Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Nilai mengandung harapan atau sesuatu yang diingginkan oleh
manusia. Oleh karena itu nilai bersifat normatif yang merupakan
keharusan untuk mengwujudkan dalam tingkah laku kehidupan manusia.
Moral itu sendiri berarti kelakuan atau tingkah laku. Setiap manusia dalam
tindakan dan tingkah laku perbuatan digerakkan oleh niali-nilai. Semua
tingkah laku perbuatan manusia harus berpedoman pada norma-norma
kehidupan, seperti norma hukum, norma kesopanan, norma kesusilaan,
norma kejujuran, dan lain sebagainya. Dengan demikian, hubungan nilai,
moral, dan norma adalah nilai merupakan suatu keharusan, berupa ide dan
ide ini memberi pedoman, ukuran bagi manusia, pedoman/ ukuran ini
berupa norma, baik dalam hubungannya dengan manusia lain, alam dan
dengan Tuhan yang Maha Esa.
Nilai adalah suatu ukuran terhadapa suatu objek tertentu. Moral
adalah nilai-nilai dan norma-norma menjadi pegangan bagi seseorang atau
suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Seseorang yang
bersikap sesuai dengan nilai-, akhlak, norma dan moral yang diyakininya
dan diaplikasikan dalam kehidupan akan memperoleh kehidupan yang
lebih baik. Jadi, moral, akhlak, nilai dan norma merupakan hal yang paling
penting dalam pembentukan akhlakul karimah seorang manusia
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian nilai?
2. Apa pengertian norma?
3. Apa pengertian Moral?
4. Bagaiman hubungan antara nilai, moral, dan norma?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Nilai
Pengertian nilai, menurut Djahiri nilai adalah harga, makna, isi dan
pesan , semangat, atau jiwa yang tersurat dan tersirat dalam fakta, konsep,
dan teori, sehingga bermakna secara fungsional. Disini, nilai difungsikan
untuk mengarahkan, mengendalikan, dan menentukan kelakuan seseorang,
karena nilai dijadikan standar perilaku.

Sedangkan menurut Dictionary dalam Winataputra, nilai adalah


harga atau kualitas sesuatu. Artinya, sesuatu dianggap memilki nilai
apabila sesuatu tersebut secara instrinsik memang berharga. Nilai pada
hakikatnya adalah sifat atau kualitas yang melekat pada suatu obyek,
bukan obyek itu sendiri. Sesuatu yang mengandung nilai artinya ada sifat
atau kualitas yang melekat pada sesuatu itu. Misalnya, bunga itu indah,
perbuatan itu susila. Indah, susila adalah sifat atau kualitas yang melekat
pada bunga dan perbuatan. Dengan demikian maka nilai itu sebenarnya
adalah suatu kenyataan yang tersembunyi dibalik kenyataan kenyataan
lainnya sebagai pembawa nilai (wartrager).

Berbicara tentang nilai berarti berbicara tentang das sellen, buka


das sein, kita masuk kerokhanian bidang makna normatif, bukan kognitif,
kita masuk ke dunia ideal dan bukan dunia real. Meskipun demikian,
diantara keduanya, antara das sollen dan das sein, antara makna yang
normatif dan kognitif, antara dunia ideal dan dua real itu saling
berhubungan dan saling berkaitan secara erat. Artinya bahwa das sollen itu
harus menjelma menjadi das sein, yang ideal harus menjadi real, yang
bermakna normatif harus direalisasikan dalam perbuatan sehari-hari yang
merupakan fakta yang bersifat konkrit.

1. Hirarki Nilai
Terdapat berbagai macam pandangan tentang nilai hal ini sangat
tergantung pada titik tolak dan sudut pandangnya masing-masing
dalam menentukan tentang pengertian sertai hirarki nilai. Misalnya
kalangan materialis memandang bahwa nilai yang tertinggi adalah
nilai mataerial.

Karangan hedonis berpandangan bahwa niali yang tertinggi adalah


nilai kenikmatan. Pada hakikatnya segala sesuatu itu adalah bernilai,
hanya nilai macam apa yang ada serta bagaiman hubungan nilai
tersebut dan penggolongan tersebut amat beranekaragam, tergantung
sudut pandang dalam rangka penggolang tersebut.1

Menurut Scheler nilai dalam kenyataan ada yang lebih tinggi dan
ada juga yang lebih rendah jika dibandingkan dengan yang lainnya.
Oleh karena itu, nilai menurut Scheler memilki hierarki yang dapat
dikelompokkan ke dalam empat tingkatan, yaitu:

a. Nilai kenikmatan. Pada tingkatan ini terdapat sederet nilai


yang menyenangkan atau sebaliknya yang kemudian orang
merasa bahagia atau menderita.
b. Nilai kehidupan. Pada tingkatan ini terdapat nilai-nilai yang
penting bagi kehidupan, misalnya kesehatan, kesegaran badan,
kesejahteraan umum dan lain-lain.
c. Nilai kejiwaan. Pada tingkatan ini terdapat nilai kejiwaan yang
sama sekali tidak bergantung pada keadaan jasmani atau
lingkungan. Nilai-nilai semacam ini adalah keindahan,
kebenaran dan pengetahuan murni yang dicapai melalui
filsafat.
d. Nilai kerohanian. Pada tingkatan ini terdapat nilai yang suci
maupun tidak suci. Nilai-nilai ini terutama lahir dari ketuhanan
sebagai nilai tertinggi.

1
Lubis, Maulana Arafat dan Toni Nasution, Konsep Dasar Ips, (Yogyakarta, Samudra Biru,
2019), hlm. 152-153.
Hierarki nilai tersebut ditetapkan Scheler dengan menggunakan
empat kriteria, yaitu: semakin lama semakin tinggi tingkatannya; semakin
dapat dibagi tanpa mengurangi maknanya , semakin tinggi esensinya;
semakin membahgiakan; semakin tinggi fungsinya.

2. Jenis-jenis Nilai
Beberapa macam nilai sebagai berikut.
a. Nilai yang berhubungan dengan kebendaan (bersifat ekonomi).
Nilai ini diukur dari kedayagunaan usaha manusia untuk
mencukupi kebutuhannya.
b. Nilai berhubungan dengan kesehatan. Nilai ini erat
hubungannya dengan dengan unsur biologis, manusia selalu
berusaha agar sehat jiwa raganya.
c. Nilai yang berhubungan dengan undang-undang atau peraturan
negara. Nilai ini merupakan pedoman bagi setiap warga negara
agar mengetahui hak dan kewajibannya.
d. Nilai yang berhubungan dengan pengetahuan. Nilai
pengetahuan mengutamakan dan mencari kebenaran sesuai
konsep keilmuannya.
e. Nilai yang berhubungan dengan agama atau kepercayaannya.
Nilai ini bersumber dari ajaran agama yang menjelaskan
tentang sikap, perilaku, perbuatan, dan larangan bagi manusia.
f. Nilai yang berhubungan dengan keindahan. Nilai keindahan
merupakan salah satu aspek kebudayaan, misalnya seni music,
seni tari, seni lukis, dan lain-lainnya.2
3. Macam-macam Nilai
a. Nilai Sosial
Yang pertama adalah nilai sosia. Nilai sosial merupakan
suatu hal yang telah melekat di diri masyarakat yang memiliki
hubungan dengan tindakan dan sikap manusia di dalam
lingkungannya. Arti tersebut sesuai dengan sifat manusia yang
2
Ibid, hlm. 154.
tidak mampu hidup mandiri, pasti butuh pertolongan dari orang
lain.
b. Nilai Kebenaran
Nilai kebenaran adalah sebuah nilai yang berasal dari unsur
akal manusia seperti rasio, cipta, dan budi. Nilai tersebut adalah
nilai yang sudah mutlak bawaan lahir, maka dari itu banyak
yang mengatakan bahwa nilai tersebut merupakan sebuah
pandangan yang kondrati, karena Tuhan memberikan nilai
kebenaran lewat akal pikiran manusia.
c. Nilai Keindahan
Nilai keindahan merupakan suatu nilai yang berasal dari
unsur rasa setiap orang, biasa disebut dengan “estetika”.
Keindahan memiliki sifat universal. Semua orang pasti
memerlukan keindahan. Tapi, tidak semua orang memilki
keindahan yang sama.3
d. Nilai Moral
Nilai moral merupakan suatu nilai yang berasal dari
kemauan atau kehendak kita, seperti karsan dan etik. Dengan
adanya moral, manusia bisa bergaul dan berhubungan dengan
baik antar sesama. Maka dari itu, nilai moral juga biasa disebut
dengan nilai kebaikan.
e. Nilai Agama
Nilai agama merupakan nilai ketuhanan yang paling tinggi
dan sudah mutlak. Nilai agama berasal dari hidayah Tuhan
yang Maha Esa. Lewat nilai agama yang biasa disebut dengan
nilai religius, orang-orang memperoleh petunjuk dari Tuhan
tentang bagaimana cara dalam menjalankan kehidupan.
4. Fungsi Nilai Bagi Kehidupan Warga Negara
Adapun fungsi nilai dalam kehidupan warga negara sebagai
berikut:

3
Ibid, hlm. 154.
a. Sebagai alat untukmenentukan harga atau kelas social seseorang
dalam struktur stratifikasi sosial. Misalnya kelompok ekonomi
kaya (upper class), kelompok ekonomi menengah (,middle class)
dan kelompok masyarakat kelas rendah (lower class).
b. Mengarahkan masyarakat untuk berfikir dan bertingka laku sesuai
dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat (berperilaku pantas).
c. Dapat memotivasi atau memberi semangat pada manusia untuk
mewujudkan sirinya dalam perilaku sesuai dengan yang
diharapkan oleh peran-perannya dalam mencapai tujuan.4
d. Sebagai alat solidaritas atau pendorong masyarakat untuk saling
berkerja sama untuk mencapai sesuatu yang tidak dapat dicapai
sendiri.
e. Pengawas, pembatas, pendorong dan penekan induvidu untuk
selalu berbuat baik.
5. Hakikat Pendidikan Nilai dan Sikap
Nilai adalah konsep yang berada dalam pikiran manusia yang
bersifat tersembunyi. Nilai pada dasarnya standar perilaku, ukuran
yang menentukan atau criteria seseorang tentang baik dan tidak baik,
indah dan tidak indah, dan sebagainya. Sehingga standar itu yang akan
mewarnaiperilaku seseorang.
Dengan demikian pendidikan nilai pada dasarnya proses
penanaman niali kepada peserta didik yang diharapkan oleh karenanya
siswa dapat berperilaku sesuai dengan pandangan yang dianggap baik
dan tidak bertentang dengan norma-norma yang berlaku.5
6. Pentingnya Pendidikan Nilai
Pendidikan nilai bukanm hanya masalah tahu tentang “apa yang
baik”. Orang mengira “mengetahui” seakan akan sama dengan “sudah
melakukan”. Padahal, masih ada jarak antara “tahu” dan “tindakan”.
Arah pendidikan nilai seharusnya fokus pada modalitas,, yaitu
4
Soekarno Sanjono, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo persada).
2012, hlm 150
5
Berry David, Pokok pokok pikiran Dalam Sosiologi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
bagaimana yang menjembatani agar nilai-nilai menjadi tindakan
nyata.
Nilai dianggap sesuatu yang berharga bagi suatu kelompok
masyarakat yang berupa standar perilaku atau dasar moral untuk
mengarahkan dan evaluasi tindakan. Nilai-nilai yang membentuk
orang berkarakter: komitmen, jujur, kompeten, terbuka, jiwa
pelayanan, beralasan, dan pengorbanan. Pendidikan nilai tidak lepas
dari pembentukan habitus, yaitu melalui pelatihan, pembiasaan,
pengalaman, dan perjumpaan.
Perubahan habitus didukung fasilitas, contoh supaya orang mau
antri, saat girilan tiba wajib menumjukkan nomor urut; supaya orang
tumbuh rasa memiliki, sistem kepemilikan diubah. Jadi, perubahan
sikap/perilaku sulit terjadi kalau hanya mengandalkan nasehat,
khotbah, atau ajaran. Perhatian utama pendidikan nilai fokus pada
menyediakan modalitas yang menjembatani norma moral dan tindakan
faktual.
B. Pengertian Norma
Pengertian normadalah tolak ukur/alat untuk mengukur benar
salahnya suatu sikap dan tindakanmanusia. Norma juga bisa diartikan
sebagai aturan yang berisi rambu-rambu yang menggambarkan ukuran
tertentu, yang di dalamnya tergantung nilai benar/salah. Norma yang
berlaku dimasyarakat Indonesia ada lima yaitu, (1) norma agama, (2)
norma susila, (3) norma kesopanan, (4) norma kebiasaan, dan (5) norma
hukum, disamping adanya norma-norma lainnya. Pelangaran norma
biasanya mendapatkan sanksi, tetapi bukan berupa hukuman di
pengadilan. Menurut anda apa sanksi dari pelanggaran norma agama?
Sanksi dari agama ditentukan oleh Tuhan. Oleh karena itu, hukumannya
berupa siksaan dari akhirat, atau di dunia atas kehendak Tuhan. Sanksi
pelanggaran/ penyimpangan norma kesusilaan adalah moral yang biasanya
berupa gunjingan dari lingkungannya. Penyimpangan norma kesopanan
dan norma kebiasaan, seperti sopan santun dan etika yang berlaku di
lingkungannya, juga mendapat sanksi moral dari masyarakat, misalnya
berupa gunjingan atau cemooh. Begitu pula norma hukum, biasanya
berupa aturan-aturan atau undangan-undangan yang berlaku dimasyarakat
dan disepakati bersama. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan
bahwa norma adalah petunjuk hidup bagi warga yang ada dalam
masyarakat, karena norma tersebut mengandung sanksi. Siapa saja, baik
individu maupun kelompok, yang melanggar norma dalam hukuman yang
berwujud sanksi, seperti sanksi agama dari Tuhan dan depertemen agama,
sanksi akibat pelanggaran susila, kesopanan, hukum, maupun kebiasaan
yang berupa sanksi moral dari masyarakat.
Pengertian norma menurut Para ahli dan secara umum adalah
kaidah, ketentuan, aturan, kriteria, atau syarat yang mengandung niali
tertentu yang harus dipatuhi masyarakat dalam berbuat, bertingka laku dan
berinteraksi antara manusia sehingga terbentuk masyarakat yang tertib,
teratur dan aman.
Pengertian norma lainnya adalah tatanan dan pedoman perilaku
yang diciptakan manusia sebagai masyarakat sosial untuk melangsungkan
kehidupan bersama-sama dalam suatu kelompok masyarakat. Norma
merupakan suatu petunjuk atau juga patokan perilaku yang benar dan
pantas dilakukan saat berinteraksi sosial dalam suatu masyarakat.
Mudahnya, norma adalah sekumpulan aturan informal yang mengatur
interaksi manusia.
Bisa juga diartikan sebagai pedoman, ketentuan dan acuan yang
menjadi keharusan bagi para anggota masyarakat dan segala objek yang
menjadi milik masyarakat tersebut untuk mengikuti dan mematuhi dan
mengakui pedoman tersebut.
Norma merupakan aturan berperilakudalam kehidupan
bermasyrakat sehingga berisi perintah atau larangan. Aturan ini bertujuan
untuk mencapai kehidupan masyarakat yang aman, tertib dan damai. Bagi
individu atau kelompok masyarakat yang melanggar norma-norma yang
berlaku dimasyarakat tersebu, maka akan dikenakan sanksi yang berlaku
baik hukum maupun sosial.
Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa norma memiliki kekuatan
dan sifatnya memaksa sehingga manusia wajib tunduk pada peraturan
tersebut.
C. Pengertian Moral
Kata moral berasal dari kata latin “mos” yang berarti kebiasaan.
Moral berasal dari bahasa latin yaitu moralitas adalah istilah manusia
menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakkan yang
mempunyai nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut
amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif dimata
manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal yang mutlak yang harus di
miliki manusia. Moral secara umum adalah hal-hal yang berhubungan
dengan proses sosialisasi individu tampa moral manusia tidak bisa
melakukan proses sosialisasi.
Pengertian moral menurut para ahli agar lebih memahami apa itu
moral, maka kita dapat merujuk pada pendapat beberapa ahli berikiut ini:
1. Maria Assumpta
Menurut Maria Assumpta, pengertian moral adalah aturan-
aturan (rule) mengenai sikap (attitude) dan perilaku manusia
(human behavior) sebagai manusia.
2. Russel Swaburg
Menurut Russel Swabung, arti motral adalah suatu
pernyataan dari pemikiran yang berhubungan dengan
keantusiasan seseorang dalam berkerja dimana hal itu dapat
merangsang perilaku seseorang tersebut.
3. Elizabeth B. Hurlock
Menurut Elizabeth B. Hurlock, pengertian moral adalah
suatu kebiasaan, tata cara, dan adat dari suatu peraturan
perilaku yang telah menjadi kebiasaan bagi anggota suatu
budaya dalam masyarakat.
4. Maria J. Wantah
Menurut Maria J. Wantah, pengertian moral adalah sesuatu
yang berhubungan dengan kemampuan dalam menentukan
benar atau salah sefrta baik atau buruknya suatu perilaku pada
diri seseorang.
5. Imam Sukardi
Menurut Imam Sukardi, pengertian moral adalah karakter
yang dicirikan sebagai sesuatu yang baik dalam masyarakat
melalui nilai-nilai yang diterapkan bersama.
D. Hubungan antara Nilai, Moral, dan Norma
Nilai mengandung harapan atau sesuatu yang diingginkan oleh
manusia. Oleh karena itu nilai bersifat normatif yang merupakan
keharusan untuk mengwujudkan dalam tingkah laku kehidupan manusia.
Moral itu sendiri berarti kelakuan atau tingkah laku. Setiap manusia dalam
tindakan dan tingkah laku perbuatan digerakkan oleh niali-nilai.
Semua tingkah laku perbuatan manusia harus berpedoman pada
norma-norma kehidupan, seperti norma hukum, norma kesopanan, norma
kesusilaan, norma kejujuran, dan lain sebagainya. Dengan demikian,
hubungan nilai, moral, dan norma adalah nilai merupakan suatu
keharusan, berupa ide dan ide ini memberi pedoman, ukuran bagi manusia,
pedoman/ ukuran ini berupa norma, baik dalam hubungannya dengan
manusia lain, alam dan dengan Tuhan yang Maha Esa.
E. Perbedaan Kepribadian dan Karakter
Kepribadian itu jenis-jenis sifat yang muncul dalam perilaku
ketika seseorang melakukan sesuatu. Contoh penyabar, pemarah, penakut,
mudah tersinggung. Misalnya seperti ini, “si fulan itu gimana sih
orangnya?. Lalu, satunya lagi menjawab” si fulan itu orangnya sabar,
teliti, pekerja keras, dermawan dan bertanggung jawab” Sedankan
karakter itu perilaku yang sudah ada pada diri manusia, yang mana
karakter itu bersifat parmanen ketika seseorang itu berinteraksi dengan
lingkungan yang ada di sekitarnya sesuai dengan ajaran yang diberikan
olehnya. Misalnya seperti ini “kepribadian orang itu buruk, jangan
berhubungan dengan orang itu, karena orangnya tidak baik” maksudnya
orang tersebut mengungkapkan sebuah karakter, yang mana ketika
kepribadian seseorang itu dilekatkan dengan nilai-nilai moral pada
penilaian baik atau buruk seseorang itu pasti sedang membahas sebuah
karakter.6

6
Ng philipus, Nurul aini, Sosiologi Dalam suatu politik, (Jakarta:Pt. Raja grafindo), 2004,
hlm, 200.
BAB III
PENUTUPAN
A. Simpulan
Nilai adalah suatu ukuran terhadapa suatu objek tertentu. Moral
adalah nilai-nilai dan norma-norma menjadi pegangan bagi seseorang
atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Seseorang yang
bersikap sesuai dengan nilai-, akhlak, norma dan moral yang
diyakininya dan diaplikasikan dalam kehidupan akan memperoleh
kehidupan yang lebih baik. Jadi, moral, akhlak, nilai dan norma
merupakan hal yang paling penting dalam pembentukan akhlakul
karimah seorang manusia
B. Saran
Demikian makalah yang kami buat, namun kami sadar sebagai
manusia biasa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat
kesalahan. Untuk itu kritik dan saran yang konstruktif sangan kami
harapkan demi perbaikan makalah kami selanjutnya agar lebih baik.
Semoga maklalah ini me,mberikan manfaat bagi kita, Amin.
DAFTAR PUSTAKA

David Berry, Pokok pokok Pikiran Sosiologi, Jakarta: Pt. Raja Grafindo
Persada, 1995.

Nasution Toni dan Lubis Maulana Arafat, Konsep Dasar IPS, Yogyakarta,
Samudra Biru, 2018

Philipus, Nurul Aini, Sosialogi Dalam Suatu Politik, Jakarta: Pt. Raja
Grafindo, 2004.

Sanjono Seokanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT. Raja Grafindo


Persada, 2012.

Anda mungkin juga menyukai