan fisik.
4. Konsep diri
Merupakan penilaian diri dan penilaian sosial yang meliputi gambaran tentang diri
seseorang yang meliputi bentuk tubuh dan penampilan fisik.
5. Peran gender
Merupakan pengaruh dan peran orang tua bagi citra tubuh seseorang yang menjadikan
individu tersebut lebih cepat terpengaruh.
6. Pengaruh distorsi citra tubuh
Merupakan perasaan dan persepsi individu yang negatif dalam dirinya yang diikuti
dengan sikap yang buruk.
Pendapat lain dikemukakan oleh Atikah (dalam Cahyaningrum, 2014) bahwasannya
ada beberapa faktor yang mempengaruhi Body Image, antara lain sebagai berikut :
a. Usia
Usia adalah salah satu faktor yang sangat mempengaruhi Body Image. Usia dapat
memberikan gambaran dan peran diri individu. terutama pada usia remaja, dimana
Body Image dalam hal mengontrol berat badan adalah salah hal utama kebutuhan Body
Image.
b. Pengetahuan
Pengetahuan adalah kemampuan untuk menerapkan informasi terkait dengan Body
Image dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, pengetahuan lebih kepada
informasi dan ilmu yang didapat individu tentang bagaimana menjaga bentuk tubuh
mulai dari pola makan, olahraga dan lain sebagainya.
c. Sosial ekonomi
Sosial ekonomi adalah tingkat sosial ekonomi keluarga juga menjadi salah satu
pendukung dalam mempercantik Body Image. Dalam hal ini individu yang memiliki
tingkat sosial ekonomi yang berkecukupan akan lebih mudah untuk membentuk dan
mempercantik Body Imagenya, sedangkan individu dengan tingkat sosial ekonomi
menengah dan kebawah akan sulit untuk mempercantik atau meningkatkan Body
Image nya dikarenakan salah satu unsur utama dalam meningkatkan Body Image
adalah tingkat finansial yang baik.
d. Media
Media adalah alat atau sarana yang bisa didapat dimana saja dan darimana saja
mengenai gambaran ideal dari seorang influencer yang memiliki bentuk tubuh yang
ideal. Dengan adanya peran serta media, individu dapat mengetahui bentuk ideal tubuh
seperti apa/
e. Lingkungan
Lingkungan adalah tempat individu dituntut untuk bersosialiasi. Individu
membutuhkan kebutuhan sosial dalam dirinya.
Berdasarkan beberapa pendapat dari para ahli, maka peneliti menyimpulkan bahwa
faktor yang mempengaruhi Body Image antara lain adalah hubungan interpersonal, usia
dan jenis kelamin, budaya, pengetahuan, media massa, lingkungan dan sosial ekonomi.

2.5 Ciri-Ciri Body Image


Menurut Tadabbur (2008) respon body image terdiri dari positif dan negatif:
1. Body image positif
Body image positif adalah anggapan atau gambaran seseorang tentang dirinya sendiri
yang bersifat positif. Dasar dari body image positif adalah penerimaan diri. Hal ini
disebabkan orang yang memiliki body image positif berarti dapat mengenal dirinya
dengan baik. Pada remaja yang memiliki body image positif dapat menerima segala
informasi yang positif ataupun negatif tentang dirimya, juga dapat menerima atau
memahami kenyataan yang bermacam-macam tentang dirinya sendiri.
Ciri-ciri body image positif adalah:
a. Optimis mengarungi kehidupan
b. Yakin dapat mengatasi berbagai masalah yang dihadapi
c. Penuh harap dan yakin dapat meraih kehidupan yang lebih baik
d. Segera bangkit dari kegagalan dan tidak larut dalam duka berkepanjangan
e. Tidak ada hal yang tidak mungkin
f. Penuh percaya diri
2. Body image negative
Body image negatif adalah gambaran serta anggapan seseorang tentang dirinya
sendiri yang bersifat negatif. Body image negatif tertanam didalam diri seseorang akibat
pengaruh lingkungan, orang lain, atau pengalaman masa lalu yang membekas dalam
dirinya. Mengubah body image yang telah tertanam dalam diri seseorang membutuhkan
usaha yang gigih dan sungguh-sungguh.
Ciri-ciri body image negatif adalah:
a. Merasa rendah diri, menganggap dirinya tidak berguna dan tidak berarti ditengah
masyarakat
b. Merasa keberadaannya tidak dibutuhkan oleh masyarakat dan lingkungan
c. Merasa tidak pantas atau tidak berhak memiliki atau mendapatkan sesuatu
d. Merasa dibenci dan tidak disukai oleh lingkungan dan orang sekitar
e. Merasa tidak mampu dan selalu khawatir mendapatkan kegagalan dan cemoohan dari
orang di sekelilingnya
f. Merasa kurang pendidikan di banding orang lain
g. Kurang memiliki dorongan dan semangat hidup, tidak berani memulai sesuatu hal
yang baru, selalu khawatir berbuat kesalahan dan ditertawakan orang.

2.5 Hubungan Body Image Dengan Perilaku Diet Remaja Putri


Diet merupakan bagian dari pola makan. Aspek teoritis perilaku makan pertama kali
dikemukakan oleh Schachter dan Radin dalam teori internal-eksternal obesitas. Hasil risetnya
menunjukkan subyek yang kegemukan akan lebih responsif terhadap isyarat eksternal yaitu
makanan dan kurang responsif terhadap isyarat internal, seperti signal lapar dan kenyang. Selain
itu, subyek yang kegemukan juga makan lebih banyak sewaktu merasa tertekan, sementara
subyek yang berat badannya normal makan lebih sedikit.
Perilaku diet pada mahasiswi ialah titik awal berkembangnya gangguan pola makan
(Polivy dan Herman, 2002). Diet jarang dilakukan untuk menjaga kesehatan akan tetapi diet
biasa dilakukan untuk menjaga penampilan (Prima dan Sari, 2013). Perilaku diet mencakup
pemilihan makanan yang baik untuk kesehatan dan pembatasan yang ketat terhadap makanan.
Orang-orang terutama para mahasiswi cenderung melakukan diet untuk memperbaiki
penampilan mereka, namun dengan cara yang tidak tepat atau tidak sehat (Davidson, et al.
2012).
Perilaku diet juga dapat menjadi masalah jika dilakukan tanpa pengawasan ahli. Mahasiswi
melakukan diet seringkali tidak memperhitungkan dampak negatifnya. Diet yang ditempuh
sering kali tidak sesuai dengan aturan kesehatan, mereka hanya memikirkan bagaimana menjadi
kurus dengan cepat dan mudah tanpa melihat akibat negatif yang ditimbulkan semata-mata
untuk mendapatkan penampilan yang menarik. Perilaku diet pada mahasiswi bukanlah hal yang
disepelekan, hal ini karena mahasiswi termasuk remaja akhir yang mana tubuh mereka sedang
berkembang pesat dan seharusnya tubuh mendapatkan nutrisi penting yang dibutuhkan
(Davidson, et al. 2012).
Hasil penelitian selanjutnya yang dijalankan oleh Dephinto (2017) dengan judul Hubungan
Body image dengan Perilaku Diet pada Remaja Putri Tahun 2016 Kelas X dan XI di SMKN 2
Padang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif body image dengan
perilaku diet. Hal ini sesuai dengan pendapat Papalia, et al. (2009), yang mengatakan
kepedulian terhadap body image atau citra tubuh yang ideal dapat mengarah kepada usaha
obsesif untuk mengendalikan berat badan. Sehingga para mahasiswi pun melakukan berbagai
cara dilakukan untuk mengontrol berat badannya agar mendapatkan citra tubuh yang ideal dan
terlihat menarik. Pada umumnya mahasiswi melakukan diet, berolahraga, melakukan perawatan
tubuh, mengkonsumsi obat pelangsing dan lain-lain untuk mendapatkan berat badan yang ideal
(Dacey & Kenny dalam Andea, 2010).
BAB III

PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Masa remaja atau yang sering disebut dengan istilah adolescence merupakan frase
yang sangat penting dalam perkembangan diri individu manusia, dimana masa ini adalah
masa transisi dari mulai masa kanak-kanak menuju masa dewasa, (Hurlock, 2012).
Menurut Santrock (2011), remaja merupakan suatu masa perkembangan dan transisi dari
masa anak-anak menuju masa dewasa yang didalamnya mencakup perubahan biologis,
kognitif dan sosial emosional.
Menurut Sarwono (2012) ada tiga tahap perkembangan remaja dalam proses
penyesuaian diri menuju dewasa, antara lain:
a. Remaja awal (Early Adolescence)
Masa remaja awal berada pada rentang usia 10-13 tahun sangatlah penting (Aryani,
2010).
b. Remaja Madya (Middle Adolescence)
Masa remaja madya berada pada rentangusia 14-16 tahun
c. Remaja akhir (Late Adolescence)
Masa remaja akhir berada pada rentang usia 16-19 tahun.
Secara umum, body image mempunyai pengertian sebagai “A person perseption,
thought and feeling about her or his body”, yang mempunyai arti sebagai persepsi, pikiran,
dan perasaan seseorang tentang bentuk tubuihnya. Menurut Candra & Abrori (2010), body
image merupakan sikap individu seseorang terhadap dirinya secara sadar atau tidak, yang
meliputi persepsi masa lalu maupun masa sekarang yang berkaitan dengan ukuran bentuk
tubuh yang seiring waktu berkembang dan membentuk pengalaman-pengalaman baru.
Dengan demikian jika seorang wanita mempunyai body image positif maka ia akan
merasa puas dengan tubuhnya dan dapat disimpulkan bahwa perilaku diet nya juga positif,
akan tetapi bila body image nya negatif maka seseorang akan cenderung merasa tidak puas
dengan kondisi fisiknya yang menggambarkan pola perilaku diet yang mereka lakukan
tergolong negatif.
DAFTAR PUSTAKA

Habib Ihsan dan Nilasari : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.5 No.1 Mei-Agustus 2017 Hal : 91 – 99.
file:///C:/Users/Asus/Downloads/35-Article%20Text-175-1-10-20190710%20(4).pdf

Munawar, Haris. (2020). Hubungan Antara Citra Tubuh (Body Image) Dengan Karakter Percaya
Diri Peserta Didik Di SMA Negeri 11 Palembang. Palembang : Universitas Sriwijaya.
https://repository.unsri.ac.id/32848/3/3.RAMA_87205_06051281320012_0021126302_00
21126802_01_front_ref%5B1%5D.pdf

Pratiwi, Leoni Risky. (2021). Pengaruh Body Image Terhadap Kepercayaan Diri Pada Remaja
Modelling Di Andika Production. Medan.
https://repositori.uma.ac.id/bitstream/123456789/16277/1/168600269-
%20Suci%20Andara%20Lubis%20Fulltext.pdf

Anda mungkin juga menyukai