Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Remaja putri saat ini memberikan lebih banyak perhatiannya pada bentuk
tubuhnya. Mereka akan merasa gelisah apabila sedang bercemin dan merasa
bentuk tubuhnya membesar atau berat badannya naik. Mereka akan melakukan
apapun untuk mengembalikan bentuk tubuhnya atau berat badannya seperti
semula dengan melakukan diet. Remaja putri umumnya mencontoh tokoh-tokoh
idolanya dari Barat, banyak sekali yang melakukan perilaku diet semata-mata
hanya untuk menurunkan berat badannya. Mereka melakukan diet hanya untuk
terlihat perfect dimata orang lain.

Remaja putri yang melakukan diet akan berdampak pada pertumbuhan


fisik, kekurangan gizi, dan menjadikan pola makan menyimpang seperti anorexia
nervosa dan bulimia nervosa. Anorexia nervosa adalah mereka yang memiliki
pandangan akan gemuk dan menjadi gemuk. Pandangan ini menjadikan mereka
mengurangi porsi makan. Dari hari ke hari mereka makan dengan porsi yang
sedikit dari sebelumnya. Mereka melakukan itu semata-mata untuk mengurangi
berat badannya. Bulimia nervosa adalah mereka yang memiliki pandangan sama
seperti anorexia nervosa namun perbedaannya mereka tidak mengurangi porsi
makan. Mereka indentik dengan makan dalam porsi yang besar, kemudian mereka
memuntahkan makanannya. Mereka percaya dengan melakukan hal itu mereka
tidak akan gemuk. Hal ini benar adanya dengan didukung oleh penelitian
diseluruh dunia mengenai perilaku diet. Seseorang yang berdiet menurunkan berat
badan 8 kali lebih beresiko menimbulkan perilaku makan menyimpang tersebut
dibandingkan orang yang tidak berdiet dalam kurun waktu setahun (Patton, dkk
dalam Sztainer dkk, 2000).

Penelitian tentang perilaku diet telah dilakukan diseluruh dunia.


Contohnya di Amerika Serikat menyebutkan bahwa remaja putri yang melakukan
diet dengan jangka waktu yang lama akan menimbulkan perilaku makan
menyimpang. Di Inggris, remaja yang telah melakukan diet namun belum

1
mengalami perilaku makan menyimpang akan mengalami perilaku makan
menyimpang setelah dua tahun mereka melakukan diet. Dampak yang
ditimbulkan akibat penurunan berat badan yang tidak sehat dan ekstrim akan
menimbulkan efek lemahnya konsentrasi, gangguan tidur, gangguan periode
menstruasi dan gangguan pertumbuhan fisik. Penelitian juga pernah dilakukan di
Asia tepatnya di Jepang menunjukkan dampak dari perilaku diet penurunan berat
badan, yaitu sebesar 72.9% remaja putri Jepang menerapkan diet yang tidak sehat
dan menyebabkan perilaku makan menyimpang (French, dkk, 1995).
Berbagai macam faktor telah coba diteliti dan diidentifikasi mengenai
berbagai faktor yang mungkin muncul akibat dari meningkatnya risiko penerapan
diet penurunan berat badan pada remaja putri. Penelitian dari Sztainer dan
Hannan (2000) menunjukan bahwa remaja putri yang memiliki status gizi lebih
baik cenderung melakukan diet untuk penurunan berat badan dibandingkan
dengan remaja putri yang memiliki status gizi normal, selain faktor status gizi,
perilaku diet penurunan berat badan dipengaruhi oleh psikososial ( rendahnya
percaya diri, stres, depresi, dan keinginan bunuh diri), sosiodemografi ( ras dan
status sosial ekonomi) dan faktor perilaku kesehatan ( penggunaan obat, alkohol,
rokok dan aktivitas fisik). Perilaku diet penurunan berat badan yang dilakukan
oleh remaja putri cenderung berhubungan dengan citra tubuh mereka, hubungan
dengan teman sebayanya, dan hubungan dengan keluarganya. Pengetahuan diet
sangat dipengaruhi oleh media massa. Banyak remaja putri melakukan diet untuk
menurunkan berat badannya dengan berbagai cara yang mereka tempuh yang
mereka anggap efektif, terkadang mereka melakukan diet dengan cara yang
membahayakan kesehatan tubuh mereka. Banyak dari remaja putri yang tidak
mengetahui tentang pengetahuan diet, mereka banyak yang salah presepsi tanpa
dikonsultasikan terlebih dahulu kepada dokter atau ahli gizi. Hal ini
mengakibatkan remaja putri yang melakukan diet tidak sesuai dengan porsi
mereka.

Pengaruh media massa, pengaruh teman sebaya, dan pengaruh keluarga


memberikan dampak langsung kepada remaja putri, hal ini merubah pola pikir
mereka yang selalu tidak puas terhadap bentuk tubuh mereka sehingga
menimbulkan hal untuk selalu tampil kurus dan sempurna dengan melakukan diet.

2
Pengaruh media massa, dan pengaruh tokoh idola di media massa membuat
mereka selalu ingin melakukan diet dengan tujuan untuk menjadi kurus dan
mendapatkan tubuh yang sempurna.

Untuk mencegah atau memberhentikan perilaku diet yang tidak sehat


untuk penurunan berat badan, bisa dilakukan dengan berbagai cara seperti
mengkonsultasikan cara diet yang baik sesuai umur kepada ahli gizi atau dokter.
Hal ini penting dilakukan untuk mencegah perilaku diet yang tidak sehat yang
bisa membayakan kesehatan tubuh mereka. Cara selanjutnya yang bisa dilakukan
adalah bantuan motivasi dari teman keluarga dan teman sebaya nya. Hal ini nyata
bisa merubah pola pikir remaja putri yang melakukan diet yang tidak sehat
menjadi melakukan diet yang sehat.

3
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa faktor yang mendorong perilaku diet tidak sehat pada remaja putri?
2. Bagaimana dampak yang ditimbulkan akibat diet?

1.3 Tujuan Makalah


Selain dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan
untuk mengetahui dan mendeskripsikan apa faktor yang mendorong perilaku diet
tidak sehat dan bagaimana dampak yang akan ditimbulkannya bagi kesehatan
tubuh.

1.4 Manfaat Makalah


Makalah ini disusun dengan harapan memberikan manfaat baik secara
teoretis maupun secara praktis.
Secara teoretis makalah ini berguna sebagai pengembangan konsep Diet
yang sehat untuk tubuh. Sedangkan secara praktis makalah ini diharapkan
bermanfaat bagi :
1. Penulis; untuk mengetahui bagaimana bisa perilaku diet yang tidak sehat
menjadi dominan diantara usia remaja, terutama pada remaja putri.
2. Pembaca; mengetahui dan dapat menghindari perilaku diet yang tidak
sehat.

1.5 Prosedur Makalah


Makalah ini disusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode
yang digunakan adalah metode deskriptif. Melalui metode ini penulis akan
menguraikan permasalahan yang dibahas secara jelas dan komprehensif. Data
teoretis dalam makalah ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik studi
pustaka, artinya penulis mengambil data melalui kegiatan membaca berbagai
literatur yang relevan dengan tema makalah. Data tersebut diolah dengan teknik
analisis melalui kegiatan mengeksposisikan data serta mengaplikasikan data
tersebut dalam konteks tema makalah

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Landasan Teoretis


2.1.1. Pengertian Diet

“Diet adalah usaha sadar orang dalam membatasi dan mengontrol makanan
yang akan dimakan dengan tujuan untuk mengurangi atau mempertahankan berat
tubuh.” (Kamal, 2012 : 4). Perilaku diet yang sering dilakukan oleh remaja putri
ada yang sehat dan ada juga yang tidak sehat. Perilaku diet yang sehat sehat yaitu
meningkatkan olahraga, mengkonsumsi buah dan sayur, mengurangi makanan
yang berlemak, tidak mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung
pengawet buatan, tinggi kadar gula, dan makan siap saji. Sedangkan perilaku diet
yang tidak sehat antara lain memuntahkan makanan yang sudah dimakan,
menggunakan pil diet, menekan nafsu makan, menggunakan obat pencuci perut,
menggunakan diuretic atau obat yang bisa memperbanyak air kencing.

Hal ini senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh (Beck, 2006 : 247)
yang mengatakan bahwa “diet yang baik adalah menekankan pada perubahan
dalam jenis makanan, jumlah, dan seberapa sering orang makan, dan ditambah
dengan program aktivitas fisik yang teratur.”

Dalam kamus Gizi Pelengkap Kesehatan Keluarga (2009 : 51) keluaran


Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi), Diet memiliki arti sebagai “pengaturan
pola dan konsumsi makanan serta minuman yang dilarang, dibatasi jumlahnya,
dimodifikasi, atau diperolehkan dengan jumlah tertentu untuk tujuan terapi
penyakit yang diderita, kesehatan, atau penurunan berat badan.”

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “diet adalah aturan makanan


khusus untuk kesehatan, dan dilakukan menurut petunjuk dokter atau pun
konsultan.”

5
2.1.2. Pengertian Remaja

“Remaja merupakan masa transisi dari masa anak – anak menuju masa
dewasa. Transisi yang dialami remaja ini merupakan sumber resiko bagi
kesejahteraan fisik dan mental remaja.” (Grabber dkk, 1994). Remaja menjadi
salah satu pusat perhatian, mengingat remaja banyak mengalami perubahan fisik,
kognitif, emosi, maupun sosial. Perubahan – perubahan yang terjadi pada remaja
cenderung akan menimbulkan berbagai permasalahan dan perubahan perilaku di
kehidupan remaja. Salah satu bentuk perubahan perilaku pada masa remaja adalah
perubahan perilaku makan baik mengarah ke perilaku makan yang sehat ataupun
cenderung mengarah kepada perilaku makan yang tidak sehat.
Menurut Proverawati (2010),
“ Fase remaja merupakan segmen kembangan individu yang sangat penting,
yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu
bereproduksi. Remaja didefinisikan sebagai peralihan dari masa kanak-kanak ke
masa dewasa. Istilah ini menunjukan masa dari awal pubertas sampai tercapainya
kematangan, biasanya dimulai dari usia 14 tahun pada pria dan usia 12 tahun pada
wanita.”
Salah satu upaya untuk menurunkan berat badan yang popular dikalangan
remaja putri saat ini adalah perilaku diet. Mereka melakukan diet untuk
menurunkan berat badannya. Diet yang ditempuh mereka sering kali tidak
diperhitungkan dampak negatifnya. Hal ini disebabkan karena keinginan remaja
putri dalam melakukan diet tidak melalui bimbingan seorang ahli seperti dokter
dan ahli gizi. Diet yang ditempuh sering tidak sesuai dengan aturan kesehatan,
mereka hanya memikirkan bagaimana menjadi kurus dengan cepat dan mudah
tanpa melihat akibat yang akan ditimbulkan oleh diet yang dilakukannya.

2.2. Pembahasan
2.2.1. Faktor pendorong diet tidak sehat.

Faktor pendorong diet tidak sehat pada usia remaja putri ditemukan bahwa
ada tiga subyek.

1. Faktor internal yang dominan mendorong perilaku diet tidak sehat karena
persepsi ketidakpuasan pada penampilan, sedangkan faktor eksternal yang

6
dominan mendorong perilaku diet tidak sehat karena pengaruh dari
lingkungan sosial.
2. Faktor internal yang dominan mendorong perilaku diet tidak sehat
motivasinya yang takut memiliki tubuh yang gemuk, sedangkan faktor
eksternal yang dominan mendorong perilaku diet tidak sehat karena
pengaruh dari lingkungan sosial.
3. Faktor internal yang dominan mendorong perilaku diet tidak sehat karena
konsep diri tentang tubuh yang ideal, sedangkan faktor eksternal yang
dominan mendorong perilaku diet tidak sehat karena pengaruh dari
lingkungan sosial.

Selain itu faktor pendorong diet tidak sehat ini di ketahui bahwa konsep diri,
persepsi, motivasi, lingkungan sosial, dan status sosial ekonomi keluarga
mempengaruhi faktor pendorong diet tidak sehat.

2.2.2. Dampak yang ditimbulkan akibat diet

Diet yang salah dapat menimbulkan masalah kesehatan. Alhasil, bukan


tubuh langsing yang didapat melainkan penyakit. Beberapa akibat diet yang salah
adalah sebagai berikut.

1. Anorexia – Bulimia

“Anorexia -Bulimia adalah masalah makan yang ditimbulkan akibat ambisi


yang kuat dalam menurunkan berat badan” (Rini, 2015 : 17). Anorexia - Bulimia
sering terjadi pada mereka yang melakukan diet ketat sehingga dapat memberikan
masalah serius pada kesehatan tubuh. Menurut ahli nutrisi, Anorexia - Bulimia
bisa menyebabkan komplikasi terhadap kesehatan sebagai berikut.

a. Timbul luka pada esofagus (saluran penghubung mulut dan lambung)


akibat seringnya muntah-muntah. Tekanan pada lambung akibat
muntah bisa melukai lapisan esofagus. Luka pada esofagus ini dapat
menyebabkan pendarahan yang hebat atau bengkak dan luka pada
esofagus.

7
b. Cairan hati dan asam lambung dapat menyebabkan iritasi dan
peradangan pada membran yang melapisi esofagus sehingga terjadi
kondisi yang disebut esophagistis. Masalah kesehatan ini sering
menimbulkan luka dan penyempitan saluran pencernaan.
c. Timbul komplikasi pada ginjal, dehidrasi, kelelahan, lemas dan
konstipasi.

Wanita yang melakukan diet ketat dan melakukan olahraga terlalu sering
dan berat cenderung menderita Anorexia-Bulimia, dimana mereka menjadi
ketakutan untuk menyantap makanan dan selalu merasa harus terus menurunkan
berat badannya walaupun sebenarnya tubuhnya telah menjadi sangat kurus.

Wanita yang menderita Anorexia-Bulimia kerap menjadi tergantung pada


obat diuretik atau water pills sehingga mereka dapat mengalami dehidrasi,
peningkatan pengeluaran urine, kehilangan kalsium, potasium, magnesium dan
zinc dari dalam tubuh. Akibatnya, bukan tubuh langsing dan sehat yang diperoleh,
melainkan tubuh kurus kering yang mengundang penyakit dan kematian.

2. Kurang gizi (malnutrisi)

Penurunan berat badan yang menyusut begitu cepat atau secara ekstrim
adalah tanda bahwa tubuh menerima nutrisi yang sangat kurang dari apa yang
diperlukan. Hal ini dapat menyebabkan kekurangan gizi. Jika situasi ini terus
berlanjut lama, dapat mengakibatkan kekebalan tubuh melemah atau rendah.

3. Lemas, lelah dan cepat berubah mood

Makanan adalah bahan bakar. Ketika tubuh tidak mendapatkan cukup


kalori, sehingga tidak ada energi untuk melakukan aktivitas normal. Kelelahan,
kekurangan energi disebabkan oleh tidak cukup asupan nutrisi dalam tubuh dan
merupakan salah satu sinyal yang paling umum yang menunjukkan Anda bahwa
apa yang Anda lakukan tidak baik untuk kesehatan.

8
4. Stres, gugup, lekas marah

Diet ketat meningkatkan stres karena kelaparan dan ketidakmampuan


untuk meraih hidangan dibuat frustrasi favorit dan kecemasan. peningkatan kadar
tubuh hormon kortisol dan ghrelin, yang mengarah ke lekas marah. Seringnya
perubahan suasana hati dan amarah merupakan karakteristik dari orang-orang
yang sedang diet.

5. Keterlambatan menstruasi

Diet ketat merupakan ancaman bagi kesehatan reproduksi, terutama di


kalangan gadis-gadis muda. melemahnya cepat dan tidak cukup asupan vitamin
dan mineral yang mengarah ke menunda menstruasi, melompat-lompat siklus atau
perdarahan menstruasi berkurang.

6. Rambut rontok

Seluruh bagian yang ada pada tubuh ini sangat membutuhkan nutrisi,
bahkan bisa berbeda beda. Kurangnya protein dan nutrisi penting lainnya juga
dapat menyebabkan rambut rontok. Tubuh membutuhkan makanan yang sehat
untuk regenerasi sel. Termasuk regenerasi sel kulit dan rambut.

7. Dehidrasi dan sakit kepala

Tubuh memiliki kapasitas untuk membakar lemak 0,5-1 kg per minggu.


Jika Anda telah berhasil menurunkan berat badan lebih dari itu, maka berat hilang
mungkin akibat dari kehilangan air atau massa otot.

8. Keriput dan stretch mark

Penurunan berat badan ekstrim dan cepat tidak memungkinkan kulit untuk
menyesuaikan diri dengan bentuk baru, sehingga menjadi rileks. Tanda-tanda
penuaan seperti keriput dan garis-garis halus pada wajah dan leher menjadi lebih
jelas pada orang yang sering berlatih dengan diet penurunan berat badan cepat.
Selain itu, efek yo-yo yang merupakan konsekuensi dari penurunan berat badan
yang tidak sehat dan cepat adalah salah satu penyebab paling umum dari stretch
mark.

9
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
3.1 Simpulan

Usia remaja biasanya telah mempunyai pilihan sendiri terhadap makanan


yang disukainya. Pada masa ini telah terbentuk kebiasaan makan yang tidak sehat,
yaitu seringnya jajan di luar rumah. Selain itu juga remaja menyukai memakan
makanan sesukanya. Khusus untuk memakan makanan kesukaannya ini, jika
keadaan berlangsung lama dan tidak terkontrol maka akan menyebabkan dampak
negatif pada tubuh, terlebih jika makanannya mengandung kalori, karbohidrat dan
lemak yang tinggi. Kondisi ini bisa menjadi kebiasaan makan yang salah karena
dapat menaikkan berat badan.
Salah satu upaya untuk menurunkan berat badan yang biasa dilakukan di
kalangan usia remaja putri saat ini adalah perilaku diet. Tetapi banyak yang
menyalahgunakan diet hanya untuk ingin kurus. Oleh karena itu Diet dapat di
defenisikan sebagai usaha seseorang dalam mengatur pola makan dan mengurangi
makan untuk mendapatkan berat badan yang ideal. Adapun alasan remaja putri
melakukan diet karena mereka tidak puas pada penampilannya dan takut memiliki
tubuh yang gemuk, serta pengaruh dari lingkungan sosialpun bisa terjadi.
Apabila diet ini dilakukan dengan yang tidak sehat, maka akibat yang akan
terjadi pada tubuh sangatlah berbahaya, seperti Anorexia – Bulimia yaitu penyakit
yang mematikan karena mengalami kerusakan dalam berbagai organ dan sistem
tubuh. Maka dari itu apabila ingin melakukan diet, lakukanlah diet yang sehat.
Konsultasikan ke dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan cara yang tepat untuk
melakukan diet yang sesuai dengan AKG (Angka Kecukupan Gizi).

10
3.2 Saran
Perilaku remaja dewasa ini beraneka ragam mereka selalu ingin tampil
sempurna di depan umum. Untuk menunjang penampilan yang sempurna remaja
sekarang khususnya remaja putri melakukan diet. Diet seharusnya dilakukan
dengan cara yang sehat dan lebih baik lagi apabila di konsultasikan terlebih
dahulu kepada ahli gizi ataupun dokter untuk memperoleh informasi diet sesuai
dengan porsi masing-masing orang.
Orang tua atau teman sebaya memiliki peran penting dalam
mempengaruhi perilaku remaja putri saat ini yang melakukan diet tidak sehat.
Sebaiknya orang tua atau teman sebaya memberikan motivasi langsung kepada
remaja putri yang melakukan diet. Hal ini memiliki pengaruh besar bagi pola pikir
nya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Kamal, Anita. (2012). Cara Benar Diet. Yogyakarta: Laras Media Prima.

Beck, M.E. (2006). Ilmu Gizi dan Diet. (Terjemahan Hartono dan
Kristiyani) Yogyakarta : Liberty.

Sandjaja, dkk. (2009). Kamus Gizi Pelengkap Kesehatan Keluarga.


Jakarta : Buku Kompas.

Santoso, Denny (2009). Rahasia Diet The Concept, The Diet, The
Workout. Jakarta : Libri.

Rini, Ayu. (2015). Rahasia Tubuh Langsing Ideal. Jakarta : PT Elex


Media Komputindo.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Nuryamin, A. (2016). 15 Efek Buruk Diet Ketat Bagi Kesehatan Anda


[online]. Tersedia : http://www.obatpelangsingbpom.com/15-efek-buruk-diet-
ketat-bagi-kesehatan-anda/ . [24 Februari 2016].

French, dkk. (1995). Self-Esteem and Obesity in Children and Adolescents


: A Literature Review. Dalam Obesity Reseach [Online]. Vol 3 (3) halaman 479-
488. Tersedia :
https://www.researchgate.net/profile/Cheryl_Perry2/publication/14678489_Self-
Esteem_and_Obesity_in_Children_and_Adolescents_A_Literature_Review/links/
5475f5040cf245eb4371437b.pdf?origin=publication_detail. [26 November 2014].

Neumark-Sztainer dkk. (2000).Prevention of Body Dissatis faction and


Disordered Eating: What Next?. Dalam Taylor & Francis Group [Online].
Halaman 260 – 280. Tersedia :
http://web.comhem.se/u45381271/11/neumarksztainer06.pdf. [ 6 November
2007].

12

Anda mungkin juga menyukai